Dinda tidak bisa membiarkan suaminya bermalam diluar sana. Terlebih lagi, mereka berdua dalam keadaan yang kurang baik. Dinda khawatir Sang suami bermalam dengan wanita lain dan bukan dirinya.
Karena tak ingin bila suaminya bermalam tanpa dirinya, Dinda pun menyusul mengikuti Sang suami yang pergi entah kemana.
Saat Dinda hendak pergi dengan mobilnya, wanita itu semakin kesal karena tak ada satupun mobil terparkir digarasi mobil.
“Apakah Rizal sengaja membuatku tetap berada di rumah?” gumam Dinda.
Wanita itu mencoba menghubungi Rizal dan sayangnya Rizal selalu menolak panggilan tersebut.
“Selalu saja seperti ini. Dasar pria egois!!!”
Pada akhirnya Dinda tidak bisa pergi mengikuti suaminya karena Rizal mengosongkan garasi mobil. Bahkan, Dinda tidak bisa menghubungi sopir pribadinya yang entah pergi kemana.
“Pak Yoga pergi kemana lagi, tidak seharusnya dia pergi tanpa persetujuan dariku. Dasar tua bangka,” ucap Dinda yang dengan mudahnya menghina Pak Yoga, sopir pribadinya sendiri.
***
Angel baru saja keluar dari toko buku setelah membeli beberapa novel dari penulis kesukaannya. Gadis itu berjalan menelusuri setiap jalan tanpa kenal takut.
Setiap langkah yang ia lewati, ia selalu membayangkan ada sosok kedua orang tuanya disisi kiri dan sisi kanan Angel.
Sekali lagi Angel menangis merindukan pelukan hangat kedua orang tuanya yang dulu selalu ada untuknya. Kejadian di kedai mie ayam itu cukup membuat luka yang teramat dalam bagi Angel.
Ia bahkan ingat jelas ketika Dinda meludahi wajah orang tuanya didepan orang banyak, seakan-akan orang tuanya adalah sampah yang sangat menjijikkan.
Ketika Angel tengah berjalan menelusuri jalan setapak di malam itu, ada sebuah mobil yang berhenti tak jauh dari Angel.
Pemilik mobil itu pun turun dan berlari menghampiri Angel yang tengah berjalan seorang diri.
“Angel!” Pria itu menarik tangan Angel dengan cukup erat.
“Kamu kenapa menangis?” Rizal tanpa sadar mengusap air mata yang membasahi pipi gadis cantik tersebut.
Angel langsung menepis tangan Rizal dan meminta Rizal untuk segera menjauh darinya.
“Ada apa, Angel? Apakah aku berbuat salah padamu? Aku harap kamu tidak berpikiran negatif tentang diriku, aku hanya lewat dan tak sengaja melihatmu. Karena ini sudah malam, aku hanya berinisiatif mengantarkanmu pulang,” terang Rizal yang sebenarnya sengaja melewati jalan yang pernah ia lewati bersama Angel beberapa waktu lalu.
“Tuan Rizal, saya sedang ada sedikit masalah karena cincin peninggalan Almarhumah Ibu saya jatuh dan saya tidak bisa menemukannya,” ucap Angel.
Angel tidak bisa melewatkan kesempatan tersebut, ia ingin mengambil hati Rizal dengan cara membuat Rizal bersimpati padanya.
Kedatangan Rizal membuat Angel yakin kalau sebentar lagi Rizal akan jatuh ke pelukannya dan kesempatan untuk menghancurkan Dinda akan semakin dekat.
“Jatuh dimana? Aku akan berusaha menemukannya untukmu,” ucap Rizal.
“Saya tidak tahu, Tuan Rizal. Cincin itu tiba-tiba hilang,” balas Angel.
Rizal menuntun Angel untuk duduk di kursi yang tak jauh dari tempat mereka berdiri dan meminta Angel untuk tetap tenang. Sementara dirinya akan berusaha menemukan cincin yang dimaksud oleh Angel.
Rupanya Rizal tak mencari cincin itu seorang diri, melainkan ia memanggil para bawahannya untuk ikut mencari.
Angel menyaksikan kekonyolan tersebut karena berapa lama pun dan sebanyak apapun orang yang Rizal kerahkan, tentu saja tidak akan pernah menemukan cincin tersebut.
Lihatlah Dinda! Suamimu saja bahkan tunduk kepadaku dan kamu akan segera menangis darah karena suamimu ini sengaja datang padaku tanpa kuminta. (Batin Angel)
Almarhumah Ibunya tidak pernah memberikan Angel cincin. Bahkan, untuk makan saja bisa dikatakan kehidupan mereka sangatlah sulit. Hanya usaha mie ayam yang menjadi penghasilan mereka sehari-hari dan Dinda dengan mulutnya itu langsung mematikan penghasilan mereka sehari-hari dalam sekejap mata.
Rizal serta yang lainnya terus mencari di setiap sudut berharap cincin peninggalan Ibu dari Laura bisa segera ditemukan.
Waktu telah menunjukkan pukul 00.15 WIB. Rizal yang tak tega bila Angel terkena angin malam, berinisiatif mengantarkan Angel pulang ke rumahnya sementara yang lainnya tetap diperintahkan untuk mencari sampai cincin tersebut ditemukan.
“Sudah tengah malam dan udara dingin sangat tidak baik untuk kesehatanmu,” ucap Rizal sambil melepaskan jas miliknya dan menyelimuti langsung tubuh Angel agar tidak kedinginan.
“Tuan Rizal tidak perlu sampai melakukan hal ini kepada saya,” balas Angel dengan suara lemah lembut.
“Ayo, aku antar kamu pulang dan soal cincin peninggalan Ibumu, aku akan berusaha menemukannya.”
Angel mengucapkan terima kasih atas kebaikan Rizal padanya dan menunjukkan arah rumah kontrakan yang ia tinggali.
Setibanya di depan rumah kontrakan Angel, Rizal hanya bisa diam dan merasa iba dengan kehidupan Angel yang jauh dari kata layak.
Sebenarnya rumah kontrakan itu cukup bagus, namun Rizal merasa bahwa gadis secantik Angel sangat tidak pantas menetap di rumah kontrakan sekecil itu.
“Kamu sungguh tinggal disini?” Rizal merasa ingin membawa jauh Angel dari kontrakan kumuh tersebut.
“Ada apa? Tuan Rizal jijik ya dengan rumah yang sangat tempati ini? Kebetulan saya mengontrak disini karena sudah tidak punya siapa-siapa lagi,” balas Angel yang sekali lagi membiarkan Rizal hanyut dalam kehidupan Angel yang menyedihkan itu.
“Orang tuamu?”
“Orang tua saya telah lama meninggal dunia dan saya sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain mereka. Maka dari itu, sebisa mungkin saya mencari kesibukan agar tidak teringat dengan mendiang Ayah dan Ibu saya,” ungkap Angel.
Angel melepaskan jas milik Rizal yang sebelumnya menyelimuti tubuhnya dan tak lupa mengucapkan terima kasih karena Rizal telah berusaha mencari cincin serta mengantarkannya pulang.
Rizal sedikit kecewa karena percakapannya dengan Angel bisa dikatakan sangat singkat. Namun Rizal tak bisa terus mengajak Angel berbincang-bincang, terlebih lagi waktu sudah sangat malam.
Sebelum masuk ke dalam rumah, Angel sengaja mengibaskan rambut panjangnya seraya tersenyum manis hingga tercetak jelas kedua lesung pipi cantik Angel.
Rizal hanya bisa menatap takjub kecantikan Angel yang berhasil menyihir dirinya.
“Cantik!” Pujian itu tanpa sadar keluar begitu saja dari mulut Rizal.
Cukup lama Rizal berdiri memandangi pintu kontrakan Angel, hingga Rizal tak sadar kalau ada beberapa orang yang memperhatikan Rizal dengan aneh dari kejauhan.
Karena curiga, mereka pun menghampiri Rizal dengan maksud menanyai alasan mengapa Rizal terus saja memandangi rumah kontrakan yang ditempati oleh Angel.
Rizal tak menjawab dan malah pergi dengan mobilnya membuat mereka mengira kalau Rizal ada penguntit.
Angel tersenyum penuh kemenangan dengan apa yang terjadi malam itu. Rizal benar-benar membuat Angel semakin bersemangat untuk menjatuhkan Dinda ke dalam lubang yang sangat dalam.
“Sebentar lagi kesombongan yang selama ini kamu agung-agungkan akan hancur Dinda!!!!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments