Menegangkan

Alvaro tersenyum melihat Devi keluar membawa nampan berisi minuman dan cemilan didalam toples kecil.

"Di minum Al," ucap Devi setelah menaruh minuman dan cemilan diatas meja dan ia pun duduk disamping Alvaro.

"Makasih Yang, tahu banget kalau lagi haus." Alvaro langsung menyeruput es jeruk dalam gelas dihadapan nya hingga tinggal separo, Devi yang mendengar Alvaro memanggil nya yang membuat Devi geli sendiri mendengar nya.

”Jangan panggil yang geli aku mendengar nya." protes Devi akhirnya yang tidak nyaman dengan panggilan tersebut ia merasa aneh saja, Alvaro menatap Devi lekat.

"Lalu aku harus panggil apa?" tanya Alvaro ingin tahu.

"Panggil nama saja beres kan gak usah ribet." ucap Devi acuh.

"Gak mau" tolak Alvaro langsung, membuat Devi berdecak kesal.

"Mboh sak karep mu lah, cah ngeyel." ucap Devi sembari melipat kedua tangan nya didepan dada dengan wajah cemberut. Membuat Alvaro gemes dan mengusap pucuk kepala Devi penuh sayang, ya Alvaro memang sudah dibuat jatuh cinta oleh teman kakak nya ini hingga tiada hari tanpa ia memikirkan gadis disampingnya ini.

"Jangan cemberut tambah gemes aku jadi pengen nyium."goda Alvaro mendekat kan wajahnya, Devi langsung menjauh kan wajahnya sembari melotot.

"Dasar bocil mesum." ucap Devi langsung menarik rambut di kepala Al dengan jengkel, membuat Alvaro seketika berteriak.

"Sakit yang, lepas bisa botak kepala aku," Alvaro menundukkan kepalanya agar tidak terlalu sakit namun naas disaat itu juga Devi menarik kepala Alvaro dengan kuat alhasil malah kepala Alvaro nyungsep Didada Devi dengan sempurna Devi yang tidak siap pun tubuhnya ambruk ke sofa dengan posisi yang ambigu untuk mereka berdua, mereka saling diam saking sama-sama terkejutnya, Alvaro terkejut karena mendapat bantal empuk yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya begitu pun dengan Devi yang tidak menyangka gunung nya akan mendapatkan serudukan tidak terduga, jantung Devi langsung berdetak cepat seperti habis maraton, begitu pun dengan Alvaro dan sial untuk mereka berdua tidak sengaja pak Hakim melihat mereka dalam posisi seperti itu.

"Apa yang kalian lakukan." ucap pak Hakim dengan suara lantang membuat mereka berdua kaget dan sadar dari keterkejutan yang belum mereka sadari seperti apa posisi mereka, Devi langsung mendorong tubuh Alvaro dengan kuat hingga tubuh itu hampir terjengkang kebelakang saking tidak siapnya karena Alvaro masih seperti orang linglung habis menyeruduk gunung empuk Devi. Devi langsung menegakkan tubuhnya memandang kearah sang papa yang sudah berkacak pinggang menatap nya dengan tajam.

"Pa.." ucap Devi dengan gugup.

"Papa gak mau tahu hari ini juga kalian menikah." ucap pak Hakim dengan nada masih tegas.

"Gak bisa gitu dong pa, aku gak mau, kejadian nya gak seperti yang papa lihat, itu gak sengaja iya kan Al.." sanggah Devi dan meminta pembelaan dari Alvaro, Alvaro yang sudah sadar mengangguk pasti.

"Papa gak mau tahu, sekarang bilang gak sengaja tapi nanti apa, papa gak mau ya terjadi yang tidak-tidak pokoknya hari ini juga kalian menikah, masalah surat-surat diurus nanti yang penting kalian sah dulu biar halal kalau mau ngapa-ngapain.

"Tapi om.."

"Gak ada tapi-tapi, nanti atau sekarang kan kalian sama-sama menikah" Alvaro tidak lagi membantah ia pasrah dengan apa yang akan terjadi mungkin ini memang sudah jalan takdir nya menikah dengan orang yang dicintai nya dengan jalan yang sedikit berbeda, dan ia membetulkan apa yang diucapkan calon mertuanya nanti atau sekarang toh mereka akan juga menikah, karena Alvaro juga tidak main-main dengan Devi, ia berniat menikah dan membuat orang yang dicintai nya bahagia, Devi masih membujuk sang papa untuk tidak melakukan hal yang menurut nya konyol.

"Pa.. Dengar Devi dulu, papa gak bisa menikah kan Devi gitu aja dong, yang papa lihat gak seperti yang terlihat, semua gak sengaja pa, papa harus paham itu," ucap Devi masih kekeh tidak mau melakukan pernikahan mendadak yang diinginkan papa nya, bukan ia tidak mau menikah dengan Alvaro ia mau tapi tidak seperti ini caranya ia malu dengan keluarga Alvaro terlebih dengan Vio, ia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi sahabat nya itu.

"Trus.." Devi mendesah mengontrol gejolak dalam dadanya.

"Pa, Devi tahu papa sama mama ingin Devi nikah, Ok, Devi mau nikah tapi gak gini juga cara nya, papa gak mikirin perasaan Devi, papa gak mau dengerin penjelasan Devi, Devi sudah ngalah tentang papa yang tiba-tiba memutuskan untuk Alvaro menjadi suami Devi, tanpa mendengar penjelasan dari Devi siapa Alvaro, Devi gak pacaran sama dia pa, tapi Devi menghargai keputusan papa untuk menerima nya, tapi gak menikah dengan cara yang seperti ini, papa gak mikirin bagaimana perasaan orang tua Al, papa ingin buat malu Devi dihadapan keluarga Al dengan kejadian gak sengaja ini, kalau papa masih ngotot dengan ide konyol papa ini terserah." Devi langsung melangkah kan kakinya pergi ke kamar meninggalkan papanya yang berdiri terdiam mendengar ucapan anak satu-satunya yang teramat ia sayang.

"Om.." panggil Alvaro pelan takut membuat laki-laki paruh baya itu terkejut, pak Hakim menoleh.

"Maaf kan Al atas kejadian ini, yang Devi bilang benar, semua terjadi karena tidak sengaja tadi kami juga sama-sama terkejut, tapi om tidak usah khawatir nanti hari Minggu Al akan kesini dengan orang tua Al untuk melamar anak om, bukankah perempuan punya impian tentang pernikahan nya, dan saya akan mencoba mengabulkan impian anak om, yah walau mungkin dengan kerja ekstra keras, karena keluarga kami bukan keluarga berada seperti om." pak Hakim langsung menepuk pundak Alvaro memberi semangat untuk anak muda dihadapan nya, pak Hakim tersenyum penuh bangga.

"Keluarga kami tidak memandang status, keluarga kami, butuh anak muda seperti kamu yang mau jujur dan bertanggung jawab, harta itu hanya titipan kapan saja bisa hilang kalau Tuhan menghendaki, om akan tunggu kedatangan mu dan orang tua mu, tolong jaga anak om, jangan sampai kau menyakiti fisik dan mental nya kelak setelah menjadi suaminya cintai dia seperti kami mencintai nya, om titip Devi padamu." ucap pak Hakim tersenyum dan memeluk Alvaro sejenak, hatinya kini tenang karena anak nya mendapatkan calon suami seperti Alvaro walaupun masih sangat muda tapi pak Hakim sangat yakin kalau Alvaro bisa membahagiakan putrinya, akhirnya Alvaro pun pamit untuk pulang dalam perjalanan pulang ia beberapa kali menghembuskan nafasnya dengan pelan, walau ia punya penghasilan dari bengkel bersama temannya yang tidak diketahui orang tua nya tapi hatinya masih galau, ia tidak menyangka kalau akan mengalami situasi seperti ini, walau pak Hakim tidak memberatkan tentang pernikahan tapi ia sadar diri pasti Kedua orang tuanya tidak mau juga datang dengan tangan kosong. Alvaro kembali menghela nafas panjang mengurai sesak dalam dadanya yang tiba-tiba hadir.

Terpopuler

Comments

Nabil Az Zahra

Nabil Az Zahra

kirain jodoh devi si david tmn saga,, trnyata sekenario othor di luar bmkg

2025-01-31

1

D_wiwied

D_wiwied

waah malah duluan devi nih 😅

2024-12-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!