“Hei bocah akan ku balas kau nanti!!” teriak Rendi tak terima karena diseret oleh petugas hotel keluar kamar tersebut, Saga tak perduli, ia segera mengancingkan baju Viona, namun Viona malah menahan tangan Saga.
“Tante..”
“Hemm,” jawab Viona terbata menahan gejolak dalam tubuhnya ia bangun dan langsung memeluk Saga.
“Sentuh aku, aku tidak tahan, rasanya aku ingin mati” rengek Viona dengan manja, membuat tubuh Saga seketika meremang mendengar suara manja Viona.
“Tante.. lepas ya, ayo kita pulang,” bujuk Saga, bukannya nurut Viona malah mendaratkan ciuman di bibir Saga dengan rakus, Saga kelabakan mendapatkan serangan brutal dari Viona, Saga langsung berpikir ada yang tidak beres dengan Viona, disela ciuman mereka yang semakin panas tubuh Viona menuntut lebih, Saga kelabakan saat Viona dengan sendirinya mau membuka semua bajunya, Saga langsung menghentikan kedua tangan Viona mencekal nya, namun sudah terlanjur sebagian dari baju atas Viona terbuka membuat Saga hanya bisa membeo, karena kembali mendapatkan serangan dari Viona, Saga tak mau kalah di kungkung nya tubuh Viona agar tidak bisa bergerak ia berpikir, bagaimana ia tak tergiur melihat tubuh seksi Viona apalagi hampir dua gunung putih mulus itu terlihat jelas, ia meneguk ludahnya berkali-kali, namun ia tak mau melakukan hal tak senonoh kepada gadis yang dicintainya, Saga berpikir keras di tengah amukan gairah yang melanda mereka, Saga tersenyum, dan melakukan ide gilanya.
Setelah apa yang direncanakan berhasil, Saga yang masih dengan nafas tersengal mengusap keringat di wajah cantik Viona penuh sayang, sembari tersenyum.
“Astaga tante, kau mengambil keperjakaanku, dengan cara yang lucu, aku tidak akan melepaskan mu,” ucap Saga mencium hidung mancung Viona yang sudah tertidur pulas karena kelelahan dan juga karena obat jahanam itu, Viona menggeliat, Saga langsung buru-buru pergi ke kamar mandi sebelum itu ia menyelimuti tubuh Viona, ia tak tahan melihatnya karena juniornya beraksi lagi hanya melihat tubuh terbaring Viona, setelah ia rapi Saga kembali duduk disamping Viona kembali mencium pipi Viona gemas, dan mengambil tas Viona mencari ponsel yang berada di dalamnya dan menghubungi sahabat Viona menyuruhnya ke hotel dimana mereka berada dan membawakan baju untuk Viona, tak lama pintu diketuk dari luar Saga segera membuka pintu tersebut dan langsung mendapat tatapan tajam dari Devi.
“Mana Vio?” tanya nya tak sabar.
“Ada didalam lagi tidur,”
“Apa yang kamu lakukan padanya,” todong Devi langsung ke intinya.
“A...aku,” Saga terbata, membuat Devi semakin curiga.
“Apa yang lo lakukan pada teman gue!,”
“Tenang dulu, duduk dulu aku bisa jelasin, duduk lah Tante bawal” Saga mencoba tenang padahal ia sangat gugup.
“Ayo cepat ceritakan!.”
“Tadi kan Tante cantik mau makan sama aku, terus dapat telfon dari Rendi diajak makan kesini, aku merasa ada yang gak beres jadi aku ikuti, gak tahunya Viona dijebak mau dilecehkan, dikasih obat jahanam itu, jadilah begini.” jelas Saga, mendengar itu Devi langsung meradang.
“Dimana pria kurang ajar itu, biar aku bikin tuh burungnya tak berfungsi.” geram Devi membuat Saga merinding mengapit burung kesayangannya takut burung dalam sangkar nya bernasib mengenaskan oleh wanita galak dihadapan nya.
“Trus lo gak apa-apa in sahabat gue kan,” Devi memicingkan matanya dengan tajam memandang Saga.
“Gak kok, suuer, tapi sini aku bisikin aku gak mau nanti jadi masalah,” Devi menatap curiga tapi mendekatkan tubuhnya, Saga membisikkan sesuatu yang membuat wajah Devi langsung berubah.
“Plak..plak..” Devi langsung memukuli kepala dan tubuh Saga.
“Dasar kurang ajar, mesum, bagaimana kamu bisa melakukan itu, dasar bocah sialan.”
“Waduh ampun, Tante bawal, aku gak punya pilihan lain dari pada tante cantik yang merkaos aku.” teriak Saga menutupi kepalanya dengan kedua tangannya dari amukan Devi, Devi yang masih terbakar amarah terus saja memukul sampai ia lelah dan duduk, Saga mengusap kedua lengannya yang terasa panas.
“Aku laki-laki normal Tante bawal, untung aku masih bisa nahan, ini juga pengalaman pertama, Tante bawal gak kasian ma aku, keperjakaanku terbuang sia-sia,” ucap Saga dengan wajah yang memelas, Devi yang mendengar tak bisa menahan tawa, mendengar ucapan Saga yang sangat terdengar lucu di telinganya, Saga cemberut.
“Tante bawal, kasih kabar keluarganya nanti mereka khawatir.” usul Saga yang langsung disetujui oleh Devi mengambil ponselnya dan menghubungi abahnya Viona mengabarkan kalau Viona menginap dirumahnya dan tanpa curiga pak Deri memberi ijin karena Devi yang meminta, Devi menghela nafas lega dan menghampiri sang sahabat mengeluarkan baju dari paper bag dan memandang kearah Saga yang juga memandang nya, Saga pun berdiri tau arti tatapan Devi kepadanya, ia pun keluar dari kamar tersebut Devi pun mulai menyeka seluruh tubuh Viona dan memakaikan baju baru untuk Viona, gadis itu hanya sesekali melenguh terusik dan kembali tidur dengan tenang karena efek obat jahanam itu. Saga yang dari tadi diluar kembali masuk dan minta izin untuk pulang dan besok pagi kembali untuk menjemput.
“Gak usah lo jemput, aku akan antar Vio pulang, lagian juga besok libur tanggal merah.”
“Tapi..” Saga melirik kearah Viona yang tertidur pulas.
“Sudah sono pulang terimakasih sudah menyelamatkan teman aku dari perbuatan keji Rendi, aku gak bisa bayangkan kalau kamu terlambat menolong dari buaya darat itu, nanti kalau dikantor akan aku hajar dia.
“Dia udah dibawa kekantor polisi kok, aku yang melapor,”
“Baguslah biar tahu rasa tuh orang, gemes aku rasanya ingin aku cabein seluruh mukanya,” Saga tertawa mendengar Devi yang begitu berapi-api, Saga tersenyum dan senang karena Viona punya sahabat yang sangat membelanya.
“Kalau begitu aku pamit ya tante,” Devi mengangguk membiarkan Saga pergi karena Devi ingin tahu keadaan Viona besok seperti apa, Devi pun memutuskan untuk ikut berbaring disamping Viona, dipeluknya sahabatnya penuh sayang dan bersyukur sahabatnya baik-baik saja, ia pun mulai ikut ke alam mimpi karena ia juga capek bekerja seharian.
*
Matahari mulai memunculkan sinarnya Viona mengeliat matanya mulai terbuka pelan ia terduduk melihat sekitar yang asing.
“Dimana aku, Viona mengucek kedua matanya hampir tak percaya karena melihat ruangan yang ia tahu pasti sebuah hotel, Viona langsung melihat dirinya, ia bernafas lega karena ia memakai pakaian utuh, namun ia terbelalak karena menyadari bukan pakaian yang ia pakai kemaren melainkan piyama tidur, Viona langsung berpaling begitu merasa ada pergerakan di sampingnya, ia melihat wajah yang begitu ia kenal.
“Devi?” Viona menggaruk rambutnya mencoba mengingat apa yang terjadi, Viona menutup mulutnya dengan kedua tangannya mengingat Rendi.
“Apa yang sebenarnya terjadi kenapa aku bisa disini,” gumam Viona yang tidak bisa mengingat seluruh kejadian, Viona pun mengguncang tubuh Devi agar segera bangun.
“Dev, bangun, ayo cepat bangun,” oceh Viona tak perduli melihat Devi yang masih terlelap karena ia sangat penasaran.
"Vio, apa sih ngantuk nih, kita libur juga, tidur lagi ya,” ucap Devi dengan malas kembali menarik selimut, namun Viona dengan cepat menyingkirkan selimut itu.
“Gak, cepat bangun, kenapa aku disini,” mendengar itu Devi langsung membuka matanya dan duduk menatap Viona penuh selidik.
“Ayo katakan kenapa aku disini, sama kamu lagi.” tanya Viona polos.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments