“Apa yang kalian lakukan!” teriak seorang perempuan paruh baya yang melihat mereka saling tindih, Saga dan David langsung saling dorong menjauh satu sama lain.
“Ya gelut lah ma, apa lagi,” jawab David enteng.
“Kalian gak lagi bohongi mama kan?, kalian gak belok kan?” cerca wanita itu penuh khawatir, yang membuat kedua pria itu membeo dengan pertanyaan wanita dihadapannya, begitu sadar mereka langsung masing-masing mengibas - ngibas kan baju mereka dengan tangan, merasa jijik.
“Gak lah ma, jangan salah paham, kami justru berebut cewek makanya kelahi, tapi bercanda gak sungguhan kelahinya,” dan Saga langsung mengangguk membenarkan, mama David memicingkan matanya masih tidak percaya.
“Bener tante, tuh anak tante masa niat mau tikung gebetan Saga, kan laknat.”
“Bener itu Vid?” tanya mama David dengan tatapan serius.
“Gak ma, cuma bercanda aja,” ucap David sembari melambaikan tangannya didepan dada.
“Kalau iya juga gak papa, kan belum janur kuning, lanjutkan.” jawab mama David sembari tertawa dan pergi begitu saja. Membuat David dan Saga saling tatap.
“Bener kata mama belum janur kuning Ga,” goda David penuh semangat.
“Dasar teman laknat ngajak berantem beneran ya.” Saga kembali menyerang David membawa kepala David masuk kedalam ketiaknya, membuat David berteriak histeris.
“Woi, lepas ketiak mu bau asem!” teriak David.
“Biar saja rasain.” balas Saga sembari menggelitik pinggang David, membuat pemuda itu tertawa terpingkal-pingkal tak bisa melepaskan diri karena tubuhnya terkunci oleh Saga, sementara gadis yang diributkan di rumah nya memasang wajah cemberut kepada adiknya.
“Kenapa motor kakak belum diambil dibengkel sih Al, bener-bener kamu tuh ya, mau kakak tidak kasih uang buat sangu sekolah.” gerutu Vio yang ngambek karena motor kesayangannya belum juga dibawa pulang oleh sang adik, karena Alvaro janji nya hari ini motor itu diambil dari bengkel.
“Al, sibuk kak, biar besok Al yang antar saja kalau kerja.”
“Kamu kan sekolah, kita berangkat sama-sama pagi mana sempat kamu ngantar kakak kerja, yang ada kamu telat, mana sekolah kamu sama tempat kerja kakak jauh.” tolak Viona.
“Tapi tu cowok kenapa gak dilarang sama kak Vio nganter, ia kan sama tuh sekolah, apa dia gak telat, apa dia bolos.” Alvaro memberi jawaban yang membuat Viona terdiam.
“Katanya sekolah kok, sekolahannya katanya sejalur kok sama tempat kerja kakak.” bela Viona, Alvaro memicingkan matanya curiga.
“Kakak pacaran sama Saga?” Viona sontak menatap adiknya tajam.
“Bagaimana kamu tahu namanya?”
“Tadi ia kesini kok, nyariin kakak, tapi aku bilang kak Vio tidur, ia mau ngajak jalan kakak ya Al gak terima lah, masa iya kak” kakak mau jalan ma anak kecil seusia Al.” Viona langsung memukul lengan adiknya membuat Al meringis mengusap lengannya.
“Kenapa mukul sih kak?”
“Iya kamu pantas mendapatkannya, ngapain gak panggil kakak, gak sopan kamu itu sama tamu, Saga itu udah nolong kakak gak baik kamu perlakukan kayak gitu, emang urusannya apa coba ma umur dia, kakak kan cuma berteman ma Saga".
“Aku gak suka kakak jalan ma brondong itu,” ucap Alvaro lagi.
“Aish nih anak,” Viona kembali memukul lengan Alvaro membuat pemuda itu mengaduh kembali.
“Masa iya hanya nolongin ngantar malam itu, kak Vio jadi begitu berterima kasih nya, pasti ada yang tak bereskan?” Alvaro masih tidak mau ngalah untuk mengajak sang kakak berdebat.
“Kepo ya, bukan karena itu, pokoknya adalah gak perlu anak kecil seperti kamu tahu, pokoknya kakak gak mau tahu ya, besok tuh motor harus sudah ada.” tegas Viona.
“Ya udah kalau gitu ikut ambil motornya,” sela Alvaro.
“Ogah ya, kakak lagi malas keluar, ajak aja temanmu, untuk ngambil atau siapa pun, kakak gak perduli.” Viona langsung beranjak dan kembali masuk kedalam kamarnya membuat Alvaro menjambak rambutnya dengan kasar sembari ngedumel gak jelas.
Sementara Viona terdiam dalam kamarnya ia tadi bermimpi yang aneh, ia bermimpi dimana ia dan Saga berciuman, dan tempatnya seperti dikamar hotel yang semalam ia tempati, Viona menggelengkan kepalanya tak tahu kenapa jadi memikirkan hal yang tidak-tidak.
“Cek, mikir apa sih, ngapain juga kamu mikirin bocah itu,” Viona mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.
*
Motor yang dikendarai Viona melaju dengan kecepatan sedang menuju tempat kerjanya, dan baru keluar dari gang, motor besar melaju tepat disampingnya membuat Viona terkejut, dan menoleh, Saga tersenyum tengil kearah Viona membuat Viona hanya bisa cemberut, berpikir ngapain tuh bocah sudah ada didaerahnya pagi-pagi begini.
“Tante, minggir sebentar dong, aku mau ngomong,” teriak Saga dari atas motornya takut Viona tak mendengar karena suara motornya yang berisik.
“Apa sih, nanti saja pulang aku kerja kalau mau ngomong, takut telat nih,” jawab Viona yang juga berteriak.
“Sebentar saja,” balas Saga tak mau kalah, membuat Viona menepikan motornya tepat didepan sebuah warung, Saga langsung buru-buru turun dari motornya menghampiri Viona mengambil kunci motor milik gadis itu dan mengantonginya dalam celananya membuat Viona membulatkan kedua matanya.
“Saga, apa an sih kamu, kembalikan kunci ku.” Bukannya mengembalikan kunci Viona, Saga malah mengangkat tubuh Viona naik keatas motornya, membuat Viona berteriak dan menarik perhatian pengguna jalan, namun Saga tak perduli ia malah masuk kedalam warung tak lama ia keluar lagi dari warung tersebut.
“Saga, apa an sih kembalikan kunci aku, atau aku marah sama kamu,” ancam Viona sembari memukuli pundak Saga yang sudah naik keatas motor.
“Marah saja, aku terima.” enteng sekali pemuda itu menyahut.
“Tapi motorku?” rajuk Viona.
“Aman, sudah pegangan nanti jatuh.” Saga menarik tangan Viona melingkar ke pinggangnya.
“Aish nih bocah maksa banget sih,” gerutu Viona yang membuat Saga tersenyum, dan menjalankan motornya`kembali sepanjang perjalanan Viona hanya terdiam menatap punggung lebar Saga yang berbalut jaket berwarna biru tua, ia masih bingung dengan sikap Saga kepadanya, kenapa tuh bocah getol banget menjemput nya, tak lama motor itu sampai diparkiran tempat Viona kerja
“Lain kali jangan kayak gini aku serasa diculik tahu,” Viona melontarkan protesnya, Saga malah tersenyum dan memutar tubuh Viona yang masih diatas motor menghadap kearahnya yang sudah berdiri disamping motor, melepas helm dikepala Viona perlahan, rambut panjang itu langsung tertiup angin dengan indahnya.
“Aku suka nyulik tante, makanya besok biarkan aku menjemput tante, biar tidak seperti diculik, tapi seperti seorang pangeran yang menjemput sang putri.” ledek Saga
“Dasar bocah, emang dipikir ini dongeng apa, sudah aku mau turun pekerjaanku banyak,” pinta Viona yang tidak bisa turun karena Saga berada dihadapan nya mengunci pergerakannya karena berdiri diantara kedua kakinya yang menjuntai diatas motor.
“Jangan ngomel seperti itu, aku semakin gemas,” ucap Saga menatap wajah Viona, lebih tepatnya menatap bibir Viona yang terus ngomel jadi teringat ciuman mereka waktu dihotel, dan rasanya Saga ingin mengulanginya, tanpa sadar Saga sudah memajukan wajahnya mengikis jarak diantara mereka, Viona yang baru sadar terkaget mendapati wajah Saga yang begitu dekat.
“Eh, bocah mau apa lo,” sontak Viona menyentil kening Saga, membuat Saga sadar dan mengaduh memegangi keningnya.
“Sakit tante, ya elah” gerutu Saga yang masih mempertahankan posisinya.
“Minggir aku mau turun.” bentak Viona galak.
“Hei kalian, pagi-pagi sudah mau berbuat mesum!” teriak Devi yang sudah berkacak pinggang dibelakang mereka dan secepat kilat menarik kerah baju Saga dari belakang menariknya mundur.
“Aduh tante bawal, jangan tarik-tarik.” teriak Saga kesal karena menganggu momen romantisnya dengan Viona.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments