"Hah.. bang Abid dah bangun. Bang Abid" panggil Avi.
"Abang... dimana?" tanya Abid.
"Abang di rumah sakit. Tadi abang sakit kepala terus pingsan" jelas Davina.
"Ini... jam berapa?" tanya Abid lagi.
"Jam tujuh malam bang" jawab Devina. Abid terbangun sambil memegang kepalanya.
"Ayah bunda dimana?"
"Ayah bunda lagi bayar administrasi abang" jawab Avi.
"Hyaaaaaaaaaaaaaa.. gantenggkuuuuu. Kamu kenapa?!" tanya Fany heboh, Abid cengengesan.
"Lebay banget si lu. Emang gak bisa hidup tanpa gue" kata Abid.
"Yain aja deh" balas Fany. Abid cengengesan.
"Avi Devi, Heon mana?" tanya Abid.
"Emmm.. kak Heon.. kak Heon di kamar sebelah" jawab Devi.
"Kenapa? Dia kenapa?" tanya Abid.
"Istirahat katanya, kan belum sembuh lukanya" jelas Avi.
"Yang bener? Kenapa Devi gugup?!" tanya Abid curiga.
"De.. devi takut sama kak Heon. Tadi kak Heon bentak Devi. Devi gak mau bilang takut abang berantem sama kak Heon" jawab Devina.
"Kenapa Heon bentak kamu?" tany Abid lagi.
"Kak Heon panik waktu bang Abid pingsan. Devi nangis terus takut bang Abid kenapa kenapa. Terus pas kak Heon mau pergi, Devi malah menghalangi jalan kak Heon. Jadi kak Heon marah terus bentak Devi" jelas Davina.
"Terus Heonnya kemana?" tanya Abid lagi.
"Nanya mulu si kayak wartawan. Takut kehilangan gue?" tanya seseorang yang bersandar di pintu. Dia adalah Heon.
"Gue kira lu ketusuk, ketembak, kebanting, ketabrak, ke...."
"Lu doain apa gimana monyet?!" tanya Heon ngegas sambil menghampiri Abid. Abid cengengesan.
"Oh iyaaa.. Tio sama Eldi gimana? Mereka kan tadi diserang?" tanya Abid panik.
"Dih.. lagi sakit masih mikirin orang!" cela Fany.
"Kewajiban bagi gue tau gimana kondisi teman teman gue" jawab Abid.
"Iya iyaaa" balas Fany sambil cemberut. Heon cengengesan.
"Mereka baik baik aja. Tadi menang kok gelutnya. Gak ada yang luka juga" jawab Heon.
"Ah syukurlah, gue mau pergi dari sini" ujar Abid lalu mencopot paksa infusnya.
"Dih lu tidur ajaaa" suruh Heon.
"Ogah. Mending gue ngojek" balas Abid.
"Bid, lo ngeyel gue tabok ntar"
"Bodo amat Yon bodooo" Abid beranjak pergi. Heon menarik tangannya lalu meletakkan tangannya di belakang. Abid meringis.
"Nurut ngapa sama abangan" kata Heon.
"Abangan la dokon, kita seumuran yaa, tapi tuaan lu sih emang" ledek Abid cengengesan.
"Ngajak ribut ni anak" cela Heon. Heon lengah, Abid memutar posisinya. Heon berada di posisi Abid sebelumnya.
"Terimakasih bantuannya tuann, saya mo ngojol dulu ya" ujar Abid lalu pergi dengan sedikit berlari.
Bugh..
Dipintu dia menabrak seseorang.
"Lu ngapain si lari lari, gak ada akhlak" cela seorang pria.
"Lah lu jep. Pada mo kemana?" tanya Abid.
"Jengukin lu ogeb" jawab Jefri.
"Lu mo kemana? Cabut?" tanya Rangga.
"Hah? Iya mo ngojol" Abid santai berjalan keluar kamar. Tio menjegalnya. Abid terjatuh.
Jefri mengode Eldi untuk membawa Abid kembali ke brangkarnya.
Abid digeret.
"Ya gak gini juga asuwww. Ih bener bener, dikata apa gue dibawa kek gini?!" tanya Abid ngegas.
"Makanya nurut ah" balas Tio. Abid memainkan kakinya menendang Eldi. Eldi terjatuh, Abid bangkit dengan gaya kayang lalu menepuk tangannya yang kotor.
"Jangan ajarin ikan berenang!" ujar Abid sombong.
"Ih pengen gue unyel unyelll. Jadi kesel" kata Rangga. Perkataannya mengundang gelak tawa.
"Istirahat apa susahnya woi" cela Eldi.
"Gue gak apa apa cuma eror dikit tadi" balas Abid. Fany datang lalu menjewer telinga Abid. Abid menuruti tarikan Fany.
"Gak apa apa gimana? Ini lukaaaa. Jadi jelek kamu!" protes Fany.
"Beberapa hari juga ilang" Abid cengengesan.
"It's okay, yang ini gimana?!" Fany tanya luka pukulan balok yang ada pakunya.
"Aaaa ini.. emm.. ini mah gak sakit" balas Abid. Fany menyentuhnya.
"Aaaaaaaaw" keluh Abid.
"Gak sakit ya? Dipegang dikit aja ngeluh panjang"
"Gimana kamu mau ngelindungi orang kalau keadaan kamu gak stabil? Nurut ajaaa napa si!" omel Fany.
"Betina emang rewel" gumam Abid.
"Apaa?!" tanya Fany ngegas.
"Nggak itu tadi cicak ada di dinding barutu makan nyamuk" jawab Abid asal. Semua orang pun tertawa.
"Wi ah, dalah ya. Mo ngojol aja gue. Siapa tau ketemu yang seksi seksi gitu ekan. Emm mantep" ujar Abid.
Pletak!
Jefri menyentil keningnya.
"Narsis, mesum, ngeyel. Lu bener bener manusia ajaib" ujar Jefri. Abid mengelus keningnya, sedangkan yang lain tertawa.
"Nih, mending lu baca ini bid. Dijamin, ada cewek seksi" Rangga memberikan ponselnya.
"Duo mesum ini!! Jangan lupakan Avi dan Devi!!!" cela Fany.
"Aaaaiyaaa lupaa. Goblokk sih" cela Rangga lalu menarik ponselnya lagi.
"Tenang tenang, Avi Devi gak bakal ngerti" ujar Abid. Abid pun berpindah ke sofa.
"Eh, betewe. Yang nyerang lu berdua siapa?" tanya Abid.
"A gr fero" jawab Rangga.
"Hah? Yang bener? Bukannya tarung kita sama mereka udah selse?" tanya Abid.
"Selesai gimana woi?! Lion king aja ngamuk lagi karena Heon masuk ke Black blood si penguasa ketampanan" balas Eldi.
"Hyaahh, narsisnya nular" keluh Tio.
"Hahahaha"
"Sepanjang hidup gue gelut mulu kali ya?" tanya Abid, dia mengambil apel lalu mengunyahnya.
"Seru cuy, gue suka kok" jawab Rangga.
"Abnormal ah lu" balas Abid. Rangga tertawa.
"Ah oke skip. Shelia? Who is Shelia?" tanya Abid lagi. Semua terdiam, kaku, dan tidak ada yang bisa bersuara.
"Shelia itu.. mantan pacar lo. Di- dia yang buat lo celaka, d- dan lupa ingatan sampe sekarang" jelas Eldi gugup. Abid diam. Dia tadi sedang mengunyah apel, kunyahannya pun berhenti karena terkejut.
"Gue.. celaka?" tanya Abid.
"L- Lo pasti lupa. Ke- kejadian b- beberapa tahun silam. Shelia cinta sama lo, d- dan lo juga cinta ke Shelia. Ta- tapi dia celakain lo. Dia.. dia kayak gitu karena suruhan Johan. Dia gak mau lo mati di tangan Johan" lanjut Tio.
"Apa hubungannya sama Johan?" tanya Abid dia mulai santai dan kembali melahap apelnya.
"Johan itu sebelumnya, mantan pacar Shelia. Shelia gak bener bener suka sama Johan, tapi sukanya sama lo. Lama kelamaan lo pun juga suka sama Shelia sampe kalian jadian" kata Jefri.
"Ooo. Jadi Johan serang kita karena gue? Kan cuma gue, kenapa lu pada ikut?" tanya Abid.
"Karena kita ada di pihak lo ketika Johan mau serang lo" jawab Rangga. Abid mengangakan mulutnya.
"Wah.. bersyukurnya gue punya temen setia kayak kalian. Wah.. wah.. terharu gue terharu" ujar Abid sambil menutupi matanya.
"Kita serius dia malah kek gini. Pengen nimpuk pake batu" balas Eldi kesal. Abid tertawa
"Ingatan lu udah balik?" tanya Heon.
"Belom, gue gak pernah tau kalau gue ilang ingatan. Gak penting juga sih kayaknya. Itu cuman kumpulan kumpulan masa lalu, yang isinya bisa aja cuma penderitaan" jawab Abid.
"Lahlah" protes Eldi.
"Pantesan tadi tuh gue kayak kenal nama Shelia, tapi gue gak tau tu siapa. Jadi sekarang dia dimana?" tanya Abid.
"Setelah dibebasin dari penjara, dia menghilang tanpa kabar" jawab Heon.
"Dia dipenjara?"
"Iyalaaa, dia kan celakain lo" kata Jefri.
"Emmm.. yaudah deh masa lalu"
"Dah laa ya, gue mau ke kamar mandi" Abid beranjak mendekati pintu keluar.
"Mau ngojol maksudnya" Abid berlari keluar kamarnya.
"Ngeyel banget emang si luknut ini" protes Heon. Jefri mengejarnya lalu menyeret kembali ke kamar.
"Aaaa.. ayolahh, gue pengen ngojek ajaa. Siapa tau nemu bule untuk dijadiin istri" ujar Abid.
"Mata mu bid astagaa" ceramah Fany. Abid cengengesan. Jefri membantingnya ke sofa.
"Pelan pelan mas hiks hiks" drama Abid.
"Gue jotos juga lu" kata Tio.
"Hahahahah"
Toktoktok..
"A- assalamualaikum" ujarnya.
"Waalaikumsalam, eh Balqis" sapa Eldi. Balqis tersenyum sekilas.
"Emm.. ini Balqis mau anterin baju kak Abid" Balqis menunjukkan paper bag nya.
"Udah di cuci?" tanya Abid.
"Bid, gila lu ya!" ceramah Jefri. Abid cengengesan.
"Kasih sama Fany aja tuh" suruh Abid sambil menunjuk Fany.
"Ini udah di cuci kok kak" Balqis berjalan menuju Fany lalu memberikan paper bag itu.
"Loh kakak kan yang waktu itu kasih Avi minum" ujar Avi.
"Lah kapan?" tanya Devi.
"Kamu diculik itu, aku samperin kak Abid, abistu kakak ini baik kasih minuman ke aku"
"Makasih ya kak" Balqis mendekat ke Avi.
"Sama sama" balas Balqis. Balqis dan Avi tersenyum.
"Lo kok tau gue disini?" tanya Abid.
"Emm itu, tadi tanya sama pembantu kakak" jawab Balqis
"Tau rumah gue darimana?"
"Diikasih tau papa"
"Tanya lagi gue sumpelin kaos kaki ntar" protes Rangga.
"Hahahah"
"Ka- kalau gitu, Balqis pergi dulu ya kak. Assalamualaikum"
"Eh tunggu" Balqis berhenti.
"Lu kenapa gugup terus sih?" tanya Abid.
"Udah aku bilang, kamu itu serem bid" balas Fany.
"Jangan ngaco deh" mereka tertawa.
"Emmm.. assalamualaikum" Balqis pun pergi.
"Lah kan belom dijawab?!" protes Abid.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
zero_esper
lanjut KK author..😍😍
2020-09-12
1
aqmahdyh_27
the best Thor novelmu
selalu kocak😂dan uwwu
semangat Thor
lanjoot Thor Jan lama²😁😂
2020-09-11
2
nisafdlla
uwuuu ceriyanya kak mutia selalu bagus😍. Imajinasinya tinggi bangeeeett😄. suka banget sama semua novel karyanya kak mutia😙. semangat terus nulisnya kak🔥🔥🔥jangan lama lama kak up nya😉
2020-09-11
3