Dewi pun menangis sejadi-jadinya. Ia tak menyangka jika suami yang amat sangat ia cintai ternyata berani selingkuh dan menduakan cintanya tulusnya.
..........
Cukup lama Dewi melepaskan sakit hati dan kecewanya dengan menangis. Setelah merasa tenang, Dewi pun mencoba menghubungi suaminya.
"Angkat mas, angkat.. Sesibuk itukah kamu sama selingkuhanmu sampai-sampai kamu ngga mau mengangkat panggilanku?" gumam Dewi terlihat kesal sembari terus mencoba menghubungi suaminya Eza.
Sementara itu, Eza yang tengah bermain di tepi pantai, sengaja meninggalkan ponselnya karena tidak ingin diganggu oleh siapapun. Begitu juga dengan istri keduanya Kinar.
Mereka benar-benar menghabiskan waktu seharian berdua tanpa memikirkan siapapun.
"Udah mulai panas nih mas, kita masuk dulu yuk," ajak Kinar yang gampang sekali merasa lelah saat hamil.
"Baiklah, ayo sayang. Aku juga udah mulai kepanasan nih," jawab Eza merangkul pinggang Kinar berjalan menuju kamar hotel mereka.
Setibanya di dalam kamar, Kinar langsung meraih handuk dan masuk ke kamar mandi. Sedangkan Eza memilih untuk duduk bersantai di sebuah sofa yang menghadap lautan.
Saat Eza memeriksa ponselnya, ia mendapati bahwa ada banyak sekali panggilan tak terjawab dari Dewi. Tak hanya panggilan, ada banyak juga pesan masuk dari istrinya tersebut.
"Ada apa dengan Dewi, ngga biasa-biasanya dia menghubungiku berkali-kali seperti ini?" gumam Eza merasa ada yang aneh dengan istrinya.
Karena penasaran, Eza mencoba mengirim pesan kepada Dewi.
Dewi yang hampir saja ketiduran karena lelah menangis, seketika terbangun saat mendengar suara notifikasi pesan di ponselnya. Dan setelah dilihat ternyata ada pesan dari Eza, suaminya.
"Ada apa Wi? Apa ada masalah?" isi pesan yang dikirim oleh Eza.
"Kamu dimana mas? Kenapa tidak mengangkat panggilanku? Apa kamu sesibuk itukah sekarang?" balas Dewi cepat. Dewi ingin tau, alasan apa yang diberikan oleh suaminya untuk menutupi perselingkuhannya.
"******Aku lagi ada proyek sama klien baru. Jadi tolong jangan menghubungi aku dulu jika tidak ada hal yang penting. Nanti kalau aku sudah selesai, aku akan langsung hubungi kamu******," tulis Eza seketika membuat air mata Dewi kembali tumpah.
"Bisa-bisanya kamu berbohong sama aku mas. Padahal kita baru saja menikah hitungan bulan, dan kamu sudah mengkhianati pernikahan kita," lirih Dewi melempar sembarang ponselnya.
Di tempat lain, setelah membalas pesan dari Dewi, Eza langsung menyusul Kinar ke kamar mandi dan ikut mandi bersama dengan istri sekaligus adik iparnya.
Puas menghabiskan waktu seharian bersama, Kinar dan Eza pun kembali pulang. Sebenarnya mereka ingin sekali menginap, namun pekerjaan Eza dan juga Kinar membuat mereka harus segera pulang ibu kota.
"Makasih ya mas. Hari ini aku senang dan juga bahagia banget," ucap Kinar saat mereka berada di jalan hendak pulang.
"Sama-sama sayang. Aku juga senang melihat kamu tertawa lagi. Maafkan aku ya Kinar. Gara-gara aku, hubungan kamu dengan keluargamu menjadi berantakan," balas Eza sembari terus mengemudikan mobilnya.
"Udah, jangan dibahas lagi. Mungkin ini sudah jalannya mas. Yang terpenting bagi aku adalah rumah tangga kecilku ini baik-baik saja," jawab Kinar menatap Eza sembari tersenyum.
Bagi Kinar, bisa memiliki Eza adalah hal yang sangat luar biasa dalam hidupnya. Ia juga merasa kalau ia sangat beruntung sekali memiliki suami seperti Eza. Suami yang tampan, baik, dan juga pengertian.
Hingga matahari benar-benar sudah tenggelam, Kinar dan Eza pun sampai di apartemen. Setelah memastikan Kinar baik-baik saja dan tidur dengan nyenyak, barulah Eza pulang kerumah Dewi.
Begitu sampai di rumah saat malam sudah larut, Eza masih sempat-sempatnya minta disiapkan makan oleh Dewi karena ia merasa lapar. Dan Dewi, sebagai istri yang baik, ia tetap menyiapkan makan untuk suaminya itu.
"Kamu kenapa? Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Eza merasakan ada yang aneh dari Dewi.
"Nggak, aku ngga kenapa-kenapa. Oh ya, kamu mau tambah mas?" jawab Dewi balik bertanya. Saat ini Dewi belum ingin mengutarakan kegelisahannya kepada Eza. Ia harus mengumpulkan cukup bukti untuk membongkar perselingkuhan sang suami.
"Ngga, ini cukup. Kamu ngga makan?" tanya Eza sembari mengunyah makanan yang ada di mulutnya.
"Ngga mas, aku udah makan. Gimana hari ini ketemu kliennya? Apa semua lancar?" tanya Dewi berusaha bersikap seolah semuanya baik-baik saja.
"Lancar. Semuanya lancar dan baik-baik saja," jawab Eza yang tidak peka sedikitpun dengan perasaan wanita yang beberapa bulan lalu ia nikahi itu.
"Hmmmmm klien kamu cewe apa cowo mas?" tanya Dewi tiba-tiba. Dan itu berhasil membuat raut wajah Eza seketika berubah.
"Ya, ya, ya cowok lah. Memang kenapa?" tanya Eza sedikit sinis.
"Nggak kenapa-kenapa kok mas. Cuma, tadi ada seseorang yang mengirimkan aku foto kamu sedang bersama dengan cewe di dekat pantai. Aku pikir klien kamu itu cewe mas," ucap Dewi tidak bisa lagi menahan masalah itu sendirian. Dewi ingin tau bagaimana reaksi suaminya itu.
Sedangkan Eza, mendengar ucapan Dewi, laki-laki tampan itu terlihat panik dan seketika kehilangan nafsu makannya.
"A, a, aku? De, dengan wanita? Siapa yang mengirimkannya? Apa kamu sedang memata-mataiku?" tanya Eza panik. Eza takut jika Dewi tau wanita itu adalah adik kandungnya sendiri.
"Jadi benar mas kalau kamu sedang bersama wanita lain di dekat pantai?" tanya Dewi membuat Eza semakin panik.
"Itu, dia, dia adalah salah satu klien aku Wi. Dia dari luar kota dan aku sedang menemaninya jalan-jalan sehabis meeting," jawab Eza gugup.
"Oh ya? Menemaninya sampai-sampai kamu buka baju dan dia juga hanya mengenakan pakaian pantai? Tolong jangan bohongi aku mas," ucap Dewi tak sanggup lagi menahan emosi dan juga air matanya.
Untuk beberapa saat, keadaan pun menjadi hening. Eza yang tadinya bersemangat makan, jadi hilang selera lantaran perselingkuhannya ketahuan.
'Sepertinya Dewi ngga tau kalau wanita itu adalah Kinar,' batin Eza cukup lega.
"Jawab aku mas, kenapa kamu diam? Kamu selingkuh kan mas?" tanya Dewi penuh penekanan.
"Iya, aku memang selingkuh. Maafkan aku Dewi. Aku nggak bermaksud menyakiti kamu, tapi itu semua terjadi begitu saja," jawab Eza kini tidak bisa lagi mengelak.
Mendengar pengakuan Eza, hati Dewi semakin hancur. Padahal tadi Dewi berharap kalau apa yang ada di foto iti hanyalah salah faham, namun ternyata tidak.
"Jahat kamu mas," ucap Dewi tak sanggup lagi berkata-kata. Sembari menangis, Dewi pun meninggalkan Eza yang masih duduk di ruang makan.
Tak lama kemudian, Eza pun menyusul Dewi ke kamar mereka. Begitu sampai di dalam, Eza melihat Dewi tengah menangis sesenggukan sembari memeluk guling.
"Wi, sudah malam. Kamu jangan menangis. Aku minta maaf," ucap Eza menghampiri Dewi dan duduk di sebelahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Melly Y
kasihan dewi thor
2024-12-11
0