A B I D
"Anjirr! Gue telat lagi," keluh seorang pria bernama Abid. Sadar kalau sudah kesiangan, ia langsung bergegas mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi.
"Abidddd!! Bang abiddd, woi kebo bangun!!" teriak salah satu adek kembar Abid, Davina.
"Bang abiddd, buruannn!! Devina udah telatttt!!" teriak adik Davina, Devina.
"Kemana abang kalian?" tanya Abiyyu, abang angkat Abid, Davina, dan Devina.
"Gak tau tuh, bang. Lama amatt diaa," jawab Davina dan Devina bersamaan.
"Gak usah gosip depan kamar guee! Sarapan duluan sana!!" balas Abid ketus dari dalam kamarnya.
"Ishh Devi udah telat, bangg. Buruannn!"
"Kan ada Abiyyu, sama mas Abiyyu ajaa!! Abang juga udah telat," balas Abid lagi dengan suara datarnya. Dia masih memakai celana berwarna abu-abu miliknya.
"Dasar kebo!" Devi dan yang lain pun kembali turun, mereka menunggu Abid di meja makan.
Dua belas menit berlalu, Abid pun keluar dengan tampilan yang sangat memprihatinkan. Bajunya keluar, dasi dipasang asal-asalan, dan rambut yang tidak karuan.
Tapi, gayanya yang seperti itulah dia bisa dikagumi di sekolahnya. Entah kenapa bisa begitu.
"Lama sekali kamu, Bid. Selaluuu saja terlambat," dumel ayahnya, Abay Althaf. "Bang Abid begadang terus tu yahh, dia main game online sampe pagi."
"Gak usah sebarin hoaks, Avi," kata Abid datar sembari menatap sinis Avi. "Huh, abang es batu!" ledek Davina. Abay dan Desty hanya bisa menggelengkan kepala melihat mereka berdua.
"Abid pergi dulu, yah, bun." Abid mengambil sandwich lalu bersaliman. "Loh? Ini Devina sama siapaa, bang???!" tanya Devina kesal.
"Ckk. Dari awal juga kan udah abang bilang, berangkat sama mas Abiy ajaa. Abang udah telatt banget ini jadi gak bisa nganter. Dah ya, byee!" Abid pun pergi dari rumahnya tanpa perduli omelan sang adik.
...----------------...
Abid POV.
Hai, self introduction dulu kan?
Kenalin! Gue, Abid Hafizh Althaf. Siswa kelas XII SMA. Gue salah satu siswa populer di SMA. Bukan karena gue berandal, atau karena gue pinter. Eh gue emang pinter sii. Akan tetapi, salah satu hal yang paling menonjol dari gue adalah kegantengan gue, dan keramahan gue.
Boong banget ramah, senyum aja susah.
Kalau masalah ganteng itu gue serius. Gue cowok terganteng di SMA, dan geng gue termasuk geng yang isinya penuh ketampanan. Makanya banyak yang syirik.
Gue tipe anak yang bodo amatan dengan segala hal. Gue males ngurusin urusan yang bukan urusan gue. Beda sama temen temen gue, yang apapun bakal diurusin. Gue kadang phobia sama cewek, kecuali nyokap sama kedua adek gue. Kenapa? Because... mereka agak nyusahin.
Gue punya banyak rahasia yang selalu gue pendem, gak banyak orang yang tau tentang itu. Ya namanya juga dipendem kan? Otomatis gak banyak yang tau kecuali gue sama Tuhan.
Btw, gue juga bukan orang yang baik, seperti yang kalian perkirakan. I have many enemies.
Gue empat bersaudara.
Punya adek kembar dan satu abang.
Abang angkat.
Abang angkat gue Abiyyu Farel Althaf. Dia diadopsi bokap sama nyokap gue karena ketemu di depan rumah. Waktu itu gue belum ada tapi mas Abiyyu sekitar 8 bulanan mungkin(?)
Gue juga gak tau. Bokap nyokap gue ambil mas Abiyyu dengan alasan teman main gue ntar kalau gue lahir. It's okay, bokap sama nyokap gak pernah pilih kasih dalam segala hal.
Gue juga punya dua adek laknat. Davina Adara Althaf, dan Devina Edira Althaf. Mereka itu masih duduk di bangku sekolah dasar. Mereka berdua punya sikap yang berbeda. Davina, dia tomboynya luar biasa, sedangkan Devina dia feminim. Gue deket kok sama mereka berdua. Deket banget malah, sampe mereka selalu manja ke gue.
Oh iya, gue juga anak yang kurang kerjaan. Kenapa? Karena gue kerja ojek online, padahal bokap pengusaha yang sukses. Temen-temen gue yang lain juga kerja begituan. Siswa-siswi SMA juga tau kami kang ojol. Bahkan kebanyakan siswi sering pesen ojol meskipun cuma ke warung depan.
Mereka kek gitu biar ketemu sama cogan-cogan kayak gue sama temen-temen gue. Biasalah, fans :^
Prcikk..
*Suara percikan air.
Ah ****! Gue salah pilih jalan, malah masuk lubang dan nyipratin orang. Harus gue tolongin? Cewek pula yang kena.
Eh seragamnya sama kayak gue. Adek kelas kali ya? Gue bantu atau nggak? Bodo amat ah. Gue juga udah disumpahin tuh pasti. Tapi kasian juga sih. Oke, Abid rasa tanggung jawab lo lebih besar sekarang dari pada rasa bodo amat lo.
Gue muter balikkan motor dan menghampiri gadis itu tanpa melepas helm. "Lo gak apa-apa?"
"Gak apa-apa kok, cuma roknya agak kotor aja," jawabnya lemah lembut. Asli, ni cewe lembut banget suaranya. "Lo sekolah di SMA Axen?" Gue lihat dia cuma ngangguk, masih sambil nunduk bersihin roknya.
Kalau gue tolongin, gue bakal telat. Kalau gue biarin, kasihan dia dong.
Eh, tunggu-tunggu. Sejak kapan seorang Abid punya rasa kasihan? Abid yang biasanya bodo amatan woi!! Gak mungkin gue demen sama nih cewek yang baru gue kenal dua belas menit yang lalu.
Dahlah, Bid. Tiap hari juga lu telat kan, jadi mending tolongin ni anak dah. Itung-itung nambah pahala. "Naik sekarang."
"Hah? A-apa?"
Bolot yak?
"Naik," suruh gue lagi masih dengan suara santai. Dia masih terpaku. Hello! Gue baik lo ini. "Lo ragu? Coba liat seragam gue, gue sekolah di SMA Axen juga. Jadi mending lo naik, gue anterin sampe sekolah."
"Enggak usah deh, kak. Aku jalan aja," jawabnya gugup.
Wajar sih dia gugup, penampilan gue gak jelas banget macem preman. Keknya kucing pun takut lihat gue.
"Gak usah takut, gue bukan orang jahat. Lo cuma punya dua pilihan sekarang, naik atau telat."
"A-aku.. a-aku ikut kakak."
Bid, lo beneran serem ya? Kok ini anak gugup mulu sii?
Gue lepas helm lalu pergi ke kaca, ngerapiin rambut, ngerapiin pakaian, juga pake dasi. Ahh ****! Gue lupa cara pake dasi.
Gue cobain terus, eh gak bisa mulu.
Gimana si anjirrr makenyaa?
"S-sini Balqis bantuin, kak."
"Gak usah, ayok berangkat." Dasi yang tadinya mau gue pake, gue masukin ke saku celana.
"Nanti kakak dimarahin pak Bejo, kalau nggak lengkap. Sini Balqis pakein," katanya. Ribet ya memang punya cewek, untung gue single. Single Forever.
"Udah deh. Naik aja sekarang," dia pun naik ke motor gue perlahan. Sebelumnya udah gue kasih helm biar kepalanya aman.
"Dengerin gue, gue naik kereta laju karena sekolah masih jauh. Jadi, lo pegangan. Gue gak mau terjadi hal yang tidak gue inginkan, paham!"
"P-paham, kak."
Gue mulai menghidupkan mesin motor gue, dan mulai perjalan dengan kecepatan sedikit laju. Bismillah gak terbang.
...----------------...
Author POV.
Mereka tiba disekolah dengan keterlambatan tujuh menit tiga puluh lima detik. Upacara sudah dimulai sejak tadi. Cewek bernama Balqis itu sudah ketakutan akan hukumannya, sedangkan Abid santai tanpa memikirkan beban apapun.
Langganan BK mah santai.
"Kak, kita telat nih, gimana dong??"
Abid tidak menjawab.
"Kak?"
Abid hanya menatapnya sekilas lalu pergi menuju lapangan dibarisan siswa terlambat. Ada sekitar empat orang saat itu, dan itu teman se-geng Abid.
"Betingkah banget si Abid. Telat mulu kerjaanya," ujar teman Abid, Eldi.
"Lo kan juga telat egee!" Bukan Abid yang menjawab, tapi Rangga, teman Abid yang lain. "Oh iye, hehehe."
"Eh ehh, itu cewek ngendap-ngendap mau masuk ke barisan coy," kata Jefri mengalihkan topik. "Gue tebak, bentar lagi dia bakal ketauan sama bu Rosa."
"Mari kita itung mundur..."
"Tiga.."
"Dua.."
"Satu!"
"Lhohh? Kok enggak ketauan sihh?" tanya Rangga kesal. "Penonton kecewaa. Tapi anggep aja dia lagi beruntung," kata Jefri, mereka ketawa bersama tanpa suara.
"Berisik!" protes Abid.
"Hiiihhh.. galak!"
Semua langsung terdiam melihat Abid diam membisu. Itu terjadi sampai upacara selesai. Mereka benar-benar tenang, tanpa suara.
"Lo pada mau dihukum? Gue sih enggak. Nah, karena gue gak mau dihukum, gue cabut dulu. Bye!!" Eldi kabur duluan dan nyelip dibarisan anak kelas lain.
Teman-teman nanti juga menyusul.
Terkecuali Abid yang jalan santai.
"Heboh lari-lari, dihukum juga kagakk," gumam Abid.
"Lihat lah Abid. Dirinya berjalan santai dengan aura ketampanan yang cetar membahana," goda Tio saat melihat Abid berjalan. Ia dan yang lain sudah duduk di kursi kantin.
"ALAY BANGET ANJIR!"
Tio cengengesan mendengarnya.
"Jujur gus heran sama lo, Bid. Kapan ketampanan lo ilang gitu?" tanya Jefri.
"Gak bakal ilang, Jep, sampe kapan pun gak bakal ilang. Yakin gue mahh," sahut Tio.
"Nah bener tu. Abid mah gantengnya gak bakal berkurang ye gak. Ya iyalah, hahaha!" kata Abid membanggakan diri.
"Sumpah, jadi pengen pengen nabok Abid," ujar Eldi. Abid pun tertawa.
"Gue bingung sih, kenapa bisa temenan sama si narsis satu ini."
"Takdir lo ketemu gue."
"HOEK! Najiss!!" Abid tertawa lagi. "Tadi dia ngatain gue alay, eh sekarang gantian dia yang alayy." Percakapan mereka auto terhenti karena seorang wanita datang menghampiri.
"A- Assalamualaikum, kak. M-mau tanya, yang namanya Abid Hafizh Althaf dimana ya?"
"Bid," panggil Rangga sambil menyenggol Abid yang sedang tunduk bermain ponsel. "Gue Abid, kenapa?" tanya Abid santai.
"Ini ganti uang beli rok tadi, kak," katanya sambil memberikan uang. "Gak usah, buat lo aja duitnya." Abid langsung beranjak pergi.
"Nolak mah bolehh, tapi gak usah langsung pergi juga kalik ahh! Gak sopan looo!" teriak Jefri kesal. "Udah-udah! Jangan buat ribut. Maafin Abid, dia emang gitu anaknya," ujar Tio menengahi.
Wanita itu mengangguk.
"Iya kak, gapapa kok.."
"Nama lo siapa? Kelas berapa? Kok gak pernah nampak?" tanya Eldi beruntutan. "A-aku murid baru, kak. Namaku Balqis Chaira Al-Husna. Kelas XI IPA 2."
"Oooo, murid baru. Terus lo kenal Abid darimana?" tanya Rangga.
"Tadi kak Abid gak sengaja cipratin air kotor ke rok aku, kak. Dia tolongin aku, beliin aku rok juga. Terus ini aku mau ganti uangnya," jawab Balqis.
"Manusia ajaib punya hati juga, ya?"
*Pletak!
"Sakit tayoo!" dumel Eldi.
"Lah lo gilaa. Lo kira Abid robot yang kagak punya hati?!!" Eldi cengengesan.
"Ck, berisik banget lo berdua. Abaikan mereka ya, Balqis. Sikap Abid emang gitu, jangan dimasukkan hati," kata Rangga yang gantian menengahi.
"Iya, kak."
"Gue sama yang lain pergi dulu," Rangga menepuk pundak Balqis kemudian pergi dan disusul yang lain.
Balqis menghela nafas panjang setelah melihat mereka pergi. "Hufftt.. pasti susah ya deketin kak Abid."
^^^— Revisi,^^^
^^^Desember 2021.^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Kyran Mounth
mampir thorrr
2021-10-31
0
Pengagummu⚘
mampir lagi oi
2021-09-26
0
Nurindah Nurindah
Sungguh author Nama nya mirip mantan gw yg udah nikah🤣
2021-02-10
0