Setelah hampir sebulan lamanya Dinda berkunjung ke rumah mertua, yaitu orang tua dari suaminya. Dinda akhirnya berkunjung dan akan tinggal selama 3 hari atas ajakan suaminya.
Dinda sendiri sebenarnya tidak pernah akur dengan orang tua suaminya, terlebih lagi dengan kakak iparnya yaitu, kakak kandung dari Rizal Mahendra.
“Rizal, kapan kamu memberikan kami kabar baik?” tanya Mami Ika.
“Iya, Rizal. Kalian itu sudah menikah lebih dari 5 tahun dan sampai sekarang kalian belum juga memberikan kabar baik,” sahut Mayang, kakak perempuan Rizal.
Mami Ika dan Mayang hanya mengajak Rizal berbicara. Sementara Dinda, sama sekali tidak dianggap kehadirannya oleh keluarga dari suaminya itu.
Dulu mereka sangat dekat, sebelum Rizal dan Dinda menikah. Namun kedekatan itu tidak berlangsung lama, karena tabiat jelek Dinda yang ternyata memiliki attitude kurang baik serta mudah terpancing emosi.
Dinda yang terabaikan, melenggang pergi masuk ke dalam kamar tanpa ingin menyapa Mertua dan juga kakak iparnya.
“Rizal, sebenarnya kesalahan apa di masa lalu yang pernah kamu perbuat sehingga mendapatkan istri macam itu. Sudah tidak ada sopan santun dan pergi nyelonong begitu saja tanpa melihat kami,” ujar Mayang.
“Mami dan Kak Mayang tidak perlulah membahas masalah anak kepadaku ataupun kepada Dinda. Lagipula aku kami masih muda,” balas Rizal yang kelihatan lebih santai.
Mayang menatap adiknya penuh curiga karena tidak biasanya Rizal terlihat lebih santai dari biasanya.
“Apa kamu memilih wanita simpanan?” tanya Mayang asal menebak.
Rizal tak ingin menjawab pertanyaan Mayang karena tidak penting juga menjawab rasa penasaran Mayang.
“Aku lelah, tolong siapkan makan!”
Rizal melenggang pergi menuju kamarnya dengan langkah dingin.
Mami Ika dan Mayang hanya bisa diam memperhatikan punggung Rizal yang semakin menjauh.
“Rizal, apakah aku harus menerima semua yang diucapkan oleh Mami dan juga kakakmu? Setiap datang kemari yang mereka tanyakan selalu saja tentu anak dan anak. Apakah anak begitu penting bagi mereka?” Dinda terlihat berantakan, ia mengamuk seperti orang kesetanan.
Rizal yang mencoba menenangkan istrinya dengan cara memeluk istrinya dan mengatakan bahwa suatu saat nanti mereka akan memiliki anak.
“Aku sangat lelah, Rizal. Anak dan anak saja yang mereka tanyakan. Apakah mereka sama sekali tidak memikirkan perasaanku?”
“Cukup. Jika kamu ingin tenang, maka lupakan mengenai Mami dan Kak Mayang,” tegas Rizal.
Dinda perlahan mulai tenang karena jika ia semakin mengamuk, Rizal pasti akan marah padanya dan yang pasti Dinda tidak akan mendapat pembelaan dari Sang suami.
***
Angel sore itu sedang melakukan sesi pemotretan majalah dan akan membuat namanya melambung cukup pesat. Tak banyak masukan dalam pemotretan dari fotografer, karena Angel benar-benar menguasai bakat modeling tersebut.
Usai melakukan sesi pemotretan, Angel bergegas pergi ke sebuah pesta yang akan dihadiri oleh Rizal dan juga Dinda.
Tentu saja Angel datang bukan sebagai tamu undangan, melainkan sebagai pelayan. Angel sengaja mendaftarkan dirinya menjadi seorang pelayan di pesta tersebut hanya untuk membuat Dinda kesal dengan kehadirannya sekaligus membuat Rizal terkesan padanya yang tak kenal menyerah.
Semua akan Angel lakukan, asal ia bisa menghancurkan hidup dari seorang Dinda. Gara-gara Dinda, ia kehilangan kedua orang tuanya untuk selamanya dan harus melewati kerasnya hidup yang sangat memilukan.
“Permisi, saya Angel yang kemarin melamar untuk menjadi pelayan,” ucap Angel.
“Kamu yakin? Gadis secantik kamu mau jadi pelayan?”
Angel menyakinkan pria didepannya dan akhirnya ia diizinkan untuk bekerja setengah hari menjadi pelayan di pesta pernikahan tersebut.
Akhirnya yang ditunggu-tunggu oleh Angel datang juga. Rizal dan Dinda tiba dengan tampilan yang sangat serasi.
Angel pun memulai aksinya dengan sibuk mengangkat piring serta menata piring tersebut ke meja dengan sangat rapih.
Rizal yang sedang memperhatikan sekeliling pesta, terkejut bercampur senang karena melihat Angel berada tak jauh darinya.
“Rizal, kenapa masih berdiri? Aku ingin duduk, kakiku lelah,” ucap Dinda yang sengaja manja agar semua orang tahu bahwa ia dan suaminya sangatlah dekat.
“Bukankah aku memintamu untuk tidak memakai high heels?”
“Seharusnya kamu senang karena memiliki istri cantik seperti aku ini,” balas Dinda yang justru memuji dirinya sendiri dengan penuh percaya.
Dinda tidak tahu jika suaminya saat itu sedang memfokuskan perhatiannya kepada Angel yang saat itu sedang sibuk dengan pekerjaannya.
Dinda menggandeng tangan suaminya dan duduk dikursi yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
Saat Dinda sedang mengedarkan pandangannya kearah sekitar, ia terperanjat melihat Angel yang sedang sibuk menata cemilan di ujung sana.
“Bagaimana mungkin?” Dinda bertanya-tanya karena tiba-tiba saja ada Angel di acara pernikahan tersebut.
Dinda memperhatikan suaminya dan berharap suaminya tidak tahu bahwa ada Angel disekitar mereka.
Dinda berusaha mengajak suaminya berbicara, sampai akhirnya sesuatu yang paling dihindari Dinda datang dengan membawa minuman dingin serta beberapa cemilan.
“Tuan Rizal dan Nyonya Dinda?” Angel berpura-pura terkejut melihat sepasang suami-istri yang sedang duduk dikursi tamu undangan.
“Kamu juga kerja disini?” tanya Dinda memastikan.
“Iya Nyonya Dinda,” jawab Angel dengan senyum manisnya, meskipun Dinda terlihat tak suka dengan kehadirannya.
“Hidupmu sepertinya sangat miskin ya. Sampai-sampai semua pekerjaan kamu terima,” ucap Dinda yang justru menghina Angel.
“Saya memang miskin, Nyonya Dinda. Akan tetapi, saya masih memiliki etika dalam berucap,” balas Angel yang lagi-lagi menampilkan senyum terbaiknya.
“Maksud kamu saya tidak memiliki etika?” tanya Dinda yang mulai terpancing emosi dengan ucapan Angel.
Angel sengaja meletakkan jus jeruk diujung meja yang akan tumpah jika tersenggol oleh Dinda.
Dinda yang kesal bangkit dari duduknya dan yang benar saja seperti dugaan Angel, jus jeruk itu tersenggol oleh Dinda yang mana membuat pakaian yang dikenakan Dinda menjadi kotor.
Sontak saja Dinda berteriak karena pakaian mahal miliknya menjadi kotor karena ketumpahan jus jeruk.
Rizal sama sekali tak peduli dengan Dinda, ia lebih tertarik dengan sikap santai Angel saat menghadapi sikap istrinya.
Dinda menarik tangan suaminya untuk mengajak Sang suami pulang, namun dengan tegas Rizal menolak ajakan tersebut dan justru menyuruh Dinda kembali ke rumah seorang diri.
Dinda yang sudah terlanjur malu, terlebih lagi pandangan aneh dari sekitarnya tanpa pikir panjang pulang ke rumah tanpa ditemani suaminya.
“Angel, kamu tidak apa-apa?” tanya Rizal mengkhawatirkan Angel.
“Saya tidak apa-apa, Tuan Rizal. Sekarang saya harus kembali bekerja,” balas Angel yang sekali lagi dengan sengaja menjauh dari Rizal untuk membuat Rizal semakin penasaran dengannya.
“Tunggu, Angel. Apakah kita bisa mengobrol sebentar saat kamu selesai bekerja?” tanya Rizal yang tanpa sadar memegang erat tangan Angel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Sartini Sartini
aq yg penasaran kak...🤣☺️
2024-08-29
1