"Ya ampun mas, kamu so sweet banget. Maafin Kinar ya mas. Kinar ngga tau mas soal gituan. Pacaran aja ia ngga pernah," tutur Dewi sembari mengusap kepala sang adik. Memang, Dewi begitu sangat sayang sekali kepada adiknya ini. Maka dari itu Kinar rela mengalah untuk sang kakak.
........
"Apaan sih kak, ih. Minggir, aku mau ke kamar dulu," jawab Kinar meninggalkan dapur dengan menghentakkan kakinya seperti anak kecil. Hal itu membuat Dewi tersenyum gemas melihat tingkah laku sang adik.
"Dasar anak itu, selalu saja bertingkah seperti anak kecil," gumam Dewi geleng-geleng kepala.
"Ya sudah Wi, ayo, kita ke kamar," ajak Eza beberapa saat kemudian.
Dikamar, Kinar menghempaskan badannya ke ranjang miliknya. Ia terlihat kesal bercampur cemburu saat melihat kedekatan kakaknya dengan Eza.
"Ngga seharusnya kamu seperti ini Kinar. Ingat Kinar, ingat, laki-laki bukan hanya Mas Eza saja. Masih banyak diluaran sana yang mau sama kamu," gumam Kinar menguatkan dirinya sendiri.
Sementara itu, dikamar yang berbeda, Eza yang baru saja keluar dari kamar mandi cukup terkejut saat melihat Dewi yang tiba-tiba sudah berganti pakaian. Nampak Dewi terlihat begitu cantik dan menggoda dengan lingerie hitam mengkilat yang benar-benar minim bahan.
Segera, Eza menelan salivanya melihat penampilan menarik dan terbuka dari Dewi.
"Mas, kamu, kamu ngapain berdiri disitu? Ayo sini," ucap Dewi dengan suara manja lagi menggoda.
"Aku, aku, hmmm, Wi, kamu, kamu," jawab Eza gugup.
"Aku kenapa mas?" tanya Dewi turun dari ranjang dan melangkah menghampiri Eza.
Jantung Eza seakan mau copot saat Dewi mulai meraba dada bidangnya dan menarik tangannya mendekati ranjang. Eza tak menyangka jika Dewi bisa bersikap agresif seperti ini.
Dewi yang lebih aktif dan agresif, mulai mendekatkan wajahnya dengan wajah Eza. Tak lupa tangannya mulai meraba wajah tampan Eza lalu mendaratkan ciuman di bibir Eza.
'Ada apa dengan Dewi? Gue ngga nyangka kalo dia akan se agresif ini,' batin Eza yang sebenarnya berniat untuk istirahat, namun karena kasihan, Eza pun membalas ciuman Dewi.
Didetik berikutnya, desa*an nikmat mulai keluar dari bibir Dewi yang masih menyatu dengan bibir Eza. Bagaikan kucing diberi ikan, seketika naf*u Eza naik dan mulai merebahkan Dewi laku mengungkungnya.
Dengan kepandaian yang ia bisa, tangan kekar Eza mulai menggerayangi perut Dewi dan sedikit mere*masnya, sehingga membuat Dewi menggelinjang. Didetik berikutnya, rupanya tangan laki-laki tampan yang sedari menyelinap kedalam lingerie yang dikenakan oleh wanita yang kini resmi menjadi istrinya.
Sebagai pengantin baru, bukannya malu-malu, Dewi malah jauh lebih agresif dari Eza. Takkan ada kucing yang menolak di beri ikan, begitu juga dengan Eza.
Setelah hampir satu jam bergelut dengan nikmatnya malam pertama mereka, Dewi nampak kelelahan dan langsung tertidur dengan keadaan polos seperti itu. Sedangkan Eza, ia sama sekali tidak bisa memicingkan matanya. Eza kemudian memutuskan untuk mandi dan turun ke dapur untuk mengambil minuman.
Dikamar yang berhadapan dengan Dewi, Kinar sendiri juga belum tidur sedari tadi. Pikirannya terus membayangkan tentang apa yang tengah dilakukan oleh kakak dan kakak iparnya dimalam pertama ini..
"Arrgghhh.. Kenapa harus mikirin itu sih Kinar. Udah sana tidur," umpat Kinar pada dirinya sendiri.
Kinar pun akhirnya mencoba untuk memejamkan matanya, namun gagal. Gadis cantik itu kemudian memutuskan untuk turun kedapur guna mengambil minuman dingin.
Setibanya di dapur, lagi dan lagi, ia kembali berpapasan dengan Eza. Laki-laki yang kini sudah menjadi kakak iparnya.
Dengan cepat, Kinar pun kembali membalikkan badannya dan hendak meninggalkan dapur. Namun dengan sigap Eza meraih tangan Kinar dan menarik Kinar ke dalam pelukannya.
"Jangan macam-macam ya mas. Mau apa kamu?" ucap Kinar takut jika ada yang melihat mereka dalam keadaan seperti ini.
"Kamu mau kemana Kinar?" tanya Eza dengan suara pelan dan sedikit parau.
"Aku mau ke kamarku. Tolong lepaskan aku mas, aku ngga mau ada yang melihat kita dalam keadaan seperti ini," pinta Kinar sembari memalingkan wajahnya mengamati keadaan sekitar.
"Ssstttt, kamu cukup diam saja. Izinkan aku memelukmu seperti ini Kinar. Sebentar saja," jawab Eza membawa Kinar ke dalam pelukannya.
"Ngga mas, lepaskan aku. Ingat posisi kamu sekarang mas," balas Kinar berusaha memberontak dan menghindar.
Eza yang dasarnya keras kepala pun tidak mengindahkan permintaan Kinar. Ia nekat membawa Kinar kedalam pelukannya. Namun, beberapa saat kemudian, terdengar suara langkah kaki mendekati dapur. Eza yang terkejut, bergegas membawa Kinar pergi dari tempat tersebut dan masuk ke dalam sebuah kamar kosong bekas asisten rumah tangga keluarga tersebut.
"Ssstttt, jangan bersuara Kinar. Di dapur sepertinya lagi ada orang," bisik Eza membuat Kinar segera diam. Bagaimana pun juga, ia tetap tidak mau jika ada yang melihat ia dan kakak iparnya berduaan di tengah malam menjelang subuh seperti ini.
"Mas, tolong setelah ini biarkan aku keluar. Aku mohon. Aku ngga mau pernikahan kamu dengan kak Dewi menjadi berantakan," ucap Kinar dengan suara pelan.
"Kinar, dengarkan aku, aku sudah sudah tau semuanya. Aku tau kalau kamu juga mencintaiku bukan? Aku mohon sama kamu, jangan sakiti perasaan mu sendiri. Kamu juga berhak bahagia," balas Eza membuat mata Kinar terbelalak. Bagaimana bisa Eza tau dengan perasaannya yang sebenarnya.
"Mas kamu, kamu, kamu tau dari mana?" tanya Kinar gugup.
"Kamu tidak perlu aku tau dari mana. Kinar, aku juga mencintaimu. Harusnya yang menjadi istri aku adalah kamu, bukan De...," ucap Eza terputus.
"Cukup mas, tidak usah di bahas lagi. Cinta atau tidaknya aku sama kamu, itu semua tidaklah penting. Sekarang istri kamu itu kak Dewi, bukan aku. Tolong jaga perasaan kakakku dan jangan sakiti dia," jawab Kinar hendak keluar namun segera di cegah oleh Eza.
Bergegas Eza memeluk Kinar dengan erat. Meskipun Kinar mencoba melepaskan diri, namun usahanya sia-sia. Ia kalah tenaga dengan Eza.
Setelah dirasa Kinar sudah tenang, Eza pun mengangkat dagu Kinar dan mereka sekarang berhadap-hadapan sehingga membuat mata mereka saling beradu. Tak lama, Eza pun mendaratkan ciumannya di bibir Kinar dan siapa sangka, Kinar sama sekali tidak menolaknya.
Tidak adanya penolakan dari Kinar, Eza pun menghentikan ciumannya lalu memeluk Kinar erat, dan tak lama, pelukan itu juga berbalas.
"Maafkan aku ya Kinar. Harusnya aku gentle sebagai laki-laki. Tapi aku janji, aku akan tetap mencintaimu dan namamu akan selalu ada di hatiku. Meskipun ragaku bersama dengan kakakmu, tapi hati dan cintaku, selalu bersamamu," ucap Eza tulus. Ia tau Kinar pasti sangat terluka dengan pernikahannya dengan Dewi.
"Sudahlah mas, itu sudah tidak perlu lagi. Belajarlah mencintai kak Dewi dan belajarlah untuk membahagiakannya. Jodohmu adalah dia, bukan aku," balas Kinar menahan air matanya yang hendak jatuh.
"Stop Kinar, jangan bicara seperti itu. Cepat atau lambat, aku akan menikahimu. Aku tidak rela jika kamu menjadi milik orang lain. Dan aku tidak mau kamu menolaknya," ucap Eza membuat Kinar terkejut.
"Jangan gila kamu mas. Aku.." balas Kinar namun terputus lantaran Eza segera menutup mulutnya dengan ciuman.
Kinar yang awalnya berusaha untuk melepaskan ciuman itu akhirnya hanya bisa pasrah di saat tangan Eza mulai menyentuh bagian da*a Kinar. Tak lama kemudian, gadis cantik itupun menikmatinya. Ia lupa jika laki-laki yang ada di hadapannya saat ini adalah kakak iparnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Ita rahmawati
cinta opo yg kamu maksud za eza,,cinta nafsu atau cinta obsesi yg pasti bkn cinta suci kan 🙄🙄
2024-11-05
1