"Apa akhir-akhir ini aku terlalu berlebihan kepada Mas Eza? Tapi aku merasa Mas Eza memang berubah tuhan," gumam Dewi kemudian bergegas menyeka air matanya lantaran pintu kamarnya di ketuk oleh sang ibu.
..........
"Ibu, a, a, ada apa bu?" tanya Dewi setelah membukakan pintu kamarnya untuk sang ibu.
"Dewi, kamu, kamu habis menangis?" tanya sang ibu melihat mata Dewi sembab.
"Ah, ng, ng, nggak kok bu. Mataku cuma kelilipan aja. Ibu ada perlu apa? Apa ibu butuh sesuatu?" jawab Dewi berusaha mengalihkan perhatian ibunya.
"Nggak nak. Hmmmm Wi, tadi ibu ngga sengaja dengar kamu dan Eza sedang ribut. Kalau ibu boleh tau, ada apa nak? Siapa tau ibu bisa membantumu," tanya Ibu Ratih menatap lekat wajah putri sulungnya itu.
Dewi pun diam sejenak dan menarik nafas dalam. Semenjak menikah, Dewi jarang sekali berbagi cerita dengan sang ibu. Berbeda pada saat ia masih gadis dulu. Pada saat gadis, Dewi adalah pribadi yang terbuka kepada ibunya. Apapun selalu Dewi ceritakan kepada ibunya.
"Aku dan Mas Eza memang lagi bertengkar bu. Mungkin karena aku terlalu posesif kali ya bu sebagai seorang istri?" ucap Dewi kembali menghela nafas kasar.
"Posesif? Kenapa kamu bisa beranggapan seperti itu nak? Apa yang terjadi?" tanya ibunya lagi.
"Sudah beberapa waktu kebelakangan ini, aku merasa Mas Eza sangat jauh berbeda bu. Mas Eza sifatnya jadi lebih dingin dan jarang sekali ada waktu untukku. Setiap aku tanya, Mas Eza selalu marah ngga jelas. Mas Eza bilang kalau dia sibuk di kantor bu," jawab Dewi membuka obrolan dengan sang ibu.
"Sayang, jika memang akhir-akhir ini Eza sibuk di kantor, seharunya kamu tidak menanyakan hal yang sama berkali-berkali. Disini, bukannya ibu membela Eza, akan tetapi, ada masanya karyawan kantoran itu memiliki banyak pekerjaan sehingga membuat mereka terkadang sampai lembur segala. Nah disitulah kamu bersikap pengertian sebagai istri," ucap sang ibu mencoba menenangkan sang putri. Namun entah mengapa, feeling Dewi tetap saja mengatakan kalau ada sesuatu yang disembunyikan oleh suaminya.
"Iya bu, aku sudah mencoba berpikir ke arah sana, tapi feeling aku kali ini rasanya beda bu. Aku ngerasa Mas Eza itu sekarang beda banget gitu lo," ucap Dewi lagi.
"Mungkin karena akhir-akhir kini keluarga kita lagi dirundung masalah Wi. Apalagi Kinar juga hamil dengan suami orang, maka dari itu kamu lebih ke takut atau gimana gitu. Sekarang, daripada kamu mikirin hal yang ngga jelas seperti itu, bagaimana kalau kita bikin kue buat ngilangin stres? Udah lama kan kita ngga buat kue sama-sama?" balas sang ibu sembari mengajak Dewi me time.
Meskipun tetap merasa tidak tenang, akan tetapi Dewi tetap menerima ajakan sang ibu untuk membuat kue bersama. Dulu, sewaktu Dewi stres dengan tugas-tugas kuliahnya, sang ibu selalu mengajaknya membuat kue bersama. Begitu juga dengan Kinar. Dengan begitu, kedua putri cantik ibu Ratih itu bisa tenang kembali.
Sementara itu, Eza baru saja sampai di apartemen Kinar. Kedatangan Eza, selalu di sambut hangat oleh Kinar yang benar-benar memperlakukan Eza sebagai suaminya. Jauh berbeda dengan perlakuan Dewi terhadap Eza saat berada di rumah.
"Kamu udah sarapan belum mas?" tanya Kinar yang selalu mengenakan pakaian minim jika bersama dengan ipar sekaligus suaminya tersebut.
"Belum sayang, aku sengaja ngga sarapan karena ingin makan masakan istriku yang cantik ini," jawab Eza sembari menoel hidung Kinar yang mancung.
"Bisa saja kamu mas. Ya sudah. kalau begitu ayo kita sarapan bareng. Aku baru saja selesai masak nasi goreng udang kesukaan mu," balas Kinar sembari menarik tangan Eza ke meja makan.
"Tapi suapin aku ya," ucap Eza dengan manja.
"Iya, ah, manja banget kamu mas," balas Kinar merasa senang.
Semenjak dinikahi oleh Eza, Eza merasa kalau hidupnya jadi lebih berwarna. Ia merasa semangat menjalani kehamilannya meskipun tanpa kedua orang tua. Bagi Kinar, cukup ada Eza di sampingnya itu sudah sangat lebih dari cukup.
"Hmmmmm mas, gimana hubungan kamu dengan Kak Dewi? Semuanya baik-baik saja kan?" tanya Kinar di sela-sela makan mereka.
"Semuanya baik kok sayang. Hanya saja, aku merasa sedikit jenuh dengan kakakmu semenjak aku menikah denganmu. Ternyata benar apa kata orang-orang diluar sana, menikah dengan orang yang kita cintai jauh lebih indah daripada menikah demgan orang yang sama sekali tidak kita cintai. Aku sudah mencoba untuk memaksakan cintaku sama Dewi, tapi tetap tidak bisa," jawab Eza kemudian menghela nafasnya lalu melanjutkan makannya.
"Tapi mau bagaimana pun juga kakak ku tetap istri kamu mas. Apapun yang terjadi, jangan pernah tinggalkan Kak Dewi mas. Kak Dewi ngga tau apa-apa," ucap Kinar yang menjadi istri kedua dari kakak iparnya sendiri.
"Kamu benar sayang. Dewi memang tidak tau apa-apa. Ya sudah, untuk hari ini, kita jangan bahas masalah Dewi ataupun orang lain. Kita habiskan hari ini hanya khusus untuk kita berdua dan calon bayi yang ada di dalam kandunganmu ini sayang," ucap Eza sembari mengelus perut Kinar yang masih rata.
Kinar pun tersenyum dan melanjutkan sarapannya. Setelah sarapan, mereka pun langsung berangkat menuju pantai yang akan dituju. Sepanjang perjalanan, Kinar nampak bahagia sekali. Begitu juga dengan Eza. Mereka sama sekali tidak memikirkan perasaan Dewi.
Begitu sampai di pantai, Kinar dan Eza langsung check in kamar hotel yang aksesnya hanya bisa dilalui dengan cara menyeberang lantaran kamar-kamar hotel tersebut berada di sebuah pulau kecil yang indah.
"Wah mas, ini sangat indah sekali. Kamu kenapa bisa kepikiran buat ngajak aku ke sini mas?" tanya Kinar takjub dengan udara dan juga pemandangannya.
"Ya bisa dong sayang. Karena akhir-akhir ini kamu sering menangis, jadi aku mencari tempat-tempat bulan madu yang romantis dan indah di internet, dan setelah aku cari-cari, dapatlah hotel unik ini," jelas Eza membuat Kinar merasa diperlakukan secara istimewa.
Sementara itu, Dewi yang masih memikirkan suaminya, tiba-tiba saja mendapatkan pesan masuk dari ponselnya.
Dewi pun meraih ponsel yang tak jauh dari tempatnya dan membuka pesan tersebut.
Begitu dibuka, Seketika mata Dewi terbelalak saat melihat foto yang dikirimkan oleh nomor baru yang tidak di kenal.
"Ya ampun, apa-apaan ini? tega sekali kamu mas mengkhianati pernikahan kita," gumam Dewi sembari menitikkan air matanya.
Dewi pun menangis sejadi-jadinya. Ia tak menyangka jika suami yang amat sangat ia cintai ternyata berani selingkuh dan menduakan cintanya tulusnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Sarita
Thor banyak banget tiponya .bahasanya belepotan ,tolong di perbaiki lagi Thor bahasanya 🙏
2024-12-10
0