Keesokan Pagi
Rizal terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara wanita menangis, pria itu belum sepenuh sadar atas apa yang telah ia perbuat kepada Angel.
Rizal terbangun dengan mendapati Angel yang sudah menangis dengan tubuh yang diselimuti selimut.
“Angel, kamu kenapa menangis?” tanya Rizal.
Angel tak menjawab pertanyaan Rizal dan hanya bisa menangis dibalik selimut.
Pria itu mencoba mengingat apa yang telah terjadi dan samar-samar kejadian semalam masuk ke dalam ingatan Rizal.
Rizal ingat apa yang telah ia lakukan hingga mengambil kesuciannya Angel.
“Ya Tuhan...” Rizal melihat darah di seprai tersebut dan saat itu juga ia menyesali perbuatannya.
Rizal mencoba mendekati Angel seraya menyentuh pundak Angel yang saat itu sedang meringkuk dibalik selimut.
“Aku akan bertanggungjawab dan akan menikahimu, Angel. Aku mohon maafkan aku atas apa yang telah aku lakukan padamu,” ucap Rizal yang memutuskan untuk bertanggungjawab dengan menikahi Angel.
Rizal berharap besar agar Angel mau menerimanya, terlebih lagi Rizal memang memiliki perasaan khusus untuk gadis cantik tersebut.
“Lebih baik saya mati daripada saya harus menikah dengan Tuan,” balas Angel.
Rizal segera memeluk Angel dan meminta Angel untuk menarik kembali perkataannya. Pria itu tak sedikitpun merelakan Angel pergi darinya, karena Rizal sangat mencintainya Angel dan menginginkan Angel untuk menjadi istrinya.
“Saya masih terlalu muda untuk merasakan penderitaan ini, Tuan. Saya sudah tidak punya siapa-siapa lagi, bahkan kehormatan saya pun sudah anda ambil secara paksa,” ujar Angel.
“Menikahlah denganku dan kupastikan hidupmu bahagia. Semua yang kamu inginkan pasti akan aku penuhi,” ujar Rizal seraya terus memeluk Angel.
Rizal bahkan siap menceraikan Dinda asal Angel mau menerima dirinya sebagai seorang suami.
“Tuan tidak perlu sampai menceraikan, Nyonya Dinda. Kalau sampai Tuan menceraikannya, itu artinya saya egois.”
“Apa maksud kamu, Angel? Aku sungguh akan melakukannya demi kamu,” balas Rizal yang memang sudah muak dengan tingkah laku istrinya itu.
“Apakah Tuan sungguh akan bertanggungjawab?” tanya Angel memastikan.
Angel sudah mempertaruhkan kesuciannya dan tentu saja ia tidak ingin pengorbanannya itu menjadi sia-sia.
Menjadi istri Tuan Rizal sebenarnya bukan prioritas Angel, karena yang Angel inginkan adalah menghancurkan Dinda dengan segala kesombongannya.
“Ya. Aku bersumpah akan bertanggungjawab dan akan menikahimu. Bila perlu, secepatnya kita menikah,” pungkas Rizal serius.
“Maka Tuan Rizal harus menikahi saya dan saya menginginkan kita menikah saja,” pinta Angel.
Rizal sangat tak setuju dengan permintaan Angel yang meminta pernikahan mereka dilakukan secara siri.
“Tidak. Bagaimana bisa kamu meminta hal yang bertolak belakang dengan wanita kebanyakan, Nona Angel? Biarkan aku menikahimu secara hukum dan agama,” tegas Rizal karena menikah siri sama saja lari dari tanggungjawab.
“Saya tidak ingin dicap sebagai perusak rumah tangga orang lain, Tuan. Terlebih lagi, Nyonya Dinda pasti tidak akan menerima saya sebagai madunya. Tolong Tuan pertimbangkan lagi apa yang saya inginkan,” balas Angel.
Rizal sangat menolak keras permintaan Angel yang tak masuk akal itu. Angel benar-benar berbeda dari wanita kebanyakan dan karena tidak ingin kehilangan kesempatan untuk menikahi wanita cantik itu, Rizal pun mengiyakan dan untuk kedepannya ia yakin bahwa Angel akan bersedia untuk dinikahi secara hukum.
“Baiklah, aku akan menikahimu dan akan bertanggungjawab. Mulai hari ini, kamu akan ku carikan tempat tinggal yang layak. Bagaimana kalau apartemen?” tanya Rizal yang hendak memberikan Angel sebuah apartemen yang layak untuk Angel.
“Apa Tuan sungguh dengan apa yang Tuan Rizal katakan? Bagaimana jika saya ingin apartemen yang mewah di kota ini dan apartemen itu atas nama saya?” tanya Angel serius.
“Kenapa tidak? Aku akan memberikan apapun yang kamu inginkan,” jawab Rizal.
Rizal kembali menyakinkan Angel agar wanita jadi itu semakin yakin untuk menjadi istrinya. Rizal tidak akan melewatkan kesempatan yang ada karena dirinya sangat menginginkan Angel dan dengan menikahi Angel itu sama saja ia mendapatkan bongkahan berlian yang sangat berharga.
Angel tersenyum kecil isyarat bahwa ia mau menikah dengan Rizal.
“Sungguh?” tanya Rizal memastikan kembali.
“Saya rasa ucapan yang baru saya ucapkan sudah sangat jelas,” jawab Angel dengan santai.
Rizal tersenyum lebar dan dengan bahagia pria itu memeluk serta mencium Angel.
“Tolong jangan melewati batas anda, Tuan Rizal. Kalau ada sungguh ingin menikahi saya, ada syarat yang harus anda penuhi dan jika tidak, lebih baik kita tidak menikah,” pungkas Angel yang tak nyaman dengan setiap sentuhan Rizal padanya, meskipun Angel telah kehilangan kesuciannya.
“Syarat? Syarat yang seperti apa?” tanya Rizal penasaran.
“Pertama : Selama kita menjalani pernikahan siri, saya tidak ingin memiliki anak. Mungkin lebih tepatnya kita harus menundanya, sampai saya benar-benar mencintai Tuan Rizal. Kedua : Kita tidak boleh sembarangan bertemu, itu artinya harus saya yang meminta terlebih dahulu jika ingin bertemu. Ketiga : Tidak ada yang boleh mengetahui pernikahan kita, terlebih lagi lingkungan sekitar, keluarga Tuan dan juga Nyonya Rizal. Sampai saya yang memutuskan untuk mempublikasikan hubungan kita. Apakah Tuan sanggup dengan syarat yang saya ajukan ini?” tanya Angel yang sama sekali tidak ingin dirugikan.
Rizal terdiam sejenak, karena syarat yang diberikan Angel sangat tidak menguntungkan dirinya. Namun, untuk bisa menikahi Angel pria itu siap melakukan apapun.
“Baik! Aku sanggup memenuhi semua syarat darimu Nona Angel,” jawab Rizal.
Keesokan pagi
Rizal sudah tak sabar ingin melihat calon istrinya yang sangat cantik itu. Ia ingin segera mengucapkan ijab kabul agar Angel menjadi milik Rizal seutuhnya.
“Angel....” Rizal melongo melihat betapa cantiknya Angel dengan balutan gaun pernikahan yang sangat mewah itu dan tengah berjalan menuju ke arahnya.
Angel perlahan melangkahkan kakinya dengan gaun pernikahan yang sebelumya tidak pernah terpikirkan olehnya memakai gaun semewah itu.
“Kamu sangat cantik, aku khawatir akan banyak pria yang melirikmu,” ucap Rizal.
Angel hanya bisa tersenyum mendengar ucapan Rizal yang terdengar berlebihan itu.
“Bagaimana, apakah calon pengantin sudah siap?” tanya Penghulu yang akan menikahkan keduanya.
“Saya sangat siap,” jawab Rizal antusias.
“Bagaimana dengan calon pengantin wanita?” tanya Penghulu pada Angel.
Angel mengiyakan dengan malu-malu yang mana hal itu semakin membuat Rizal tak sabar ingin segera mengucapkan ijab kabul.
Saat Penghulu hendak memimpin jalannya pernikahan, asisten Rizal datang mendekat sembari memberikan ponsel milik Tuannya.
Rizal tak marah karena yang menghubunginya adalah Mami Ika tersayang.
“Ada apa, Mami?” tanya Rizal sambil berjalan menjauh.
Mami Ika saat itu meminta Rizal untuk datang ke rumah, dikarenakan Mami Ika sedang sakit dan ingin sekali Rizal datang menjenguk.
Rizal pun mengiyakan dan akan segera datang menemuinya Mami Ika. Akan tetapi, Rizal datang ke sana setelah Ia dan Angel resmi menikah.
Angel mencoba menguping pembicaraan tersebut, namun ia tidak bisa mendengar secara jelas apa yang sedang dibicarakan oleh Rizal dengan si penelepon.
“Bagaimana?” tanya Penghulu sesaat setelah Rizal kembali duduk.
Rizal tersenyum lebar dan meminta Penghulu untuk melanjutkan apa yang seharusnya dilakukan oleh Penghulu untuk menikahkan mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments