“Ternyata gini sifat asli lo. Baru jalan sama Rizal terus sekarang sama Dewa. Dasar cewek murahan!!”
Emosi Lisa sudah terpancing. Tapi dia menahan dirinya untuk tidak membalas Sofi. Dia membalikkan badannya sambil melihat lagi layar hapenya.
“Dasar cewek gak tau malu! Sok lugu di depan cowok!” Sofi semakin geregetan melihat ekspresi Lisa yang flat dan tidak takut dengan dirinya. Dia dengan sengaja mendorong Lisa dari belakang cukup kuat hingga membuat Lisa terjatuh.
“Aauww!!” Hape Lisa lepas dari tangannya dan terlempar. Dia jatuh tersungkur dengan tangan kiri yang menyangga tubuhnya.
“Apa yang lo lakuin!” teriak Dewa yang datang tepat saat Lisa terjatuh. Segera Dewa membantu Lisa berdiri dan merangkulnya.
Saat itu juga Rizal datang karena mendengar keributan. Dia masih belum pergi jauh dari sana.
“Sofi, kenapa lo ada di sini?”
Kini pandangan mata mereka beralih pada Rizal.
“Lo lagi! Kalau lo emang gak bisa jagain Lisa lo gak usah deketin dia!” Dewa menudinh Rizal. Dia cukup geram dengan Rixal yang lagi-lagi tidak bisa menjaga Lisa.
“Dewa, udah. Gak usah ribut. Gue gak papa.” Lisa memegang tangan kirinya sambil menahan sakit.
“Lisa, Sofi itu udah keterlaluan sama lo.” Kini Dewa melihat tangan kiri Lisa yang sudah sedikit membiru. “Ini tangan lo kenapa?” Dewa memegangnya tapi Lisa justru kesakitan.
Aku bener-bener gak nyangka Sofi bisa ngikutin Lisa sampai sini. Rizal mendekati Lisa yang masih berada dalam rangkulan Dewa. “Lis, maaf aku ninggalin kamu barusan.”
“Gak perlu minta maaf!” Potong Dewa. “Lo urus aja fans lo itu!” Dewa mengajak Lisa pergi dengan tangan yang masih merangkulnya.
Rizal membiarkan Dewa membawa Lisa pergi. Dia kini berjalan mendekati Sofi. "Lo bisa gak?! Gak buat masalah lagi?! Lisa itu gak ada salah sama lo?!”
Terdengar kemarahan Rizal yang membuat Lisa menoleh sesaat.
Sofi kini menimpali perkataan Rizal. “Bahkan kamu belain cewek murahan kayak dia?! Kamu mikir dong, dia datang sama kamu dan sekarang jalan sama Dewa.”
“Itu bukan urusan lo! Dan itu juga hak dia buat jalan sama siapapun. Lo berhenti bully Lisa karena dia juga bukan siapa-siapa gue?!” Rizal berbalik badan lalu dia mengambil hape Lisa yang terlempar dan retak pada bagian layarnya. Retak?!! Rizal menghela napas panjang lalu memasukkan hape Lisa pada saku jaketnya.
...***...
“Mak lampir itu bener-bener keterlaluan sama lo. Lagian lo ngapain sih bareng Rizal segala?!”
Lisa hanya terdiam. Dia masih merasakan tangannya yang sakit. Sedangkan di belakang mereka ada Karin yang sedari tadi hanya terdiam sama seperti Reno.
“Kita ke rumah gue aja yuk. Biar tangan Lisa dipijit sama nyokap gue.” ajak Dewa pada mereka semua.
“Nggak deh, gue ada perlu. Gue mau balik dulu,” kata Karin sambil mendahului langkah Dewa dan Lisa.
“Karin tunggu!” kejar Reno.
“Karin kenapa marah?” tanya Lisa yang bisa menangkap gelagat emosi Karin.
“Mungkin dia ada acara mendadak. Dia kan emang jutek gitu. Lo ikut gue ke rumah ya. Kebetulan ibu gue bisa mijit. Takutnya tangan lo terkilir.”
Lisa hanya mengangguk. Gue hari ini gak dapat info apa-apa lagi. Malah ketemu sama Mak Lampir. Mana tangan gue sakit banget rasanya. Lisa masih saja terdiam sampai tempat parkir.
“Lis, kok bengong aja dari tadi. Mikirin Rizal?”
“Eh, enggak!”
“Lo suka sama Rizal?” tanya Dewa sambil menghetikan langkahnya di tempat parkir dekat motornya.
Lisa menggeleng. “Apaan sih?Gue itu gak selevel sama Kak Rizal. Kak Rizal itu ketua OSIS yang tegas, ganteng, baik. Pasti banyak cewek yang suka sama dia.”
“Itu tandanya lo suka sama Rizal.” Dewa mengambil helmnya dan mengalihkan pandangannya dari Lisa. “Lo hati-hati kalau deket sama Rizal. Kejadian kayak gini bisa terulang bahkan bisa lebih parah.”
“Gue mau deket sama Kak Rizal soalnya gue mau cari tau tentang hantu itu.”
Mendengar perkataan Lisa, Dewa menatapnya serius. “Lo lupain hal-hal mistis kayak gitu. Ini bukan masalah lo. Oiya, helm lo mana?”
“Di motornya Kak Rizal. Di sebelah sana.” Lisa menunjuk arah sepeda motor Rizal yang terpakir.
“Ya udah, gue ambilin. Lo tunggu sini.” Dewa berjalan mendekati sepeda motor Rizal yang bersamaan juga dengan datangnya Rizal.
Dewa menatap sengit Rizal lalu mengambil helm Lisa tanpa permisi. Tapi Dewa tetap tak bisa tahan emosinya. “Kenapa lo gak bisa jagain Lisa!? Kalau lo emang mau deketin Lisa, lo harusnya bisa jagain dia. Bukan gak mungkin Sofi bisa ngelakuin hal lebih parah dari ini?!”
Rizal terdiam sesaat. Dia sangat mengerti dengan kesalahannya. “Kalau gitu, lo aja yang jagain Lisa. Pasti dia lebih aman sama lo.”
Dewa menaruh helm Lisa lagi. Dia kini justru mencengkeram kedua krah jaket Rizal. “Lo jadi ketua OSIS aja bisa tegas. Tapi kenapa lo ngadepin cewek gak tegas sama sekali. Pantes aja.....” Dewa menghentikan perkataannya begitu saja lalu melepas tangannya. Dia ambil helm Lisa dan berbalik.
“Bilang sama Lisa layar hpnya retak dan ada di gue. Nanti gue ganti.“ kata Rizal seiring kepergian Dewa meski tanpa sahutan dari Dewa lagi. Rizal menghela napas panjang dan duduk di atas sepeda motornya. “Ya, lo bener. Gue selama ini emang gak bisa tegas. Makanya gue pantas kehilangan cinta gue. Dulu dan mungkin untuk seterusnya.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Terus apa urusannya sama kamu??
2024-10-15
0
Kevin Alvino
apa jgn2 matanya lisa itu matanya dewi ya thor,, dari cara rizal natap matanya lisa kek matanya si dewi.. lisa prnah jalanin oprasi, apa itu oprasi mata??
2022-12-17
0
Putri Minwa
hai thor Dibalik kesetiaan Nayla mampir ya
2022-12-01
0