Bab 12

"Aku senang sekali kalau kamu berubah pikiran sayang. Aku sudah menyiapkan tempat yang indah untuk kita berdua. Aku jamin kamu pasti suka dengan tempat itu," ucap Eza yang belum tau apa-apa tentang kehamilan Kinar.

.......

"Kita ke apartemenku saja mas, ada satu hal penting yang aku ingin sampaikan sama kamu," balas Kinar membuat Eza menatap sang adik ipar sekilas.

"Ada apa? Apa yang ingin kamu sampaikan hmmmm?" tanya Eza dengan tangan fokus pada stir kemudinya.

"Nanti kamu juga akan tau," jawab Kinar lalu tak bersuara lagi.

Melihat tingkah Kinar yang tiba-tiba saja dingin, Eza jadi bertanya-tanya sendiri. Seingatnya, ia sama sekali tidak pernah melakukan apapun kepada adik ipar yang menjadi selingkuhannya tersebut.

Tak lama kemudian, mereka pun sampai di apartemen yang menjadi tempat pertemuan pasangan terlarang tersebut. Tanpa basa basi, Kinar langsung mengeluarkan alat tes kehamilan yang tadi ia gunakan di rumah sakit dan memberikannya kepada Eza.

"Apa ini?" tanya Eza menatap Kinar dengan tatapan heran.

"Kamu ngga mungkin ngga tau kan mas ini alat apa?" jawab Kinar semakin membuat Eza merasa bingung.

Masih dengan tatapan herannya, Eza pun meraih benda pipih tersebut lalu melihat hasilnya.

"Ga, ga, garis dua? Itu artinya kamu, kamu, kamu..." ucap Eza terputus karena langsung di sela oleh Kinar.

"Itu artinya aku hamil mas. Aku hamil anak kamu," sela Kinar menatap Eza dengan tatapan kosong sembari mengeluarkan air mata.

Mendengar ucapan Kinar, Eza pun terdiam untuk beberapa saat. Sepertinya Eza masih belum menyangka jika saat ini Kinar tengah hamil darah dagingnya.

"Kamu kenapa diam mas? Apa yang harus kita lakukan sekarang? Aku ngga mau Kak Dewi tau kalau aku tengah hamil anak kamu mas. Aku juga nggak mau kedua orang tuaku tau," ucap Kinar lalu menangis sejadi-jadinya.

"Sudah.. Sudah, kamu tenang ya, jangan menangis. Aku janji ngga akan ada yang tau tentang kehamilan ini. Aku juga janji sama kamu kalau aku akan bertanggung jawab atas anak yang ada di dalam kandungan mu ini," balas Eza membawa Kinar ke dalam pelukannya.

"Bertanggung jawab gimana mas? Kamu adalah kakak ipar aku, dan perut ini, semakin lama akan semakin membesar. Ibu, ayah, dan juga Kak Dewi pasti akan tau dan mereka pasti akan menanyakan siapa ayah dari anak ini mas. Lebih baik gugurkan saja anak ini sebelum ia bertumbuh besar," ucap Kinar lagi.

"Nggak, kamu ngga boleh menggugurkan anak itu Kinar. Anak itu adalah darah dagingku dan ia harus lahir ke dunia ini. Aku janji sama kamu kalau aku akan membereskan masalah ini. Kalau perlu, aku akan menceraikan Dewi dan menikahi kamu," balas Eza dengan begitu mudahnya.

"Nggak mas, kamu nggak boleh menceraikan Kak Dewi. Sudah, mending sekarang kamu pergi dari sini. Aku butuh waktu untuk sendiri," ucap Kinar benar-benar merasa hancur.

"Tapi aku masih ingin bersama kamu sayang. Plis, jangan gugurkan anak ini ya. Ini adalah buah cinta kita sayang," ucap Eza hendak memeluk Kinar, namun Kinar segera menepisnya.

"Tolong beri aku waktu sendiri mas, aku ingin sendiri," balas Kinar tanpa menoleh ke arah Eza.

Eza pun tak dapat berbuat apa-apa selain mengikuti keinginan Kinar. Dengan langkah kaki yang berat, Eza meninggalkan Kinar di apartemennya. Namun, baru beberapa langkah, terdengar bunyi bel di unit tersebut. Sontak, hal itu membuat Eza cukup terkejut, begitu juga dengan Kinar.

"Sayang, apa kamu ada janji dengan seseorang?" tanya Eza membalikkan badannya.

"Tidak ada," jawab Kinar menggeleng.

"Ya sudah, kalau begitu aku buka pintunya dan melihat siapa yang datang," ucap Eza kembali membalikkan badannya.

Dengan cepat, Eza pun membuka pintu unit milik Kinar, sementara itu, Kinar yang ingin menghentikan Eza hanya bisa terdiam saat melihat siapa sosok yang bertamu ke apartemennya.

"Mas, kamu, kamu, kamu ngapain disini? Bukannya kamu bilang kalau kamu ada kerja tambahan?" tanya tamu tersebut yang tak lain tak bukan adalah Dewi, istrinya sendiri.

"Sayang aku, aku, aku...," jawab Eza tak mampu melanjutkan ucapannya.

"Mana Kinar, aku mau bertemu dengannya," tanya Dewi langsung masuk ke dalam unit apartemen sang adik.

"Dewi, aku, aku bisa jelasin semuanya sayang. Aku dan Kinar, kami, kami tidak memiliki hubungan apapun. Ini semua, ini semua kamu salah faham sayang," ucap Eza lagi.

Sungguh Eza benar-benar panik dan cemas. Eza benar-benar takut jika Dewi tau hubungannya dengan Kinar dan ia juga takut kalau Dewi tau jika saat ini Kinar tengah hamil darah dagingnya.

Sementara itu, melihat kedatangan Dewi secara mendadak, Kinar sungguh sangat terkejut dan terpaku di tempatnya. Ia bingung harus memberikan penjelasan seperti apa jika sang kakak bertanya tentang perihal keberadaan suaminya di apartemen Kinar.

"Ada apa ini Kinar? Kenapa Mas Eza sampai berada di apartemen mu?" tanya Dewi dengan penuh telisik.

"Dewi, sayang, aku, aku, aku bisa jelaskan semuanya sama kamu. Ini, ini, ini semua salah paham Wi," ucap Eza yang tiba-tiba saja datang menghampiri kakak beradik tersebut.

"Diam kamu mas, aku tidak meminta jawaban mu. Aku meminta jawaban Kinar," ucap Dewi seketika membuat Eza tidak lagi berani mengeluarkan suaranya.

"Jadi, jadi, jadi begini kak, sebenarnya, sebenarnya alasan Mas Eza berada di sini adalah untuk kakak. Mas Eza berencana akan mengajak pergi bulan madu, tapi Mas Eza bingung harus membawa kakak bulan madu kemana. Maka dari itu, Mas Eza menghubungiku dan meminta buat ketemu kak. Dan untuk Mas Eza, maafkan aku mas, aku terpaksa harus memberi tau Kak Dewi tentang rencana mas ini," jawab Kinar mencoba untuk bersikap tenang sembari merangkai sandiwaranya.

Mendengar jawaban dari Kinar, seketika Dewi langsung beralih menatap Eza suaminya. Dan disitulah, Eza mulai melanjutkan sandiwara dadakan yang dibuat oleh Kinar.

"Ma, ma, maafkan aku sayang. Aku dan Kinar sama sekali tidak bermaksud membohongimu. Aku mohon jangan marah sama aku dan juga Kinar," ucap Eza memasang wajah lusuhnya.

"Aku yang seharusnya meminta maaf sama kamu mas. Aku sudah sempat curiga sama kamu. Dan kamu Kinar, kakak juga meminta maaf sama kamu. Waktu tadi melihat Mas Eza yang membukakan pintu, waktu itu juga kakak mencurigai kamu. Pikiran kakak terlalu jauh menuduh kalian berdua," ucap Dewi seketika membuat Kinar dan Eza bisa bernapas lebih lega.

"Aku lah yang harusnya meminta maaf kak. Aku sudah membuat kakak curiga sama aku," balas Kinar sedikit getir.

"Ya sudah, kalau begitu kita lupakan saja. Sebenarnya tujuan kakak kesini adalah untuk menyampaikan pesan dari ibu dan juga ayah. Tadi ibu dan ayah sudah mencoba menghubungi kamu, tapi tidak ada jawaban. Ibu kemudian meminta kakak untuk mampir ke rumah sakit, tapi mereka bilang kamu sudah pulang. Makanya kakak kesini agar bisa bertemu dengan kamu," jelas Dewi panjang kali lebar.

"Maafkan aku kak, dari tadi aku tidak sempat memegang ponselku. Memang ibu sama ayah pesan apa kak?" tanya Kinar penasaran.

"Mereka berpesan agar kamu pulang untuk makan malam nanti malam karena kita akan kedatangan tamu. Ayah sama ibu juga bilang kalau makan malam ini sangat penting sekali," jawab Dewi semakin membuat Kinar penasaran.

"Memang siapa sih kak tamu itu?" tanya Kinar penasaran.

"Sudah, nanti kamu juga bakalan tau sendiri," jawab Dewi sembari memperbaiki posisi duduknya, namun seketika keningnya berkerut saat melihat sebuah benda berserakan di lantai.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!