Chapter 17 - Pembaca Dongeng

Hai...

Perkenalkan, namaku Kai. Aku menyukai semua tulisanmu yang kamu tulis di blog, tulisan-tulisan itu sungguh membuat aku bersemangat. Terima kasih ya sudah membuat dongeng sebagus itu, aku langsung menjadi pengikutmu di blog agar kalau kau posting cerita terbaru, aku bisa langsung mendapatkan notifikasinya.

Semangat menulis ya, aku tunggu dongeng selanjutnya.😊

Jiva teriak kegirangan begitu mengetahui ada seseorang yang menjadi pengikut blognya. Sudah berbulan-bulan sejak pertama ia menulis dongengnya di blog, ia belum juga mendapatkan pembaca, Jiva nyaris tidak percaya diri akan tulisannya, dan hampir memutuskan untuk tidak lagi menulis.

Namun pesan dari Kai membuat semangat menulisnya berkobar lagi, ide-ide kreatif yang sempat ia kubur kembali mencuat di kepalanya. Dengan girangnya Jiva membawa laptopnya ke kamar kakaknya. "Kak.. Kak... Lihat deh, dongengku yang di blog ada yang baca. Dia juga mengirimiku email." ia menunjukannya ke kakaknya.

Nada membaca email yang di kirimkan penggemar adiknya dengan seksama. "Wahh... Selamat ya, Dek," ucapnya tulus, ia turut gembira karena akhirnya adiknya memiliki penggemar. "Tapi kayanya dia kirim email lagi tuh."

Saking girangnya Jiva, sampai-sampai tidak menyadari jika Kai mengirimkan dua email untuknya. ia pun langsung membukanya dan membacanya bersama kakaknya.

Oh iya, kalau kau tidak keberatan. Mau kah kau jadi temanku? Aku bisa membuatkan animasi agar blogmu lebih menarik. - Kai.

Jiva semakin girang dengan tawaran yang ditawarkan Kai kepadanya. "Lihat Kak, dia mau jadi animatorku."

"Jangan girang dulu, Dek. Bisa jadi dia seorang penipu atau orang jahat yang mau memanfaatkanmu," ucap Nada. Ia mengingatkan kepada adiknya untuk tidak gampang percaya pada orang yang belum ia kenal karena maraknya kejahatan online yang terjadi. "Pokoknya jangan sekali-kali kamu ungkapkan identitasmu!"

"Termasuk nama?" tanya Jiva.

Nada menganguk. "Ya. Nama, nomor telepon, alamat, pokoknya semuanya!!! Biarkan dia mengenalmu hanya sebatas Sang Pendongeng, dia tidak perlu tahu siapa kamu sebenarnya. Kalau perlu kau buat akun sosial media khusus Sang Pendongeng, akun itu hanya menampilkan cerita-ceritamu, sama sekali tidak terhubung dengan siapa dirimu yang asli."

"Baik, Kak!" Jiva mengerti dan akan terus mengingat pesan yang di sampaikan kakaknya. "Tapi ini aku bales 'Iya' boleh kan?"

Nada kembali mengangguk. "Kalau hanya berteman dan sekedar membuatkan animasi sih enggak apa-apa, asalkan kamu paham batasan yang tadi kakak sampaikan."

"Siap bosss!" Jiva memberikan gerakan hormat kepada kakaknya.

Di tengah obrolan serunya bersama kakaknya, Kirana datang dengan membawakan kue dan susu hangat di nampan. "Lagi pada ngobrolin apa sih ini? Kok seru banget!" Ia menaruh nampan di meja samping tempat tidur, kemudian memberikan masing-masing putrinya segelas susu hangat buatannya.

"Ini loh, Mom. Jiva baru punya fans..." ledek Nada.

"Pembaca, Mom," Jiva langsung meralatnya.

"Fans..." ulang Nada.

"Pembaca..."

"Sudah-sudah..." Kirana mencoba menengahi perdebatan kedua putrinya. "Jadi yang bener apa ini?"

"Fans... Orang dia kirimin email dan minta temenan gitu."

Akhirnya Jiva diam tidak berkutik, wajahnya bersemu memerah. "Bolehkan Mom?" tanya malu-malu.

Kirana mengangguk. "Tapi jangan lupa tetap belajar ya, kamu tahu kan kalau Daddy tidak suka jika nilaimu turun?"

Jiva mengangguk mengerti, Ayahnya memang menargetkan nilai tinggi kepadanya, sebab Aksara sudah mulai mempersiapkan Jiva untuk menjadi penerus di perusahaannya. Aksara tidak bisa lagi mengharapkanan Nada yang sudah di vonis oleh dokter, tidak akan bertahan lebih dari tiga bulan.

"Iya, Mom. Aku mengerti."

"Ya sudah kalau begitu. Ini di makan kuenya, tadi Mommy beli sebelum jemput kamu les." Ia menyodorkan piring berisi aneka kue basah tradisional kepada kedua putrinya.

Yang tanpa Jiva ketahui kue itu adalah buatan Gita, sahabatnya sendiri. Namun sayangnya ketika Kirana ke toko, Gita sedang berkeliling mengantarkan kue, sehingga ia hanya bertemu dengan Cempaka.

"Enak sekali kuenya, Mom." Jiva menghabiskan dua buah onde-onde sekaligus.

"Iya enak," sahut Nada, ia pun tak kalah lahapnya menyantap kue lumpur. "Nanti beli lagi ya Mom."

"Iya nanti Mommy belikan lagi kalau lewat situ."

"Yah... bakalan lama dong. Kan mulai minggu depan Adek sudah pindah tempat lesnya," protes Nada.

"Ya, nanti kita bisa pesan pake ojeg online."Kirana mencoba memberikan alternatif lainnya agar kedua putrinya tidak kecewa, tapi yang pasti sepertinya ia akan jarang sekali lewat dari kawasan itu sebab daerah itu sangat macet, itulah salah satu alasan ia memindahkan Jiva ke tempat les yang lebih dekat dan lebih bagus tentunya.

***

Hari demi hari berlalu, hubungan Kai dengan Sang Pendongeng (Jiva) semakin dekat. Jiva menyukai animasi yang di buat oleh Kai sehingga blog miliknya terlihat lebih menarik dan mulai banyak di kunjungi orang.

Selain itu secara personal mereka memiliki kesamaan, yaitu sama-sama berada di bawah tekanan orang tua yang memaksa mereka belajar. Meski Jiva tak menceritakan secara gamblang kepada Kai, namun beberapa kali ketika mereka tengah chating, Jiva sering tiba-tiba mengakhirinya dengan alasan tugas yang menumpuk atau harus mengikuti les.

Begitu pula dengan Kai, ia pun tidak bisa selalu membalas pesan dari Jiva. Namun sebisa mungkin menyempatkan diri membuatkan animasi terbaik untuk cerita Jiva, dan membaca tulisannya.

Dongeng yang Jiva baginya adalah healing sekaligus penyemangatnya, tak bisa ia pungkiri ia bahagia dengan kehadiran Jiva alias Sang Pendongeng.

.

.

.

.

Sementara itu di tempat berbeda, Gita yang tengah membungkus bika ambon sembari menonton berita di televisi di kejutkan dengan berita mengenai perusahaan besar yang tengah mengembangkan program AI.

"Kami tengah menggodog program ini agar bisa juga di manfaatkan oleh pemerintah, kami ingin berkontribusi terhadap pembanguan negara meski saat ini kami tinggal di Amerika," ucap seorang pria yang namanya tertera di layar. 'Rendi Maharaja.'

"Nenek... Nenek..." Gita langsung memanggil Cempaka ketika Rendi menjelaskan mengenai program 'Pengamanan' yang di claim miliknya.

"Nek, Nenek masih ingatkan dengan program AI milik Ayah? Program, itu sama persis, apa jangan-jangan? Dia membunuh Ayah dan mencurinya?" Gita masih penasaran mengapa laptop bisa hilang saat ayahnya kecelakaan.

"Huust... Apa kamu punya buktinya?" Cempaka menatap Gita dengan serius. "Gita, kita ini orang kecil. Jadi, jaga bicaramu kalau kau masih mau hidupmu baik-baik saja. Lebih baik kau fokus belajar agar memiliki hidup yang lebih baik."

Jauh di lubuk hati Cempaka, ia pun menyadari bahwa apa yang di lihatnya di televisi sama persis dengan apa yang pernah Baskara tunjukan pada malam itu, namun ia tidak punya pilihan selain menyimpannya sendiri didalam hati, sembari bedoa semoga ada keajaiban yang dapat membuka misteri ini.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

ooooh ini tooh alasannya Aksara dan Kirana mengambil anak angkat dari panti untuk mencari penerus perusahaan yang Aksara miliki saat ini karena anak kandungnya (=Nada) telah di vonis dokter tak memiliki usia lama
betewe....usia kan kita gak tahu yaak, sebaiknya jangan terlalu percaya pada vonis dokter gitu aja mending berusaha dan berdoa pada Allah Tuhan YME
panjang pendeknya usia kita itu rahasia-NYA

2024-11-21

3

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

kapan kejahatan Rendi terungkap? Gita tetap semangat yaa... 🥺🥺🥺🥺

2024-11-21

2

☘️ gιмϐυℓ ☘️

☘️ gιмϐυℓ ☘️

Jangan2 apa yg dikatakan Gita benar ttg program milik Baskara itu. Seseorang menghabisi Baskara demi bisa memiliki program itu

2024-11-21

5

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Adopsi
2 Chapter 02 - Perjanjian yang Kedua
3 Chapter 03 - Pertengkaran Hebat
4 Chapter 04 - Perpisahan
5 Cahpter 05 - Lose
6 Chapter 06 - Berdamai dengan Keadaan
7 Chapter 07 - Pertemuan Tidak Sengaja.
8 Chapter 08 - Tamu yang Tak di Harapkan
9 Chapter 09 - Kau Kah Gadis itu?
10 Chapter 10 - Adopsi Part 2
11 Chapter 11 - Mengubah Nama
12 Chapter 12 - Apa Itu Guardian AI?
13 Chapter 13 - Berita Tidak Terduga
14 Chapter 14 - Kehilangan
15 Chapter 15 - Kehidupan yang Berbeda
16 Chapter 16 - Sang Pendongeng Menyelamatkanku
17 Chapter 17 - Pembaca Dongeng
18 Chapter 18 - Pesta Relasi.
19 Chapter 19 - Bertemu Kembali
20 Chapter 20 - Dimana Nenek Cempaka.
21 Chapter 21 - Tidak Fokus
22 Chapter 22 - Sebuah Permintaan
23 Chapter 23 - Melamarmu
24 Chapter 24 - Apakah Dia Orangnya?
25 Chapter 25 - Peran Pengganti
26 Chapter 26 - Salah Sangka
27 Chapter 27 - Rencana Pertunangan
28 Chapter 28 - Pertemuan Tak Sengaja
29 Chapter 29 - Persaingan Sengit
30 Chapter 30 - Bimbang
31 Chapter 31 - Unjuk Rasa
32 Chapter 32 - Ternyata Dia...?
33 Chapter 33 - Kunjungan Cempaka
34 Chapter 34 - Kecewa
35 Chapter 35 - Tak Ada Tujuan
36 Chapter 36 - Mencari Pekerjaan
37 Chapter 37 - Pekerjaan Baru
38 Chapter 38 -Pertunangan Spektakuler
39 Chapter 39 - Mencoba Mengikhlaskan
40 Chapter 40 - Menerima Lamaran Gala
41 Chapter 41 - Kejutan Kecil
42 Chapter 42 - Penyelidikan Sia-Sia
43 Chapter 43 - Menyelinap
44 Chapter 44 - Rahasia Ruang Bawah Tanah
45 Chapter 45 - Akan Aku Coba
46 Chapter 46 - Aku Masih Mencintaimu
47 Chapter 47 - Terkuaknya Sebuah Rahasia
48 Chapter 48 -Akulah Sang Pendongeng
49 Chapter 49 - Menepi
50 Chapter 50 - BASKARA IS BACK!!
51 Chapter 51 - Menyusun Rencana
52 Chapter 52 - Misi Penculikan
53 Chapter 53 - Kesepakatan
54 Chapter 54 - Berita Menghebohkan
55 Chapter 55 - Kilas balik (Part 1)
56 Chapter 56 - Kilas Balik (Part 2)
57 Chapter 57 - Kilas Balik (Part 3)
58 Chapter 58 - Kilas Balik (end)
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61 - Awan Mendung di Hidup Jiva
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Chapter 1 - Adopsi
2
Chapter 02 - Perjanjian yang Kedua
3
Chapter 03 - Pertengkaran Hebat
4
Chapter 04 - Perpisahan
5
Cahpter 05 - Lose
6
Chapter 06 - Berdamai dengan Keadaan
7
Chapter 07 - Pertemuan Tidak Sengaja.
8
Chapter 08 - Tamu yang Tak di Harapkan
9
Chapter 09 - Kau Kah Gadis itu?
10
Chapter 10 - Adopsi Part 2
11
Chapter 11 - Mengubah Nama
12
Chapter 12 - Apa Itu Guardian AI?
13
Chapter 13 - Berita Tidak Terduga
14
Chapter 14 - Kehilangan
15
Chapter 15 - Kehidupan yang Berbeda
16
Chapter 16 - Sang Pendongeng Menyelamatkanku
17
Chapter 17 - Pembaca Dongeng
18
Chapter 18 - Pesta Relasi.
19
Chapter 19 - Bertemu Kembali
20
Chapter 20 - Dimana Nenek Cempaka.
21
Chapter 21 - Tidak Fokus
22
Chapter 22 - Sebuah Permintaan
23
Chapter 23 - Melamarmu
24
Chapter 24 - Apakah Dia Orangnya?
25
Chapter 25 - Peran Pengganti
26
Chapter 26 - Salah Sangka
27
Chapter 27 - Rencana Pertunangan
28
Chapter 28 - Pertemuan Tak Sengaja
29
Chapter 29 - Persaingan Sengit
30
Chapter 30 - Bimbang
31
Chapter 31 - Unjuk Rasa
32
Chapter 32 - Ternyata Dia...?
33
Chapter 33 - Kunjungan Cempaka
34
Chapter 34 - Kecewa
35
Chapter 35 - Tak Ada Tujuan
36
Chapter 36 - Mencari Pekerjaan
37
Chapter 37 - Pekerjaan Baru
38
Chapter 38 -Pertunangan Spektakuler
39
Chapter 39 - Mencoba Mengikhlaskan
40
Chapter 40 - Menerima Lamaran Gala
41
Chapter 41 - Kejutan Kecil
42
Chapter 42 - Penyelidikan Sia-Sia
43
Chapter 43 - Menyelinap
44
Chapter 44 - Rahasia Ruang Bawah Tanah
45
Chapter 45 - Akan Aku Coba
46
Chapter 46 - Aku Masih Mencintaimu
47
Chapter 47 - Terkuaknya Sebuah Rahasia
48
Chapter 48 -Akulah Sang Pendongeng
49
Chapter 49 - Menepi
50
Chapter 50 - BASKARA IS BACK!!
51
Chapter 51 - Menyusun Rencana
52
Chapter 52 - Misi Penculikan
53
Chapter 53 - Kesepakatan
54
Chapter 54 - Berita Menghebohkan
55
Chapter 55 - Kilas balik (Part 1)
56
Chapter 56 - Kilas Balik (Part 2)
57
Chapter 57 - Kilas Balik (Part 3)
58
Chapter 58 - Kilas Balik (end)
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61 - Awan Mendung di Hidup Jiva
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!