Ditengah perjalanan Viona menggerutu saat tahu siapa yang ada disamping motor nya, sedang kan Saga hanya tersenyum tengil melihat gadis yang dicintainya cemberut, sungguh sangat menggemaskan bagi Saga melihat gadis nya seperti itu, ia terus mengikuti motor Viona sampai ke parkiran perusahaan dimana Viona bekerja.
"Tante masih marah?" tanya Saga tanpa dosa membuat Viona langsung melotot, Saga malah terkekeh dan dengan santai mengusap rambut Viona dengan lembut.
"Jangan sentuh," Viona menjauhkan kepala nya, membuat Saga semakin terkekeh bukan nya marah karena penolakan Viona.
"Tante mah gitu, kangen tahu, semalaman gak bisa tidur pengen lihat tante, sekali ketemu kok pasang wajah jutek, tambah gemes aku nya," astaga mendengar ucapan Saga membuat Viona tidak habis pikir sebenarnya cowok dihadapan nya ini salah makan apa, kenapa begitu tidak tahu malu menggoda wanita yang lebih dewasa.
"Eh, bocil, jangan mentang-mentang kau pernah nolong aku, jadi kamu bisa seenaknya ya berbuat semau mu, hus..hus sudah sana belajar yang rajin biar gak ngecewain orang tua, orang tua itu ngeluarin banyak duit untuk kamu sekolah, jangan main-main terus," ucap Viona penuh penekanan, Devi yang mendengar itu tergelak membuat dua orang itu mengalihkan pandangan kearah gadis tersebut.
"Nah lho denger gak tuh bocil, belum baliq juga udah mau modus، sana-sana cabut," usir Devi tanpa perasaan, Saga hanya tersenyum.
"Ok, aku sekolah dulu tapi jangan harap aku mundur untuk mendapatkan cinta Tante tersayang, berangkat dulu ya tante jangan nakal atau aku akan marah, e Tante bawal aku sudah baliq mo lihat, aku bahkan sudah bisa bikin Dede bayi kalau Tante Viona yang cantik mau." Saga tertawa mengejek Devi yang langsung bermuka sangar, namun ia tidak perduli dan dengan lembut kembali mengusap pucuk kepala Viona sembari tersenyum menggoda.
"By Tante cantik, by Tante bawal.." ucap Saga sembari melambaikan tangan nya sebelum motor itu meninggal kan mereka.
"Aish.. aku jadi heran kenapa anak muda sekarang jadi gila semua sih," gerutu Devi sebal, sembari menghentakkan kedua kakinya menuju lobi kantor diikuti Viona.
"Lo kenapa sih Dev, jadi uring-uringan lagian nih ya adek gue gak kayak Saga kali, ia rajin belajar dan masih ingin kuliah, adek gue pokoknya the best deh." mendengar ucapan Viona seketika langkah Devi terhenti.
"Yakin?" tanya Devi sarat dengan ketidak percayaan karena ia sendiri saja tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Alvaro tadi malam kepada nya.
"Kok tidak percaya..?" Vio mengerutkan alis nya dan menggandeng lengan sahabat nya menuju ruang kerja mereka.
"Aku gak percaya ma mulut bocil-bocil kematian seperti mereka." Viona tergelak mendengar nya.
"Awas jangan sampai bocil kematian membawa cinta yang tak bisa Lo tolak nantinya." ejek Viona yang tidak tahu kalau adik nya lah yang sudah membuat sahabatnya itu uring-uringan dari pagi.
"Itu berlaku untuk mu ya, kan bocil tampan bernama Saga yang mengejar mu tak tahu malu," ejek Devi gantian membuat Viona berdecak kesal mengingat Saga, Viona lupa bocah itu juga yang telah membuat Rendi masuk penjara. Mereka berdua pun sudah tiba di meja masing-masing dan siap bekerja, tak terasa hari sudah siang dan waktu nya mereka untuk makan siang.
"Hai Vio.." sapa seorang pria dengan setelan kemeja warna hitam berdiri disamping meja kerja Viona, Viona pun mengangkat kepala nya melihat siapa yang sudah menyapanya.
"Oh, hai Dion, ada apa?" tanya Vio bingung karena selama ini mereka jarang saling sapa lebih tepat nya mereka tidak akrab.
"Sudah siang makan bareng yuk,"
"Eh," Vio kaget juga bingung mendengar ajakan dari Dion yang mendadak.
"Ayo lah nanti keburu habis jam makan siang nya," Dion kembali membujuk Viona agar mau makan bersama.
"Ajak Devi juga ya." pinta Vio yang tidak enak kalau hanya mereka berdua yang pergi makan siang ke kantin, takut ada gosip lagi, Dion mengangguk mengerti.
"Dev yuk makan siang", teriak Vio membuat Devi jengkel karena ia terkejut, namun ia mengangkat jempolnya dan langsung meninggalkan pekerjaannya menuju kemeja sahabat nya.
"Eh Dion, tumben nih ngajakin makan bareng, dalam rangka apa nih.." goda Devi yang sebenarnya tahu kalau Dion udah lama naksir sahabat nya, wajah Dion pun langsung berubah salting.
"Em, pengen aja, kan sekarang udah gak ada pawang nya jadi gak takut kena marah." jujur Dion membuat Viona tergelak dengan candaan lelaki itu.
"Ya udah ayo, keburu habis jam kerja nya, lagian kalau hanya makan siang walau ada pawang nya juga gak papa kita kan temen kantor," jawab Viona lugas tanpa berprasangka yang aneh-aneh, Devi hanya tersenyum mendengar jawaban teman nya yang polos, akhirnya mereka pun sampai di kantin dan memesan makanan favorit mereka sembari mengobrol santai, mereka menjadi akrab karena Dion yang juga ternyata orangnya sangat ramah dan juga cepat akrab. Tak lama mereka pun sudah kembali kemeja masing-masing meninggalkan senyum riang di wajah Dion, Devi hanya menggeleng kan kepala nya melihat tingkah Dion, dan ia berpikir Saga akan mempunyai saingan mulai saat ini, memikirkan itu Devi jadi terkekeh geli sendiri.
Viona kembali mendengus pelan melihat Saga yang sudah berdiri disamping motor nya, tatapan nya tajam mengarah ke pemuda yang sudah tersenyum tengil itu.
"Hai Tan," sapa Saga penuh percaya diri begitu Viona sudah berada dihadapannya.
"Ngapain lagi kesini sih, masih pake seragam sekolah lagi." omel Viona dengan wajah cemberut, Saga tersenyum ia malah merasa gemas ingin sekali mencomot bibir manyun Viona ia kembali teringat malam dimana Viona mencium nya dengan brutal, otak Saga rasa nya ingin ia cuci karena ia sama sekali tidak bisa melupakan malam itu, bibir manis yang cemberut itu menjadi candu buat nya namun ia harus menahan diri untuk tidak melahap bibir merah alami itu sekarang.
"Kangen Tante," ucapnya manja dan langsung menyandarkan kepalanya dipundak Viona yang berada dihadapannya, membuat Viona kalang kabut dengan tingkah Saga yang di luar nalar. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri melihat keadaan sekitar dimana para karyawan yang keluar dari kantor.
"Jauhkan kepala mu bocah, malu dilihat orang," tegur Viona mendorong kepala Saga menjauh dari pundaknya, Saga tersenyum jail.
"Jadi kalau gak ada orang boleh dong Tante," Viona langsung melotot galak.
"Gak, sembarangan emang kau siapa."
"Pacar Tante lah, masa lupa." sela Saga langsung.
"Mimpi!" Jawab Viona mendorong tubuh Saga untuk minggir dan ia berjalan ke motor nya, Saga hanya terkekeh mengikuti langkah Viona.
"Vi!" panggil seorang pria yang membuat mereka berdua langsung menoleh, rahang Saga langsung mengeras begitu tahu ada seorang pria dewasa memanggil dan tersenyum hangat Kearah wanita yang disukai nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments