"Dianiaya gak lo?" tanya Heon pada Abid. Abid baru kembali dari hadapan pak Dayat.
"Gue anak baek baek, gak bakal teraniaya" jawab Abid sombong.
"Ngapain ke sana?" tanya Fany.
"Mbak nasi goreng saya mana?" tanya Abid.
"Biasa kan?" tanya Mbak Kantin. Abid mengangguk.
"Mbak buat dulu" Abid mengangguk lagi.
"Woi! Ditanya juga, ngapain ke sana?" tanya Fany kesal.
"Biasa anak pintar disuruh ikut olimpiade" jawab Abid.
"Sombong"
"Songong"
"Ngeyel"
"Narsis"
"Mesum"
"Itu semua sifat ajaib lo. Lo emang manusia ajaib ya" ujar Heon, Rangga, Tio, Eldi, dan Jefri bersamaan.
"Dih dih dih.. sok kompak bener siii" ledek Abid. Mereka semua tertawa.
"Olimpiade dimana?" tanya Jefri.
"Jangan kaget ya jangan" ujar Abid. Sambil mengambil piring berisi nasi goreng buatan mbak kantin.
"Hm.. dimana sih?" tanya Heon.
"Amerika" jawab Abid santai sambil menyuap nasi goreng di depannya.
Yang lain menatapnya terkejut.
"Udah gue bilang jangan kaget, tetep aja kaget" balas Abid santai.
"Lo yang bener aja deh, jangan ngada ngada" kata Tio.
"Nggak nggak. Di Bali, Denpasar" jawab Abid.
"Terus kamu terima?" tanya Fany. Abid meletakkan sendoknya.
"Kalau gue terima, gue ke Bali, adek gue nyokap bokap gue, dalam bahaya, dan kalian berjuang sendirian?" kata Abid, dia menggelengkan kepalanya.
"Gue gak mau lari dari tanggung jawab" Abid kembali makan.
"Lari dari tanggung jawab gimana si?" tanya Rangga.
"Ya gitu deh"
"Lo goblokkk pake banget, terima aja kenapa si? Kita bisa kali jagain adek lo sama bokap nyokap lo" balas Rangga bijak.
"Tau tuh" sahut Eldi.
"Alasan yang kedua nih. Kalau gue terima, gue ke Bali, ketemu cewek bule yang punya body seksi bohay ulala. Ahh gak sanggopp gue" kata Abid.
"Aughhhh.. kang ojek satu ini mesum luar biasa ternyata" ledek Fany. Abid cengengesan. Yang lain tertawa.
"Abidd" teriak seseorang, tak lain tak bukan adalah Silvia. Abid menoleh lalu kembali memakan nasi gorengnya yang belum habis habis.
Silvia datang dan langsung bermanja ke Abid.
"Bid kok baju kamu bau parfum perempuan?" tanya Silvia.
"Baju gue dipinjem kemaren" jawab Abid santai.
"Sama siapa? Oooo iyaaaa, si cewek sok lugu itu kan?!" tanya Silvia. Abid minum lalu membanting gelasnya.
"Jangan bully siapapun hanya karena lo cemburu. Lo bukan siapa-siapa gue"
"Aku gak pernah bully siapapun kok" balas Silvia.
"Gue gak bodoh. Erina, Serry, Rija, Pinka, Merry, Nuril. Mereka keluar dari SMA ini karena sering lo bully. Lo bilang gak pernah bully? Waras gak?" tanya Abid. Silvia melongo. 'gimana Abid bisa tau?' batinnya.
"Gimana gue bisa tau? Mata gue gak satu, temen gue gak satu. Mereka disini buat sekolah, dan gue deket karena beberapa kejadian. Jadi, jangan bully Balqis, atau lu yang bakal gue bully nantinya. PAHAM?!" bentak Abid.
Silvia pun pergi dengan muka kesal, marah, malu. Semua menyatu jadi satu.
"LO BULLY ORANG LAGI, KELUARGA LO GUE USIK!" bentak Abid keras. Silvia pun berlalu.
"Wah, gimana bisa hapal bid? Tumben ajaa?!" ledek Heon.
"Dari satu kejadian, gue bisa inget nama orang."
"Dalam satu kejadian" jelas Abid.
"Emang kejadian apaan yang buat lu inget ke mereka?" tanya Rangga.
"Erina, dia pernah gue tolongin waktu hampir ketabrak"
"Serry, pernah balikin dompet sama kunci mobil gue yang pernah jatuh"
"Rija, pernah gue bantuin waktu di godain preman"
"Pinka, pernah bantu gue beliin anu buat nyokap"
"Anu apa?" tanya Heon.
"Anu pokoknya" Abid cengengesan.
"Merry, pernah gue bantuin waktu kecopetan"
"Nuril, pernah bantuin gue dorong motor dari sekolah sampe bengkel"
"Nahhh.. yang Fany bingungin. Tu nenek lampir kenapa bully mereka?" tanya Fany.
"Karena mereka deket ke gue, dan gue care ke mereka" jawab Abid.
"Tapi ke Balqis nggak gitu deh" ujar Jefri.
"Hah?" tanya Abid.
"Tu orangnya" Abid berpindah pandangan.
"Ha- halo kak Abid. I- ini dari mama buat kakak" Balqis memberikan satu kotak makanan.
'ni rumahnya penuh Tupperware pasti. gue yakin emaknya lebih sayang sama Tupperware daripada sama anaknya. uh udah ketebak, nasibnya sama kea gua' batin Abid saat memegang kotak itu.
"Bid, gak usah lama lama pegangan tangannya" ujar Fany. Abid tersadar.
"Hah? Ah iya makasih" balas Abid.
"Emm.. ini juga untuk mama papa kak Abid sama kembar" Balqis memberikan paper bag.
"Banyak banget? Ada acara apa?" tanya Abid.
"Nggak ada acara apa apa kak. Mama pengen buat ini, terus tiba tiba ingat kakak sama kembar, jadinya mama nitip ke Balqis suruh kasih ke kakak" jelas Balqis.
"Aaa.. iya bilang makasih ya sama tante Nina" ujar Balqis.
"Ah iya sama sama kak, Balqis pergi dulu ya" Balqis putar balik. Ketika ingin pergi tangannya di tahan. Pelakunya Abid.
Sontak, warga kantin bersorak kegirangan.
Tangan Abid menghentikan jalan Balqis, Balqis pun kembali berbalik.
Ketika Balqis berbalik, Abid melepas pegangannya.
"Emm.. Gue cuma mau bilang. Kalau ada yang bully lo. Kasih ke gue, jangan ditutup-tutupi. Oke? Bisakan?" tanya Abid. Balqis mengangguk pelan.
"Yaaaa udah. Makasih sekali lagi" Balqis tersenyum lalu pergi.
"Wahhh apaa apaaan ini?! Kalian udah nikah apa gimana weii?! Bisa bisanya dapet makanan dari calon mertua" goda Eldi.
"Matamui" balas Abid. Abid membuka satu kotak khusus miliknya.
"Salad buah, ini mah beneran kesukaan gue" ujar Abid, dia pun melahapnya.
"Kenapa mata lu pada?" tanya Abid.
"Lo utang penjelasan nyong" jawab mereka.
"Lo tau om Erwin? Yang deket sama bokap? Nah Balqis anak om Erwin" kata Abid.
"Hah? Ooooo" balas mereka bersamaan.
"Enak banget initu, buahnya lengkap rasanya sama kayak buatan nyokap" ujar Abid.
"Jadi kea riview ala ala yutuber ya bang?" tanya Eldi. Abid tertawa.
~∆~
Disisi lain
"Lo kok deket banget si sama kak Abid? Kok bisa tau makanan kesukaan kak Abid?!" tanya Ayu pada Balqis.
"Aku gak tau makanan kesukaan kak Abid. Beneran. Itu tadi mamaku suruh kasih ke kak Abid karena waktu itu kak Abid anterin aku ke rumah" jelas Balqis.
"Jadi? Lo naik motor kak Abid lagi?" tanya Indira.
"Iya, tapi waktu itu bukan KLX nya yang pertama kali itu. Sama sama KLX si, tapi beda modifikasiannya" jujur Balqis.
"Is lo makan apa si bisa beruntung gitu?! Gue juga mauuu kaliii. Satu kaliiiii aja naik motornya kak Abid" keluh Vane.
"Bukannya kak Abid kang ojek?" tanya Balqis.
"Emang kang ojek, tapi motornya waktu ngojek itu motor matic. Gak keren pokoknya" jawab Ayu.
"Semalam tu kak Abid pake motor sport. Terus itu ngojek pake matic, sama Balqis dua kali KLX. Motor dia ada berapa si?!" tanya Vane.
"Setau gue dia punya motor banyak, tapi kalau mobil cuma punya tiga. Mobil ukuran kecil gue lupa namanya apa itu satu, sama mobil sport mewah ada satu, sama mobil standar satu. Dan lu tau, itu bener bener atas nama kak Abid sendiri. Gila gak tuuuu??" jelas Indira.
"Aaaaaaaa, beruntung banget istrinya besok" sahut Ayu.
"Gue istrinya kok" Vane sombong.
"Ngada ngada lo, yajelas gue lah" lanjut Indira.
"Pede amat si lo pada, istri kak Abid itu gueee" timpal Ayu.
"Ehhh apa apaan si kalian, kenapa malah berantem?" tanya Balqis.
"Diam" senggak mereka. Balqis terkejut dan langsung diam.
'bisa ****** aku kalau gini' batin Balqis.
...________________________________...
...Hi guys, A B I D comeback!! 😁...
...Maaf ya author jarang up, soalnya lagi banyak tugas😴...
...Seterusnya, insyaallah bakal sering up deh 😁...
...Oh iya, thank you buat yang masih setia nunggu up-nya 😍...
...See u next part!! 😍❤️...
...________________________________...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Pengagummu⚘
😍
2021-09-26
0