Jedar !!
Walau jawaban Alvaro lirih namun masih bisa membuat mereka terkejut, bahkan Viona langsung menatap sang adik penuh tidak percaya, begitu pun dengan orang tua Alvaro.
"Jangan bercanda Lo Al.!" ucap Viona yang masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Iya Al, jangan bercanda kamu bagaimana bisa kamu punya hubungan dengan teman kakak mu, selama ini kamu saja jarang bertegur sapa dengan Devi, bagaimana ceritanya sekarang kamu mau menikahi nya." tambah Bu Elma keheranan.
"Betul yang dikatakan bunda, Lo itu jangan ngadi-ngadi deh ya, selama ini juga Devi gak pernah cerita tuh kalau ia pacaran sama Lo." protes Viona yang masih tidak percaya, Alvaro kembali menghela nafas kasar mendengar ucapan sang kakak, Alvaro tidak menyalahkan bila keluarga nya tidak percaya.
"Alvaro gak bohong Bun, kakak ingat gak waktu kakak nyuruh Al nganter kak Devi pulang malam itu, nah malam itu orang tua kak Devi salah paham dikira Alvaro pacar kak Devi, Karena Al memang sudah suka sama kak Devi Al mengiyakan dan papa nya kak Devi minta setelah lulus kami menikah, tapi kejadian tadi merubah segalanya." Alvaro menghela nafas lega setelah menjelaskan nya, Viona ternganga mendengar penjelasan Alvaro, sedang kan pak Deri dan Bu Elma hanya terdiam larut dalam pikiran masing-masing mencerna penjelasan dari Alvaro.
"Astaga Al, jadi kamu gak bohong, jadi ini sungguhan, Lo beneran suka ma Devi, trus apa Devi suka sama kamu?." tanya Viona ingin tahu, bibir Alvaro langsung mengerucut mendengar pertanyaan kakak nya yang sangat meragukan nya.
"Kalau gak cinta mana mungkin kak Devi juga mau menikah dengan Al terlebih umur kita berbeda jauh." jawab Alvaro percaya diri mata Viona seketika langsung melotot mendengar ucapan sang adik, tangan lentiknya mendarat di kening Alvaro dengan mulus.
"Adik sableng, percaya diri sekali heh.. Awas aja Lo sampe nyakitin hati teman kakak, walau Lo adik gue, gue pastikan akan membalasnya inget itu. " kesal Viona dan langsung beranjak pergi, entah lah hatinya tidak baik-baik saja setelah mendengar kejujuran adiknya banyak yang ia khawatirkan, sementara Alvaro mengusap kening yang terkena sentil kakaknya terasa panas, suasana semakin hening.
"Bah.." panggil Alvaro yang tidak tahan dengan keadaan ruangan yang sunyi, Abah Deri menghela nafas memandang sang anak dengan wajah yang sulit Alvaro artikan.
"Kita bahas lagi nanti, istirahat lah besok kamu sekolah." perintah pak Deri dengan suara yang masih tetap sama berat dan jelas namun terdengar sangat lembut. Alvaro menunduk ia tahu ia salah karena telah membuat kedua orang tua nya dalam posisi yang tidak nyaman saat ini.
"Alvaro minta maaf bunda, Abah, Al istirahat dulu." Alvaro berdiri dari duduknya pikiran nya berkecamuk, hatinya gelisah, pak Deri hanya menatap putra nya dengan pandangan yang tidak kalah gelisah, mengalihkan tatapannya kearah sang istri yang dari tadi hanya terdiam tidak bersuara, pak Deri menghampiri istri nya dan membawa tubuh sang istri dalam dekapannya, dan disaat itu lah tangis tertahan Bu Elma akhirnya tumpah dalam dada sang suami bohong kalau ia tidak merasa kecewa.
"Sudah Bun, semua sudah takdir yang harus kita jalani, kita harus menerima nya, Alvaro masih bisa kuliah walaupun dia sudah beristri , kita harus mendukung keputusan nya," Bu Elma semakin tergugu mendengar ucapan suaminya yang seakan tahu apa yang ada dalam pikirannya, bukan ia tidak suka anak nya mendapatkan jodoh, ia senang terlebih gadis itu adalah Devi, teman anak perempuan nya yang begitu baik, ia hanya sedih kenapa secepat ini jodoh anak laki-lakinya sedangkan anak gadis nya belum mendapatkan jodoh bahkan baru saja mengalami kegagalan dalam sebuah hubungan.
"Ayo kita istirahat, jangan dipikirkan nanti bunda sakit, iklas Bun." ucap pak Deri memberi semangat sembari mengelus punggung sang istri lembut, ia tahu apa yang dikhawatirkan istri nya ia sangat tahu, dengan perlahan pak Deri mengajak sang istri bangkit dari duduknya untuk menuju kamar mereka untuk beristirahat.
...**...
Suasana pagi yang biasa nya penuh canda tawa, dan penuh dengan drama pagi yang diakibatkan Alvaro Bagun siang dan Bu Elma yang akan membangunkan nya dengan omelan, pagi ini tidak ada lagi, ruang makan pagi itu kosong, karena sang ratu rumah mendadak sakit. Viona menghela nafas panjang mengetuk pintu kamar orang tua nya, tidak lama pintu terbuka pak Deri tersenyum menatap sang putri.
"Bunda sakit apa bah?" tanya Viona pelan takut mengganggu istirahat bundanya.
"Hanya lagi gak enak badan saja, kata nya kepala nya pusing, sudah mau berangkat?" Viona mengganguk dan meraih telapak tangan Abah nya untuk dicium.
"Hati-hati dijalan." Viona mengacungkan kedua jempol nya ia sudah tidak sabar untuk sampai kekantor dan meminta penjelasan dari sahabatnya, apa benar yang di ceritakan adik nya tadi malam bahwa mereka mempunyai hubungan, baru setengah perjalanan Viona menghela nafas panjang begitu ada motor besar yang tiba-tiba ada disampingnya, ia tidak habis pikir kenapa Saga tidak mau mendengar kan ucapan nya. Motor itu terus mengikuti Viona sampai diparkiran kantor Viona bekerja, Saga membuka helmnya rambut nya sedikit terlihat acak-acakan terkena helm namun justru itu membuat wajahnya terlihat lebih tampan hingga membuat beberapa karyawan kantor yang baru datang berdecak kagum, senyum terkembang dibibir nya begitu melihat wajah gadis yang begitu ia rindukan sejak semalam, hingga membuat nya susah untuk tidur.
"Pagi Tante cantik, kenapa mukanya pagi-pagi ditekuk begitu, ada masalah kah?" tanya Saga begitu perhatian bahkan tangan nya begitu cekatan melepas helm yang masih dikenakan oleh Viona, yang masih celingukan mencari mobil Devi yang belum ada diparkiran. Viona menghela nafas panjang mendongak menatap wajah Saga yang sudah menatap nya penuh cinta dan kerinduan.
"Aku kan sudah bilang jangan ikuti aku lagi kena.."
"Gak mau. Jangan suruh aku menjauh dari Tante, aku bisa gila Tante, tahu gak semalam aja aku sudah gak bisa tidur gara-gara ucapan Tante kemaren, lihat nih mata aku sampe jadi mata panda begini, pokok nya aku gak mau jauh dari Tante, bisa mati aku sehari gak ketemu sama Tante." potong Saga enteng, Viona mengacak rambutnya frustasi mendengar ucapan Saga, urusan sama Devi aja belum kelar malah Saga ngotot gak mau jauh dari nya, astaga Viona jadi kesal sendiri jadi nya.
"Dasar bocil lebay, serah Lo deh nanti jangan nangis ya kalau patah hati." ucap Viona kesal.
"Gak akan patah hati Tante, tenang aja karena Tante akan jadi istri aku," balas Saga percaya diri dengan senyum tengilnya. Viona yang mendengar ucapan Saga yang begitu percaya diri hanya mendengus kesal sembari mengomel dan langsung melangkah kan kakinya meninggalkan bocah itu.
"Tante.." panggil Saga sebelum langkah kaki Viona menjauh, terpaksa Viona menghentikan langkahnya dan berbalik badan.
"Apa lagi sih!" jawab Viona dengan wajah kesal, Saga berjalan cepat dan mengulurkan tangannya, dan lucunya tanpa sadar Viona langsung menyambut telapak tangan Saga dan menciumnya, Saga tersenyum dan mencium pucuk kepala Viona dengan lembut.
Deg
"Eh.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
D_wiwied
nahkaaan tanpa sadar tu vio /Facepalm/
2025-01-02
0