...Soundtrack//if only-saejong(gugudan)//...
...Bisakah sekali saja aku merasakan aman walaupun itu hanya satu menit?...
...-mina-...
Aku berjalan pelan menuju kamar,pak Umar sudah menuntun mas astan ke kamar dan membaringkan mas astan dikasur.
"Terimakasih pak."ucapku menunduk.
Pak Umar mengangguk mengiyakan"Sudah tugas saya neng,apa neng baik baik saja?"tanya pak Umar khawatir.
Aku mengangguk dan memaksakan bibir kaku ini untuk tersenyum"Saya harap bapak tidak mau memberitahu ini kepada mas astan,"ucapku memohon dan pak Umar pun mengangguk lagi,aku harap pak Umar adalah orang yang akan selalu bisa membantu ku disini.
Seperginya pak Umar aku langsung melepaskan sepatu mas Astan begitu juga dengan setelan jas beserta dasinya.
Aku berjalan pelan sambil menahan sakit di punggung dan kakiku ke dapur untuk mengambil baskom dan handuk berukuran sedang.
Setelah baju mas Astan aku buka dengan susah payah aku pun mengusap pelan tubuhnya dengan handuk yang kubasahi tadi.
Mas Astan sepertinya terusik dengan ulahku lalu ia berbalik,aku berusaha membalikkan kembali tubuhnya hingga ia membuka matanya dan menatap marah padaku.
Dia bangkit duduk dan memegang wajahku dengan kerasa"Akhh"aku meringis kesakitan, pasalnya mas Astan menekan tepat di area bekas tamparan para preman tadi.
Dia tersenyum sendu"Kamu tidak akan tau rasanya kehilangan keluarga mu satu satunya,"ucapnya tertawa tapi aku bisa melihat kesedihan disana.
Aku tau rasanya kehilangan,aku sudah pernah mengalami itu,oleh karena itu rasa bersalah dalam dadaku tak kunjung habis saat mengingat bapak tak sengaja merenggut nyawa kak Dyva.
"Saya membesarkan dia dengan susah payah,saya rela bekerja banting tulang agar dia bahagia,menurutmu untuk apa saya bekerja dengan keras hingga seperti sekarang kalau bukan untuk membahagiakan dia,saya ingin masa depan adik saya terjamin tapi dengan teganya pria sialan itu membunuh adik saya,saya tidak bisa terima begitu saja,saya akan membuat dia merasakan rasanya kehilangan, rasanya menderita karena kehilangan seseorang yang kita sayangi,"ucap mas astan dengan wajah penuh kesedihan.
Air mataku tak bisa lagi kutahan,kenapa mendengar itu langsung dari mas Astan sangat menyakitkan?aku merasa sangat bersalah.
"Lihatlah,,kamu akan tau rasanya,,,"belum selesai mas Astan berbicara dia sudah jatuh terkapar diatas kasur.
Tangisku pecah,aku tak bisa menahannya lagi, sangat menyakitkan belum lama tadi aku mendapat pelecehan dan sekarang aku harus kembali mengingat rasa bersalah yang sangat mendalam.
Aku masih mengusap tubuh mas Astan dengan handuk ditanganku dengan derai air mata"Maafkan aku mas hiks,,maafkan bapak hikss."aku menangis sembari meminta maaf.
Aku berjalan pelan menuju dapur untuk mengembalikan baskom dan handuk kotor itu,aku tak langsung kembali ke dalam kamar,aku merasa rapuh bahkan untuk menaiki anak tangga pun aku tak sanggup lagi.
"Hiks,,"aku menangis di tangga.
Mengapa hidupku begini? siapapun tak akan mau memiliki kehidupan seperti ku,tak ada kebahagiaan sama sekali.
Aku lelah....
Aku lelah...
Dan kalian tak akan tau bagaimana rasa lelah yang kuhadapi ini.
05.12 Am.
Tuk.
Aku merasakan getaran ditubuhku saat mas Astan menendangnya sedikit keras.
Aku perlahan membuka mataku yang sangat berat itu"Maaf tuan,,maaf,"ucapku mencoba bangkit tapi untuk duduk saja aku tak mampu.
"Siapkan air untuk saya mandi,apa yang kamu lakukan semalaman Sampai kamu terlambat untuk bangun?"sentak mas astan dengan lantang.
Aku semakin merasa lemah saat dibentak seperti itu"Maafkan saya tuan,"ucapku
Mas astan berdecak sebal"Sudahlah saya tidak mau bad mood dipagi buta seperti ini,cepat siapkan air,"ucap mas astan lagi.
Aku mengangguk Dan mencoba bangkit namun masih setengah berdiri aku sudah ambruk jatuh kembali.
"Kenapa kamu?"tanya mas Astan heran melihat aku terjatuh lemah dihadapannya.
Aku menggeleng"Tidak apa apa tuan,mungkin tadi saya belum sepenuhnya sadar."ucapku lesu.
"Tunggu!! Ada apa dengan memar diwajahmu?"tanya mas Astan yang mungkin menyadari bekas tamparan para preman itu.
Aku buru buru berpaling menatap kelain arah"Tidak apa apa tuan,"ucapku mencoba bangkit,tak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya,pasti ujung-ujungnya aku juga yang kena, karena sudah melanggar perintah mas Astan.
Kumohon!!aku harus bisa berdiri.
Srett..
Mas Astan menarikku hingga jatuh di pangkuannya"Berani sekali yah berbicara kepada saya tapi melihat kearah lain,sudah mulai hebat"ucapnya menarik wajahku hingga sekarang wajah kami saling berhadapan.
Aku berusaha menunduk,tak ingin mas Astan melihat wajahku yang hancur ini"Kenapa ini?"tanya mas Astan menunjuk sedikit bekas disudut bibirku yang membiru.
Aku menggeleng"Tidak apa apa tu,,akhh"aku tak sanggup menyelesaikan ucapanku Karena mas Astan menekan keras luka itu.
Dia tertawa"Kamu pikir saya anak yang baru lahir? berbohong seperti itu untuk apa?cepat katakan dengan jujur ini kenapa?"tanya mas Astan membentak tepat didepan wajahku.
Air mataku hampir terjatuh,Mina kuat,,,Mina kuat,,,jangan menangis,,,kumohon!!!
"Saya jatuh dari tangga tuan,jadi lebam begini,saya takut tuan akan marah karena saya bersikap ceroboh,"ucapku berbohong.
Mas Astan mendorongku hingga jatuh ke lantai"Sudah tau masih bertingkah ceroboh,cepat siapkan air untuk saya mandi,"perintah mas Astan.
Aku dengan susah payah memasuki kamar mandi dan menyiapkan air untuk mas Astan mandi.
Aku merasa sangat kelelahan hari ini, kepalaku pusing dan seluruh persendian ku seolah mati rasa.
Aku berjalan pelan menuruni tangga dan berjalan menuju dapur untuk memasak"Akhh."kepalaku semakin sakit saja, sungguh pusing.
Aku menggoreng ikan mas untuk mas Astan dan menata makanan itu diatas meja.
"Mini!!"aku mendengar suara dari atas,mini?apa mas Astan memanggil ku?namaku Mina bukan mini,ini pertama kalinya aku mendengar suara mas Astan memanggil namaku walaupun itu salah.
Aku berjalan pelan menuju kamar"ada apa tuan?ada yang bisa saya bantu?"tanyaku lemah.
"Ikatkan saya dasi,"ucapnya tiba tiba.
Aku panik sendiri mendengar perkataan mas Astan,aku tak tau menau sama sekali bagaimana cara mengikatkan dasi seperti itu.
"A,,anu tuan,maafkan saya tuan,saya belum pernah mengikatkan dasi seperti itu,"ucapku takut takut.
"Jadi kamu menolak?wahhh berani sekali yah."ucap mas Astan lagi lagi dengan sindiran kerasnya.
Aku menggeleng"Bukan tuan,saya hanya,,,baiklah tuan akan saya coba."ucapku mencoba mendekati mas Astan.
Aku mencoba meraih dasi itu namun sangat sukar karena tubuh mas Astan yang sangat tinggi berbeda dengan ku yang hanya seukuran lewat pinggang mas Astan.
"Maaf tuan,,saya tidak bisa meraihnya."ucapku takut
Mas Astan berdecak"Makanya jadi orang jangan mini,nama kamu aja mini,gimana ngk mini gini,"ucapnya seolah mengejek.
"Maaf tuan nama saya Mina bukan mini."aku tak terima tentunya jika namaku tiba tiba sudah ia ubah jadi mini.
"Bagi saya kamu itu mini dari ukuran tubuh mu saja sudah terlihat itu adalah namamu,"ucapnya dengan wajah datar.
Aku hanya diam,tak berani menjawab lagi tepatnya"Bagaimana ini tuan,saya masih belum bisa meraihnya."ucapku takut takut.
Dan tanpa diduga mas astan lagi lagi membuat sesuatu yang aneh dalam diriku bergetar saat mas astan menunduk dan mendekatkan wajahnya kearahku agar aku bisa meraih dasi itu.
Aku jadi gugup tanpa alasan,menatap kearah lain dan meneguk ludah berkali kali"Sa,,saya tidak bisa tuan,,maaf,"ucapku menyerah dengan acara mengikat dasi itu.
Dia berdecak"Dasar gadis tolol, mengikat dasi saja tak becus, bergunalah sedikit,"ucap mas astan mendorongku hingga terpental jatuh keatas kasur.
"Akhh."aku meringis saat punggung ku yang tergesek aspal kemarin menubruk kasur.
Aku memegang punggung ku menahan tangis"Kenapa kamu sebenarnya?"tanya mas astan lagi lagi heran melihatku.
Aku menggeleng"Tidak apa apa tuan,"ucap ku lagi lagi bersikap seperti tidak ada yang terjadi.
Mas astan mendekat kearah ku"Kamu sadar tidak kalau kemampuan berbohong mu sangat buruk?jadi sebelum saya marah katakan yang sebenarnya,apa yang kamu lakukan semalaman?seingat saya kemarin kamu tidak memiliki luka luka itu,"tanya mas astan dengan penuh penekanan.
Aku jadi gemetar takut"Saya berkata yang sebenarnya tuan,saya jatuh dari tangga hingga saya luka luka begini,"ucapku mencoba bangkit namun mas Astan mendudukkan aku kembali diatas kasur miliknya,apa ia tak keberatan jika aku duduk disini?bisa bisa nanti dia marah lagi.
"Berbalik sekarang!"perintah mas astan.
"Hah?"aku malah terheran heran
"Bodoh!!berbalik sekarang!"perintah mas astan sedikit menyentil dahiku.
Aku dengan ragu berbalik membelakangi mas astan, bagaimana kalau ia marah karena aku memunggungi nya?.
Srek..
Aku merasakan baju bagian belakang ku terangkat keatas"Tu,,tuan,"ucapku terbata bata.
Aku dapat menangkap ekspresi kaget mas astan saat melihat punggung ku"Kamu yakin kalau kamu hanya jatuh di tangga?"tanya mas astan dengan penuh curiga.
Aku mengangguk ragu"Iya tuan,saya jatuh di tangga kemarin,"ucapku
"Akhh,,akhh."aku meringis saat mas astan menyentuh luka di punggung ku"Bagaimana bisa jatuh dari tangga lukanya bisa separah ini?"heran mas astan.
Aku jadi deg degan takut bagaimana kalau mas astan lebih curiga lagi dan akan memaksaku buka suara,aku tak boleh sampai ketahuan keluar dari rumah bagaimana pun itu.
Mas astan membawa kotak p3k dan duduk diatas kasur.
Ia kembali mengangkat bajuku keatas dan mulai memgoles Betadine di lukaku,aku menahan sakit saat luka itu terasa sangat perih.
Lagi lagi air mataku tanpa sebab keluar,aku tak mengerti dengan mas astan,aku tak terbiasa saat ia bersikap begini.
"Ma,,eh tuan,nanti tuan bisa terlambat,,saya bisa mengobati luka saya nanti tuan,"ucapku mencoba menetralkan suaraku agar tidak terdengar seperti baru menangis.
Dia tak menjawab dan malah lanjut mengobati lukaku,aku menggigit bibir menahan air mataku, kenapa rasanya sangat sesak?aku tidak terbiasa diperhatikan seperti ini oleh mas astan.
"Berhentilah menangis, semalaman saja kamu bisa menahannya,kenapa saat saya obati kamu malah menangis?"tutur mas Astan membuatku semakin ingin menangis.
"Maaf tuan,,sangat perih hingga saya ingin menangis hiks,,"ucapku mencoba menahan air mataku agar tidak jatuh.
Mas Astan tak bergeming lagi dan masih lanjut mengobati luka itu.
Aku tak mengerti dengan sikap mas Astan yang sangat membingungkan ini.
Jika dia begitu membenci ku jangan pernah membuat ku merasa nyaman begini,aku merasa tersiksa.
...//Bersambung//...
...✳️✳️✳️✳️...
Astan itu adalah definisi manusia tanpa hati.
Bagaimana pendapat kalian tentang part ini? please tell me 😉
❄️❄️ Jangan lupa like yah gaes ❄️❄️
❇️❇️ Jangan lupa untuk follow akun author ❇️❇️
Laffyouall buanyaak buaanyak ♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
Muji Lestari Tari
aneh banget ya ni orang
2025-01-05
0
Evi Destinawati
jangan cepat di maafkan y mini ehh mina
2023-09-08
0
Ita Manurung
astan manusia ga punya hati
2023-07-20
0