Viona terpaku dan baru tersadar dengan apa yang dilakukan nya saat kecupan lembut mendarat di pucuk kepalanya.
"Saga!.. Bocah edan apa yang kau lakukan, menjauh." bentak Viona sembari mendorong tubuh tegap pemuda itu, mendapat perlakuan sengit dari Viona Saga malah terkekeh dengan wajah tengil.
"Aku padamu Tante, berangkat sekolah dulu ya, I love you," ucap Saga sembari mengedipkan salah satu mata nya dengan genit sebelum menaiki motor nya dan kabur dari hadapan gadis itu, membuat Viona semakin kesal.
"Bocah edan, menjengkelkan astaga Viona kenapa Lo selalu gak sadar sih kalau dikerjain tu bocah eling-eling Viona bocah itu hanya godaan sesaat." gerutu nya pada diri sendiri dan melangkah memasuki kantor, sampai jam masuk kantor sahabatnya Devi belum juga nongol membuat Viona gelisah ia pun menepuk jidatnya dan langsung mengambil handphonenya dan mencari nomor sahabatnya itu, namun sudah beberapa kali ia mencoba menghubungi namun tidak juga diangkat membuat Viona semakin cemas, namun ia harus menahan sabar karena ia harus bekerja, ia pun meletakkan ponsel nya diatas meja dengan wajah tidak bersemangat.
Sementara Alvaro yang sengaja membolos dan datang ke bengkel nya duduk termenung menatap jalanan yang begitu ramai.
"Eh, bro, kenapa Lo bengong gitu kayak orang patah hati aja." tegur Aska sahabat serta teman join usaha bengkel milik mereka, tidak ada sahutan dari Alvaro membuat Aska mengernyitkan alis nya ia pun menepuk pundak sahabat nya itu pelan, membuat Alvaro seketika sadar dari lamunannya.
"Kenapa lo, melamun aja, dah gitu bolos lagi ada masalah?" tanya Aska pelan sembari duduk disamping Alvaro, Alvaro hanya menarik nafas pelan.
"Cerita siapa tahu aku bisa bantu." ucap Aska lagi.
"Ada duit gak bang?" bukannya menjawab pertanyaan Aska, Alvaro malah menanyakan hal lain, Aska semakin terheran.
"Ya ada duit Lo, kan belum Lo ambil dari lama, buat apa, kata nya mau buat Lo kuliah emang udah pendaftaran ya?." Alvaro kembali menarik nafas panjang dan membuang nya perlahan.
"Belum, berapa duit nya bang, buat lamaran cukup gak?"
"Uhuuk.." Aska sampai tersedak saliva nya mendengar ucapan Alvaro.
"Serius Lo Al, jangan bercanda ngapa, bikin kaget aja Lo," ucap Aska yang langsung mengambil air mineral dihadapannya.
"Serius bang." kembali Aska tersedak air yang diminum nya.
"Gila Lo, jadi serius, sama siapa?, astaga jadi Lo mau nikah beneran?!" Alvaro hanya menjawab dengan anggukan membuat Aska sungguh terheran-heran masih tidak percaya dengan jawaban yang diberikan oleh sahabatnya.
"Lo mau ambil semua uang nya, emang kapan lamaran nya?" jawab Aska akhirnya setelah ia mencoba percaya dengan apa yang diucapkan oleh Alvaro.
"Minggu ini bang, emang duit nya berapa bang?" Aska menunjukkan kelima jari nya. Alvaro mendengus pelan, kepalanya semakin pusing, mana mungkin uang segitu cukup untuk lamaran.
"Lima juta mana cukup bang itu sih buat beli sandal kak Devi juga habis." Alvaro menyandarkan tubuhnya di sofa, Aska gemas mendengar gerutuan Alvaro.
"Bukan lima juta bocil, emang bengkel kita gak selaku itu hingga udah berbulan-bulan hanya mendapat segitu." Alvaro langsung menegakkan tubuhnya seketika.
"Lalu berapa bang?" tanya Alvaro penuh semangat.
"Lima puluh juta bagian Lo." Alvaro ternganga ia sungguh tidak percaya mendengar jawaban dari Aska.
"Beneran bang, serius?!"
"Iya serius, masa aku bercanda." jawab Aska yakin membuat Alvaro bersyukur setidaknya orang tua nya tidak terlalu terbebani, ia tidak menyangka bengkel yang dikelola nya bersama Aska teman yang tidak sengaja bertemu dengan nya saat ada balapan liar malam itu kini menjadi bermanfaat, Alvaro memanggil Aska Abang karena umur mereka yang berbeda jauh, Aska yang sudah berumur 27 tahun dan masih lajang itu dulu hampir mati karena ditabrak dengan sengaja oleh lawan nya, dan Alvaro lah yang menolongnya membawa kerumah sakit, hingga nyawa Aska dapat tertolong, dan setelah itu mereka menjadi akrab dan berteman sampai sekarang. dan akibat kejadian itu Alvaro yang baru pertama kali ikut balapan liar jadi kapok. selain itu Aska juga melarang nya alhasil uang yang Alvaro menang kan malam itu jadi lah bengkel yang mereka buka sekarang.
"Alhamdulillah terimakasih bang, padahal aku gak ikut kerja full." Alvaro mengucapkan rasa terima kasih kepada Aska dengan tulus.
"Jangan gitu Al, ini kan juga bengkel mu hasil kita bagi dua, aku bersyukur bisa kenal kamu, tanpa kejadian itu mungkin Abang mu ini masih menjadi orang yang gak bener, doa in Abang juga cepet dapat jodoh, bosen juga sendiri." ucap Aska sembari tertawa diikuti oleh Alvaro, yang hatinya sudah sedikit tenang, mereka pun mengobrol lama sebelum Alvaro tertidur pulas karena semalam ia kurang tidur, dan Aska membiarkan nya dan tidak menganggu nya.
Viona menghentikan motor nya tepat di pintu gerbang rumah Devi, ia ingin menjenguk sahabatnya yang katanya izin sakit dan tidak bisa masuk kerja, security yang sudah hapal kalau Viona adalah teman nona nya langsung membuka pintu gerbang.
"Devi nya ada gak pak?" tanya Viona kepada pak Bagus security Devi.
"Ada mba, masuk saja non Devi lagi sakit, langsung aja mba Vio biar motor nya saya yang masukin."
"Siap pak, terimakasih," ucap Vio tersenyum senang emang pak Bagus paling the best selalu baik pada nya, Vio pun memencet bel rumah Viona penuh semangat ia ingin segera bertemu dengan teman laknat nya itu, dan ingin mendapat penjelasan, tidak lama pintu terbuka menampilkan ART setia Devi yang sudah berumur setengah abad tersenyum lembut menyambut kedatangan Viona.
"Langsung ke kamarnya non Devi aja non Vio, non Devi baru selesai makan." Vio mengangguk dan langsung naik kelantai dua dimana kamar Devi berada, ia pun mengetuk pintu kamar tersebut sebelum masuk dan suara Devi terdengar mempersilahkan Vio masuk, pintu terbuka dan Viona melihat Devi sedang duduk diatas ranjangnya.
"Sakit apa, sampai gak masuk kerja biasa nya juga trabas aja walau sakit." seloroh Vio membuat Devi mencebik kan bibir nya mendengar ucapan sahabat nya.
"Gue beneran sakit dodol, gak lihat badan gue lemes gini, kepala pusing, perut gue mual dari pagi gak bisa makan apa-apa, maka nya gue buat tidur mulu." jawab Devi kesal dengan wajah cemberut.
"Eh, mual Lo gak di apa-apa in adek gue kan!." tuduh Vio seenak jidat dan langsung mendapatkan lemparan bantal dari Devi namun dengan sigap Viona menangkap bantal tersebut sebelum mendarat di wajah mulusnya.
"Nyebelin, emang lo suka kalau gue tedung duluan," Viona terkekeh melihat wajah kesal sahabat nya dan mendudukkan diri disamping Devi sembari melipat kedua kakinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
D_wiwied
karena secara ga sadar sebenernya kamu tuh dah merasa nyaman vioooo 😆😆
2025-01-06
0
Sabia X
Eaa.. 😁
2025-01-07
0