...Soundtrack//slepless night-rothy//...
...Aku lebih baik diam dan tersenyum agar semua terlihat baik baik saja...
...-mina-...
Dimana aku?Kenapa sangat gelap sekarang?Kenapa aku tak bisa melihat apapun itu?.
Pintu terbuka dan memperlihatkan beberapa kaki yang berjalan kearah ku
"Karena pria sialan itu sudah saya habisi.Sekarang adalah giliran mu untuk menyusul nya,"ucap sebuah suara.
Jangan bilang dia sudah membunuh ayah?Kenapa?Bukankah sudah sepakat kalau aku mau menikah dengannya ayah akan baik baik saja?Apa sebenarnya yang terjadi?Padahal baru semalam aku sah menjadi istrinya,kenpa tiba tiba ia sudah membunuh ayah?Dan kenapa aku disekap disini?.
Aku melihat dia mulai menekan pelatuk pistol ditangannya dan mengarahkannya kearah dahiku,jangan bilang dia benar benar sudah membunuh ayah dan akan membunuhku juga?.
1
2
3
Dia mulai melepaskan pelatuk itu perlahan dan aku dapat melihat sebuah peluru secepat kilat mulai ke arahku.
"Akhhh,"aku berteriak dan terduduk.
Aku lagi lagi dibuat bingung,tadi aku sedang disebuah ruangan gelap dan pengap,kenapa sekarang aku ada dikamar mas astan?Apa sebenarnya yang terjadi dimana mas astan dan juga pistol yang ditangannya?.
Aku memeriksa dahiku dan syukurlah tak ada bekas tembakan disana,lalu aku menyusuri ruangan mencari keadaan mas astan.
Aku terkejut melihat mas astan tepat berada di atas tempat tidur sambil duduk mentapku heran.
"Bisa bisanya kamu bangun setelah saya bangun,lebih lagi kamu sedang apa berteriak gila seperti tadi?Menjengkelkan,"ucapnya dengan wajah kesal.
Apa?bangun setelah dia?Jadi aku cuma mimpi kalau mas astan akan membunuhku?Ahhh syukurlah.
Aku mencoba bangkit namun aku malah dibuat bingung kenapa ada selimut ditubuhku?Aku melirik kearah mas astan tak ada selimut disana.Jangan bilang kalau aku mengigau semalam dan mengambil selimut ini dari mas astan?Astagah minaaaa habislah kamu.
Aku melihat kearah mas astan yang semakin memasang wajah kesal kearahku, bagaimana ini?.
"Eugh,,,mas,,eh tuan.Maafkan saya tuan,maafkan saya sudah lancang mengambil selimut tuan,"ucapku memperbaiki cara dudukku dengan melipat kedua kakiku dibawah dan menunduk kearahnya.
"Mengambil? selimut?apa maksudmu?"ucapnya masih dengan suara yang selalu berhasil membuat ku gemetar hebat.
Apa yang harus kulakukan?Mas astan pasti sangat marah sehingga berpura pura tak tau,ia mungkin sedang mencoba melihat apa aku menyadari kesalahan ku.
"Eugh,,mungkin saya mengigau tuan,sehingga saya lancang telah mengambil selimut tuan.Maafkan saya tuan,tolong ampuni saya,"ucapku,entah kenapa setelah mengatakan itu aku merasa sangat hina bahkan dihadapan suamiku sendiri.Ah itu tidak penting sekarang,yang penting adalah bagaimana aku harus meyakinkan mas astan kalau aku memang tak sengaja mengambil selimutnya.
"Lain kali jangan ulangi,"ucapnya dan aku langsung bernafas lega"Baik tuan,"ucapku senang.
"Kenapa kamu masih duduk seperti orang bodoh disana?Cepat siapkan air untukku mandi,"ucapnya lantang.
Aku langsung bangkit dan melipat selimut lalu dengan cepat aku memasuki kamar mandi hingga aku terjatuh tepat dipintu kamar mandi"Akhhh,"sungguh ngilu sekali pinggulku terbentur sudut pintu.Kenapa pinggulku sering terbentur begini?Sangat ngilu.
"Bodoh,"aku mendengar dia mengataiku bodoh.Coba saja dia jadi aku, bagaimana aku tak terburu buru saat mendengar perintah darinya yang sangat menakutkan itu.
Aku mencoba bangkit dengan pelan dan memasuki kamar mandi dengan hati hati"Akhh,"pinggulku sangat ngilu sekarang.Apakah itu terluka atau bagaimana? Nanti saja kuperiksa setelah ada waktu luang.
Bertemu lagi dengan suasana membingungkan ini.Aku tak tau cara menghidupkan yang mas astan bilang namanya adalah shower itu.Aku tak melihat bagaimana cara mas astan melakukannya.Aku harus bagaimana sekarang?Aku tak mau lagi mendapat amukan dan cacian dari mas astan.
Aku menarik nafas dan mendekat kearah pintu melihat mas astan sedang apa?"Kenapa?sudah siap rupanya?"ucapnya tiba tiba saat melihat kepalaku menyembul keluar.
Aku menggeleng tidak"Eugh,,itu ma,,eh tuan,saya tidak tau cara menghidupkan yang tuan katakan namanya shower itu. Saya tak mengerti cara kerjanya tuan,maafkan saya,saya belum pernah menggunakan itu sebelumnya.Melihatnya saja baru sekarang tuan,"ucapku menunduk takut.Bagaimana setelah mengatakan itu ia malah marah kepadaku?.
Dia bangkit dengan tegas dan berjalan kearahku,dia menarik tanganku kasar menuju shower itu.
"Ck,,"ia berdecak sebal.
"Dasar kolot,kamu tinggal dihutan atau di jaman apa sih?caranya begini, perhatikan dengan mata bodohmu itu,"ucapnya memperlihatkan caranya kepadaku.
Aku tak menyangka semudah itukah caranya"Woahhh,, ternyata sangat mudah tuan,aku kira harus menggunakan tenaga yang kuat tuan hehehe,"ucapku tertawa hambar dan langsung kicep saat melihat wajah tak bersahabat dari mas astan.
"Dasar gadis bodoh,"ucapnya masih menatapku.
Dia mendekat kearahku tepatnya kearah wajahku.Sedang apa dia?Membuatku bingung sekaligus takut saja.
"Keluar sekarang,saya mau mandi,dasar gadis bodoh,"dia menyentil dahiku dengan keras hingga aku hampir terjatuh untung saja aku bisa seimbang lagi.
Aku langsung keluar dengan cepat,tak mau mendapat semburan kawah panas dari mulutnya itu.
Aku mendengar mas astan dan supir pribadinya sedang berbincang diluar rumah.
Sehabis mandi tadi mas astan langsung berkemas rapi dengan setelan yang kusediakan diatas tempat tidur.Mungkin ia menyukai setelan yang sekarang sebab ia tak berkomentar apapun tadi.
Aku mengintip dari jendela mencoba mendengarkan dari dalam"Hari ini biar saya sendiri yang menyetir,kamu jaga dia saja,jangan biarkan dia menginjakkan kaki dipagar walaupun sejengkal.Kalau ia nekad pukul saja dia,jangan kasih ampun, saya paling jengkel dengan orang yang keras kepala,"ucapnya membuatku meneguk ludah kasar.Mas astan benar benar akan membuatku layaknya sebuah tahanan.
Aku melihat mas astan sudah keluar pagar dan mungkin hendak ke kantor,sepagi ini?Dia bahkan tak pamit kepadaku.Aku pernah menonton sebuah film dirumah tetangga kalau seorang suami hendak kerja ia akan pamit kepada istrinya.Astagah Mina mikir apa sih kamu?Mustahil jika mas astan menganggap mu istri,tapi setidaknya ia harus menunggu aku memasak untuk sarapannya.
Ah,, mengingat memasak,aku masih bingung dengan peralatan dirumah ini.Aku tak tau cara menggunakan kompor itu?penanak nasi juga aku masih belum ahli,apalagi harus menghidupkan AC,aku tak tau sama sekali.
Aku harus bertanya sama bapak yang diluar itu,siapa tau dia bisa membantuku"Hmmm permisi pak,"ucapku mendekat kearahnya.
Dia terlihat kaget melihatku,ia mungkin berpikir kalau aku hendak keluar rumah"Eugh,,saya bukan mau keluar pak,saya mau minta bantuan bapak,bisa tidak?"tanyaku pelan.
Ia mengangguk"Jadi gini pak,saya ini berasal dari kampung,saya baru baru ini berada dikota ini.Saya sangat kebingungan dengan barang barang dirumah mas astan,bisakah bapak membantu saya mengajarkan bagaimana cara menggunakannya?Saya tak mau lagi dimarahi Karena tak bisa diandalkan pak,"aku berkata yang sejujurnya kepada bapak itu,semoga ia bisa mengerti,dari yang kulihat bapak ini adalah orang baik dan juga penolong,semoga aja aku tidak salah.
Dia mengangguk mengiyakan,kami pun memasuki rumah.Dia menjelaskan cara penggunaan kompor itu dan juga peralatan dapur lainnya,dia sangat pintar,aku sampai bingung, sebenarnya bapak ini perempuan apa laki laki sih?Bagaimana ia bisa tau dengan betul alat alat dapur ini?Setelah alat alat dapur kami beralih ke cara penggunaan AC dan bahan bahan elektronik lainnya satu persatu.
"Terimakasih pak,"ucapku menyalami tangannya,dia tersenyum"Tidak apa apa neng,semoga neng bisa bertahan dirumah ini, nak astan sebenarnya adalah pria yang sangat baik neng.Namun setelah kepergian non Aldyva ia jadi sedingin itu neng,ia sangat menyayangi non dyva, karena ia hanya punya dyva sebagai keluarganya,selain non dyva ia tak punya siapa siapa lagi neng.Jadi bapak harap neng bisa mengerti dengan sikap nak astan,"ucap bapak itu dan kubalas dengan anggukan.
Aku mulai memasak dan membersihkan rumah Dengan penghisap debu yang sudah diajarkan oleh bapak itu cara penggunaannya, rasanya jadi sedikit mudah karena menggunakan penghisap debu ini. Menyenangkan sekali jadi orang kaya seperti mas astan, untuk mandi tak perlu ke Kula cukup tekan langsung keluar air. Membersihkan rumah tak harus pakai sapu cukup gunakan penghisap debu, memasak tak perlu susah nyari kayu bakar cukup beli gas,aku sangat iri.
Memasak sudah, membersihkan setiap sudut ruangan juga sudah, yang terakhir adalah mencuci semua pakaian kotor mas astan.Woahhh banyak sekali pakaiannya yang kotor,aku langsung mengumpulkan pakaian itu dan membawanya ke kamar mandi belakang yang bapak jelaskan tadi adalah tempat untuk mencuci pakaian.Aku langsung merendam semua pakaian itu.
Bapak tadi memang sudah menjelaskan bagaimana cara menggunakan mesin cuci itu, tapi aku masih belum yakin untuk menggunakannya.Jadi aku memutuskan untuk mencuci dengan tangan saja,aku sudah terbiasa dengan itu, baju sebanyak ini tak jadi masalah karena saat dikampungku dulu aku adalah seorang jasa binatu,sepulang sekolah aku selalu mencuci baju orang lain untuk menghasilkan uang.
Setelah mencuci sekarang tinggal menjemur pakaian ini keluar rumah,kenapa jemurannya tinggi sekali?aku tak akan bisa meraihnya, mengingat tubuhku yang sangat pendek ini.
Aku melihat sebuah bangku dibawah pohon mangga ditaman rumah itu,aku pun berinisiatif mengambilnya lalu menaiki bangku itu lalu mulai menjemur satu persatu pakaian itu hingga habis.
Saat hendak turun tiba tiba saja kakiku terpeleset dibangku itu hingga aku terjatuh membentur sebuah tiang.Aku yakin itu adalah tiang jemuran.
Pandangan ku mulai kabur dan aku tak bisa melihat apapun lagi,belum lagi dahiku terasa nyeri.
...//Bersambung//...
...✳️✳️✳️✳️✳️✳️...
Wuhhh
akhirnya bisa apdet lagi yah.
Bagaimana menurut kalian gaes?
❄️❄️ Jangan lupa klik segi lima dibawah yah tayang tayang ❄️❄️
❇️❇️Jangan lupa untuk follow akun author ❇️❇️
Laffyouall ♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
Muji Lestari Tari
nasip ya nasib
2025-01-04
0
Eva Rubani
nasib mu ndoookk.
2023-01-15
0
Kenzi Kenzi
yahhhhh...dia pingsan deh....
jotah jatoh.mulu...lama2 jatoh cinta deh
2022-10-03
0