Hasrat Terlarang Abang Ipar
Beberapa hari lagi, Dewi dan Eza akan melangsungkan pernikahan mewah di sebuah gedung yang terbilang cukup mewah dikota kecil tersebut. Sebelumnya, Dewi dan Eza menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih semenjak dua tahun yang lalu.
Namun, meskipun begitu, sebenarnya tujuan Eza bukanlah Dewi, melainkan Kinar, adik kandung Dewi yang jaraknya hanya satu tahun dibawah Dewi.
"Kinar, kamu dimana? Apa bisa kita bertemu sebentar? Ada hal penting yang ingin mas bicarakan sama kamu. Tapi mas mohon, jangan sampai kakak mu Dewi tau ya," tulis Eza dalam sebuah pesan yang ia kirimkan kepada Kinar. Siang itu, Kinar tengah berada di rumah sakit tempat ia bertugas sebagai asisten salah satu dokter kandungan.
"Memang Mas Eza mau bicara apa ya? Apa ini tentang pernikahan mas sama Kak Dewi? Mas Eza pasti mau ngasih kejutan ya sama Kak Dewi?" balas Kinar dengan emotikon lucu di belakangnya. Kinar sendiri memang cukup dekat dengan calon kakak iparnya tersebut. Namun Kinar sama sekali tidak tau kalau Eza sudah lama menaruh hati kepadanya.
"Kamu ini bisa saja Kinar. Gimana? Bisa kan? Mas tunggu di taman belakang rumah sakit ya? Mas otw kesana sekarang," balas Eza secepat kilat.
Karena tidak menaruh curiga apapun, tentu Kinar tidak keberatan untuk bertemu dengan calon kakak iparnya tersebut. Kebetulan, sebentar lagi jam tugasnya akan segera berakhir.
Setelah menyanggupi permintaan Eza, Kinar segera menyimpan ponselnya dan langsung masuk ke kamar mandi. Memang, sebelum pulang ke rumah, Kinar memang selalu memeriksa penampilan wajahnya. Jika dirasa lipstiknya memudar, maka Kinar akan memperbaikinya. Lain halnya dengan Dewi sang kakak yang berprofesi sebagai karyawan di salah satu kantor perusahaan asing. Dewi terlihat lebih natural dan tidak terlalu mementingkan penampilannya.
Sekira tiga puluh menit kemudian, Eza pun sampai di taman belakang rumah sakit tempat Kinar bertugas. Tak lupa, ia menghubungi Kinar dan memberi tau kalau ia sudah sampai di taman.
Tanpa menunggu lama, sosok wanita cantik berpakaian serba putih tersebut datang menghampiri Eza yang tengah duduk di salah satu bangku taman tersebut.
"Sudah lama nunggu ya mas?" tanya Kinar sembari duduk di sebelah Eza. Tentu saja, kedatangan Kinar membuat buyar lamunan Eza.
"Ah, ngga kok Kin. Kamu sudah selesai tugas?" jawab Eza balik bertanya.
"Sudah mas. Oh ya, mas mau bicara apa? Kayaknya serius sekali?" tanya Kinar selanjutnya.
"Hmmmm jadi begini Kinar. Mungkin ini akan membuat mu sedikit terkejut. Tapi, mau tidak mau, mas harus menyampaikannya sama kamu. Mas harap, kamu tidak marah ataupun benci sama mas," ucap Eza membuat Kinar mengernyitkan keningnya. Ia sama sekali tidak faham dengan apa yang dikatakan oleh calon suami kakaknya tersebut.
Maksud Mas Eza apa sih? Aku sama sekali tidak mengerti," balas Kinar kini menatap Eza dengan tatapan serius.
"Kinar dengarkan mas baik-baik. Sebenarnya, wanita yang selama ini mas cintai itu bukan kakak mu Dewi, melainkan kamu Kinar. Mas Rasa, mas harus jujur sama kamu sebelum mas menyesal," jawab Eza seketika membuat Kinar diam terpaku. Bagaikan di sambar petir disiang hari, Kinar sama sekali tidak menyangka kalau laki-laki yang beberapa hari lagi akan menjadi suami kakaknya ini tiba-tiba saja datang dan mengakui perasaannya.
"Kamu pasti bercanda kan mas? Mana mungkin Mas Eza suka sama aku. Mas dan Kak Dewi itu sudah pacaran selama dua tahun loh mas, dan beberapa hari lagi, mas akan menjadi suaminya kakak ku. Sudahlah mas, jangan bercanda seperti ini, ini sama sekali ngga lucu. Sekarang mending mas langsung katakan saja, apa yang ingin mas bicarakan sama aku? Apa mas butuh bantuanku untuk menyiapkan suatu kejutan untuk Kak Dewi?" tanya Kinar memilih untuk tidak percaya ucapan Eza meskipun saat ini jantungnya berdegup dengan kencang. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja, Eza datang dan menyatakan perasaannya kepada Kinar, yang mana, sebenarnya Kinar juga sudah lama memiliki rasa kepada calon kakak iparnya tersebut.
"Mas tidak bercanda Kinar, mas serius, mas cinta kamu dan mas sayang sama kamu. Mas sudah mencoba mencintai kakak mu Dewi selama dua tahun ini, namun hasilnya tetap sama, kakakmu tidak bisa menggantikan kamu di hati mas," jawab Eza lagi. Kali ini Eza dengan mantap menatap wajah cantik Kinar dan menggenggam tangannya erat.
Pandangan mereka pun saling bertemu. Ada aliran hangat yang dirasakan oleh Kinar, begitu juga dengan Eza. Ingin sekali Kinar ikut mengutarakan perasaannya yang sebenarnya, namun ia kembali sadar jika laki-laki yang ada di hadapannya saat ini adalah calon suami sang kakak. Kinar tau betul betapa besar cinta sang kakak untuk laki-laki yang memiliki nama lengkap Eza Bastian ini.
'Ngga Kinar, tahan, kamu jangan egois, ingat Kinar, kakakmu sangat mencintai Mas Eza. Jangan kecewakan kakakmu, dan jangan bikin malu keluarga. Tenang Kinar, tenang,' batin Kinar mencoba menenangkan hati dan pikirannya. Hingga beberapa saat kemudian, Kinar sadar dan langsung menarik tangannya dari genggaman tangan Eza.
"Jangan gila kamu mas, kakakku Kak Dewi sungguh sangat mencintaimu. Lagi pula, jika kamu memang mencintaiku, kenapa kamu bisa menjalin hubungan dengan kakakku? Bahkan sampai dua tahun lamanya. Itu artinya, sama saja kamu mempermainkan perasaan kakakku mas," jawab Kinar membuat Eza menarik menghembuskan nafasnya kasar.
"Itu karena mas satu sekolah dengan kakakmu Kinar. Dan tujuan mas mendekati kakakmu agar mas bisa punya celah untuk dekat dengan mu. Tapi kakakmu malah menganggap semuanya serius. Kinar tolong mengerti. Mas sama sekali tidak keberatan untuk membatalkan pernikahan mas dengan kakakmu dan mengakui perasaan mas yang sebenarnya dihadapan kedua orang tua mu dan dihadapan kedua orang tua mas. Mas siap menanggung apapun resikonya Kinar," jawab Eza lagi. Kali ini, hampir saja Kinar goyah dan juga mengakui perasaannya kepada Eza. Namun untung saja, ia bisa menahannya setelah ingat betapa sayangnya sang kakak kepada dirinya.
"Sudahlah mas, terlepas dari tidaknya apa yang baru saja kita bicarakan, tolong jangan kecewakan kakakku. Aku ngga rela kalau Mas Eza menyakiti hatinya. Dan untuk kedepannya, tolong lupakan perasaan mas dan fokus saja sama kakakku. Jika mas berani menyakiti kakakku, maka jangan pernah mas bisa kenal denganku lagi," jelas Kinar lalu pergi meninggalkan Eza.
Meskipun Eza memanggilnya berkali-kali, namun Kinar tetap tidak perduli. Ia bergegas meninggalkan taman tersebut dan langsung masuk ke kamar mandi.
Setibanya di kamar mandi, Kinar langsung menatap lekat wajahnya. Tak lama kemudian, ia pun menangis sesenggukan saat mengingat kembali ucapan demi ucapan yang di ucapkan oleh Eza kepadanya.
'Kenapa harus Kak Dewi yang harus kamu lamar jika kamu memang mencintaiku mas? Kenapa harus Kak Dewi wanita yang kamu jadikan kekasih selama dua tahun ini jika memang benar kamu mencintaiku? Andai kamu tau mas, aku juga memiliki perasaan yang sama seperti mu, bahkan jauh sebelum kamu dekat dengan kakakku,' batin Kinar merasakan hatinya sangat hancur dan sakit sekali atas pengakuan Eza tentang perasaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Ratna Mazdah
Kek pernah dengar ceritanya ini. Memang ada kejadian kek gini sih. Batal nikah krn sang pria menyukai adiknya. Padahal udah boking smua maekup dan dekorasi nyan aduh miris juga ceritanya sih.
2024-11-19
1
Ita rahmawati
aneh sih masa iya bisa bgtu 🤔🙄
2024-11-05
1