Angel tanpa pikir panjang langsung masuk ke dalam mobil Rizal dan tak lupa mengucapkan terima kasih atas kebaikan Rizal yang mau mengantarkan dirinya.
Rizal tak keberatan jika setiap hari dirinya mengantar jemput Angel, gadis yang selalu membuatnya penasaran.
“Saya kira Tuan Rizal sudah benar-benar pergi,” ucap Angel dengan suara lembutnya.
Rizal tersenyum lepas, ia tidak menyangka kalau dirinya bisa kembali semobil dengan gadis cantik bernama Angelita.
“Kamu gadis yang sulit untuk ditebak, Angel!”
Kata-kata Rizal cukup menyiratkan kalau dirinya menyukai Angel dan penasaran dengan gadis cantik yang duduk disamping kursi pengemudi.
Angel hanya diam mendengar ucapan Rizal yang terlihat jelas kalau Rizal menyukainya.
“Panas sekali,” ucap Angel seraya menaikan sedikit pakaian yang tengah dipakai Angel.
Terlihat jelas betapa mulus dan putihnya kulit paha Angel, membuat Rizal hanya bisa menelan salivanya.
“Tuan Rizal tidak seharusnya bertengkar seperti itu didepan umum. Kasihan Nyonya Dinda, sepertinya Nyonya Dinda sangat sedih karena Tuan yang main pergi begitu saja,” ujar Angel berpura-pura simpati kepada Dinda.
Rizal tertawa mendengar ucapan Angel yang bersimpati dengan sikap aneh istrinya.
“Wanita seperti dia tidak pantas dikasihani, Angel. Dia wanita licik dan egois yang hanya bisanya merengek kalau setiap kemauannya tidak dituruti,” pungkas Rizal yang menjelaskan watak dari istrinya itu.
“Tuan Rizal tahan dengan sikap Nyonya Dinda yang seperti itu? Laku, bagaimana kalian bisa menikah?” Kali ini Angel tertarik dengan masa lalu keduanya.
“Pertemuan kami bisa dikatakan sangat singkat dan pernikahan kami awalnya terjadi karena perjodohan,” jawab Rizal.
Angel menggigit bibirnya sendiri dan rupanya Rizal tengah memperhatikan apa yang sedang dilakukan Angel saat itu.
Bibir Angel sungguh menggoda membuat Rizal tak fokus dengan jalan didepannya.
“Tuan Rizal, maaf atas ketidaksopanan saya, hanya saja saya haus dan ingin sekali minum es kelapa muda didepan sana. Bisakah Tuan berhenti sebentar?” tanya Angel dengan tatapan manisnya dan senyum cantiknya.
Rizal kehilangan fokusnya dan hampir saja menabrak mobil didepannya karena saat itu sedang lampu merah.
“Kamu tidak apa-apa, Angel?” tanya Rizal memastikan dan tanpa sadar Rizal menyentuh bahu gadis cantik itu.
Angel tersenyum yang artinya ia baik-baik saja.
Mobil pun kembali melaju dan hanya beberapa meter dari lampu merah, ada penjual kelapa muda yang dimaksud oleh Angel.
“Kamu mau kemana?” tanya Rizal ketika Angel hendak turun dari mobil.
Rizal tak mengizinkan Angel keluar dari mobil, takut jika para lelaki malah fokus memandangi Angel.
Kecantikan Angel membuat Rizal tidak ingin para lelaki lain menikmatinya, terlebih lagi pakaian yang Angel pakai saat itu membuatnya semakin terlihat sempurna.
Angel tersenyum lebar melihat Rizal yang turun langsung membeli es kelapa muda keinginannya.
Lihatlah Dinda suamimu sekarang ini lebih memilih direpotkan olehku daripada dirimu. Malam ini aku akan membuat Rizal menjadi milikku. (Batin Angel)
Rizal kembali masuk ke dalam mobil dan memberikan es kelapa muda yang sebelumnya diinginkan Angel.
“Tuan Rizal baik sekali, seharusnya biar saya saja yang keluar membeli es kelapa muda ini,” ujar Angel sedikit centil.
“Hanya es kelapa muda saja. Bahkan, kamu minta yang lain pun aku akan membelikannya untukmu,” ujar Rizal.
Rizal tak bisa menyembunyikan rasa ketertarikannya kepada Angel.
“Ada sesuatu di rambutmu!” Rizal mendekat dan tangannya membelai rambut panjang Angel.
Semakin Rizal mendekat, semakin harum pula wangi dari tubuh Angel.
Angel sengaja menggeserkan kepalanya dan hal itu tak sengaja membuat Rizal mencium pipi Angel.
“Apa maksud Tuan tiba-tiba mencium pipi saya?” tanya Angel terkejut.
“Maaf, aku benar-benar tidak sengaja,” jawab Rizal.
Angel tersenyum menggoda yang mana membuat Rizal bertanya-tanya dengan arti dari senyum Angel.
“Malam ini apakah Tuan Rizal ada acara?” tanya Angel yang pada akhirnya memutuskan untuk menggoda Rizal.
“Tidak ada. Apa yang sebenarnya ingin kamu sampaikan, Nona Angel?” tanya Rizal penasaran.
Angel tak langsung menjawab karena sebentar lagi mereka akan tiba di kontrakan.
Sesampainya didepan kontrakan, Angel mempersilakan Rizal untuk masuk ke dalam. Rizal tanpa pikir panjang langsung mengiyakan ajakan dari gadis cantik itu.
“Tuan mau saya buatkan apa? Teh, kopi atau susu?” tanya Angel.
“Apa saja yang kamu buatkan aku akan meminumnya,” jawab Rizal.
“Jadi, kalau saya memberikan racun Tuan akan meminumnya?” tanya Angel menjebak.
Rizal terdiam sejenak, pria itu menatap gadis dihadapannya dengan serius.
Angel tertawa kecil melihat raut wajah Rizal yang cukup terkejut dengan pertanyaannya.
“Tuan jangan takut, saya tidak mungkin memberikan Anda racun,” pungkas Angel dan masuk ke dalam.
Tak berselang lama, Angel datang dengan membawa secangkir kopi dengan pakaian yang cukup terbuka.
Didalam kopi itu sudah Angel masukan sedikit obat yang efeknya cukup memabukkan Rizal.
“Malam ini Tuan yakin tidak ada acara?” tanya Angel memastikan lagi.
“Aku tidak ada acara apapun malam ini dan jika ada, aku akan membatalkan demi kamu,” jawab Rizal dengan sangat yakin.
“Boleh juga!” Angel pun duduk tepat disamping Rizal dengan tatapan menggoda dan mempersilakan Rizal untuk mencoba kopi buatannya.
Rizal perlahan menyeruput kopi tersebut dengan mata yang terfokus pada belahan dada milik Angel.
Gadis ini apa dia tidak takut berada didekatku? Kalau terus seperti ini, aku akan kehilangan kendali. (Batin Rizal)
Rizal meminum kopi tersebut hingga menyisakan setengahnya. Kemudian, Rizal merasa bergairah melihat Angel yang kalau itu sangat dekat dengannya.
Angel menyadari bahwa efek dari obat yang ia campur ke dalam kopi Rizal mulai bereaksi. Saat itu juga Angel berjalan masuk ke dalam kamarnya dan Rizal pun perlahan mengikuti langkah Angel.
Saat keduanya berada didalam kamar, Rizal tiba-tiba saja menyerang Angel dengan cara memeluk tubuh Angel dengan sangat erat.
Angel berteriak kecil seakan-akan meminta tolong, namun semakin Angel berteriak semakin agresif pula Rizal.
Rizal perlahan kehilangan kesadaran efek dari obat tersebut dan tak butuh waktu lama, Rizal akhirnya pingsan.
Angel pun berusaha memapah Rizal dan membawanya tidur diatas ranjang miliknya.
Apakah benar yang aku lakukan ini? Apakah aku harus memberikan kehormatan ku kepada pria yang sama sekali tidak pernah aku cintai? (Batin Angel)
Angel mencoba tenang dan memilih untuk duduk terlebih dahulu ditepi ranjang seraya memperhatikan wajah Rizal.
Tak dapat dipungkiri oleh Angel, bahwa wajah Rizal sangatlah tampan. Akan tetapi, ia juga tidak bisa membuang kesempatan yang ada untuk membalas dendamnya kepada Dinda.
Dendam dihati Angel lebih besar daripada kehormatannya itu. Begitulah menurut Angel, yang memutuskan untuk melakukannya bersama Rizal.
“Dinda, malam ini suamimu akan menjadi milikku dan posisimu akan kupastikan tersingkirkan untuk selamanya,” ucap Angel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments