Angel mendapat perintah langsung dari Andy, pemilik restoran untuk melayani tamu VIP. Angel sama sekali tidak tahu kalau tamu yang ia layani adalah orang tua dari Dinda.
Awalnya Angel melayani dan menjamu mereka dengan ramah serta penuh senyuman. Namun ucapan sepasang suami-istri paruh baya itu cukup mengejutkan Angel karena dengan terang-terangan mengomentari wajah cantik Angel dengan tuduhan yang tak terduga.
Mereka dengan santai mengomentari wajah cantik Angel hasil dari operasi plastik dan meragukan keaslian wajah Angel pada saat Angel tengah menuang teh ke dalam cangkir.
“Zaman sekarang jarang sekali memiliki wajah natural. Semua pasti sudah dipermak, mulai dari mata dan juga dagu,” ucap wanita yang usianya sekitar 60 tahun seraya memandang sinis Angel.
Angel yang awalnya ramah dengan senyum manisnya, langsung berubah ekspresi menjadi serius. Sebisa mungkin ia tetap tenang dan melanjutkan pekerjaannya dengan profesional.
Sampai akhirnya Angel pergi dari ruang VIP dan mencari kesibukan dengan melayani beberapa pelanggan yang tiba di restoran tersebut.
1 jam berlalu. Andy kembali mendatangi Angel dan meminta Angel untuk pergi ke ruang VIP karena sepasang suami-istri parah baya itu menginginkan Angel untuk melayani mereka.
Angel tentu tak bisa menolak perintah langsung dari Andy dan sebelum Angel pergi menemui tamu VIP, Andy menyemangati Angel dan meminta Angel untuk lebih bersabar menghadapi sikap dari pasangan paruh baya tersebut.
“Terima kasih,” ucap Angel kepada pemilik restoran.
Andy sedikit menyesal karena tidak bisa menjadikan Angel kekasihnya. Meskipun ia ingin, tetapi ia tidak bisa melewati batasnya karena rasa segannya kepada Tuan Rizal.
Saat Angel melangkah masuk, ia terkejut karena sudah ada Dinda bersama sepasang suami-istri paruh baya.
“Sayang, kamu kelihatannya sangat bahagia hari ini. Coba beritahu Mama dan Papa kenapa kamu hari ini terlihat sangat bahagia!”
Angel tersenyum kecut mengetahui bahwa mereka ada satu keluarga yang sama-sama toxic. Pantas saja Dinda sikapnya arogan seperti itu, ternyata orang tuanya sama saja.
“Karena Rizal semakin hari semakin romantis, Ma. Semalam saja Rizal memberikan ku kejutan yang sangat indah,” terang Dinda.
Angel tertawa mendengar keterangan Dinda yang jelas-jelas berbohong.
“Ada yang lucu?” tanya Dinda karena melihat Angel yang tiba-tiba tertawa.
Angel tak bisa menahan diri untuk tidak tertawa, ia tertawa yang mana hal itu membuat Dinda dan orang tuanya kesal.
“Maaf, aku hanya teringat dengan anjing tetangga,” jawab Angel dan kembali melayani mereka.
Dinda sedang tidak ingin ribut, karena ia dan kedua orang tuanya sedang menunggu kedatangan Rizal.
“Dinda, apakah suamimu masih lama? Sudah jam segini Rizal belum juga datang!”
“Kita tunggu sebentar lagi, Ma. Mama tahu sendiri suamiku sangat sibuk,” sahut Dinda.
Tuan Rizal akan datang kemari?
Dia seharusnya istirahat di rumah, mengingat lukanya yang belum kering. (Batin Angel)
Rizal akhirnya datang menghampiri mertua dan istrinya yang lebih dulu sudah berada di restoran.
Untuk membuat Angel sibuk, Dinda sengaja menjatuhkan sebuah piring berisi salad buah.
“Upps... Tidak sengaja,” ucap Dinda.
Rizal ingin membantu Angel, namun mertuanya sudah lebih dulu mengajaknya duduk dan menanyakan perihal keadaannya.
Luka yang berada di tubuh Rizal tidak sepenuhnya terlihat dan hanya beberapa bagian saja yang terlihat, diantara dahi dan area pergelangan tangan.
“Dinda sudah cerita ke Mama dan Papa kalau kamu kemarin malam mengalami kecelakaan tunggal. Sekarang, kondisi kamu bagaimana?” tanya Mama Fira.
Rizal tak fokus dengan pertanyaan Mama mertua, pandangannya justru terus tertuju kepada Angel yang kala itu tengah sibuk membersihkan lantai yang kotor tersebut.
Dinda takkan membiarkan suaminya terus saja memperhatikan Angel, saat itu juga Dinda mengusir Angel dan meminta pelayan yang lain untuk menggantikan tugas Angel.
Angel tidak bisa berbuat banyak, ia hanya mengiyakan dan bergegas pergi memanggil pelayan yang lain untuk segera menggantikannya.
“Rizal, Mama sedang bicara padamu,” ucap Dinda.
Rizal pun menjawab pertanyaan Mama Fira dan setelah itu ia pamit untuk pergi ke kamar kecil.
Di dapur Angel sedang membersihkan luka ditangannya, rupanya saat ia membersihkan pecahan piring ia tak sengaja membuat tangannya tergores dan akhirnya mengeluarkan darah segar.
“Tanganmu berdarah,” ucap Rizal yang tiba-tiba muncul.
Rizal menyentuh tangan Angel yang tengah terluka dan perlahan membersihkan luka tersebut dengan tisu.
“Tanganmu yang melepuh sudah membaik dan sekarang malah terluka. Apa kamu tidak bisa lebih berhati-hati lagi?” tanya Rizal.
Angel reflek mendorong Rizal dan meminta Rizal untuk segera pergi, sebelum yang lain datang dan melihat mereka berdua.
“Tuan Rizal, tolong pergi dan tinggalkan saya! Saya tidak ingin mereka melihat anda disini dan membuat saya tak nyaman bekerja disini,” tegas Angel.
Sikap Angel yang dingin seperti itu, semakin membuat Rizal ingin mendapatkannya. Rizal bahkan tak peduli jika ada yang melihat mereka berdua.
Andy masuk ke dapur karena tak sengaja mendengar percakapan antara Angel dan juga Rizal.
“Tuan Rizal, sebaiknya anda tidak berada disini. Apakah anda ingin Angel dikucilkan dan tidak bisa bekerja disini?” Andy mencoba mengusir Rizal secara halus.
Ucapan Andy ternyata berhasil. Rizal pun pergi dan kembali berkumpul dengan keluarga istrinya.
“Terima kasih, Pak Andy. Kalau saja Pak Andy tidak datang, mereka pasti akan tahu Tuan Rizal datang kemari,” ujar Angel.
Dari cara Angel berbicara dengan Rizal, Andy tahu bahwa Angel tidak memiliki perasaan sedikitpun kepada Rizal. Meskipun begitu, Andy juga tidak bisa mendekati Angel karena Rizal tertarik dengan gadis cantik didepannya.
“Pak Andy ada urusan apa ke dapur? Atau ada hal yang harus saya kerjakan?” tanya Angel.
“Aku hanya ingin mengambil ini,” jawab Andy seraya mengambil sendok dan pergi.
Rizal kembali berkumpul dengan mertua dan istrinya.
“Rizal, kamu tahu tidak gadis tadi yang wajahnya banyak dipermak?” tanya Mama Fira.
Rizal mengernyitkan keningnya dan tak terima dengan apa yang dikatakan oleh Mama mertua.
“Mama kalau bicara jangan sembarangan,” tegas Rizal yang terlihat jelas kalau ia membela Angel.
“Rizal, kamu apa-apaan sih? Kok bicara seperti itu sama Mamaku?” tanya Dinda yang protes dengan cara bicara suaminya.
“Aku sibuk dan kalau hanya ingin membicarakan orang lain, lebih baik aku pergi. Urusanku di kantor masih banyak,” tegas Rizal.
Rizal akhirnya pergi padahal ia belum sempat sarapan.
“Rizal!” Dinda mencoba mengejar suaminya, namun Rizal sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil.
Dinda menggigit bibirnya sendiri karena bingung harus bagaimana lagi menghadapi sikap suaminya yang dingin.
Mama Fira menyusul putrinya dan kembali mengajak Dinda masuk ke ruang VIP.
“Dinda, ada apa dengan suamimu itu? Apakah kalian benar-benar saling mencintai?” tanya Mama Fira penuh keraguan.
“Mama ini bicara apa sih? Tentu saja,” balas Dinda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments