...Soundtrack//dear my star-sondia//...
...Karena yang merasakan bagaimana rasanya hanya aku seorang...
...-mina-...
Aku buru buru menyiapkan air untuk mas Astan mandi pagi ini.Rasanya persendianku semakin melemah sekarang,aku suka tidak enak badan,apa karena aku tidur dilantai yah?sudahlah tak perlu dipikirkan.
Aku keluar dari kamar mandi dan melihat tempat tidur sudah tidak ada mas Astan disana, padahal aku baru beberapa menit di dalam kamar mandi.
Aku menuruni anak tangga dan melihat mas Astan sedang berolahraga diluar.
Aku baru pertama kali ini melihat mas Astan berolahraga,dia terlihat sangat tampan dengan baju putih polos dan celana hitam kelonggaran itu,sangat keren,mas Astan adalah pria terkeren yang pernah kutemui setelah ayah,ayah adalah nomor satunya.
Pasti senang jika aku dan mas Astan saling menyayangi membayangkan itu saja aku sudah tak sanggup.
Aku tersadar dengan pikiran bodohku,ini gara gara aku keseringan menonton televisi,pikiranku jadi semakin menjadi-jadi, bagaimana bisa aku memikirkan hal seperti itu,aku adalah orang yang paling ingin mas Astan habisi,tak akan mungkin untuk kami saling menyayangi, singkirkan saja pikiran mu itu Mina,bangun sebelum kamu jatuh lebih dalam.
Aku menghembuskan nafas lesu dan berjalan keluar menghampiri mas Astan yang sedang push up dengan penuh keringat.
"Tuan,,air untuk tuan mandi sudah saya siapkan,"ucapku pelan dan sedikit takut, pasalnya mas astan adalah orang yang tidak bisa di prediksi sifatnya, kadang ia mudah marah tanpa alasan dan kadang sudah bersikap biasa saja,aku harus extra hati hati dalam menghadapi mas astan.
"Saya akan mandi setelah berolahraga,"ucapnya tanpa melihat kearahku,menurutku itu lebih baik karena saat dia menatapku aku menjadi ciut dan semakin terlihat seperti orang bodoh saja.
"Eugh,,saya lihat tuan sangat santai hari ini,apa tuan tidak ke kantor hari ini?seingat saya ini bukan hari libur tuan,"ucapku dengan pelan karena tidak biasanya mas Astan akan se santai ini bahkan ia masih sempat sempatnya berolahraga.
Dia bangkit dari push up nya kemudian berjalan mendekati ku,apa aku salah bicara?aku hanya takut kalau mas Astan terlambat,kenapa ia menatapku seperti itu?.
"Oohh sudah berani yah mencampuri urusan saya?ingin saya pergi dari sini agar kamu bisa leluasa begitu?berlagak seperti tuan rumah sekarang? semakin meningkat saja kamu,"ucapnya tersenyum miring.
Apa aku terlihat sedang menyuruhnya pergi?bukan seperti itu padahal maksud ku"Bukan begitu tuan,saya hanya takut kalau tuan terlambat,maafkan saya tuan jika tuan merasa tersinggung,"ucapku menunduk.
"Saya masuk sore,"ucapnya singkat dan lanjut push up kembali.
Aku mengangguk faham"Kalau begitu tuan saya mencuci baju dulu,kalau ada apa apa tuan bisa panggil saya,saya ada di kamar mandi belakang tuan,"ucapku masih berdiri menunggu tanggapan nya.
Ia tak menjawab dan malah lanjut berolahraga"Kenapa masih berdiri disitu?pergi sana,merusak mood saja,"ucapnya dengan wajah tak suka,aku menurut pergi.
Aku melihat heran dengan baju kotor di dalam keranjang, perasaan setiap kali aku mencuci pakaian selalu saja banyak tak pernah sedikit padahal aku selalu mencuci pakaian setiap hari dan isi keranjang adalah semua pakaian mas Astan,apa mas Astan memasukkan pakaian bersih kedalam keranjang kotor dengan sengaja agar aku kesusahan?.
Aku mengangkat keranjang itu ke kamar mandi belakang dan mulai ritual mencuci dengan tangan, Sampai saat ini aku masih belum bisa mencuci dengan mesin cuci itu,tak berani lagi meminta pak Umar takut merepotkan,lagian aku tak masalah jika harus mencuci dengan tangan.
Aku sudah mencuci hampir keseluruhan pakaian dalam keranjang tadi,cepat memang karena baju mas Astan tidaklah terlalu kotor, sangat bersih malahan jadi tidak terlalu membuang banyak waktu.
Aku terlonjak kaget saat melihat mas Astan sudah berdiri dipintu kamar mandi menatap kesal ke arahku.
"Tuan,,kenapa tuan kemari?"tanyaku bingung,memang kalau dipikir-pikir tidak masuk akal mas Astan mau datang kemari,tak mungkin untuk menonton acara mencuci bajuku.
"Menurut mu kenapa saya datang kesini kalau bukan karena telingamu yang budeg itu saya panggil berkali kali tak ada sahutan,"ucapnya sedikit marah.
Apa dari tadi mas astan memanggil ku? Astagah Mina bagaimana bisa kamu tak mendengar itu,apa mas astan akan marah lagi? Bagaimana ini?
"Maafkan saya tuan,saya tidak bermaksud,mungkin karena saya terlalu fokus mencuci,"ucapku takut takut.
"Ada yang bisa saya bantu tuan?"tanyaku dengan cepat.
"Saya mau mandi handuk bersih belum kamu siapkan,"ucapnya kesal.
Aku berdiri dengan pelan"Akhh."aku langsung menutup mulutku Karena meringis,mas astan sangat membenci suara ringisanku, katanya menjengkelkan,tapi bagaimana lagi lututku terasa sakit belum lagi pinggang ku serasa encok saja karena duduk dari tadi.
"Akan saya siapkan tuan,"ucapku berjalan pelan.
"Kenapa kamu mencuci dengan tanganmu?"tanya mas astan tiba tiba
Aku berhenti berjalan sejenak"Ah itu tuan,,saya tidak pandai menggunakan mesin cuci,jadi saya mencuci dengan tangan, tapi tuan tidak perlu khawatir saya akan hati hati saat mencuci baju tuan,saya akan berusaha agar baju tuan bersih dan tidak lecet,"ucapku sedikit panik, bagaimana kalau ia akan marah karena aku mencuci bajunya dengan tanganku.
Dia menggeleng pelan dan menatap aneh kearah ku"Kamu hidup dijaman apa sih? menggunakan mesin cuci saja kamu tidak bisa,"ledek nya kearah ku.
"Maaf tuan,saya selama ini bekerja sebagai jasa pencuci pakaian selalu menggunakan tangan saya,dikampung tempat saya tinggal tidak ada benda seperti ini tuan,jadi saya tidak lihai dalam menggunakan nya."ucapku menjelaskan.
Apa? dia ternyata mantan seorang laundry?dan dia menggunakan tangannya mencuci pakaian yang jumlahnya pasti banyak
"Dasar gadis bodoh,otakmu itu memang kemasukan air sepertinya,berapa kali saya katakan kalau punya mulut itu bertanya,jangan diam saja,mulut ada untuk berbicara kalau tidak bisu saja sekalian,"ucap mas astan tiba tiba menarik tanganku dan membawaku mendekati mesin cuci itu.
Bagaimana aku bisa bertanya kepada mas astan,aku tak berani.
Entah apa yang terjadi dalam diriku,aku merasakan perasaan aneh saat mas astan memegang tanganku eh tepatnya menuntun tanganku saat mengajari bagaimana cara menggunakan mesin cuci itu.
Aku merasa panas dingin dan jantung ku berpacu sangat keras,apa aku mendadak memiliki penyakit jantung atau semacamnya?.
"Sudah mengerti?"ucapnya dengan lantang,aku mengangguk mengiyakan.
"Cepat siapkan handuk untuk saya,"ucapnya pergi keluar sedang aku terduduk lemas memegangi dadaku yang mulai melemah detakannya tidak seperti tadi.
Aku langsung bangkit dan mengambil handuk bersih dari lemari ruang tamu,lalu berjalan menuju kamar lalu meletakkannya diatas tempat tidur.
Setelah selesai dengan urusan mencuci aku langsung memasak di dapur,pasti mas Astan sudah kelaparan sekarang, walaupun aku sudah tau kalau mas Astan tak akan pernah mau menyentuh makanan yang aku masak,aku akan tetap memasak untuk mas Astan.
Mas Astan keluar dari kamar dan menuruni anak tangga dengan cepat dengan mengenakan baju kaos hitam polos dan celana pendek hitam polos juga, sangat tampan sekali.
Lagi lagi aku tiba tiba merasakan getaran aneh dalam tubuhku,apa sebenarnya yang terjadi dengan ku? Apa mungkin aku memang memiliki penyakit jantung?.
Aku meletakkan nasi goreng itu diatas piring berwarna perak itu dan menaru telur mata sapi diatasnya,aku tak tau apa mas Astan akan mau memakan ini?selama aku tinggal disini dan sudah terbilang tidak sebentar,belum pernah sekalipun mas Astan mau memakan masakan ku dengan alasan takut kalau aku meracuninya.
Aku faham dengan ketakutan mas Astan,tapi tidak menutup kemungkinan aku merasa sangat terluka,bersusah payah memasak dengan hati hati tapi tak pernah dihargai.
"Tuan,, sarapannya sudah selesai saya masak,"ucapku pelan mendatangi mas Astan keruang depan sedang menonton televisi dengan santai.
Ia menoleh pelan ke arahku"Bawa kemari."ucapnya tiba tiba.
Aku sendiri kaget bukan main mendengarnya,apa kali ini mas Astan benar benar akan memakan masakan ku?kalau benar aku akan sangat bersyukur dengan itu.
Aku dengan pelan meletakkan nampan berisi air putih dan nasi goreng tadi dihadapan mas Astan,lalu aku berdiri hendak pergi karena aku takut mas Astan akan kehilangan selera makan karena melihat ku"Mau kemana kamu?"tanya mas Astan tiba tiba.
"Eug,,saya akan kedapur tuan,saya takut tuan tidak berselera makan kalau tuan melihat saya,"ucapku menunduk.
"Kamu pikir saya bodoh mau makan begitu saja masakan anak pembunuh seperti mu? duduk disini cepat dan makan makanan itu dihadapan saya,"ucapnya dengan tegas.
Aku perlahan duduk disebelah mas Astan ditempat yang ia tunjukkan tadi,aku mengambil piring itu dengan sedikit gemetar dan memakan satu sendok nasi goreng itu dihadapan mas Astan.
Ia mengangguk Seolah percaya kalau masakan itu memang aman"Baiklah saya percaya sekarang,kalau begitu suapi saya makan,"ucapnya tiba tiba lagi lagi membuatku yang mendengar nya terkejut.
Aku harus menuruti mas Astan,aku tak mau mas Astan marah lagi,satu suapan sudah aku berikan kepada mas Astan,ia memakan perlahan nasi goreng itu"Ba,, bagaimana tuan?apa rasanya enak tuan?"tanyaku dengan pelan.
Ia bereaksi biasa saja meskipun mulutnya terus mengunyah nasi goreng itu"Biasa saja,"ucapnya santai.
Aku sedikit kecewa dengan tanggapan mas astan,apa selama ini orang orang dikampungku berbohong dengan rasa dari masakan yang aku jual?kata mereka masakan ku sangat enak dan bahkan mengalahkan restoran bintang lima.
"Kenapa dengan wajahmu itu?tak suka dengan pendapat saya?"tanya mas Astan yang mungkin menyadari wajahku yang sedang cemberut kecewa.
Aku buru buru tersenyum kikuk"Bukan begitu tuan,saya hanya kecewa ternyata selama ini orang orang dikampung tempat saya tinggal berbohong dengan rasa masakan saya, mereka berkata masakan saya enak dan bahkan mengalahkan restoran bintang lima, mereka juga selalu membeli dagangan saya hingga ludes tanpa harus saya jualkan ke kampung sebelah kampung saya,tapi sekarang saya faham kenapa mereka melakukan itu, mereka hanya kasihan kepada saya,dan bodohnya saya selama ini sangat bangga dengan masakan saya."ucapku sedikit lesu.
Berapa banyak sebenarnya pekerjaan gadis ini dulu? laundry dan bahkan menjual makanan? padahal dia masih siswa
"Dasar bodoh,hanya karena ucapan saya sudah membuat mu goyah,kamu yang tau kemampuan mu,bukan orang lain,"ucap mas astan semakin membingungkan ku.
"Cepat suap lagi,"titahnya dan Langsung ku turuti.
Aku melihat ke televisi dan aku sangat tertarik dengan film itu, seorang gadi SMA yang memiliki segalanya,ia berangkat kesekolah menaiki mobil dan dia juga memiliki banyak teman disekolah,pasti dia sangat bahagia.
Berbeda dengaku,saat sekolah dulu aku berjalan kaki ke sekolah yang jaraknya cukup jauh,dan aku tak memiliki banyak teman disekolah,tak ada yang mau berteman dengan gadis miskin seperti ku,aku terus terusan menjadi bahan olok olokan dan bahan bullying di sekolah,tak jarang mereka memukuliku,jadi saat mas astan bersikap kasar padaku aku akan dengan ikhlas melupakan itu,aku sudah terbiasa.
Tapi tetap saja mereka semua adalah temanku,dan aku merindukan mereka,aku rindu sekolah,aku rindu belajar bersama dikelas.
Melihat dari televisi para siswa sedang belajar disekolah membuat air mataku hampir terjatuh untung saja aku dengan cepat menghapusnya.
Aku berbalik kearah berlawanan dengan mas Astan lalu aku menghapus air mataku dengan cepat, rasanya sangat menyesakkan, kenapa aku jadi rindu sekolah sih? mereka pasti senang sudah tidak ada gadis miskin seperti ku disana.
"Cepat suapi saya, sedang apa kamu membelakangi saya?"tanya mas Astan tiba tiba.
Aku mengusap mataku dengan kasar"Anu,,itu tuan mata saya kelilipan,maaf tuan,"ucapku menahan tangis dan menyuapi mas Astan.
Ia menatap wajahku dengan heran,aku masih menghapus air mataku dan tersenyum kikuk"Maaf tuan,maaf karena menggangu acara makan tuan,karena kelilipan mata saya tak berhenti mengeluarkan air,"ucapku masih terus mengusap air mataku dan menahan tangisanku, rasanya sangat menyesakkan.
"Sudahlah,saya kenyang,"ucap mas astan tiba tiba,pasti ia sudah tak berselera makan karena aku.
"Maafkan saya tuan karena membuat tuan tak nyaman,saya permisi tuan,ada sesuatu yang harus saya urus,"ucapku pamit mengangkat nampan itu dan baru saja beberapa langkah aku melewati mas astan air mata yang aku tahan jatuh dengan deras.
Sangat bodoh diriku ini, menangis padahal sudah tak ada yang perlu ditangisi,ini adalah takdir ku, mungkin masa sekolahku hanya sampai kelas sepuluh saja.
Aku duduk dibawah pantry di dapur dan menangis pelan disana,aku ingin sekolah lagi,aku merindukan mereka yang disana.
...//Bersambung//...
...✳️✳️✳️✳️...
Coba bayangin kalian jadi Mina,putus sekolah adalah hal yang paling menyakitkan bagi anak seusia Mina
Jadi buat kalian para pembaca yang masih menduduki bangku pelajar dan khusus untuk saya juga yang masih seorang mahasiswi,mari kita sama sama bersungguh sungguh dalam belajar,kita harus bersyukur memiliki kesempatan belajar hingga sekarang,baik itu daring ataupun tatap muka kita jangan bermain main.
Bagaimana pendapat kalian tentang part ini? tolong beri tahu saya🤗
❄️❄️ Jangan lupa klik segi lima dibawah yah tayang tayang ❄️❄️
❇️❇️ Jangan lupa untuk follow akun author ❇️❇️
Laffyouall buanyaak buaanyak ♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
Muji Lestari Tari
manusia teraneh
2025-01-05
0
Eva Rubani
kapan bahagia nya si enengg
2023-01-15
0
Kenzi Kenzi
kamu ini.polos,jujur ato ke.pede an neng
2022-10-03
0