Jahilnya Alvaro

Saga memandang motor yang dikendarai Viona menjauh dari hadapannya, senyuman tetap tersungging dari bibirnya walau Viona sudah mengultimatum dirinya agar tidak lagi menganggu kehidupan nya, namun bukan Saga namanya kalau ia akan menyerah, ia malah masih punya banyak cara untuk mengambil hati tante pujaan hatinya sampai, wanita itu mau menerima cintanya.

“Aku tidak akan melepaskan mu tante, enak saja mau kabur setelah mencuri hatiku,” gumam Saga dengan senyum smrik nya, sementara Viona yang sudah sampai dirumahnya langsung membersihkan diri dan bergabung dengan keluarganya diruang tamu.

“Bah,” panggil Viona manja.

“Apa, anak abah yang cantik,” sahut Abah Deri menggoda, membuat Alvaro yang sedang menonton Tv, memicingkan matanya menatap kearah kakaknya.

“Bunda mana?”

“Tuh,” abah Deri mengangkat dagunya kearah sang istri yang baru masuk keruang tamu.

“Kenapa nyari Bunda, kangen?” goda bu Elma kepada sang putri sembari menoel pipi Viona dengan gemas, dan duduk disebelah sang putri, Viona langsung memeluk sang bunda dengan manja, membuat Alvaro mencibir.

“Sudah besar masih aja seperti bayi, malu sama umur,” seloroh Alvaro meledek sang kakak.

“Sirik, bilang aja pengen dipeluk sama bunda juga,” balas Vio tak mau kalah.

“Eh Al, bukan kayak kakak ya, yang manja, Al sudah besar, gak kayak kakak yang macari berondong ya,” ejek Al penuh kemenangan apalagi melihat wajah kakaknya langsung meradang.

“Dasar adik laknat, siapa yang pacaran sama berondong,” sahut Vio tak terima.

“Buktinya pulang pergi diantar tuh sama berondong, abah ya jadi saksinya kemaren itu,” Vio mendelik tak terima.

"Anak Abah yang cantik, ayo jujur sama Abah siapa pemuda kemaren yang jemput kamu, beneran pacar kamu, bukan kah kamu pacaran sama Rendi?" tanya abah Deri ingin tahu. Viona menghela nafas panjang.

"Vio dan Rendi sudah putus Abah," abah Deri menautkan kedua alisnya tanda tak mengerti.

"Apa dia berbuat masalah?" gantian Bu Elma yang bertanya sembari mengusap lembut punggung sang anak penuh perhatian.

"Ayo jujur sama Abah mu sayang," Bu Elma memberi kekuatan untuk Viona berani jujur mengatakan penyebab berakhir nya hubungan mereka.

"Rendi selingkuh Bah," lirih suara itu menjawab, walaupun suara Viona pelan namun masih bisa mereka bertiga mendengar nya dan mampu juga membuat mereka shock. Alvaro sudah mengepal kan kedua tangan nya ia sungguh tidak terima sang kakak dipermainkan. Bu Elma langsung memeluk sang putri penuh sayang.

"Yang sabar sayang, anggap dia bukan jodoh mu, yakin lah Tuhan akan Mengganti dengan yang lebih baik."

"Benar kak, kakak jangan sedih, biar Al nanti yang kasih tuh orang pelajaran, berani nya dia udah khianati kakak ku yang baik dan cantik seantero jagat ini," sela Alvaro serius namun terdengar bercanda.

"Gak usah dibalas, kakak sudah senang bisa lepas dari mas Rendi, kakak ingin menikmati masa sendiri, mau cari uang yang banyak biar Lo itu kuliah sampe jenjang yang lebih tinggi," ucap Viona sungguh - sungguh, membuat Alvaro memutar bola matanya dengan malas.

"Diminta sangu aja udah mencak-mencak sok mau biayai Al kuliah." protes Alvaro tidak terima.

"Sudah jangan berdebat terus kalian itu, pusing bunda dengar nya,"

"Al tuh Bun, selalu saja gak bisa dibilangin," adu Vio manja sembari memeluk sang bunda penuh sayang membuat kedua pria itu saling lirik, dan tersenyum penuh arti, bagi Al Vio adalah kakak terbaik, Al sangat menyayangi gadis itu sepenuh jiwa nya, hatinya kini merasa sakit mendengar kakak tercinta telah disakiti hatinya, Alvaro menarik nafas perlahan melihat sang kakak tertawa bahagia, yang Alvaro tahu itu hanya kepalsuan belaka, ia tahu kakak nya saat ini pasti bersedih tiga tahun bukan waktu yang singkat untuk sebuah hubungan, yang tidak mungkin dengan singkat bisa terlupakan begitu saja. Alvaro kembali menarik nafas dan langsung berdiri menghampiri sang kakak yang sedang bercanda dengan sang bunda, Alvaro langsung mengangkat tubuh Viona dengan enteng membuat gadis itu berteriak histeris.

"Bocah edan, Al, kakak mau kau bawa kemana, Abah tolong Vio" teriak Viona sembari terus menggoyang-goyangkan kakinya agar sang adik menurunkan nya. Alvaro hanya tertawa tak menjawab sedang kan pasutri itu hanya tersenyum melihat kelakuan kedua anaknya.

"Al, turun kan kakak," rengek Vio begitu menyadari mereka sudah di teras rumah.

"Iya bentar lagi Al turuni," jawab Alvaro santai, membawa sang kakak menuju motor nya mendudukkan Viona diatas motor nya, dengan cekatan Alvaro langsung meraih helm dan memasang kan ke kepala sang kakak.

"Al, kita mau kemana, kakak cuma pakai baju tidur lho ini" protes Vio.

"Mau pakai apa aja kakak tetap cantik, jadi diem aja," jawaban Alvaro membuat Vio tersenyum baru kali ini sang adik mengakuinya cantik, biasanya selalu bertengkar dan Alvaro selalu bilang kalau Vio jelek, hati Vio menghangat.

"Cie.. Akhirnya sadar kalau kakak nya ini cantik." ledek Vio tersenyum senang. Alvaro hanya melirik sang kakak sebentar dan kembali ke mode awal, dan langsung menaiki motor nya, meninggalkan pekarangan rumah mereka, Viona memeluk pinggang sang adik penuh sayang mencari ketenangan dengan menyandarkan kepalanya di punggung tegap sang adik, mereka sudah seperti sepasang kekasih, motor itu terus melaju membelah kota hingga berhenti disebuah tempat makan angkringan yang cukup ramai, Alvaro menarik lengan kakaknya mengajak duduk di gazebo yang cukup jauh dari keramaian setelah memesan makanan yang ia sangat hapal kesukaan sang kakak.

"Al, kakak tu malas kalau jalan sama kamu, jadi pusat perhatian, mereka menganggap aku itu pacar kamu tahu," keluh Viona jujur, Alvaro hanya tertawa.

"Ya biar aja, malah bagus gak ada yang ganggu kakak,". jawab Alvaro santai.

"Pemandangan nya bagus ya Al."

"Hmm..kak, boleh Al tanya,"

"Mau nanya apa?"

"Kakak sama Saga beneran gak ada hubungan apa-apa?" pertanyaan Alvaro langsung membuat Viona menoleh kearah sang adik, ia menghela nafas panjang, ia akui Saga sangat baik juga perhatian kepadanya, tapi Viona belum ingin memikirkan hal yang serius terlebih itu masalah hati, Viona ingin menata hati nya terlebih dulu, menyembuhkan luka yang sudah terlanjur ada.

"Menurut mu?" Alvaro berdecak sebal.

" Al, nanya beneran ini kak,"

"Lalu kakak harus jawab apa, tidak semudah itu Menganti dengan yang baru, terlebih umur nya berada di bawahku." Alvaro memutar bola matanya dengan malas mendengar jawaban kakak nya.

"Al juga masih muda tapi Al sudah bersikap dewasa," mendengar jawaban adik nya Viona langsung tertawa terbahak dengan wajah tidak percaya.

"Lagak Lo," Viona meraup wajah sang adik dengan gemas, namun ia langsung menghentikan tawanya memandang Alvaro penuh selidik.

"Jangan - jangan kamu sudah punya pacar, ayo ngaku sama kakak." todong Vio dengan wajah sangar membuat Alvaro gelagapan dan langsung mengerakkan kan kedua tangan nya di depan dada dengan cepat.

"Gak, Al belum punya, kalau yang suka sama Al banyak." dengan PD Alvaro menjawab dan Viona langsung memasang ekspresi malas pada wajahnya, dan bertepatan dengan pesanan mereka datang, Viona mengucapkan terimakasih setelahnya, kakak beradik itu makan dengan lahapnya sembari terus bergurau sesekali karena Alvaro yang iseng, menyambar makanan sang kakak.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!