...Soundtrack//the words in my heart-kim Yeon Ji//...
...Kau tau?aku sebenarnya tidaklah setegar yang terlihat,aku hanya mencoba terlihat kuat, bagaimana aku bisa baik baik saja saat aku sendiri tak bisa mempercayai diriku sendiri...
...-mina-...
Aku menyiapkan pakaian yang akan mas Astan kenakan ke kantor hari ini,hari memang belum terlalu sore tapi mas Astan berkata kalau ia akan berangkat sekarang,ada urusan yang harus ia urusi dengan cepat.
Aku keluar dari kamar takut takut mas Astan keluar lagi hanya mengenakan handuk dan memakai pakaian dihadapan ku.
Aku pun memilih keluar rumah untuk melihat pemandangan langit dari halaman depan,aku penasaran sekali bagaimana keadaan diluar saat ini?aku ingin keluar walaupun hanya lewat saja,tapi aku tak tau kapan aku akan bisa keluar dari tempat ini,atau bahkan aku tak akan pernah keluar dari sini?.
Mas Astan keluar dari rumah lengkap dengan tas kantornya dan setelan yang aku siapkan tadi, sungguh pria yang tampan,dia sangat cocok mengenakan apapun.
"Apa tuan akan langsung berangkat?"tanyaku tiba tiba menghampirinya yang berjalan menuju gerbang,kalau saja aku tak menyapanya ia pasti sudah langsung pergi saja tanpa memberitahuku,aku memang tak dianggap ada.
"Saya memang menyuruhmu bertanya karena punya mulut,tapi saya harap tidak usah menanyakan hal yang sudah kamu tau jawabannya,membuang waktu saja,"ucapnya kesal.
Aku menunduk minta maaf"Mata mu kenapa?kenapa bengkak begitu?"tanya mas astan tiba tiba,aku jadi bingung saat mas astan tiba tiba perhatian begini pake segala menanyakan keadaan ku,tapi tak mungkin aku berkata kalau aku menangis seperti orang bodoh tadi hanya karena menonton film tentang sekolah.
"Anu,,itu tuan,saya tadi motong bawang jadi merah gini hehehe,"ucapku dengan tertawa dibuat buat
Dia menggeleng acuh"Saya tak tertarik sebenarnya,hanya basa basi saja tadi,jangan berulah apalagi berniat kabur,"ucapnya langsung pergi.
Apa sesusah itu berkata"Aku pergi kerja,jaga rumah."dia langsung pergi tanpa pamit,malah ia mencurigai ku berniat kabur.
Mana berani aku kabur, sebodoh bodohnya orang pun tak akan berani kabur saat diancam setiap waktu.
24.13 pm
Mas Astan belum juga pulang dari kantor, biasanya ia sudah pulang tepat 5 sore.
Membuatku khawatir saja,apa terjadi sesuatu dengan mas Astan yah?.
Aku membuka pintu rumah berkali kali,kalau ku hitung mungkin sudah hampir 15 kali aku membukanya namun aku tak melihat ada tanda tanda mas Astan akan datang.
Hari sudah tengah malam,kalau mas Astan tak pulang malam ini,dia seharusnya memberitahuku tadi sebelum berangkat,apa sebegitu tidak berarti nya aku sampai hal sepenting ini tak ia beritahukan padaku.
Aku duduk disofa kembali menyalakan televisi yang sempat aku matikan tadi.
Biasanya aku sangat tertarik menonton film apapun di televisi tapi kali ini aku tak berselera sama sekali,pikiranku terus saja mengkhawatirkan mas Astan yang tak kunjung datang itu.
Kring..kring..
Aku terlonjak segera berdiri mengangkat telepon rumah diatas meja"halo."ucapku pelan.
"Apa ini pembantu Astan?"tanya seseorang dari seberang, pembantu?mas Astan bahkan memperkenalkan aku sebagai pembantu kepada orang orang,sungguh miris.
"Iya,,ada apa tuan,apa tuan Astan ada disana tuan?"tanyaku ber-akting seolah aku benar benar pembantu mas astan,karena lebih baik melanjutkan apa yang mas Astan inginkan.
"Begini,astan sedang mabuk di bar xxx,bisa kamu jemput sekarang,saya akan segera pulang jadi saya percayakan dia padamu,dia sudah tidak ada keluarga jadi hanya kamu yang bisa menjemput dia."ucap seseorang itu lalu menutup telepon secara sepihak tanpa menunggu tanggapan ku.
Bagaimana ini?aku sudah jelas lekas dilarang keluar dari rumah ini,tapi mas Astan akan sendirian disana,belum lagi aku tak tau dimana tepatnya tempat yang tadi disebutkan oleh orang itu.
Aku berlari menuju gerbang depan dan melihat pak Umar sedang berlatroli"Pak,,"teriakku dari pagar dan dengan cepat pak Umar menghampiri ku"ada apa neng?"tanya pak Umar lembut.
"Begini pak,tadi temen tuan Astan menelpon kalau tuan Astan mabuk dan harus dijemput,dia meminta saya menjemput nya pak,saya tak tau dimana bar xxx ini,bapak bisa kan mengantar saya kesana?"tanyaku dengan pelan.
"Ayok neng."ujar pak Umar dengan cepat.
Kami melaju dengan kencang meninggalkan pekarangan rumah,aku ternganga melihat jalanan yang sangat cantik dipenuhi lampu bermacam warna,ini adalah pertama kalinya aku keluar setelah menikah dengan mas Astan,menghirup udaranya saja sangat menyenangkan.
Aku meminta pak Umar membuka jendela mobil,aku mengeluarkan kepalaku dari jendela dan menutup mata menikmati angin malam yang sangat lembut, rasanya sangat melegakan,semua beban pikiran ku seakan ikut terbawa angin.
"Astaga neng."aku terkejut saat pak Umar tiba tiba nge-rem mendadak mobil itu hingga kepalaku ikut terbentur jendela mobil.
"Ada apa pak?saya kaget banget,"ucapku mengelus kepalaku.
"Anu neng,bapak lupa mengunci pagar rumah,tujuan kita masih agak jauh neng,belum lagi sekarang sudah tengah malam,saya takut neng maling masuk rumah,"ucap pak Umar dengan takut.
Aku juga ikut panik,barang barang dirumah mas astan adalah barang yang sangat mahal semua,kalau seumpama maling masuk mati kami.
"Kita putar balik dulu yah neng,saya takut neng,saya tak akan mampu mengganti rugi semua barang tuan astan kalau seumpama maling datang,bahkan dengan nyawa saya,"ucap pak Umar putar balik mobil itu.
"Tunggu pak,turunin saya disini pak,saya tunggu bapak disini saja,ini pertama kali saya keluar pak, mungkin saya tidak akan punya kesempatan keluar lagi dari rumah,saya hanya ingin menginjak dunia luar pak,"ucapku memelas,entah kenapa aku sangat ingin turun dari mobil ini dan menginjakkan kakiku ditanah.
Awalnya pak Umar menolak,karena ia tak mungkin mau menurunkan seorang gadis ditengah malam begini,tapi aku tetap bersikeras dan akan menjaga diri.
Akhirnya pak Umar setuju mengijinkan aku agar menunggunya disini"Saya akan cepat neng,hati hati yah,"ucap pak Umar sebelum berangkat menuju rumah, sangat ramah layaknya seorang ayah bagiku.
Seperginya pak Umar aku langsung merentangkan tanganku menghirup lebih banyak udara segar ini,sangat berbeda rasanya saat sedang bernafas dirumah mas astan dengan bernafas disini,lebih melegakan bernafas disini, bagaimana bisa seperti itu?.
Aku melepaskan sendal jepit yang aku kenakan dan menginjakkan kakiku ditanah dan rasanya sungguh menyenangkan,aku seakan baru pertama kali menginjak tanah padahal dirumah mas Astan aku juga menginjak tanah, terdengar lucu kan?
Aku berjalan pelan kedepan sambil merentangkan tanganku menggapai daun daun gugur yang berjatuhan"Aku sangat mirip dengan kalian,sudah tidak ada harapan lagi,terbuang dan jatuh,"gumamku pada daun berwarna coklat ditanganku .
"Khem,,khem sendirian aja nih neng,"ucap seseorang yang membuatku terlonjak kaget bahkan hampir oleng.
Aku menoleh kebelakang sudah ada tiga pria dengan pakaian layaknya preman,dan umur mereka sudah terbilang cukup dewasa mungkin seumuran dengan mas astan.
Aku gemetaran takut, mereka menatap ku dengan tatapan yang penuh arti,aku tak mengerti,tidak mungkin kan mereka ingin merampok orang miskin seperti ku?melihat penampilan ku saja sudah ketebak kalau aku sedang tidak memiliki uang walau seperak pun.
"Maaf bang,saya jalan duluan yah,"ucap ku dengan sopan berjalan lebih cepat.
"Kita temenin aja neng,ngk baik loh anak gadis kayak neng jalan sendirian malem malem,"ucap pria berambut gondrong dengan jaket jeans yang mulai pudar warnanya itu.
Astagah Mina,mudah sekali berpikiran buruk kepada orang lain,mereka hanya ingin menemanimu berjalan saja sudah kau kira ingin merampok,ini nih akibat terlalu suka berpikir buruk.
Aku berjalan dengan lebih santai sekarang"Emang neng mau kemana?kenapa berjalan sendiri tengah malam begini?"tanya pria paling pendek diantara tiga pria itu.
Aku menoleh sebentar kearah mereka,aku sebenarnya masih sedikit takut kepada mereka,mereka tersenyum tapi senyuman mereka seakan memiliki arti dan hanya mereka bertiga yang mengerti dengan arti senyuman itu"Ahh saya lagi nunggu seseorang bang,saya duluan yah"ucapku berjalan lebih cepat dari mereka.
Aku tak tau kenapa aku mencoba melarikan diri dari orang yang sama sekali tidak mengejar ku,aku hanya takut tanpa alasan"Mau kemana sih neng kok buru buru?"tanya pria gondrong itu lagi dan kali ini ia memegang tanganku dengan kuat.
Aku jadi semakin takut, bagaimana kalau mereka berniat buruk padaku,aku sendirian dan mereka bertiga,apalagi baru baru ini ada banyak berita di televisi penjualan anak gadis secara ilegal, bagaimana kalau mereka berniat menjual ku?aaa aku tidak mau"Maaf bang,saya buru buru,tolong lepaskan saya,"ucapku mencoba melepaskan diri.
Mereka bertiga tertawa sangat keras dihadapanku"Tidak semudah itu neng,kita bersenang senang dulu baru neng bisa pergi,"ucap mereka serentak dan kemudian tertawa lagi bahkan lebih keras dari yang tadi.
Aku tak mengerti, bersenang senang seperti apa yang mereka maksud?tengah malam begini?bahkan taman hiburan juga sudah tutup tak akan ada lagi tempat untuk bersenang senang di jam segini"Maaf bang,saya buru buru,"ucap ku berhasil melepaskan tanganku dari mereka dan langsung berlari.
Sepertinya mereka sedikit tidak waras,masih ingin bersenang-senang tengah malam?bahkan anak teka saja sudah tidur nyenyak jam segini.
"Akhh"aku terpental jatuh saat pria kecil itu mendorong tubuhku hingga jatuh, lututku yang baru baru ini terluka dan hampir sembuh kembali tergores hingga menganga lagi.
Kenapa mereka sebenarnya?aku sudah lari masih saja dikejar, sepertinya memang benar ingin menjual ku.
"Akhh"aku meringis sakit saat mereka menyeret tubuhku dengan paksa.
Aku memberontak tak mau,kemana mereka akan menyeret ku?apa benar aku akan dijual?bapak aku takut.
"Hahaha saatnya bersenang senang."ucap pria berambut gondrong itu saat kami telah berada dibawah pohon yang tidak terlalu jauh dari jalan raya.
Aku mencoba bangkit dengan susah payah, punggung ku terasa sangat sakit dan membuat ku susah untuk bangkit"Kamu memang keras kepala sekali,mau dilembutkan yah kepalanya,"ucap pria berambut gondrong itu lalu memukul kepalaku dengan keras belum lagi pria bertubuh jangkung itu juga menekan pipiku dengan keras"Kalau kamu menurut kami akan bermain lembut,"ucapnya dengan penuh penekanan.
Aku tak mengerti, mereka ingin bermain apa sih sebenarnya?petak umpet?lompat tali?atau apa?aku tak tau aku hanya ingin pergi dari sini,aku menyesal telah melanggar perintah mas Astan,aku menyesal telah memaksak pak Umar meninggalkan ku disini,pak Umar kenapa lama sekali.
"Sudahlah tak perlu lama lama,lakukan saja bos, setelah bos kami juga ingin mencobanya,"ucap pria bertubuh kecil itu kepada pria berambut gondrong itu.
Pria berambut gondrong itu tersenyum kepadaku dan tanpa kuduga dia mencoba mencium bibirku kalau saja aku tak menghindari itu,ciuman pertama ku akan dia ambil,apa yang sedang mereka coba lakukan?jangan jangan mereka ingin memperkosa ku? bagaimana ini?aku takut sekali.
Kenapa aku tidak menyadari itu dari tadi? bagaimana ini?mas Astan saja yang berstatus suamiku belum pernah menyentuh tubuhku,aku tak akan membiarkan para pria jahat ini menyentuhku lebih baik aku mati dari pada harus dilecehkan oleh mereka.
"Wahh berani menghindar rupanya."ucap pria berambut gondrong itu lalu menampar keras wajahku.
Aku meringis tertahan lalu memegangi wajahku,pria itu juga kemudian menciumi leherku dengan keras kenapa sangat menyakitkan? aku menangis dalam diam,aku merasa sangat kotor dengan diriku.
Masih belum cukup dengan leherku,aku merasa rok ku disingkap dengan paksa,aku tak akan membiarkan mereka berbuat lebih jauh lagi,aku memberontak dengan menendang nendangkan kakiku dengan keras dan satu tamparan lagi mereka layangan kewajah ku,aku melihat tetesan darah dibajuku.
Aku merasa pusing sekali dan tenagaku hampir habis.
"Halo pak saya ingin melaporkan tindakan kekerasan disekitar xxxx."ucap seseorang dengan keras hingga para pria itu langsung berdiri kaget.
"Sial,,cabut,"ucap pria berambut gondrong berlari itu dan langsung diikuti oleh kedua pria lainnya.
"Maaf neng,bapak seharusnya tidak meninggalkan neng tadi disini,neng tidak apa apa kan?apa mereka sempat melakukan sesuatu kepada neng?"tanya pak Umar dengan wajah penuh khawatir.
Aku menggeleng lemas"Tidak apa apa pak,saya tidak sempat diapa apakan,"ucapku mencoba berdiri dengan dibantu oleh pak Umar.
"Neng pasti dipukuli,banyak sekali memar diwajah neng,"ucap pak Umar masih dengan wajah khawatir nya.
Aku memasuki mobil dan langsung melaju menjemput mas astan.
Air mataku mengalir dengan deras, entah kenapa aku merasa sangat sesak di dadaku.
Aku hanya ingin menghilang saja dari dunia ini.
...//Bersambung//...
...✳️✳️✳️✳️...
Pelajaran yah guyss
Kalaupun kalian sangat ingin jalan jalan diluar rumah,udah suntuk bangetlah pokoknya,jangan mau keluar malam diatas jam 10 karena itu berbahaya banget,tapi kalau kalian bareng orang yang bisa kalian andalkan seperti Abang,ayah atau adik juga ngkpp kalau kalian yakin.
Mari kita jaga diri kita yah, khususnya perempuan karena kita adalah sasaran para pelaku kejahatan.
Keep healthy
Keep strong.
and love yourself 🤗
❄️❄️ Jangan lupa like yah tayang tayang ❄️❄️
❇️❇️ Jangan lupa untuk follow akun author ❇️❇️
Laffyouall buanyaak buaanyak ♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
Muji Lestari Tari
kasihan ngapain keluar
2025-01-05
0
guest1053585591
makanya jgn ngenyel
2023-05-06
0
Eva Rubani
memang gadis lugu
2023-01-15
0