"Ngapain saja kamu di sekolah, hah?! Kenapa kamu harus berurusan terus dengan polisi?! Mau jadi apa kamu kalau begini?!" bentak Abay.
Abay baru saja menebus denda dan mengeluarkan Abid dari dalam kantor polisi. Devina sudah kembali diantar oleh ketiga temannya yang lain. Dan sekarang, Abid harus menanggung amarah dari sang ayah.
Abid menghela nafas panjang. "Abid jelasin pun ayah gak mau dengarkan, ayah gak percaya apapun yang Abid katakan."
"Ayah akan dengarkan penjelasan kamu, coba jelaskan sekarang."
"Abid dijebakk sama Johan. Ayah tau sendiri kan Devina diculik," jawab Abid.
"Devina bilang dia tidak diculik, Abidd," sahut Abiyyu yang baru saja masuk di ruangan. "Devina bohong, dia diculik tadi."
"Berhenti berbohong! Avi juga bilang tadi, Devina tidak diculik!" kata ayahnya teguh pendirian.
'Sialan! Kenapa jadi begini? Mana gue gak jadi ngojol tadii,' keluh Abid dalam hati.
"Devina yang mengatakan itu sendiri, Bid. Devi ataupun Avi tidak diculik," kata Abiyyu kembali menjelaskan.
"Demi Allah, Abid gak bohongg. Devina beneran diculikk. Avi yang kasih tau Abid tadi, dia kesekolah lari-lari dan bilang Devina diculik."
"Ya sudah, ayo panggil Devi dan Avi," sahut Desty, Bunda mereka.
"Avii, Devii, masuk."
Davina dan Devina pun masuk sambil menunduk.
"Devina jawab jujur, kamu diculik kann?" tanya Abid pada Devina dengan tatapan berharap. Devina menggelengkan kepala.
"Jujur, Devina!! Jujurrrrr!" Abid mulai frustasi. Devina tetap menggeleng. Abid mengusap wajahnya kasar.
"Avi jujur ya, plisss jujurrr. Tadi kamu kesekolah abang, kan? Kamu bilang Devi diculik tadii, kan?" Davina menggeleng.
"Hentikan kebohongan kamu, Abid. Katakan sejujurnya tanpa melibatkan kedua adikmu!"
"Abid berani sumpah, bundaa, Abid dijebak. Tadi Avi datang kesekolah Abid sambil lari-lari, Avi bilang Devi diculik. Avi ajakin Abid ketempat penculiknya. Setelah sampe, Abid suruh Avi pulang sama Tio. Abid juga suruh Eldi lacak keberadaan Devina, dan mereka berhasil temuin lokasi Devi. Habis itu mereka langsung ke tempat penculikan Devina. Abid tinggal berdua disitu sama Johan. Johan ajakin Abid berantem, dia udah hajar Abid, jadi Abid mau bales hajar tapi tiba-tiba polisi datang. Polisi itu dipanggil sama anak buahnya Johan,"
"TAPI DEVINA NGGAK DICULIK ABID!!!"
"Devi, Avi bohong, ayah!! Ah... gimana pun Abid jelasin gak bakal didengar," ujar Abid sambil beranjak pergi.
"Duduk, Abdi. Don't leave your place!"
"Fine!!"
Abid terpaksa kembali duduk.
"Kejadian ini bukan satu atau dua kali. Untuk membuatmu jera, ayah beri kamu dua pilihan..." Abay menjeda ucapannya lalu menatap Desty.
"Avi, Devi keluar, nak."
Mereka berdua pun keluar tanpa berbicara apapun.
"Pilihan apa, ayah?" tanya Abid sembari mengambil segelas air di meja. "Kamu pindah sekolah ke sekolah TNI, atau pindah ke sekolah bisnis di Amerika."
Bruk!!
Abid meletakkan gelasnya teramat sangat keras sampai ada pecahan kaca. Tidak ada satupun dari mereka yang melihat ke arah tangan Abid yang berdarah.
"Ayah.. Abid gak salah ayah. Abid udah kasih tau sama ayah, Abid punya banyak musuh, dan salah itu yang celakain kembar kemarin. Kalau Abid pindah, kalian disini gimanaaa?" tanya Abid panik.
"Kasih Abid satu kesempatan, setidaknya sampai Abid lulus SMA. Setelah itu terserah ayah Abid mau kuliah dimana," lanjutnya.
Ayah Abid menghela nafas. "Kalau kamu gak mau keduanya, ayah masih punya satu penawaran lain."
"Apaa?"
"Nama kamu keluar dari kartu keluarga.“
"Ayah!!" panggil Abiyyu dan Abid bersamaan.
"Bukan cuma satu kali uang ayah mengalir ke polisi," balas ayahnya melihat Abiyyu dan Abid bergantian.
"Kamu pikirkan baik-baik, Abid, ayah kasih kamu waktu dua hari." Abay menepuk pundak Abid lalu pergi. "Pikirkan dengan otak jernih mu, nak." Bunda Abid pun menyusul ayahnya.
"AGHHH!! Gak ngerti lagi gue, jebakan apa ini..." lirih Abid.
"Maaf, Bid. Mas gak bisa bantu," kata Abiyyu menenangkan Abid. "Gak masalah, mas," Abiyyu tersenyum ke Abid lalu pergi.
Benar-benar tidak ada yang menyadari tangan Abid yang penuh darah akibat pecahan gelas. Abid membiarkannya lalu pergi ke kamarnya. Setiba dikamar, ia memikirkan dengan otak jernihnya sambil mengobati tangannya. Abid hanya mengelap dengan tissue tanpa membalut dengan apapun.
...-----...
Tok! Tok! Tok!
"Abid!! Abid buka pintunya!!" teriak Abiyyu. Dirinya baru menyadari tangan Abid yang berdarah. Wajahnya terlihat khawatir, takut terjadi hal buruk pada Abid.
"Abidd!!"
"Ada apa, mas?" tanya Abid teriak.
"Buka pintunyaa! Mas tau, tangan kamu berdarah. Mas mau obatin luka kamuuu!"
"Abid baik-baik ajaaa, mass, Abid mau tidur."
"Tapi Abid..."
"Abid gak apa-apa, mass."
Abid menghela nafas. "Oke fine, jangan lupa kamu obatin ya," balas Abiyyu lalu pergi.
"Mas Abiyyu baik bangettt... cuma mas Abiyyu yang baik sama gue."
...-----...
Pagi ini, Abid melewatkan sarapan. Abid langsung pergi menuju motornya dan pergi kesekolah dengan kecepatan tinggi.
Tidak berlama-lama, setelah lima belas menit berkendara dia tiba di sekolah. Tangan kirinya yang terluka ia tutup dengan jaket yang disampirkan. Namun sedikit percuma karena salah satu siswi melihatnya.
"Kak Abid."
Abid berhenti tanpa menoleh.
"Kenapa?"
"Kak Abid tangannya luka, kan? Balqis obatin ya."
Iya, benar.
Siswi yang mengetahuinya adalah Balqis.
"Gue peringatin sama lo. Jangan pedulikan gue, jangan dekat gue. Gue punya banyak musuh, dan juga fans. Lo bisa dibully kalau sampai ketahuan sama miss drama di sini," kata Abid dingin lalu pergi.
"Kak Abid memang aneh yaa. Kemaren ramah sekarang dingin banget kek freezer."
Di sisi lain, Abid lanjut berjalan dengan tatapan yang tidak santai. Dirinya benar-benar tidak perduli sekitar. Setibanya di kelas, Abid langsung duduk dan merenung.
"Kenapa lo? Dari tadi murung mulu," ujar Eldi.
"Keanehan."
"Keanehan apaan?" tanya Tio.
"Semalam Avi emang ke sekolah, kan? Dia bilang Devina diculik. Tapi kenapa pas gue klarifikasi ke bokap, dia bilang gak ada ke sekolah dan lain sebagainya?" Teman teman Abid kaku, mereka bingung harus berkata apa.
"Lo tanya adek lo deh. Coba bicara enam mata," saran Rangga memenangkan. "Kok enam sih? Empat mata dong anjirr," protes Jefri kesal.
"Adek dia kan dua, satu orang matanya dua. Dua tambah dua empat, ditambah mata Abid dua jadinya enam. Gak salah dong gue," jelas Rangga panjang lebar.
"Ya bener sih.. tapi gak gitu juga konsepnyaaa!! Gak tau ah, cape gue punya temen tomlol." Rangga cengengesan tanpa rasa bersalah.
Lain halnya dengan Abid. Ia memejamkan mata sambil terus berfikir mengambil keputusan.
'Kalau gue pilih sekolah TNI, ayah pasti suruh gue ulang dari awal. Kalau gue sekolah ke Amerika musuh gue makin liar, dan lagi, pasukan darah hitam yang keteter. Lagipula gak mungkin juga gue tinggalin anggota gue, pengecut banget kan keliatannya?!' batin Abid masih berfikir.
Abid benar-benar tidak sadar kalau Balqis sedang mengobati tangannya sedari tadi. Abid baru sadar ketika merasa perih di bagian lukanya.
Abid menoleh.
"Lo lagi?" tanya Abid sambil menarik tangannya. "Kak! Tangan kakak bisa infeksi!" kata Balqis dia menarik tangan Abid.
"Udah gue bilang jangan pedulikan gue. Urus aja diri lo sendiri! Mending sekarang lo keluar dari sini sebelum ada pembullyan nantinya," kata Abid tegas.
"Balqis bakal keluar setelah tangan kakak diobati."
"Gue bisa obatin sendiri. Lo keluar sekarang atau gue yang keluar?" tanya Abid.
"Bid, apa susahnya terima bantuan Balqis? Dia niatnya baik lhoh mau bantuin lo. Sakit sarap lo ya?" Abid terdiam. Ia berfikir lagi lalu menatap Balqis.
"Setelahnya lo keluar." Balqis mengangguk senang kemudian lanjut mengobati. Sesuai perkataan Abid tadi, usai mengobati Abid, Balqis pergi.
"Lo mikirin apa? Lo pasti ada masalah, kan?" tanya Rangga.
"Hm... gue mikirin cara bunuh lo," jawab Abid sambil menutup kembali matanya.
"Emang kampret, gue serius eh dia ngelawak!"
^^^—Revisi, ^^^
^^^Desember, 2021.^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
icha.
smngt miguuuaaayyyy, karya baru tambah epic. lanjot trs ampek sukses🤗🤗🤗
2020-08-19
5
Mell👼🐣
Hy ka migu aku mampir yah jangn lupa mampir baik ke karya ku "Kepribadian ganda" d tunggu kehadiran y
2020-08-18
2
~RAYN~Fk~Am~
kek nya ungkapan berbicara empat mata itu itu tidak berlaju lagi ketiga lu punya adek kembar dua:v
2020-08-18
7