Memory Card

“Semoga memang ada sesuatu di hape ini.” Lisa merebahkan tubuhnya di atas kasur. Dia mengaktifkan kembali hape itu dan membuka WA yang masih terpasang foto profil Rizal meski sudah tidak ter-connect dan mengharuskan untuk keluar. “Kak Rizal memang sudah log in di hape barunya. Mau gak mau harus log out.” Lisa menghela napas lalu keluar dari aplikasi Whatsapp.

Dia kini menuju galeri. Memang ada beberapa foto. Senyuman manis itu dan rambut lurusnya yang tergerai. “Ini bener-bener dia!” Lisa terus menggeser foto-foto itu. Bahkan masih banyak juga foto berdua dengan Rizal. Dan terhenti pada sebuah video rekaman. Dia memutar video itu. Terlihat Rizal sedang memainkan gitarnya dan bernyanyi bersamanya.

Hidupku tanpa cintamu

Bagai malam tanpa bintang

Cintaku tanpa sambutmu

Bagai panas tanpa hujan

Jiwaku berbisik lirih

'Ku harus milikimu...

Lisa menghentikan video itu lalu melempar hape Rizal di sisi kirinya. Bulu kuduknya seketika merinding saat mendengar lagu itu. Dia seka keringat yang ada di pelipisnya.

“Lagu ini, yang pernah dinyanyiin Dewa pas camping dan seperti ada perasaan lain tiap gue denger lagu ini.” Lisa menghela napas panjang berusaha menenangkan dirinya. “Lalu kalau hantu itu beneran pacar Kak Rizal. Apa jangan-jangan Kak Rizal gak tau kalau dia udah tiada?” Lisa menutup mulutnya sendiri memikirkan dugaannya. “Gue harus tanya sama Kak Rizal.”

Lisa kembali mengambil hape itu dan menaruhnya di meja sisi tempat tidurnya. Dia merasa tidak sanggup lagi mengotak-atik hape itu. Meski sebenarnya dia ingin membuka Whatsapp-nya. “Besok ajalah WA gue aktifin.” Lisa kembali merebahkan tubuhnya dan menarik selimut berusaha untuk memejamkan matanya meski sebenarnya rasa kantuk belum juga singgah.

...***...

Setelah turun dan berpamitan pada ayahnya, Lisa bergegas masuk ke dalam sekolah. Melintasi gerbang yang saat itu hanya ada beberapa murid yang lalu lalang. Dia sempat melihat sesaat sepeda motor Rizal yang sudah terpakir. “Mumpung masih pagi, gue harus nemuin Kak Rizal.”

“Lis?!.” Panggil Dewa yang menghentikan langkah Lisa. “Hape lo beneran rusak? Gue WA lo dari kemaren centang doang.”

“Hmm, iya.” Lisa sebenarnya tidak mau berlama dengan Dewa. Dia harus segera menyelesaikan urusannya.

“Lo mau kemana?” tanya Dewa lagi yang membuat Lisa mengurungkan niatnya untuk pergi.

Lisa nyerah. Dia tidak bisa untuk tidak cerita dengan Dewa. “Gue mau nemuim Kak Rizal.”

“Mau ngapain?”

“Gue mau nanyain soal Dewi. Pacar Kak Rizal yang sebenarnya udah tiada dan yang sering ngikutin Kak Rizal. Mungkin dia cuma ingin Kak Rizal tau tentang keadaannya sekarang."

Dewa melebarkan matanya. Detak jantungnya seketika meningkat. “Jangan! Itu bukan urusan lo! Udah! Lo jangan ngurusin masalah pribadi Rizal lagi!”

Lisa mengeluarkan hape Rizal dan menunjukkan foto-foto Rizal. “Gak bisa, Wa. Gue yakin, Kak Rizal gak tau kalau sebenarnya...”

Dewa merampas hape yang ada di tangan Lisa, mematikan paksa dan langsung melepas memory card yang tersemat di belakang hape. “Lisa, udah lo jangan cari masalah lagi. Biar gue yang kembaliin ini ke Rizal.”

Lisa menahan tangan Dewa. “Dewa, ini urusan gue! Udah lo gak usah ikut campur! Gue gak mau lagi hantu itu terus muncul! Tolong."

Dewa sadar. Ini memang bukan haknya melarang Lisa. “Oke, gue cuma gak mau lo ada masalah lagi kayak kemaren. Dan, biar gue tunggu lo dari kejauhan. Gue gak mau lo kenapa-napa setelah ketemu Rizal.”

“Kenapa-napa?” Lisa mengernyitkan dahinya. Dia tidak mengerti kenapa Dewa sangat khawatir tentang hal ini.

Dewa hanya menggeleng dan memberi isyarat agar Lisa berjalan di depannya. Dewa berjalan pelan, sedangkan Lisa sangat cepat. Dewa begitu was-was, dia memperhatikan sekitar dan memastikan hanya ada Rizal di tempat itu. Tepatnya di bangku bawah pohon dekat tempat parkir.

“Kak Rizal,” Lisa duduk di samping Rizal sedikit terburu yang membuat Rizal seketika menoleh. “Aku mau tanya soal ini.” Lisa menunjukkan memory card yang ada di tangannya. "Dewi pacar Kak Rizal kan, apa Kak Rizal tau kalau...."

Rizal tidak berkata apa-apa, dia dengan cepat mengambil memory card itu. Membuangnya ke tanah dan...

“Jangan diinjak!!” tangan Lisa spontan mengambil memory card itu. “Aww..”

“Lisa!” teriak dua orang pria ini secara bersamaan.

Rizal gagal mengerem kakinya. Kejadian begitu sangat cepat sehingga kakinya lolos menginjak punggung tangan Lisa. “Maaf, aku bener-bener...” Rizal berjongkok dan mengusap tangan Lisa. Menghilangkan debu sekaligus rasa sakit.

Dewa berjalan mendekat dan mendorong Rizal dengan keras hingga dia terjatuh. “Udah cukup! Lo tau kan, Lisa itu selalu sial tiap deket sama lo! Mulai sekarang lo jauhin Lisa.”

Rizal kini berdiri tegap. Dia mengeraskan rahangnya. Sebenarnya dia ingin membalas perbuatan Dewa, tapi perkataan Dewa memang benar. Dia hanya bisa membawa kesialan buat Lisa. Lebih baik dia diam dan pergi menahan semua perasaannya.

“Kak Rizal!” panggil Lisa yang sudah tidak digubris Rizal lagi.

“Lisa, udah.” Dewa menahan tangan Lisa saat Lisa akan menyusul Rizal. “Cukup! Masalah ini akan selesai kalau kamu jauhin Rizal. Gak akan ada lagi Dewi yang kamu lihat. Atau lo memang ada perasaan sama Rizal?"

Lisa kini menatap Dewa dengan mata merahnya. Dia ingin menangis. Jujur, dia lelah dengan pikiran dan perasaannya. Dewa benar, cukup dengan menjauhi Rizal maka masalah akan selesai, tapi Lisa sangat tidak rela. Dia tidak mau menjauhi Rizal.

Dewa tiba-tiba memeluk Lisa. “Udah. Jangan mikirin soal ini lagi.”

Nyaman yang di dapat Lisa. Ini pertama kali Lisa mendapatkan pelukan dari seorang lelaki selain Ayahnya. Entah kenapa Lisa tidak menolaknya. Apalagi saat Dewa mengusap rambut Lisa, beban pikiran yang mengganggu selama ini terasa hilang.

Tak lama, Dewa melepas pelukannya. Menatap mata Lisa yang masih nanar. Air mata itu hanya mampu mengembung di kelopak mata Lisa. "Mulai sekarang jauhi Rizal. Jangan lagi mikirin soal Dewi, hantu, atau lainnya yang berhubungan dengan Rizal. Hape lo biar gue yang urus. Dan punya Rizal biar gue yang kembaliin."

Lisa mengangguk. Dia memberikan hape beserta memory card pada Dewa.

"Tangan lo gak papa kan?" tanya Dewa sambil melihat tangan Lisa.

Lisa menggeleng. Ya, untung saja injakan Rizal tidak terlalu keras. Mereka kini berjalan menuju kelas.

Ada dua mata pasang mata yang melihat mereka berpelukan dari jauh. Ada perasaan terluka dan salah paham. Ingin menangis tapi tertahan.

"Jadi sudah sedekat ini hubungan kalian berdua. Gue harusnya bahagia melihat sahabat gue bahagia. Tapi gue gak bisa. Hati ini sakit. Lebih sakit dari hanya memendam perasaan." Karin membalikkan badannya dan berlari menuju kelas dengan arah yang berbeda dari Lisa dan Rizal.

Di sisi lain, Rizal mulai melangkah. Kini dia meyakinkan dirinya. Tidak akan ada lagi Lisa dipikirannya.

Terpopuler

Comments

Biah Kartika

Biah Kartika

gak suka dengan cerita yang ini, hm lisa sedikit lemah 😔

2023-03-18

0

Rahmah Pratiwi

Rahmah Pratiwi

Maunya Dewa apa sih? katanya mau mengungkap soal kakaknya lewat Lisa, to malah larang" Lisa cari tahu yg sebenarnya. Aneh, kan kasian jd Rizal gak th kl Dewi udah meninggal, jg kasian Lisa kl ternyata meskipun menjauhi Rizal to hatinya tetap gak tenang jg

2023-03-11

0

Kevin Alvino

Kevin Alvino

hiii dewa gangguin aja deh,,

2022-12-17

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Perkenalan
3 Dia, siapa?
4 Dewi?
5 Suatu Kebetulan
6 Hampir Tersesat
7 Galau
8 Lisa Demam
9 Hanya Khawatir atau Perhatian?
10 Dewi itu siapa?
11 Pengakuan Rizal
12 Mengembalikan Seragam Rizal
13 Ke Mall
14 Gara-gara Sofi
15 Rumah Dewa
16 Ponsel Rizal
17 Memory Card
18 Ada Apa dengan Karin?
19 Gagal Mengungkapkan
20 Cerita Dewa
21 Cerita Rizal
22 Masalah di Kolam Renang
23 Masalah di Kolam Renang (2)
24 Baikan dengan Karin
25 Teror
26 Teror (2)
27 Buku Diary
28 Terungkap
29 Pesta Sofi
30 Karena Cinta
31 Karena Cinta (2)
32 Sepasang Mata
33 Di Rumah Sakit
34 Sofi
35 Surat Mita
36 Pulang dari Rumah Sakit
37 Cerita Sofi
38 Salah Paham
39 Salah Paham (2)
40 Rencana
41 Terungkap Sudah
42 Liburan
43 Mimpi Buruk
44 Alasan Datangnya Rey
45 Tentang Rey
46 Jujur
47 Hujan, lagi
48 Bersama Rey, lagi
49 Stalking
50 Rizal Sakit?
51 Menghindar
52 Hampir Berkelahi
53 Godaan Rey
54 Godaan Rey 2 (Kekasih Bayangan)
55 Masalah 1
56 Kalung Janji Jiwa?
57 Masalah 2
58 Mencari Lisa
59 Menemukan Lisa
60 Di Rumah Kakek Dirman
61 Di Rumah Kakek Dirman 2
62 Elis
63 Cerita Tentang Elis
64 Grup Lambe Turah
65 Lanjutan Masalah Video
66 Bullying
67 Kecupan Hangat
68 Klarifikasi
69 Masalah Selesai
70 Curahan Hati Rey
71 Kejutan Untuk Lisa
72 Singkat Cerita
73 Double Date?!
74 Kelulusan
75 Pertama Masuk Kuliah
76 Kejadian Aneh
77 Penggoda
78 Di Rumah Pak Bambang
79 Klub Malam
80 Maaf
81 Tantangan
82 Balapan
83 Kesedihan
84 Rizal Ayo Bangun
85 Ini, Rizal
86 Seperti Rizal?
87 Zal, Ayo Kembali
88 Cepat Kembali
89 Sadar Dari Koma
90 Perhatian
91 Mendadak Melamar
92 Keputusan
93 Selalu Jatuh Cinta
94 Restu Bu Maya
95 Cincin
96 Video???
97 Menuju Bahagia
98 Menikah
99 Acara Selesai
100 Pillow Talk
101 Gangguan Lagi
102 Menuju Siang Pertama
103 Akhirnya....
104 Kemesraan
105 Masih Edisi Bulan Madu
106 Hal Baru
107 Hal Baru 2
108 Kenapa?
109 Periksa
110 Ingin Dimanja
111 Menjelang Persalinan
112 Wellcome Baby R (Epilog)
113 BonChap
114 Mampir yuk..
115 Visual Semuanya
116 Nostalgia
117 Lagi Halu
118 karya baru
119 KARYA BARU LAGI
120 Sebuah Penantian (Melepas Lajang)
121 Godaan Sang Mantan
122 Misi Cinta Sri
123 Mampir Yuk!!
124 (Bukan) Perjaka Tua
125 Karya Baru
126 Jiwa Murni Putri Amora
127 Rumus Cinta Pak Guru
128 When Mafia Fall In Love
129 Ada Dia Di Antara Kita (Novel Baru)
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Prolog
2
Perkenalan
3
Dia, siapa?
4
Dewi?
5
Suatu Kebetulan
6
Hampir Tersesat
7
Galau
8
Lisa Demam
9
Hanya Khawatir atau Perhatian?
10
Dewi itu siapa?
11
Pengakuan Rizal
12
Mengembalikan Seragam Rizal
13
Ke Mall
14
Gara-gara Sofi
15
Rumah Dewa
16
Ponsel Rizal
17
Memory Card
18
Ada Apa dengan Karin?
19
Gagal Mengungkapkan
20
Cerita Dewa
21
Cerita Rizal
22
Masalah di Kolam Renang
23
Masalah di Kolam Renang (2)
24
Baikan dengan Karin
25
Teror
26
Teror (2)
27
Buku Diary
28
Terungkap
29
Pesta Sofi
30
Karena Cinta
31
Karena Cinta (2)
32
Sepasang Mata
33
Di Rumah Sakit
34
Sofi
35
Surat Mita
36
Pulang dari Rumah Sakit
37
Cerita Sofi
38
Salah Paham
39
Salah Paham (2)
40
Rencana
41
Terungkap Sudah
42
Liburan
43
Mimpi Buruk
44
Alasan Datangnya Rey
45
Tentang Rey
46
Jujur
47
Hujan, lagi
48
Bersama Rey, lagi
49
Stalking
50
Rizal Sakit?
51
Menghindar
52
Hampir Berkelahi
53
Godaan Rey
54
Godaan Rey 2 (Kekasih Bayangan)
55
Masalah 1
56
Kalung Janji Jiwa?
57
Masalah 2
58
Mencari Lisa
59
Menemukan Lisa
60
Di Rumah Kakek Dirman
61
Di Rumah Kakek Dirman 2
62
Elis
63
Cerita Tentang Elis
64
Grup Lambe Turah
65
Lanjutan Masalah Video
66
Bullying
67
Kecupan Hangat
68
Klarifikasi
69
Masalah Selesai
70
Curahan Hati Rey
71
Kejutan Untuk Lisa
72
Singkat Cerita
73
Double Date?!
74
Kelulusan
75
Pertama Masuk Kuliah
76
Kejadian Aneh
77
Penggoda
78
Di Rumah Pak Bambang
79
Klub Malam
80
Maaf
81
Tantangan
82
Balapan
83
Kesedihan
84
Rizal Ayo Bangun
85
Ini, Rizal
86
Seperti Rizal?
87
Zal, Ayo Kembali
88
Cepat Kembali
89
Sadar Dari Koma
90
Perhatian
91
Mendadak Melamar
92
Keputusan
93
Selalu Jatuh Cinta
94
Restu Bu Maya
95
Cincin
96
Video???
97
Menuju Bahagia
98
Menikah
99
Acara Selesai
100
Pillow Talk
101
Gangguan Lagi
102
Menuju Siang Pertama
103
Akhirnya....
104
Kemesraan
105
Masih Edisi Bulan Madu
106
Hal Baru
107
Hal Baru 2
108
Kenapa?
109
Periksa
110
Ingin Dimanja
111
Menjelang Persalinan
112
Wellcome Baby R (Epilog)
113
BonChap
114
Mampir yuk..
115
Visual Semuanya
116
Nostalgia
117
Lagi Halu
118
karya baru
119
KARYA BARU LAGI
120
Sebuah Penantian (Melepas Lajang)
121
Godaan Sang Mantan
122
Misi Cinta Sri
123
Mampir Yuk!!
124
(Bukan) Perjaka Tua
125
Karya Baru
126
Jiwa Murni Putri Amora
127
Rumus Cinta Pak Guru
128
When Mafia Fall In Love
129
Ada Dia Di Antara Kita (Novel Baru)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!