Ulah Rendi

Akhirnya Viona mengalah dan ikut makan bersama Saga disebuah Restoran dimana mereka pertama kali bertemu.

“Kok disini?” Saga hanya tersenyum.

“Lha terus mau dimana tante, disini kan enak makanan nya,” Viona langsung mencubit pinggang Saga karena kembali memanggilnya tante, Saga meringis merasakan panas di pinggangnya.

“Sakit tante,” Viona kembali mencubitnya.

“Aaa, sakit, iya,iya, ayang, gak lagi,” teriak Saga yang kesakitan wajahnya sudah memerah terkena cubitan maut Viona.

“Huh, panggil yang bener,” sela Viona dengan wajah jengkel, ia bisa tua mendadak berhadapan dengan bocah dihadapannya karena selalu membuat darahnya naik.

“Itu sudah paling bener, sudah ayo makan aku lapar,” Saga mengandeng tangan Viona menyatukan jemari besarnya dengan jemari lentik Viona.

“Gak usah gandeng-gandeng aku bisa jalan sendiri,” omel Viona namun Saga tidak menggubris malah semakin mengeratkan genggaman tangannya, dan mengayunkan nya perlahan senyumnya terbit karena hatinya tiba-tiba sangat berbunga-bunga hanya dengan menggenggam tangan Viona gadis yang baru dua hari ia kenal tanpa sengaja, wajah Viona cemberut begitu sampai dimeja makan, membuat Saga tersenyum konyol.

“Ayo cepat pesan makan,” Viona menggeleng.

“Kalau begitu aku pesankan,” ucap Saga antusias.

“Sudah aku bilang aku tidak lapar, kamu gak dengar,” ponsel Viona berbunyi, ia rogoh saku celana kerjanya melihat siapa yang menelfon, Viona menghela nafas kasar begitu tahu siapa yang menelfon, Saga melihat raut wajah Viona berubah, ia sudah bisa menebak siapa yang menelfon.

“Aku terima telfon dulu,” Viona bangkit dari duduknya Saga mengepalkan tangannya entah kenapa ia sangat tidak suka Viona mendapat telfon dari laki-laki lain, tak lama Viona datang dengan wajah muram.

“Aku mau ketemu Rendi dulu, mau nyelesain masalah kita, kamu makan saja,”

“Dimana, biar aku antar tante,”

“Tidak usah makanlah, kamu kan sudah sangat lapar, aku pergi dulu.” Viona meraih tasnya dan keluar dari Resto tersebut mencari taxi menuju hotel yang dimaksud Rendi tanpa curiga. Sesampai di resto hotel Rendi sudah menunggunya dengan makanan dan minuman seperti yang mereka pesan dulu, Rendi tersenyum seperti biasanya membuat Viona hanya menghela nafas panjang, melihat wajah Rendi seperti dulu waktu mereka bersama dan tidak mempunya masalah.

“Maaf kan aku Vi, aku menyesal telah menyakitimu, aku sadar selama ini aku salah, tidak bisakah kita seperti dulu,” ucap Rendi dengan penuh penyesalan, Viona hanya terdiam dadanya terasa sesak mendengar ucapan mantan kekasihnya teringat masa bahagia mereka.

“Maaf aku tidak bisa, hati ini terlalu sakit Ren.” Rendi tersenyum kecut sebisa mungkin menahan marah dihadapan Viona.

“Apa gara-gara bocah itu,” tanya Rendi dengan suara bergetar.

“Bukan, tidak ada hubungannya dengan Saga, bukankah ini mutlak tentang kita, tentang tidak kesetiaan mu, jangan menyalahkan orang lain untuk membenarkan perbuatanmu, aku baru mengenal nya dua hari ini, jadi jangan menyangkut pautkan Saga dalam hubungan kita, terlebih aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya.” jawab Viona datar.

“Apa kau yakin itu, bukankah dia bilang kalian pacaran, tapi ya sudahlah, aku mohon padamu beri aku kesempatan sekali lagi, aku akan merubah diriku sayang, aku janji aku tidak akan mengulanginya, aku sudah memutuskan hubunganku bersama Nindi, tolong aku mohon,” pinta Rendi dengan wajah memelas, Viona menggeleng.

“Maaf aku tidak bisa, hati ini sudah terlanjur sakit, aku tidak bisa kembali padamu maafkan aku.” Rendi mengepalkan kedua tangannya sedetik kemudian ia tersenyum.

“Baiklah kalau itu keputusanmu, tapi aku mohon tetaplah jadi temanku, kita sudah lama menjalin hubungan aku tidak mau kita tidak baik-baik saja apa lagi kita sekantor, apa itu juga berat bagimu?” Viona menatap Rendi tidak percaya, seorang Rendi mau mengalah dan mau berteman, dimana amarah nya, Rendi kembali tersenyum.

“I-iya kita bisa berteman,” jawab Viona ragu.

“Terimakasih Vi, kau sangat baik, maafkan aku aku benar-benar menyesal,” ucap Rendi kembali, Viona hanya mengangguk kikuk hatinya merasa tidak nyaman entah kenapa.

“Ayo kita makan, mungkin kita tidak bisa makan seperti ini lagi, makanlah.” Viona terpaksa ikut makan, mereka makan dalam diam Viona makan dengan cepat agar bisa cepat keluar dari Resto itu, Viona meminum es jeruk kesukaannya, Rendi tersenyum melihatnya, tak lama Viona merasa aneh di sekujur tubuhnya, terasa panas dan kepalanya pusing, ia menatap Rendi yang tersenyum kearahnya.

“Vi, kamu baik saja,” tanya Rendi pura-pura tidak tahu,” Viona mengangguk, tubuhnya terasa lemas.

“Vi kamu tidak papa,” Rendi mendekat mengusap rambut Viona lembut, Viona tidak menjawab karena merasakan tubuhnya yang terasa panas, Rendi mendekatkan wajahnya menempelkan hidungnya ke pipi Viona.

“Ayo aku antar pulang sayang,” Viona merasa aneh ia suka mendapat sentuhan dari Rendi, tubuhnya menginginkannya, Viona tak menjawab, Rendi bukannya mengantar Viona pulang namun malah membawa Viona kelantai tiga hotel tersebut, dengan cepat Rendi membaringkan tubuh Viona yang sudah seperti cacing kepanasan.

“Akhirnya aku akan mendapatkan dirimu seutuhnya, enak saja kau minta putus dan malah sama bocah ingusan itu, aku yang bersama mu selama tiga tahun belum pernah menyentuhmu, sekarang kau tidak akan lepas dari ku Viona Huan Atmojo,” seringai Rendi dengan licik Rendi mulai membelai wajah Viona lembut.

“Kau suka sayang..” bisik Rendi ditelinga Viona, Viona hanya mengangguk, Rendi mencium pipi Viona perlahan, sembari melepas kancing kemeja Viona perlahan, mendaratkan hidung mancungnya ke ceruk leher Viona menghirup harum wangi tubuh Viona, membuat Viona semakin menggelinjang dan melenguh.

 Braak !!

Pintu terbuka dengan paksa membuat Rendi terlonjak kaget.

“Bangsat!!, suara itu menggelegar ke seluruh ruangan, suara Saga yang terdengar emosi, dengan langkah cepat ia langsung menuju ranjang itu menyeret tubuh Rendi turun dari tubuh Viona dengan paksa, membantingnya kelantai dengan keras.

“Dasar bocah kurang ajar apa yang kau lakukan! Beraninya kau menganggu kemesraan kami, keluar!!.” Bentak Rendi tak terima kesenangannya diganggu apa lagi oleh bocah yang sudah sangat ia benci, bukannya takut Saga malah kembali mendaratkan tendangannya ke perut Rendi dengan keras membuat Rendi terjungkal, dengan cepat Saga langsung kembali memberi Rendi sebuah pukulan di wajahnya.

“Dasar laki-laki tidak tahu malu, beraninya kau berbuat tidak senonoh kepada kekasih ku, rasakan ini.” Saga kembali memberikan bogem mentah ke wajah Rendi dengan amarah yang memuncak, hingga hidung dan bibir Rendi berdarah, Rendi tidak bisa melawan karena Saga seperti orang yang kesetanan, petugas hotel yang bersama Saga langsung melerai takut orang yang dipukuli oleh pemuda tampan itu nanti mati dan akan mendapat masalah.

“Lepas, biar aku bunuh dia beraninya menyentuhnya!,”

“Tenang, biar kami amankan orang ini, nanti takut mati dan malah terjadi masalah, sabar, ok, sebaiknya kau urus wanita itu ya, kami yang akan mengurus orang tak tahu diri ini.” ucap salah seorang pegawai hotel meredam amarah Saga, Saga baru sadar dan langsung berlari kearah ranjang.

Episodes
1 Bocah menyebalkan
2 Bikin Shock
3 Pertengkaran
4 Perdebatan
5 Ulah Rendi
6 Hampir saja
7 Bodyguard kecil
8 Teman nyebelin
9 Kelakuan tengil Saga
10 Bocah ngeyel
11 Jahilnya Alvaro
12 Bikin pusing
13 Tawaran yang tidak terduga
14 Bocil kematian
15 Paksaan
16 Curhat
17 Menegangkan
18 Jujur
19 Si Paling ngeyel
20 Jengkel
21 Perdebatan antar sahabat
22 Penyesalan
23 Kejadian tak Terduga
24 Acara Lamaran
25 Pantang Mundur
26 Sakit
27 Rumah Sakit
28 Hebohnya Devi
29 Perpisahan yang manis
30 Kabar mengejutkan
31 Izin
32 Empat tahun berlalu
33 Bertemu kembali
34 Panik
35 I Love you
36 Penganggu
37 Akhirnya
38 Kesepakatan
39 Pelukan hangat
40 Godaan
41 Sok Manis
42 Dibuat khawatir
43 Hampir saja
44 Jebakan Saga
45 Siapa yang salah
46 Oma Citra
47 Gelisah
48 Pembela yang tidak terduga
49 Rahasia keluarga
50 Eyang putri
51 Kedatangan Saga
52 Siapa yang salah
53 Permohonan maaf
54 Tersadar
55 Sakit tapi menyebalkan
56 Bocil bilang bocil
57 Khawatir
58 I love you
59 Sebuah Rencana
60 Jujur
61 Pertemuan keluarga
62 Berdamai
63 Tamu tak diundang
64 Bocah mesum
65 Ketakutan Saga
66 Menikah
67 Ada-ada saja
68 Teman lama
69 Berjauhan
70 Penghianat
71 Bukan takdir ku
72 Hal tidak terduga
73 Terpaksa berbohong
74 Istri Tercinta
75 Pria Ambisius
76 Kedatangan Andrew
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bocah menyebalkan
2
Bikin Shock
3
Pertengkaran
4
Perdebatan
5
Ulah Rendi
6
Hampir saja
7
Bodyguard kecil
8
Teman nyebelin
9
Kelakuan tengil Saga
10
Bocah ngeyel
11
Jahilnya Alvaro
12
Bikin pusing
13
Tawaran yang tidak terduga
14
Bocil kematian
15
Paksaan
16
Curhat
17
Menegangkan
18
Jujur
19
Si Paling ngeyel
20
Jengkel
21
Perdebatan antar sahabat
22
Penyesalan
23
Kejadian tak Terduga
24
Acara Lamaran
25
Pantang Mundur
26
Sakit
27
Rumah Sakit
28
Hebohnya Devi
29
Perpisahan yang manis
30
Kabar mengejutkan
31
Izin
32
Empat tahun berlalu
33
Bertemu kembali
34
Panik
35
I Love you
36
Penganggu
37
Akhirnya
38
Kesepakatan
39
Pelukan hangat
40
Godaan
41
Sok Manis
42
Dibuat khawatir
43
Hampir saja
44
Jebakan Saga
45
Siapa yang salah
46
Oma Citra
47
Gelisah
48
Pembela yang tidak terduga
49
Rahasia keluarga
50
Eyang putri
51
Kedatangan Saga
52
Siapa yang salah
53
Permohonan maaf
54
Tersadar
55
Sakit tapi menyebalkan
56
Bocil bilang bocil
57
Khawatir
58
I love you
59
Sebuah Rencana
60
Jujur
61
Pertemuan keluarga
62
Berdamai
63
Tamu tak diundang
64
Bocah mesum
65
Ketakutan Saga
66
Menikah
67
Ada-ada saja
68
Teman lama
69
Berjauhan
70
Penghianat
71
Bukan takdir ku
72
Hal tidak terduga
73
Terpaksa berbohong
74
Istri Tercinta
75
Pria Ambisius
76
Kedatangan Andrew

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!