Dan ternyata benar saja, setelah dilihat, ternyata Kinar tengah tertidur dengan lelap. Pantas sedari tadi tidak menampakkan wajahnya di tengah pesta gumam sang ibu menghampiri putrinya tersebut lalu membangunkan.
.....
Dengan berat hati, akhirnya Dinar bangun dan duduk bersandar di kepala ranjang tersebut. Kinar beralasan jika ia sangat lelah dan mengantuk sekali.
"Aku mau pulang duluan ya bu. Aku mau istirahat di rumah. Aku capek dan ngantuk banget," jawab Kinar yang sebenarnya enggan untuk menghadiri acara pernikahan sang kakak. Hatinya sakit lantaran cemburu melihat sang kakak bersanding dengan laki-laki yang diam-diam ia cintai dan secara terang-terangan ternyata juga mencintainya.
"Tapi acaranya kan masih belum selesai nak. Ntar orang-orang pada nanyain kamu gimana? Ibu harus jawab apa Kinar?" tanya sang ibu lagi.
"Bilang aka kalo aku lagi istirahat bu. Gampangkan. Ya sudah, aku pulang duluan ya bu," balas Kinar lalu meraih tas nya dan langsung meninggalkan tempat resepsi melalui pintu lainnya.
Sesampainya di mobil, akhirnya air mata Kinar pun jatuh juga. Entah mengapa dan apa sebabnya. Padahal sebelumnya ia tidak terlalu mempermasalahkan jika memang kakaknya Dewi memang ingin menikah dengan laki-laki yang bernama Eza tersebut.
"Arrrggghhh, kenapa sih mas kamu pake jujur segala dengan perasaan mu kepadaku? Aku kan jadi ngga ikhlas seperti ini?" umpat Kinar memukul stir mobil yang ia kendarai.
Sementara itu, beberapa jam kemudian, acara resepsi pernikahan Dewi dengan Eza sudah berakhir. Semua tamu undangan sudah meninggalkan gedung pernikahan tersebut. Berikut dengan keluarga Eza dan juga kedua orang tuanya.
Sebenarnya mereka ingin menginap satu malam lagi di Jakarta, namun, dikarenakan dikota tempat mereka tinggal juga ada saudara dekat yang akan menikah, jadi mereka memutuskan untuk pulang malam itu juga.
"Sekali lagi selamat ya Za, Dewi. Kalian harus akur-akur. Maafkan kami harus segera pulang. Nanti, lain hari ibu dan bapak akan mengunjungi kalian ke sini," ucap ibunya Eza yang kini sudah menjadi mertua dari Dewi.
"Baiklah bu. Sampaikan salam aku kepada keluarga tante Mita ya. Maaf karena tidak bisa hadir di acara pernikahan anaknya," jawab Eza kemudian menyalami kedua orang tuanya secara bergantian. Di susul oleh Dewi dengan melakukan hal yang sama kepada mertuanya itu.
Tak lupa, keluarga besar Eza juga berpamitan kepada kedua orang tua Dewi dan juga keluarganya. Mereka nampak senang sekali karena acara pernikahan berjalan dengan lancar.
"Eza, Dewi, sebentar lagi akan ada mobil yang menjemput kalian. Untuk sementara, kalian tinggal dirumah ibu dulu ya. Nanti kalau sudah beberapa minggu, kalian boleh kok menentukan mau tetap tinggal bersama ibu ataupun mencari hunian sendiri," ucap Ratih. Wanita paruh baya yang kini sudah menjadi mertua Eza.
"Baiklah bu. Untuk saat ini, aku dan Mas Eza belum kepikiran untuk tinggal terpisah sama ibu dan bapak. Kira-kira mobilnya masih lama ngga bu? Aku udah gerah banget nih bu, pada lengket semua badanku," jawab Dewi tak lupa merengek seperti biasanya.
"Syukurlah. Ngga lama kok sayang. Ibu sama bapak pulang dulu ya. Kalian tunggu saja, palingan ngga nyampe lima menitan lagi," jawab Ratih hendak pergi, namun mobil pengantin yang sudah di pesan sebelumnya datang. Alhasil, mereka pun pulang beriringan dengan mobil sedan yang sudah dihias ala pengantin baru tersebut.
Sekitar satu jam kemudian, mobil mereka pun sampai di halaman rumah kediaman Imran dan juga Dewi. Sepanjang perjalanan tadi, Eza masih memikirkan Kinar yang sedari tadi tidak terlihat di acara pernikahannya dengan Dewi.
"Eza, Dewi, kalian langsung masuk kamar saja ya. Ibu tau, kalian pasti lelah kan seharian menjamu tamu yang datang bergantian tanpa henti?" ucap Ratih ternyata juga sudah merasa lelah dan mengantuk.
Pengantin baru tersebut hanya mengangguk dan langsung naik ke lantai dua rumah tersebut. Namun, saat berada di tengah tangga, mereka tidak sengaja berpapasan dengan Kinar yang kebetulan turun mengambil minum.
"Kak Dewi, Mas Eza. Kalian sudah pulang? Gimana pestanya?" tanya Kinar lebih dulu.
"Gimana... Gimana.. Makanya kamu itu jangan pulang duluan dong dek. Tega banget sih kamu pulang di saat acaranya masih berlangsung," jawab Dewi sedikit kesal. Namun, Kinar hanya membalasnya dengan senyuman dan tawa yang dibuat-buat.
"Ya maaf. Hehe. Habis aku capek dan ngantuk banget kak. Selain itu, kakak kan juga tau kalau aku ini ngga terlalu suka keramaian," balas Kinar lagi.
"Ya tapi ini kan pesta pernikahan kakak Kinar. Gimana sih kamu," ucap Dewi tak mau kalah.
"Iya kak, iya. Ya udah, maaf ya. Sebagai permintaan maaf dari aku, besok aku beliin kakak seblak pedas kesukaan kakak. Ya sudah, kalau begitu aku permisi dulu," jawab Kinar kembali menuruni anak tangga menuju dapur.
Setibanya di dapur, Kinar meminum banyak air putih yang baru saja ia keluarkan dari kulkas. Hari ini, Eza akan tinggal satu rumah dengannya sebagai pengantin baru dan berstatus sebagai kakak iparnya. Itu artinya, Kinar harus menguatkan hatinya saat melihat pasangan pengantin tersebut.
Setelah merasa tenang, Kinar pun kembali memutuskan untuk ke kamarnya.
Namun, baru saja beberapa langkah Kinar melangkahkan kaki, ia berpapasan dengan Eza yang entah apa tujuannya berada di dapur.
"Mas, mas, Mas Eza? Mau ambil minum juga?" tanya Kinar mencoba bersikap seperti biasa saja meskipun saat ini jantungnya berdetak dengan cepat.
"Tidak. Aku kesini sengaja untuk menemui mu Kinar," jawab Eza membuat Kinar tercengang.
"Jangan macam-macam ya mas. Kamu harus sadar mas, sekarang kamu adalah suami Kak Dewi, dan sekarang kamu lagi dirumah kami. Aku nggak mau mereka salah faham jika melihat kita berdua disini mas," ucap Kinar hendak pergi. Namun dengan cepat, Eza meraih tangan Kinar dan membawanya ke dalam pelukannya.
"Aku ngga peduli mereka melihat kita seperti ini Kinar. Biar mereka tau jika yang sebenarnya wanita yang aku cintai itu adalah kamu," jawab Eza kemudian mendaratkan ciuman di bibir Kinar.
Kinar yang terkejut hanya bisa diam dengan mata terbelalak. Entah mengapa, ia tidak bisa melawan dan melepaskan diri dari pelukan dan ciuman Eza. Hingga di detik berikutnya, terdengar suara Dewi memanggil nama suaminya itu.
Sontak, Kinar pun cemas dan otomatis mendorong tubuh Eza menjauh darinya.
"Mas, kamu disini? Ada kamu juga dek. Kalian ngapain?" tanya Dewi mengernyitkan keningnya. Namun, Dewi sama sekali tidak memiliki kecurigaan apapun kepada adik dan suaminya itu.
"Hmmmm ini nih kak, barusan suami kakak ini minta pendapat aku tempat bulan madu yang mungkin akan kakak sukai. Mas Eza berencana mau ajak kakak bulan madu keluar kota katanya," jawab Kinar tentu saja berbohong. Sedangkan Eza, nampak menatap Kinar dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.
"Kamu mau ajak aku bulan madu mas?" tanya Dewi nampak sumringah.
"I, i, iya rencananya gitu sih Wi. Awal, awalnya aku akan berikan kamu kejutan, makanya aku tanya sama Kinar. Eh, si Kinar nya malah ngga tau," jawab Eza meneruskan kebohongan Kinar.
"Ya ampun mas, kamu so sweet banget. Maafin Kinar ya mas. Kinar ngga tau mas soal gituan. Pacaran aja ia ngga pernah," tutur Dewi sembari mengusap kepala sang adik. Memang, Dewi begitu sangat sayang sekali kepada adiknya ini. Maka dari itu Kinar rela mengalah untuk sang kakak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Ita rahmawati
apakah dewi bakal gk panjang umur 🤣
2024-11-05
1