Kinar sama sekali tidak bisa menolak lantaran sebenarnya ia juga menginginkan hal yang sama. Akhirnya, mereka kembali melakukan hubungan terlarang itu sebelum Eza pulang kerumah mertuanya. Meninggalkan Kinar yang sudah ia berikan kenikmatan tiada tara.
.......
Seperginya Eza, Kinar merasa dadanya benar-benar plong. Ia juga merasa kalau semua beban dan masalah yang selama ini ia rasakan sudah tidak ada lagi.
"Sudah lama aku tidak merasakan senyaman ini. Maafkan aku kak, aku janji, tidak akan membuatmu kecewa. Aku akan menjaga dan menyimpan rapat-rapat hubunganku dengan Mas Eza," gumam Kinar menghela nafasnya kasar lalu melepaskannya secara perlahan.
Begitu juga dengan Eza. Sepanjang perjalanan menuju rumah mertuanya, Eza hanya bisa senyum-senyum sendiri. Badannya terasa ringan dan juga fresh.
Hingga setengah jam kemudian, Eza langsung di sambut oleh Dewi yang memang sudah menunggu kedatangannya dari tadi.
"Mas, kamu kok pulangnya lama banget? Aku cemas loh mas," tanya Dewi mengekori langkah Eza menuju lemari pendingin yang ada di ruang makan.
"Maafkan aku ya sayang, tadi aku ada pekerjaan diluar. Tadinya juga mau menghubungi kamu, tapi ngga enak sama klien aku," jawab Eza yang sudah diberi tau oleh teman kerja yang ia sangat ia percaya.
"Iya mas, aku tau kok. Maaf ya tadi aku sempat nanya sama teman kamu, soalnya kamu di hubungin ngga ada jawaban," ucap Dewi dengan suara manjanya.
"Iya, ngga papa kok sayang. Hmmmm, aku laper nih, ada makanan ngga ya buat aku?" tanya Eza mengalihkan pembicaraan mereka.
"Ada dong mas, aku tadi sengaja masak buat kamu. Kamu duduk di meja makan dulu ya, aku akan panaskan makanannya dulu," jawab Dewi beranjak ke lemari makanan.
Setelah menyantap makanan hingga habis, Eza pun mengajak sang istri untuk masuk ke kamar. Laki-laki tampan itu benar-benar merasa sangat lelah sekali karena sudah menghabiskan waktu di ranjang bersama dengan adik iparnya.
Setibanya di kamar, setelah berganti pakaian, Eza langsung menghempaskan badannya keatas ranjang. Disusul dengan Dewi yang sudah siap dengan pakaian dinas yang hanya ia pakai di hadapan sang suami tercinta.
Sebagai pengantin baru, tentu Dewi sangat-sangat menginginkan sentuhan setiap saat dari Eza. Namun, Eza sepertinya tidak memiliki nafsu itu di malam ini. Meskipun Dewi sudah membujuknya dan merayunya, namun Eza tetap tidak berniat untuk menyentuh Dewi.
Ada sedikit rasa kecewa yang dirasakan oleh Dewi, namun, sebisa mungkin ia menutupinya karena tidak ingin terlihat bodoh dan murahan di depan suaminya.
Dewi pun memilih mengalah, Dewi mengira mungkin suaminya lelah bekerja. Namun, setelah mendekat ke arah Eza, tiba-tiba saja Dewi ingat dengan adiknya Kinar.
Ia ingat bukan karena rindu atau kepikiran, namun, ia ingat lantaran mencium bau sabun mandi sang adik yang menempel di tubuh sang suami.
Entah mengapa perasaan Dewi mulai tidak enak. Hatinya jadi merasakan kecurigaan sebagai seorang istri.
'Ngga, ngga mungkin Mas Eza dan Kinar memiliki hubungan. Tapi, bau itu? Itu adalah bau sabun mandi Kinar,' batin Dewi terus mengendus-endus leher ataupun badan Eza.
"Kenapa sayang?" tanya Eza sadar jika ada yang lain dari Dewi.
"Hmmmm mas, kamu, itu kamu mandi lagi ya di luar?" tanya Dewi memang suka berterus terang.
"Memang kenapa? Apa ada yang aneh?" tanya Eza balik bertanya.
"Itu, bau badan kamu seperti bau sabun mandinya Kinar," jawab Dewi seketika membuat jantung Eza berdetak kencang. Bagaimana bisa istrinya memiliki pemikiran seperti itu.
"Apa? Haha, jadi kamu menuduh aku ketemuan dengan Kinar dan mandi di apartemennya gitu? Atau prasangka kamu jauh lebih buruk dari itu?" tanya Eza mengernyitkan keningnya. Ia mencoba untuk selalu bersikap tenang agar tidak membuat Dewi curiga.
"Bu. Bukan gitu mas maksud aku. Maksud aku itu, kok aneh aja gitu. Padahal sabun mandi kita bau nya ngga seperti itu loh?" balas Dewi lagi.
"Aku ngga mandi lagi di luar Wi. Aku dan klien cuma meeting di sebuah hotel. Setelah meeting, aku memilih mencuci wajahku karena aku sangat mengantuk sekali, dan aku menggunakan sabun yang ada di kamar mandi hotel tersebut. Aku ngga ngerti kenapa kamu membawa-bawa nama Kinar di sini," jawab Eza memasang wajah tidak sukanya. dan hal itu berhasil membuat Dewi merasa bersalah.
"Bu, bu, bukan gitu mas maksud aku. Aku, aku cuma...," ucap Dewi terhenti.
"Aku cuma curiga kamu memiliki hubungan khusus dengan Kinar. Itu kan yang ada dipikiran mu saat ini? Ck, aku ngga nyangka kamu memiliki pikiran seperti itu Wi," sela Eza mencari alasan agar Dewi merasa bersalah dengan ucapannya sendiri.
"Maafkan aku mas, aku ngga bermaksud menuduh kamu. Aku, aku cuma," lagi, ucapan Dewi terhenti karena kembali di seka oleh Eza.
"Udah ya Wi, ini sudah malam. Aku ngantuk, capek kerja seharian. Pesan aku, kalau ngga ada kepercayaan di dalam rumah tangga kita, maka akan sulit untuk mempertahankan rumah tangga ini," ucap Eza lalu menarik selimut dan tidur membelakangi Dewi.
Dewi hanya bisa diam, mencerna apa yang baru saja dikatakan oleh Eza.
'Apa yang dikatakan oleh Mas Eza benar. Tidak seharusnya aku berpikiran buruk kepada suami dan adikku sendiri. Kalau begini, pusing sendiri kan jadinya?' batin Dewi benar-benar merasa bersalah kepada suaminya.
Dewi pun menarik nafasnya perlahan lalu mencoba untuk memanggil dan meminta maaf kepada Eza. Namun sayang sekali, Eza sengaja memilih untuk diam dan tetap membelakangi Dewi.
"Plis mas. Maafkan aku, aku ngga bermaksud seperti itu. Aku, aku percaya kok mas sama kamu," ucap Dewi dengan suara lirih.
Karena tak mendapatkan jawaban dari Eza, Dewi memilih mengalah dan berbaring di samping suami yang masih membelakanginya. Hingga tak lama kemudian, Dewi pun terlelap.
Keesokan paginya, Dewi sengaja bangun lebih awal untuk membuatkan sarapan khusus dan spesial untuk Eza. Itu semua ia lakukan agar Eza tidak lagi marah kepadanya.
Dan sepertinya, usaha Dewi saat ini berhasil. Nampak Eza sudah bersikap seperti biasa lagi.
"Gimana mas? Enak nggak?" tanya Dewi kepada sang suami tercinta.
"Enak. Makasih ya kamu udah belain masak masakan ini buat aku. Masih ada sisanya buat aku bawa ke kantor kan?" jawab Eza membuat hati Dewi senang.
"Ya masih dong mas, ntar aku siapin ya," ucap Dewi lagi.
Sementara itu, di apartemen, Kinar baru saja membuka matanya. Rasanya ia begitu lelah sekali, namun kepalanya terasa ringan dan plong.
Saat Kinar hendak bangkit dari tempat tidurnya, ia kembali meringis lantaran masih merasakan nyeri di area kewanitaannya, dan di saat itulah Kinar kembali teringat adegan-adegan yang ia lakukan bersama dengan kakak iparnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Ita rahmawati
🤦♀️🤦♀️🤦♀️
masih berlanjutkah ini
2024-11-05
1