...Soundtrack//downpour-i.o.i(produce 101)//...
...Tersenyum memang mudah dilakukan,namun sakit hati yang dirasakan tak semudah itu hilang walaupun kita sudah tersenyum...
...-mina-...
Aku berjalan menuju dapur,mataku lagi lagi terbelalak melihat luasnya ruangan yang disebut dapur itu.Aku sungguh tak pernah melihat dapur seluas dan se apik ini, dapurnya saja sudah seperti kamar hotel bintang lima bagaimana bagian lainnya?aku hampir pingsan membayangkan itu semua.
Aku melihat tak ada tempat untuk aku memasak dengan kayu bakar.Aku melihat kompor di dekat rak piring,jujur saja aku tak ahli dalam menggunakan segala jenis kompor termasuk kompor yang dihadapan ku ini,bentuknya sungguh terlihat sangat berbeda dengan kompor kompor yang tetanggaku punya.
Aku bingung banget sekarang,aku takut ia akan marah lagi kalau melihatku berdiri layaknya orang bodoh disini,ingin bertanya tapi tak ada seseorang yang harus aku tanyakan,sejak aku datang kerumah ini tak ada seorang pun yang terlihat,apa selama ini ia tinggal sendirian?.
Aku harus mencobanya, siapa tau saat kepepet begini aku bisa mengerti bagaimana cara menggunakannya.
Tanganku terulur memegang tuas pemutar kompor itu,aku bingung harus memutar kearah mana?kanan atau kiri?dan akupun berinisiatif untuk memutar kearah kanan dan ternyata aku menekan terlalu keras hingga saat memutar aku memutarnya dengan kandas hingga apinya keluar sangat besar.
"Akhhh,"aku spontan berteriak bersembunyi dibawah meja.
Aku sungguh takut,pernafasanku tercekat,ingatan pahit itu kuingat kembali.Suara teriakan ayah saat tau ibu terkurung dirumah dan ikut terbakar menggema dan membuatku merasakan sesak di dadaku.
Aku mencoba agar bisa stabil kembali,aku sudah tak bersama ayah sekarang,aku harus bisa melawan rasa takut ini.Aku mencoba bangkit dan mematikan kompor itu namun kakiku lunglai tak berdaya hingga aku jatuh kelantai dengan sesak yang kian menjadi di dadaku.Air mataku sudah tak bisa aku tahan lagi, kenangan pahit yang selama ini aku coba lupakan datang lagi,aku merindukan ibu dan ayah,aku harus bagaimana sekarang?
"Kamu bodoh yah?"sebuah suara dapat aku dengar dengan jelas karena itu sangat lantang.
Aku mencoba mendongak dan melihat dia datang dari arah kamar dengan setelan yang aku siapkan tadi.Ia mematikan kompor dan berdiri menonton aku yang sedang tak berdaya ini.
Sungguh!!sekali ini saja,aku berharap ia memiliki sedikit nurani untuk membantuku bangkit.Kakiku sungguh lemas.
"Dasar ja*Lang sialan,kamu berniat membakar rumah ini? setelah ayahmu membunuh adik saya sekarang kamu juga ingin membunuh saya?ayah sama anak sama saja.Sama sama pembunuh,atau mungkin memang kalian adalah keturunan pembunuh?"ucapnya masih berdiri tanpa berniat membantuku.Baiklah,tak apa ia tak mau membantuku,tapi setidaknya dia tidak seharusnya berkata demikian.
Kuseka air mataku dan mencoba bangkit,namun tetap saja aku tak berdaya.Entah kenapa saat melihat api tadi persendianku serasa melumpuh,ini bukan saat yang tepat,aku tak mau lagi mendapatkan amukannya.
"Berhenti melakukan drama bodohmu itu!Jangan kamu pikir saya akan kasihan melihatmu berpura pura menyedihkan seperti itu,"ucapnya.
Aku mencoba bangkit lagi namun aku masih tak berdaya,aku sudah lama tak mengalami trauma ini.Terakhir kali aku mengalaminya saat aku kelas 5 SD,dan saat itu berlangsung sampai 3 hari aku tak bisa berjalan dan selalu terbaring lemah.Ayah sampai takut aku akan menyusul ibu.
"Oohh,kamu tak mau mendengarkan saya?dasar wanita bi*nal pembawa sial,"ucapnya menarik tanganku dengan kasar memaksaku berdiri tapi tetap saja kakiku lunglai.Kalau saja tak ada tangannya yang menahanku aku sudah terjatuh lagi.
Ia menatap bingung kearah kakiku,ia mungkin menyadari kalau kakiku memang tak bisa menopang tubuhku.
Dia kenapa sih sebenarnya?ada apa dengan kompor tadi?kakinya benar benar lemas layaknya tak memiliki tulang
"Bugh,"
Aku terhuyung kelantai,ia menjatuhkan ku tanpa belas kasihan"Lihat saja kalau Sampai saya sudah sampai di kamar kamu belum bangkit juga.Kamu akan menerima akibatnya,"ucapnya berlalu meninggalkanku yang masih terduduk lemah di lantai.
Seperginya aku langsung mencoba bangkit dengan mengandalkan kursi di sampingku. Alhamdulillah aku bisa bangkit meski masih bertumpu dengan kursi itu,aku menarik nafas dalam dalam dan mencoba rileks menghilangkan segala sesuatu yang mengganjal dalam dadaku.Aku langkahkan kakiku secara perlahan awalnya aku masih sedikit lunglai dan hampir saja terjatuh namun aku mencoba menahannya,hingga aku bisa lagi berjalan meskipun sedikit lambat.
Aku membuka pintu kamar dengan pelan dan melangkah lemah menuju ke arahnya.Ia menatapku dengan tatapan dingin tanpa ekspresi"Dasar lamban,"ocehnya lagi.
Aku hanya menunduk takut"Dasar sialan,lihat style yang kamu berikan ini?"tunjuknya kearah baju yang ia kenakan sekarang.
Aku bingung apa yang salah disitu?celana hitam dan kemeja navy itu terlihat serasi dan tak menimbulkan kesan kampung sama sekali"Kamu pikir saya mau kemana sekarang?matamu buta atau rusak?ada banyak baju kaos disana dan kamu memilih ini?"Tanya nya dengan sedikit keras.
"Ma-maaf tuan,saya kira tuan tidak suka memakai baju kaos,"ucapku takut takut.
"Punya mulut kan?kalau punya kenapa tidak bertanya?"ucapnya dengan sedikit emosi, bagaimana aku bisa bertanya?aku tak berani,aku takut ia kesal jika aku bertanya tentang ini dan itu.Sungguh selalu serba salah.
"Tu-tuan,boleh saya bertanya?"ucapku pelan.
Dia hanya berdehem menanggapi pertanyaan ku.Aku tak mengerti dengan dekheman itu, bolehkah atau malah tidak boleh?"Eummm,,,soal baju saya tuan.Boleh tidak saya kerumah sebentar untuk menjemput baju saya?"ucapku menunduk takut.
Aku mencoba mendongak melihat wjahnya sekilas,namun belum sampai 3 detik saja aku langsung berpaling takut.Matanya membelalak merah dan rahangnya mengeras,apa dia marah dengan pertanyaan ku?kalau ia kenapa? bukannya dia yang barusan berkata kalau punya mulut itu bertanya.
"Oohhh,,, sepertinya saya terlalu baik yah?Sampai kamu lancang mencari cara agar bisa bertemu dengan pria sialan itu?,berpura pura menjemput baju yah?Dasar gadis rubah, licik,"hujatnya sambil mendorong ku hingga terpental ke lantai,mungkin pinggulku akan membiru karena sering dihempaskan ke lantai.
Aku menggeleng"Tidak tuan,saya hanya ingin menjemput baju saja.Saya tak punya baju disini tuan,"aku menunduk.
"Kamu masih tidak mengerti juga dengan ucapan daya tadi?Sekali tidak tetap tidak, jangan harap kamu akan menginjakkan kakimu kedunia luar.Selamanya kamu akan tetap disini,berani keluar nyawa pria sialan itu dalam bahaya,"ucapnya berdiri dan berjalan menuju lemari mengambil sebuah kemeja.
Mendengar ucapannya tadi aku langsung panik.Bagaimana dengan sekolahku?aku tak bisa sekolah jika aku tak di izinkan untuk keluar dari rumah ini,tapi jika aku bersikeras ayah akan dalam masalah.
"Bugh,"
Sebuah kemaja terlempar mengenai wajahku"Pakai itu,jangan beralasan pakaian untuk bertemu pria jal*ng itu.Ayah yang kamu rindukan itu adalah pria sialan yang sangat ingin aku habisi sekarang juga,"ucapnya dengan emosi.
Aku tau dia mengatakan itu karena masih belum menerima kepergian adiknya"Aldyva jaya ramatha" yang meninggal karena tak sengaja ditabrak oleh ayah.
Dan karena itulah aku harus menebus kesalahan ayah dengan terpaksa menikah dengan "Astan jaya ramatha"yang sangat menaruh dendam kepada ayah.
Aku mencoba bangkit dan berjalan menuju kamar mandi dengan membawa kemeja yang aku terima dari astan tadi.
Setelah mandi agak lama aku keluar dari kamar mandi dan melihat astan sudah terlelap.Mungkin kelelahan,apa dia tak merasa lapar saat ini?jujur aku sudah kelaparan namun aku cukup sadar diri kalau aku tak ber-hak memakan apapun dirumah ini
Aku berjalan kearah jemuran menjemur bajuku yang barusan aku cuci agar aku bisa memakainya besok.
Wajahnya sangat damai saat tertidur, bagaimana bisa wajah lembut ini begitu kasar saat bangun?aku tau dia pasti sangat kesepian tanpa adiknya.Ia pasti merindukan adiknya.
Aku sudah mulai mengantuk Karena seharian aku sudah banyak melalui hal hal yang menguras habis tenagaku.
Aku bingung harus tidur dimana?tak mungkin aku menaiki kasur dan ikut tidur disebelahnya.
Akhirnya aku memilih tidur di lantai saja tanpa alas, bantal juga selimut, rasanya sangat dingin namun aku tetap bersikeras untuk mencoba tidur.
...//Bersambung//...
...✳️✳️✳️...
Fyuhhh
Akhirnya part 2 udah selesai juga.
Bagaimana pendapat kalian tentang part ini?semoga kalian tertarik dan menyukai
Jangan lupa untuk follow me 😉✌️
Laffyouall ♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
Muji Lestari Tari
crita apaan ini ya
2025-01-04
0
Ita Manurung
bagus cuma sedih
2023-07-19
0
Eva Rubani
kasar banget..
2023-01-15
0