Lisa menghapus sisa-sisa air matanya sambil duduk di depan tenda.
"Lisa, lo sebenarnya kenapa sih?" tanya Karin lalu dia duduk di samping Lisa.
"Rizal beneran gangguin kamu?" tanya Dewa.
Lisa menggeleng. "Gue takut banget. Gue terus lihat hantu itu di dekat Kak Rizal.”
"Hantu? Cewek?" tanya Dewa sambil mengernyitkan dahinya.
Lisa mengangguk. "Kalian percaya gue?"
Dewa seperti memikirkan sesuatu. Cukup larut dalam pemikirannya sebelum akhirnya berkomentar. "Mungkin ada suatu hal yang membuat Rizal diikuti sama hantu itu. Gue pasang tenda dulu ya." Dewa berdiri dan meninggalkan mereka berdua.
"Lis, jadi lo sejak awal ketemu Kak Rizal sudah bisa liat tuh hantu?"
Lisa mengangguk. "Gue barusan gak bisa tahan buat gak teriak. Soalnya hantu itu ada di depan mata gue. Gue tau sikap gue kayak gini buat mereka berpikir kalau gue ini gila. Tapi mau gimana lagi, Rin. Sebenarnya apa maksud dia nunjukin dirinya ke gue?"
"Lo punya mata batin?"
"Kalau gue punya mata batin, kenapa gue gak bisa liat hantu di tempat lain."
Karin berdiri sambil berpikir. "Aneh. Kayak ada suatu misteri di balik semua ini."
"Kalian berdua ngobrol aja dari tadi! Cepat cari air buat masak nanti sore!" Perintah Sofi sambil berteriak dari kejauhan.
"Tuh, nenek lampir gak bisa diem banget," dumel Karin.
Lisa berdiri dan akan mengerjakan apa yang disuruh Sofi. Dia mengambil ember yang ada di sebelah tenda. "Siapa sih habis pakai air gak mau buang. Mana kotor banget." Lisa mengangkat dan membuangnya.
"Byuurrr!!"
"Siapa yang buang air di sini!" teriakan Rizal membuat Lisa kaget hingga dia menjatuhkan embernya. Dia tidak melihat ada Rizal yang sedang berjongkok di sisi tenda. "Kamu!!!" tunjuk Rizal pada Lisa. Lisa hanya bisa mengigit bibir bawahnya ketakutan.
Rizal berjalan mendekati Lisa sambil melepas jaketnya yang basah kuyup. "Nggak ada habisnya ya kamu buat masalah!!"
Lisa mundur beberapa langkah sambil menggenggam tangan Karin.
"Ya ampun Rizal kenapa kamu bisa basah kuyup gini? Pasti karena si cewek halu satu ini lagi. Beri dia pelajaran biar kapok!" Lagi-lagi Sofi datang dan semakin memperkeruh suasana.
"Sekarang kamu cepat cari kayu bakar di hutan! Sendiri!"
"Kak Rizal biar aku temenin Lisa nanti kalau dia nyasar gimana?" tawar Karin tapi langsung ditolak oleh Rizal.
"Sendiri!!!"
"Baik." Lisa melepas tangan Karin. "Gue gak papa. Ini emang salah gue. Udah lo di sini aja dan jangan bilang sama Dewa tentang masalah ini."
Lisa berjalan sendiri menuju ke arah hutan. Terlihat senyum devil Sofi dan berharap Lisa tidak akan kembali.
Rizal melangkah cepat menuju tendanya.
"Lo kenapa basah kuyup gitu. Habis kecebur kolam?" tanya Evan-sahabat Rizal.
"Biasa, kerjaan si cewek aneh."
"Ooo.. Lisa itu." Evan tertawa kecil. "Gue gak pernah liat lo semangat lagi kayak gini."
"Maksud lo!"
"Yah, gue itu sahabat lo dari lama. Pasti gue tau gelagat lo."
"Ya, terserah apa pemikiran lo." Rizal cepat-cepat membawa ganti pakaiannya dan menuju toilet. Setelah itu dia langsung pergi.
"Hei, lo mau kemana?"
"Bukan urusan lo. Kalau ada yang cariin gue, bilang aja gue lagi ke sungai."
"Lo mau nyari bidadari di kali. Yaelah lo bukan Jaka Tarub."
Rizal tak menjawab lagi perkataan Evan.
***
Di hutan, Lisa mengumpulkan beberapa ranting pohon yang tumbang. "Kenapa gue selalu sial gini sih? Ini semua gara-gara Kak Rizal." Lisa terus berjalan sampai dia tidak sadar dia sudah memasuki hutan cukup jauh. "Kok gue lupa jalan balik sih. Di sana pohon. Di sana juga pohon. Jangan-jangan gue nyasar." Lisa kembali melangkahkan kakinya sambil melihat sekitar.
"Hei, kalau kamu terus ke sana kamu gak akan bisa balik."
Suara itu menghentikan langkah Lisa. Dia membalikkan badannya. Kak Rizal!
Rizal berjalan mendekat. "Udah cukup. Sekarang kamu kembali ke perkemahan."
Lisa hanya memandangi Rizal yang kini sudah berganti pakaian lalu menaruh kayu bakar di tanah karena terasa cukup berat.
"Kamu pikir aku sejahat itu, aku biarin kamu masuk ke hutan sendiri terus nyasar. Kamu dan seluruh peserta MOS di sini itu tanggung jawab aku. Kalau terjadi apa-apa sama kalian itu artinya aku gagal menjadi ketua."
Lisa menunduk mendengar perkataan Rizal. Ternyata dia adalah seorang pemimpin yang bijaksana dan sangat bertanggung jawab.
"Maaf, kalau aku selalu membuat masalah."
"Udahlah, gak usah takut lagi sama aku. Aku gak seburuk yang ada dipikiran kamu." Rizal terus menatap Lisa dan berharap Lisa juga mau menatapnya.
Akhirnya Lisa meluruskan pandangannya dan menatap Rizal. Iya, gue gak takut sama Kak Rizal tapi gue takut sama... Lisa membelalakkan matanya. Dia berusaha menahan teriakannya saat hantu itu muncul lagi di belakang Rizal. Hantu itu semakin terlihat pucat dengan aura kesedihan yang sangat dalam. Lisa menggeleng dan melangkah mundur pelan.
"Lisa kamu kenapa?" Rizal menoleh ke belakang tapi yang dia lihat hanyalah pohon. "Lisa, ayo balik." Ada yang tidak beres di sini.
Lisa masih saja menatap hantu itu. Semakin dia mundur dan diikuti oleh Rizal, hantu itu juga mengikutinya.
"Lisa, awas!" Rizal berhasil menahan tubuh Lisa saat Lisa hampir saja terjatuh karena tersandung akar pohon besar yang menjalar. Tangan Rizal kini melingkar di pinggang Lisa.
Tolong aku. Hanya kamu yang bisa menolongku.
Tiba-tiba Lisa mendengar hantu itu bersuara. "Nggak! Aku nggak mau! Nggak!!!" Semua ini diluar logikanya. Badan Lisa kini terasa sangat lemas dan dia tidak sadarkan diri.
"Lisa!" Rizal memukul pelan pipi Lisa agar tersadar. "Lisa, bangun!" Rizal sangat khawatir. Dia memeluk Lisa dan sedikit berjongkok untuk melihat sekeliling. Dia sangat penasaran dengan apa yang Lisa lihat. "Apa yang sebenarnya Lisa lihat? Makhluk apapun kamu, jangan ganggu Lisa lagi dan berhenti ngikutin aku!!" teriak Rizal. Dia sebenarnya tidak ingin percaya akan adanya hantu tapi dia percaya karena merasa Lisa tidak mungkin hanya berhalusinasi.
"Apa yang lo lakuin!!!" Dewa datang dan langsung mendorong Rizal cukup keras sehingga Lisa jatuh dalam pelukan Dewa.
"Aku gak ngapa-ngapain dia. Tiba-tiba saja dia pingsan setelah teriak."
Dewa berdiri dan menggendong Lisa. "Seandainya lo gak nyuruh Lisa ke hutan, dia gak bakal pingsan!"
Rizal berdiri, "Aku yang nyuruh tapi aku gak akan biarin dia sendiri di sini."
"Jadi Lisa beneran pingsan karena lihat hantu itu lagi." Dewa berputar melihat sekeliling tapi nihil, dia tidak bisa melihat hantu itu. Mata Dewa tiba-tiba memerah. Kenapa hanya Lisa yang bisa melihatnya, kenapa gue gak bisa?! Dewa berbalik dan melangkah cepat menuju perkemahan.
Apa cinta Dewa sangat besar pada Lisa sampai dia begitu khawatir. Rizal mengepalkan tangannya lalu melangkah pergi.
***
"Dewa, Lisa kenapa?" tanya Karin saat melihat Dewa membaringkan Lisa di dalam tenda. "Lo kenapa gak bawa Lisa ke pos kesehatan aja sih?!"
"Lisa sebenarnya gak papa." Dewa menggosok tangan Lisa beberapa saat dan kemudian Lisa mulai membuka matanya.
"Gue dimana?" Lisa langsung terbangun dan duduk. "Dewa? Karin? Tadi gue..." Lisa ingat jelas kalau dirinya tadi berada di hutan dengan Rizal.
"Lo kenapa bisa pingsan? Untung tadi Dewa nyusulin lo?"
Dewa nyusulin gue. Jadi yang bawa gue ke sini itu Dewa. Lisa berpikir beberapa saat.
"Lo diapain sama Rizal? Biar gue kasih pelajaran buat dia?" Meskipun sebenarnya Dewa tahu permasalahannya tapi dia ingin mendengar penjelasan dari Lisa secara langsung.
"Gue tadi liat hantu itu lagi. Dan tiba-tiba gue denger dia minta tolong. Apa maksud dia? Ini semua bener-bener di luar logika. Kalau dia manusia mungkin dia bisa gue tolong. Tapi dia itu makhluk kasat mata, bagaimana caranya gue nolong dia?" Lisa mengusap wajahnya membuang rasa lelah yang ada di pikirannya.
Mendengar cerita Lisa, raut wajah Dewa semakin masam. "Gue balik ke tenda dulu." Dewa keluar dari tenda Lisa.
Karin mengikuti Dewa dan menghentikan langkahnya sesaat. "Dewa, lo kenapa? Lo cemburu sama kedekatan Lisa dan Rizal?"
"Bukan. Ada satu hal yang semua orang gak harus tau." Dewa melangkahkan kakinya pergi.
Dewa, dan ada satu hal yang harus lo tau suatu saat nanti.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Eny Hidayati
melihat sendiri itu bikin resah ... tidak bisa curhat sembarangan ...
2024-12-26
0
Edi Saputra
,
2023-02-21
0
Putri Minwa
jangan suka emosi dong Lisa
2022-11-29
0