Maksudnya masih sekolah..?” tanya pak Hakim terbata, Devi mengurut pelipisnya, ia sudah menebak apa yang akan terjadi selanjutnya papanya pasti akan langsung mengusir Alvaro.
“Saya masih kelas dua belas, saya adik dari teman kak Devi yang bernama kak Viona.” jelas Alvaro dengan singkat, habis lah sudah pikir Devi pasrah.
“Itu tandanya sebentar lagi kamu lulus, tidak masalah, saya punya perusahaan sendiri jadi nanti kamu langsung bisa belajar berbisnis sambil kuliah, tidak masalah, asal kamu benar-benar mencintai putri saya,” ucap pak Hakim dengan sungguh-sungguh, lagi Devi dibikin shock dengan jawaban papa nya, ia mengira papanya akan mengusir Alvaro nyata nya malah sebaliknya, bahunya meluruh dan tubuhnya serasa tidak bertulang, apa lagi memandang wajah Alvaro yang tanpa ekspresi, ia tak tahu apa yang dipikirkan adik sahabatnya itu.
“Baik om, saya memang mencintai putri om, asal om merestui itu sangat tidak masalah.” pak Hakim tertawa penuh bahagia dengan jawaban Alvaro, sedangkan Devi menatap Alvaro penuh tanya sedangkan yang ditatap hanya tersenyum kecil.
“Dasar bocil gila, bahkan dirumahnya saja menyapa saja tidak, apa yang ia bilang cinta, dasar minta disunat habis tuh anak, dengan seenaknya bilang pacar, dan apa pernikahan, aku bisa gila, apa dia tidak punya ide lain selain membual,” monolog Devi dalam hati, setelah acara perkenalan dan saling ngobrol akhirnya Alvaro pamit diikuti Devi.
“Al..” panggil Devi geram, suaranya bergetar, Alvaro menoleh sebelum mencapai gerbang, ia hanya diam memandang Devi yang sudah berwajah kusut, namun masih terlihat cantik Dimata Alvaro.
“Apa maksudmu tadi, kamu bukannya mengurangi masalah ku tapi kamu menambahnya, kenapa kamu ngomong begitu tadi.” ucap Devi geram, Alvaro hanya diam melangkah maju mendekati gadis cantik yang masih terlihat belia walau diusia dua puluh lima itu, Devi yang melihat Alvaro terus maju, entah kenapa ia malah terus mundur sampai ia mentok dibadan mobil sang ayah, Alvaro mengurung tubuh mungil itu, menatap Devi tajam, membuat Devi merinding, bagaimana bisa anak SMA mengintimidasinya biasanya ia sangat lihai melawan, bahkan dengan Saga, tapi dengan Alvaro, jantungnya sekarang tidak baik-baik saja, ia mengumpat dalam hati karena jantungnya yang terus berdetak kencang ditatap oleh adik sahabatnya itu. Alvaro mendekatkan wajahnya sedikit menunduk karna perbedaan tinggi yang mencolok.
“Aku serius, aku akan menikahi mu,”
“Ja..jangan gila kamu Al, usia kita, lagian kita tidak saling cinta, bagaimana bisa menikah,” ucap Devi mencoba menyangkal ucapan Alvaro yang bilang ia serius, mungkin adik sahabatnya ini hanya ngeprank dia saja.
“Aku waras, aku mencintaimu dan akan aku buat kamu jatuh cinta padaku,” bisik Alvaro membuat bulu kuduk Devi langsung meremang apa lagi dengan sengaja Alvaro menyentuhkan hidung mancungnya ke daun telinga Devi.
“Al..” Alvaro tidak menjawab masih terus melihat dari dekat wajah yang sering hadir dalam ingatannya, entah sejak kapan, walau mencoba tidak perduli selama ini, namun momen malam ini menggoyahkan hati Alvaro, ia tidak bisa menahan lagi perasaannya, nafas Devi semakin tercekat tatkala bibir tipis itu menempel lembut di bibirnya walau tidak ada pergerakan namun mampu membuat kaki Devi lemas, otaknya langsung ngebleng, Alvaro langsung memegang pinggang Devi menahan tubuh itu agar tidak luruh, tanpa melepas tautan mereka, dada Devi bergemuruh jantungnya semakin gila berdetak tat kala bibir Alvaro mulai bergerak pelan menyesap, Devi ingin mendorong tubuh Alvaro namun ia tidak mempunyai kekuatan sama sekali, karena ia sangat terkejut dengan apa yang terjadi, bahkan tanpa sengaja ia mencengkeram lengan Alvaro, saking paniknya, Alvaro melepas tautan bibir mereka.
Dan dengan tanpa rasa bersalah Alvaro langsung mengangkat tubuh Devi mendudukkannya di kursi teras rumah megah itu, karena ia tahu teman kakaknya itu masih shock, walau umur Devi sudah dewasa Alvaro tahu itu pengalaman pertama bagi gadis dihadapannya itu terlihat bagaimana Devi terkejut bahkan tubuhnya bergetar dan langsung lemas, walau Alvaro merasa bersalah namun entah kenapa ia tidak bisa mengontrol diri untuk tidak mencium bibir seksi teman kakanya itu, bibir yang mungil serta belah tegah itu selalu menggodanya.
“Maaf.. aku lancang tapi kamu boleh membalasnya dengan mencium ku balik,” ucap Alvaro menahan senyum melihat Devi melotot kan matanya mendengar ucapan Alvaro.
“Cepat kamu pulang, aku tidak mau melihatmu lagi,” ucap Devi terbata wajahnya merona karena malu, Alvaro hanya tersenyum.
“Kau akan sering melihatku karena aku calon suami mu,” ucap Alvaro tengil dan mencium pipi Devi sekilas dan berlari dengan cepat meninggalkan Devi yang siap dengan amukannya begitu sadar nanti.
“Alvaro!!” teriak Devi yang dibalas dengan klakson motornya dan motor itu menghilang dengan cepat, orang tua Devi yang melihat kejadian itu tersenyum, ternyata benar anak mereka berpacaran, bukan setingan, menurut mereka, padahal itu diluar kendali Devi, Devi mengusak rambutnya frustasi, apa yang harus ia lakukan setelah ini, bagaimana kalau sampai Viona tahu seperti apa ulah adiknya, Devi menghentakkan kedua kakinya masuk kedalam rumah dengan muka yang ditekuk langsung menuju kamarnya.
Sementara Alvaro dengan hati bahagia pulang kerumah, wajah nya penuh senyum tak mengira ia malah punya kesempatan sebesar ini, bukan hanya ia bisa dekat dengan gadis incarannya, justru ia malah ditawarin untuk langsung menikahi nya bukan kah hal yang sangat membahagiakan.
"Ah, tak sia-sia aku membawa kak Vio keluar malam ini, ternyata aku akan mendapatkan cinta ku, astaghfirullah tapi kalau kak Vio tahu bagaimana tanggapan nya, bisa aku dijewer di tendang, ah lebih ngeri kalau ia tidak menyetujui hubungan ini, waduh gimana ini, harus dirahasiakan." gumam Alvaro penuh keyakinan, sesampainya dirumah, rumah sudah nampak sepi, Alvaro menghela nafas lega dan langsung menuju kamarnya untuk beristirahat.
Pagi hari nya dimeja makan Viona menatap sang adik dengan tatapan penuh curiga karena wajah sang adik yang terlihat ceria, tidak seperti biasanya, seperti orang yang lagi jatuh cinta.
"Tadi malam pulang jam berapa Al, sampai kakak sudah tidur kamu belum pulang, kamu gak bikin ulah kan sama Devi." tanya Viona penuh selidik takut sang adik bikin ulah.
"Kakak nih ngomong apa, ulah gimana, kan cuma nganter pulang, aku gak sedekat itu ya sama temen kakak sampai harus bikin ulah, lagian kan kakak yang nyuruh nganter, sudah diantar dicurigai lagi, lain kali jangan nyuruh Al kalau begitu." sewot Alvaro yang sebenarnya sudah kebat kebit hatinya takut ketahuan.
"Ya siapa tahu aja, habis kamu lama baru pulang," Viona masih curiga, Alvaro menghela nafas emang susah kalau ngomong sama kakak nya yang seperti detektif kalau sama adik nya, namun Alvaro heran kenapa kakak nya bisa dibohongi oleh pacarnya.
"Kok Diem,?"
"Ketemu teman kak pas dijalan mau pulang," bohong Alvaro, sementara kedua orangtua mereka hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kedua anaknya berdebat tanpa ingin menyela, Viona yang tidak puas dengan jawaban adik nya hanya memberi tatapan tajam, sementara Alvaro hanya mendengus jengkel, ia sampai heran apa diwajahnya yang ganteng ini ada tulisan bohong nya hingga kakak nya masih tidak percaya, ya walaupun ia memang berbohong, Alvaro kembali menatap kakak nya sengit penuh permusuhan, sampai Abah Deri menginterupsi agar mereka cepat berangkat agar tidak terlambat, mereka pun mengiyakan dengan patuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
D_wiwied
2 sahabat sama-sama dpt berondong ini mah
2024-11-09
1