Chapter 09 - Kau Kah Gadis itu?

"Maaf, Om terpaksa bicara seperti itu agar temanmu tidak merendahkan orang seenaknya," ucap Baskara ketika mereka dalam perjalanan menuju kantor polisi. "Sudahlah kau tidak perlu sedih dengan kejadian tadi, lagipula dia sudah tidak menganggapmu teman. Kembali lah ke Bandung, belajar seperti biasa dan bermainlah bersama orang-orang yang benar-benar menganggapmu teman." Ia meminta Gita untuk melupakan Jiva dan fokus pada hal-hal yang kebih penting sebab perjalanan hidup Gita masih sangat panjang.

Gita hanya terdiam mendengar semua nasehat Baskara, meski ia masih merasakan kesedihan atas apa yang terjadi, namun apa yang di katakan pria dewasa yang baru saja ia kenal ini ada benarnya.

"Om mengerti perasaanmu, karena Om juga baru saja kehilangan orang yang Om sayangi. Istri dan anak laki-laki, Om."

Gita langsung terkejut, ia tak menyangka jika Baskara juga baru saja mengalami hal yang ia alami. "Benarkah? Kemana mereka? Dan kenapa mereka meninggalkan Om?"

Baskara tertawa mendengar rentetan pertanyaan yang di ajukan Gita. "Kau ini seperti wartawan gosip saja," ucapnya. "Ini masalah orang dewasa kau belum cukup umur untuk bisa mendengarnya. Tapi apa pun itu jangan sampai kita kehilangan diri sendiri."

Di tengah obrolan hangatnya bersama Gita, tiba-tiba saja handphone Baskara berdering. Dari dering yang berbeda dengan kontak lainnya, Baskara bisa langsung tahu jika itu ibunya yang meneleponnya.

Dari dulu Baskara sudah memiliki kebiasaan untuk membedakan suara dering nomor ibunya, ia ingin selalu mendahulukan ibunya di atas kepentingan apapun. Baskara menepikan kendaraanya di pinggir jalan dan menjawab panggilan ibunya. "Ya, Bu."

"Kau dimana? Kenapa sudah lebih dari satu jam belum juga sampai, nanti makanan yang Ibu keburu dingin. Kalian tidak sedang makan di luar kan??" tanya Cempaka curiga.

Baskara langsung teringat jika ibunya masak banyak, ia menoleh ke arah Gita. Baskara yakin jika gadis itu pasti belum makan. "Ya, Bu sebentar lagi aku sampai."

Setelah mematikan sabungan teleponnya, ia mengajak Gita untuk makan bersamanya di kediamannya. Awalnya Gita sempat menolak sebab ia tak ingin merepotkan Baskara, tapi Baskara terus memaksanya. "Tidak mudah bagi wanita setuanya memasak sebanyak itu, jadi bantu Om menghabiskan masakannya agar beliau senang," pinta Baskara.

Gita pun mengangguk.

Baskara tersenyum melihat anggukan Gita dari kaca spion. "Nanti kau panggil saja Nenek, anak Om juga usianya tak begitu jauh denganmu."

***

Setibanya di rumah, Cempaka terkejut melihat putra semata wayangnya membawa gadis berusia dua belas tahun. Ia langsung menarik Baskara masuk ke ruangan lain. "Baskara mana Rudi? Kenapa kau membawa anak perempuan? Siapa dia? Kau memacari anak di bawah umur karena kecewa dengan Mutiara?" Ia memegang keningnya, seketika kepalanya terasa berat membayangkan putranya mengencani anak di bawah umur.

"Tenang, Bu! Tenang!" Baskara membimbing Cempaka duduk di kursi kayu di depan televisi. "Dia sama sekali bukan teman kencanku, anakmu ini masih sangat waras."

"Lalu apa kau menculiknya?"

Baskara tertawa mendengar tuduhan Cempaka, ia kemudian menjelaskan jika Rudi tidak jadi datang ke Jakarta, dan pertemuan tidak sengajanya dengan Gita. "Setelah makan malam, aku akan mengantarnya ke kantor polisi. Mubazir kan kalo makanan Ibu tidak ada yang makan, makanya aku bawa dia kemari."

Cempaka berpikir sejenak, benar juga apa yang di katakan Baskara, lagi pula ia pun merasa iba mendengar cerita tentang Gita, anak yatim piatu yang di usir oleh temannya yang sudah di adopsi oleh orang kaya. "Ya sudah, kau ajak dia ke ruang makan." Ia beranjak dari tempat duduknya menuju ruang makan, sementara Baskara menyusul Gita di ruang tamu.

"Gita, ayo masuk!" ajak Baskara.

Gadis itu terdiam memandangi foto keluarga yang tergantung di dinding ruang tamu.

"Gita..." panggil Baskara sekali lagi.

"Eh iya, Om." Gita baru tersadar dan menoleh ke arah Baskara.

"Apa ada masalah?" Baskara melirik ke arah foto yang membuat Gita tak menyahut panggilannya.

Gita menggeleng. "Tidak ada. Aku hanya... Seperti pernah melihat anak laki-laki itu," ucapnya sembari menujuk ke arah bingkai foto.

"Itu anak laki-laki Om, namanya Kai."

"KAI???" Gita langsung teringat pada pelajar SMA yang memberinya ice cream di jalan besar di dekat panti asuhannya. "Jadi Om adalah Ayahnya Kai?"

Baskara mengangguk bingung. "Kau mengenalnya?"

"Dulu Kai pernah memberiku ice cream."

"Memberimu ice cream? Dimana?" Samar-samar, Baskara teringat pada cerita putranya tentang gadis yang ditemuinya di Bandung yang membuat Kai langsung jatuh hati.

Dengan malu-malu Gita menceritakan jika sebenarnya ia menangis bukan lantaran kehabisan ice cream, tapi karena ia merindukan Jiva. "Aku sungguh sangat berterima kasih padanya, ice cream itu membuat hatiku lebih tenang."

"Ice creamnya apa orang yang memberinya?" ledek Baskara.

Seketika wajah Gita bersemu memerah, hingga membuat Baskara tertawa. "Sayangnya Kai sekarang tinggal di New York bersama Ibunya, jika ada kesempatan berkomunikasi atau bertemu dengannya akan Om sampaikan padanya. Sekarang, mari kita makan dulu. Nenek sudah menunggu di ruang makan."

Suasan hangat menyelimuti makan malam mereka, Gita langsung bisa akrab dengan Cempaka. Beberapa kali Baskara nampak memperhatikan Gita, Kai sangat tepat menyukai gadis selembut dan sebaik Gita, ia membayangkan bagaimana bahagianya Kai jika tahu gadis yang ingin di carinya ternyata ada di sini. 'Jadi, kau kah gadis itu?' batin Baskara.

Hadiah yang semula ingin ia berikan pada Jiva, akhirnya ia berikan pada Cempaka sebagai rasa terima kasihnya atas kehangatan makan malam yang belum pernah ia rasakan, ia seperti merasa memiliki keluarga sungguhan.

"Wow, cantik sekali syalnya. Kau membuatnya sendiri?" Cempaka langsung mengenakannya di lehernya.

Gita mengangguk. "Sebenarnya itu warna kesukaan Jiva. Warna kesukaan Nenek apa? nanti aku buatkan yang lebih cantik dari itu."

"Ini juga warna kesukaan Nenek." Cempaka mengelus lembut syal barunya, ia nampak gembira mengenakannya.

Selagi Cempaka sibuk dengan syal barunya, Gita merapihkan piring kotor di atas meja makan. "Biar nanti Nenek saja yang membereskan, kau lebih baik menunggu Om Baskara di depan, agar jika motornya siap kalian bisa langsung pergi."

"Tidak apa-apa Nek, aku sudah biasa membereskan ini di panti." Gita berkeras membereskan meja makan dan mencuci seluruh piring dan perkakas dapur yang kotor, ia juga merapihkan dapur Cempaka sehingga menjadi rapih dan bersih.

Cempaka begitu memuji kecekatan Gita, tak hentinya ia berterima kasih pada gadis cantik itu. "Nenek tidak perlu berterima kasih, harusnya aku yang berterima kasih pada Nenek karena masakan Nenek enak sekali."

"Motornya masih belum selesai," Baskara masuk ke rumah dengan tangannya yang kotor. "Maklum lah motor tua, kalau di pakai jalan agak jauh suka ngambek."

"Ibu bilang juga apa lebih baik di jual saja."

"Sayang, Bu. Masih bisa di perbaiki, besok juga pasti sembuh ngambeknya, dia hanya butuh istirahat sebentar." Baskara beralih ke Gita. "Om antar naik taxi online saja ya."

"Bagaimana kalau menginap saja di sini? Kau bisa pakai kamar y" usul Cempaka. "Besok pagi, kau langsung antar Gita ke Bandung," ucapnya pada Baskara.

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

gak di sangka tenyata malah Baskara yang ketemu gadis yang di ceritakan Kai.tapi sayangmya Kai sudah tidak bersama Baskara lagi. mungkin suatu saat nanti akan bertemu dengan keadaan yang berbeda yang jauh lebih baik

2024-11-06

4

☘️ gιмϐυℓ ☘️

☘️ gιмϐυℓ ☘️

Pertemuan yg tidak disangka2 ya. Kai yg mencari2 justru bapaknya yg ketemu sama Gita 😅😅😅

2024-11-06

5

☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

nanti makanan yang ibu keburu dingin --> maksudnya makanan apaan neh Kak Irma ?

2024-11-06

4

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Adopsi
2 Chapter 02 - Perjanjian yang Kedua
3 Chapter 03 - Pertengkaran Hebat
4 Chapter 04 - Perpisahan
5 Cahpter 05 - Lose
6 Chapter 06 - Berdamai dengan Keadaan
7 Chapter 07 - Pertemuan Tidak Sengaja.
8 Chapter 08 - Tamu yang Tak di Harapkan
9 Chapter 09 - Kau Kah Gadis itu?
10 Chapter 10 - Adopsi Part 2
11 Chapter 11 - Mengubah Nama
12 Chapter 12 - Apa Itu Guardian AI?
13 Chapter 13 - Berita Tidak Terduga
14 Chapter 14 - Kehilangan
15 Chapter 15 - Kehidupan yang Berbeda
16 Chapter 16 - Sang Pendongeng Menyelamatkanku
17 Chapter 17 - Pembaca Dongeng
18 Chapter 18 - Pesta Relasi.
19 Chapter 19 - Bertemu Kembali
20 Chapter 20 - Dimana Nenek Cempaka.
21 Chapter 21 - Tidak Fokus
22 Chapter 22 - Sebuah Permintaan
23 Chapter 23 - Melamarmu
24 Chapter 24 - Apakah Dia Orangnya?
25 Chapter 25 - Peran Pengganti
26 Chapter 26 - Salah Sangka
27 Chapter 27 - Rencana Pertunangan
28 Chapter 28 - Pertemuan Tak Sengaja
29 Chapter 29 - Persaingan Sengit
30 Chapter 30 - Bimbang
31 Chapter 31 - Unjuk Rasa
32 Chapter 32 - Ternyata Dia...?
33 Chapter 33 - Kunjungan Cempaka
34 Chapter 34 - Kecewa
35 Chapter 35 - Tak Ada Tujuan
36 Chapter 36 - Mencari Pekerjaan
37 Chapter 37 - Pekerjaan Baru
38 Chapter 38 -Pertunangan Spektakuler
39 Chapter 39 - Mencoba Mengikhlaskan
40 Chapter 40 - Menerima Lamaran Gala
41 Chapter 41 - Kejutan Kecil
42 Chapter 42 - Penyelidikan Sia-Sia
43 Chapter 43 - Menyelinap
44 Chapter 44 - Rahasia Ruang Bawah Tanah
45 Chapter 45 - Akan Aku Coba
46 Chapter 46 - Aku Masih Mencintaimu
47 Chapter 47 - Terkuaknya Sebuah Rahasia
48 Chapter 48 -Akulah Sang Pendongeng
49 Chapter 49 - Menepi
50 Chapter 50 - BASKARA IS BACK!!
51 Chapter 51 - Menyusun Rencana
52 Chapter 52 - Misi Penculikan
53 Chapter 53 - Kesepakatan
54 Chapter 54 - Berita Menghebohkan
55 Chapter 55 - Kilas balik (Part 1)
56 Chapter 56 - Kilas Balik (Part 2)
57 Chapter 57 - Kilas Balik (Part 3)
58 Chapter 58 - Kilas Balik (end)
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61 - Awan Mendung di Hidup Jiva
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Chapter 1 - Adopsi
2
Chapter 02 - Perjanjian yang Kedua
3
Chapter 03 - Pertengkaran Hebat
4
Chapter 04 - Perpisahan
5
Cahpter 05 - Lose
6
Chapter 06 - Berdamai dengan Keadaan
7
Chapter 07 - Pertemuan Tidak Sengaja.
8
Chapter 08 - Tamu yang Tak di Harapkan
9
Chapter 09 - Kau Kah Gadis itu?
10
Chapter 10 - Adopsi Part 2
11
Chapter 11 - Mengubah Nama
12
Chapter 12 - Apa Itu Guardian AI?
13
Chapter 13 - Berita Tidak Terduga
14
Chapter 14 - Kehilangan
15
Chapter 15 - Kehidupan yang Berbeda
16
Chapter 16 - Sang Pendongeng Menyelamatkanku
17
Chapter 17 - Pembaca Dongeng
18
Chapter 18 - Pesta Relasi.
19
Chapter 19 - Bertemu Kembali
20
Chapter 20 - Dimana Nenek Cempaka.
21
Chapter 21 - Tidak Fokus
22
Chapter 22 - Sebuah Permintaan
23
Chapter 23 - Melamarmu
24
Chapter 24 - Apakah Dia Orangnya?
25
Chapter 25 - Peran Pengganti
26
Chapter 26 - Salah Sangka
27
Chapter 27 - Rencana Pertunangan
28
Chapter 28 - Pertemuan Tak Sengaja
29
Chapter 29 - Persaingan Sengit
30
Chapter 30 - Bimbang
31
Chapter 31 - Unjuk Rasa
32
Chapter 32 - Ternyata Dia...?
33
Chapter 33 - Kunjungan Cempaka
34
Chapter 34 - Kecewa
35
Chapter 35 - Tak Ada Tujuan
36
Chapter 36 - Mencari Pekerjaan
37
Chapter 37 - Pekerjaan Baru
38
Chapter 38 -Pertunangan Spektakuler
39
Chapter 39 - Mencoba Mengikhlaskan
40
Chapter 40 - Menerima Lamaran Gala
41
Chapter 41 - Kejutan Kecil
42
Chapter 42 - Penyelidikan Sia-Sia
43
Chapter 43 - Menyelinap
44
Chapter 44 - Rahasia Ruang Bawah Tanah
45
Chapter 45 - Akan Aku Coba
46
Chapter 46 - Aku Masih Mencintaimu
47
Chapter 47 - Terkuaknya Sebuah Rahasia
48
Chapter 48 -Akulah Sang Pendongeng
49
Chapter 49 - Menepi
50
Chapter 50 - BASKARA IS BACK!!
51
Chapter 51 - Menyusun Rencana
52
Chapter 52 - Misi Penculikan
53
Chapter 53 - Kesepakatan
54
Chapter 54 - Berita Menghebohkan
55
Chapter 55 - Kilas balik (Part 1)
56
Chapter 56 - Kilas Balik (Part 2)
57
Chapter 57 - Kilas Balik (Part 3)
58
Chapter 58 - Kilas Balik (end)
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61 - Awan Mendung di Hidup Jiva
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!