Devi tak perduli dengan teriakan Saga, memukul kepala bocah itu pelan, karena gemas dengan tingkah polah anak ingusan dihadapannya, Saga mengaduh pelan memegangi belakang kepalanya yang terkena pukulan.
“Tante bawal ganggu aja sih,” gerutu Saga dengan wajah kesal.
“E bocah, ngapain lo nyasar disini gangguin temen gue, bukannya sekolah.” hardik Devi sembari berkacak pinggang dengan galak.
“Ya elah tante bawal, jangan galak-galak napa, ni juga mau berangkat sekolah, antar tante kesayanganku dulu kerja, pake nanya lagi, maka nya jangan jomblo kelamaan kan jadinya gak tahu hal romantis.” seru Saga sembari melangkah dan mengangkat tubuh Viona turun dari motornya, ucapan Saga membuat Devi langsung membulatkan kedua matanya tak percaya dengan ocehan bocah dihadapannya yang menyindirnya, sementara Saga sudah naik keatas motornya, mengulurkan tangannya kehadapan Viona, dan entah angin apa yang membuat Viona reflek langsung menyambut tangan kokoh Saga dan menciumnya, sudah seperti suami istri saja yang mau berpamitan kerja, Saga tersenyum dan mengusap pucuk kepala Viona penuh sayang, membuat Devi semakin menganga tak percaya dengan apa yang dilihat nya.
“What!” pekik Devi.
“Vio, kenapa kau cium tangan bocah tengil itu emang lo istrinya,” teriak Devi frustasi, yang diteriaki masih ngelag.
“Simulasi istri soleha tante bawal,” jawab Saga santai memasang helmnya dan langsung pergi sementara Viona masih mencerna apa yang terjadi.
“Astaga Vio, lo sudah kayak orang kesambet nurut aja apa yang diminta bocah itu,” protes Devi.
“Reflek Dev, kebiasaan kayak sama abah, udah marah-marah mulu yuk masuk,” ajak Viona sembari menggaruk pelipisnya yang tak gatal ia sendiri juga heran kok bisa gitu, tapi ya dia bersikap bodo amat yang penting tidak melakukan hal yang buruk, tidak rugi juga menyenangkan hati seseorang yang sudah menolongnya, pikirnya. Sementara Saga tersenyum sepanjang jalan, hatinya sangat berbunga ia benar-benar telah jatuh dalam pesona seorang Viona Huan Atmojo.
Sahabat Saga bingung dengan perubahan wajah Saga yang dari tadi Full senyum semenjak datang kesekolahan, bahkan kini mereka sudah duduk di dalam kantin.
“Bro, lo gak kesambet kan?” tanya Adit penasaran, yang ditanya hanya mesem dan kembali ke mode menghayal nya, Adit menggaruk kepalanya yang tak gatal bukan hanya pertanyaannya yang gak dijawab tapi ia juga dicuekin oleh Saga, karena cowok itu memilih dalam dunia lamunannya.
“Ayang..” teriak seorang gadis begitu antusias berlari kearah Saga, membuat lamunan Saga buyar seketika, sedetik itu pula wajah Saga kembali dalam mode dingin.
“Ayang udah makan, kenapa gak nungguin aku sih,” ucap gadis itu manja, namun tidak dapat respon dari Saga, cowok itu malah bangkit dan pergi begitu saja, Adit yang melihat hanya bisa menahan tawa.
“Kasian dicuekin, gak bosen neng dicuekin mulu tapi masih ngarep kalau aku, sudah nyebur kelaut karena malu,” seloroh Adit sembari menyeruput minumannya dan ikut berlari menyusul Saga, sebelum balon meledak dihadapannya, gadis itu kesal luar biasa.
“Awas lo ya!!” teriaknya dengan kesal dengan menghentakkan kakinya kelantai membuat seluruh manusia yang ada di kantin menatapnya jengah karena mereka sudah tahu bagaimana tabiat cewek yang selalu mengejar Saga itu, ya siapa lagi kalau bukan Sinta cewek sok cantik dan sok kaya yang ada di sekolahan mereka.
Saga masih duduk santai diatas motornya menunggu Viona keluar dari gedung pencakar langit dimana gadis itu bekerja, senyum Saga langsung mengembang begitu melihat kedua gadis yang berjalan sembari bersenda gurau kearahnya, Devi yang melihat Saga sudah ada diparkiran mendengus pelan, sembari menyenggol lengan sahabatnya
“Apa sih Dev,”
“Noh, bocil lo sudah nungguin,” jawab Devi sembari mengarahkan telunjuknya kearah Saga yang sudah nyengir bak kuda.
“Astaga, ngapain tuh anak kesini,” seloroh Viona masih tak mengerti dengan keinginan bocah yang baru dikenalnya itu.
“Ya jemput lo lah mau ngapain lagi, tadi kan lo diantar sama tuh bocah,” sahut Devi, Viona menghela nafas panjang dan meneruskan kembali langkahnya yang sempat terhenti karena ucapan Devi
“Hai tante cantik, hai tante bawal,” sapa Saga dengan tak tahu dirinya, membuat Devi memutar bola matanya malas mendengar sapaan Saga yang membuat Devi jengkel.
“Hei bocah mulut lo emang mau di cabein apa, nyolot aja,” hardik Devi galak namun Saga malah hanya tersenyum tengil mendengar omelan Devi, karena matanya masih fokus memandang kearah Viona yang hanya diam dengan wajah biasa saja.
“Seri dong Tante bawal, tante juga manggil aku bocah, jadi impas,” balas Saga tak mau kalah.
“Lo emang masih bocah ya, kalau kita kan belum jadi tante-tante, seenak perut mu aja manggil kita, tante,” protes Devi masih tak terima dengan panggilan yang Saga sematkan
“Alah gitu aja ngambek, itu kan panggilan sayang tante bawal,” jawab Saga dengan tak tahu malunya
“Astaga kalian masih mau berantem apa mau pulang,” protes Viona yang sudah pusing mendengar perdebatan dua orang beda usia dihadapannya, Saga langsung tersenyum manis semanis gula kepada Viona.
“Yuk pulang,” Saga langsung menghampiri Viona dan memasangkan helm dengan telaten membuat Devi jengah.
“Gue duluan Vi,” ucap Devi ngeloyor pergi kearah mobilnya rencana yang ia bikin, untuk mampir ke Mall gagal karna Viona pulang bersama Saga, wajah Devi sudah cemberut memasuki mobilnya, ia membunyikan klaksonnya sebelum meninggalkan parkiran dan Viona melambaikan tangannya.
“Besok gak usah jemput aku,” pinta Viona begitu gadis itu sudah duduk di boncengan motor Saga
“Kenapa,?”
“Apa maksudnya kenapa, kita gak sedekat itu ya untuk kamu antar jemput aku,” sanggah Viona.
“Ya makanya biar kita dekat,” Viona langsung mencubit pinggang Saga supaya bocah yang ada didepannya itu sadar dari kenyataan.
“Sakit tante, suka banget cubit aku.”
“Sudah jalan, nanti kita bicara kalau sudah sampai motor aku,” Saga hanya mengangguk menjalankan kuda besinya sewajarnya, dalam perjalanan mereka hanya terdiam tidak seperti biasanya karena Saga bisa menebak apa yang akan diomongin oleh Viona kepadanya, Saga menghela nafas panjang, tak lama mereka sampai di penitipan motor Viona, keduanya turun dan masuk kedalam warung sekalian memesan minuman, Viona sudah mau berucap namun Saga mendahului ucapan Viona.
“Kalau tante hanya mau ngomong untuk menjauh dari tante karena umur kita, sebaiknya gak usah ngomong karena aku gak akan nuruti apa yang akan tante ucapkan.” sela Saga langsung, membuat Viona melebarkan kedua matanya tak menyangka bocah dihadapannya tahu apa yang akan ia ucapkan, Viona menghela nafas panjang.
“Aga, aku sangat berterima kasih karena kamu sudah menolongku, tapi jangan lakukan hal konyol yang aku sendiri saja tak bisa membayangkan dalam mimpi, simpan perasaanmu untukku, carilah gadis yang lebih pantas untukmu, seperti yang kau bilang aku pantas jadi tante mu, jadi aku harap kamu bisa menjauh dari hidup aku,” Viona memberi pengertian kepada pemuda yang ada dihadapannya dengan lembut, membuat Saga berdecak.
“Ogah, emang tante tahu apa yang terbaik untuk hati aku, dengar ya tante cantik, sampai kapan pun aku gak akan menjauh dari tante, karena aku sudah menandai tante untuk jadi istri aku, jadi jangan berharap aku akan menjauh,” jawab Saga dengan wajah serius, membuat Viona memijit pelipisnya kepalanya tiba-tiba berdenyut mendengar ucapan bocah dihadapannya, tak habis pikir dengan jalan pikiran bocah itu.
“Aku rasa kamu sudah tidak waras, terserahlah, pokoknya aku gak mau ya kamu datang kerumah dan jemput aku, kalau kamu masih melakukannya aku akan minta abah untuk nggantung kamu di tiang listrik depan rumah, susah banget ngomong sama anak kecil.” ancam Viona yang menyambar kunci motornya diatas meja, mendengar ucapan Viona Saga hanya terkekeh, membuat Viona sebal saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments