Malam harinya dirumah keluarga Erwin Al-Fajri.
"Huaahhh" Balqis bangun dan meregangkan otot-otot tubuhnya.
Setelah sadar Balqis pun kebingungan. "Aku dimana?"
"Kamar??"
"Bukannya... hah? Aku ketiduran??" Balqis keluar dari kamarnya menuju ruang tamu.
"Balqis pulang naik apa? Sama siapa??" tanya Balqis.
"Dasar kebo!" ledek Ulfa.
"Ulfaaaa" Balqis kesal, Ulfa cengengesan.
"Kamu pulang dianterin nak Abid. Bahkan, kamu digendong sampe kamar" jawab papanya.
"Hah? Se- serius pa?" papanya mengangguk.
"Acis tidur di motornya??"
"Nggak, tadi bawa mobil sekalian anterin Ulfa" jawab mamanya.
"Aaaaaa, malunya" keluarganya tertawa.
"Makanya kak acis jangan kebo. Dibangunin susah amat" ledek Ulfa.
"Hilih"
"Hahahah"
"Udah dari pada ribut, mending kamu makan gih cis. Kamu belom makan" suruh mamanya.
"Iya ma, acis juga laper" Balqis berjalan menuju meja makan. Dia mulai memakan makanan masakan mamanya.
Klx pertama pas kecipratan, klx kedua pas pulang kafe, klx ketiga diajak pergi makan restoran Jepang. Terus.. ini mobil?? Wah wahh... Beruntungnyaa aku. Huh.. rahasiakan balqiss daripada kamu diamuk sama Vane, Indira dan Ayu. Batin Balqis.
><
Disisi lain
"Ayah, ayah tau nggak. Tadi tuh kan bang Abid pergi sama kakak cantik berdua naik motor. Abistu kan yah bang ab....." Mulut Devina di tutupi dengan paha ayam goreng. Devina menarik ayamnya lalu menatap sinis Abid.
Sedangkan Avi, dia tertawa ngakak di kursinya.
"Abistu apa?" tanya Bundanya.
"Abistu Bun, bang Abid anterin kakak cantik ke kamarnyaaa"
"Buset dah punya adek kagak bisa tutup mulut" gumam Abid. Sekeluarga tertawa.
"Emang kakak cantik siapa?" tanya Ayahnya.
"Ihh ituloh yahh.. kakaknya si inii.... sii ulfaa" jawab Davina.
"Loh? Maksud kamu kak Balqis??" tanya Bundanya.
"Iya ma, keknya namanya kak Balqis. Pokoknya kakaknya cantikk banget. Kalau pacaran sama bang Abid, emm Devi setuju bangetttt" ujar Devi mantap.
"Apaan sih dek, gak jelas banget kamu. Tau dari mana pacaran pacaran hm?" tanya Abid.
"Ya tau dari abang lah" jawab Avi.
"Gue lagi yang kena" gumam Abid.
"Hahahaha"
"Jadi? Wanita baru yang masuk ke hati kamu sekarang Balqis?" goda ayahnya.
"Ayah jangan ngaco deh"
"Hiihh bang, jangan merah gitu pipinya" ledek bundanya.
"Bunda kira Abid cewek apa pake merah pipinyaa?!" tanya Abid. Bundanya tertawa.
"Abid udah selesai, mau belajar"
"Gitu aja ngambek, belajar apa belajar?!" ledek Devina.
"Berisik kamu" Abid pergi. Mereka yang di meja makan pun masih tertawa.
- .
"ABEEDDDDD" panggilan tim otomatis dari Eldi.
"Apa gblok?!" tanya Abid.
"Lah lu dipanggilin dari tadi!!" sahut Tio
"Gue abis makan. Ada apa?" tanya Abid.
"Besok kita berangkat?" tanya Heon.
"Jumat odong, besok bokap nyokap gue yang berangkat" jawab Abid.
"Lama kalii, gak sabar liat yang body sexy aduhai" kata Rangga.
"Amjimmm!! Otak gue teracuni ranggaa" balas Abid.
"Udah teracuni dari jaman baholak punn" ujar Jefri.
"Hahahaha"
"Diem lu pada, gue lagi konsen nih" suruh Abid.
"Lo ngapain??!" tanya Heon.
"Masukin tali rafia dalam jarum jahit" jawab Abid.
"Tolllllolllll!!!!"
______________
Keesokan harinya..
05:45
"Ayah bunda hati hati ya" ujar Davina.
"Iya sayang, kalian juga hati hati disini" balas Bundanya. Mereka serentak keluar karena mendengar suara helikopter.
"Loh? Kakak cantik?" tanya Devina. Keluarga Erwin sudah turun dan berdiri tepat di depan rumah Abay.
"Kak Balqis, Devi!" cela Davina.
"Ya maaf, Devi lupa" Devina cengengesan.
"Mau ngopi dulu win? Udah sarapan?" tanya Abay pada Erwin.
"Belum, tapi apa sempat?" tanya Erwin.
"Ya sempatlah om. Kan gak buru buru banget" jawab Abid.
"Ah gak usahlah, nanti merepotkan" balas Erwin.
"Rasah kongono, nek meh melu ayo" ajak Abay. Erwin tertawa. Mereka masuk kembali kedalam, makanan juga masih tersedia di meja.
Tadinya ayah abay dan bunda desty tidak berselera untuk makan. Tapi karena ada tamu, mereka juga ikut makan.
"Abid, om bisa titip dua anak om yang cantik ini? Om sama tante takut meninggalkan mereka berdua dirumah" ujar Erwin di sela sela makan.
"Hah? Oh.. iya bisa kok om" jawab Abid sambil senyum.
"Makasih ya" Abid mengangguk masih dengan senyuman manisnya. Balqis melihat Abid tanpa berkedip. 'eh astaga Balqis!' batin Balqis tersadar.
"Bunda, Ulfa tidur dikamar kami kan?" tanya Devi.
"Ya kalau kalian mau, Ulfanya juga mau gak apa apa" jawab Bundanya.
"Ulfa maukan?" tanya Devi. Ulfa mengangguk sambil tersenyum.
"Kalau gitu kak Balqis tidur sama abang Abid" ujar Devi polos. Abid tersedak. Bunda Abid, Mama Balqis, dan juga Balqis menyodorkan minuman ke Abid.
Abid mengambil asal. Tanpa sadar dia menerima minum dari Balqis. "Nggak gitu juga Devi!! Abangkan cowok, mana bisa tidur sama cewek yang bukan muhrim" jelas Abid.
"Tapi ayah bunda bisa" jawab Avi.
"Kan ayah bunda udah nikah, udah muhrim" kata Abid dia melanjutkan makannya.
"Kenapa bang Abid gak nikah sama kak Balqis?" tanya Ulfa. Kali ini Abid dan Balqis tersedak.
"Percakapan macam apa ini?" tanya Abid. Mereka tertawa di ruang makan.
__________
07:00
"Belajar yang bener, jangan bolos!!" suruh Abid. Abid terpaksa membawa mobilnya kesekolah kali ini untuk mengantar Ulfa, dan kembar D. Balqis juga ikut di mobil Abid.
"Ee itukan abang. Kita mah kagak" jawab Avi.
"Yaudah sana keluar tunggu apalagi?!" tanya Abid.
"Uang jajan" Devi cengengesan. Abid menatap mereka.
"Kan tadi udah dikasih ayah" jawab Abid.
"Ketinggalan bangg" keluh Avi.
"Bisa gak sih sehari gak ceroboh?!" Abid menatap mereka sinis lalu mengeluarkan dompetnya. Disitu hanya ada uang berwarna biru dan merah. Abid menarik satu lembar berwarna biru.
"Bagi tiga" Abid memberikan pada Avi.
"Ulfa gak usah, Ulfa udah dapet kok" ujar Balqis.
"Hehe gak apa apa kak Balqis, kita bagi tiga kok nanti" ujar Avi. Mereka menyalimi tangan Abid dan Balqis.
"Kami pergi, Assalamualaikum" serentak keluar dari mobil. Abid memperhatikan mereka sampai masuk kedalam kelas. Takut terjadi apa apa nantinya.
Setelah mereka masuk, Abid menjalankan mobilnya menuju SMA Axen.
"Emm.. kak" panggil Balqis. Abid berdehem, sambil melihat jalanan karena ingin berbelok. Dia menahan hasratnya untuk kebut kebutan karena saat ini sedang membawa nyawa orang lain.
"Makasih ya kemaren udah gendong Balqis" Balqis malu malu. Abid melihat kearahnya lalu cengengesan.
"Santai aja, gak usah malu malu gitu" balas Abid. Balqis cuma menunduk sambil senyum.
-°
Mereka tiba disekolah tepat waktu, hampir saja gerbang sekolah ditutup. Seharusnya mereka tidak terlambat, namun karena kemacetan mereka jadi terlambat. Itulah yang tidak disukai Abid ketika membawa mobil, kemacetan.
Abid melihat kearah Balqis yang menghela nafas. "Kenapa?" tanya Abid.
"Gugup kak, takut temen temen pada liat" jawab Balqis.
"Lo turun duluan" suruh Abid.
"Hah? Oh? Iya kak. Makasih ya kak" Abid mengangguk, Balqis ingin keluar.
"Eh" Balqis berhenti.
"Nanti balik tunggu di depan mobil" Balqis mengangguk lalu benar benar keluar.
Abid menunggunya menjauh, setelah itu dia pun keluar menuju kelasnya.
"Kemana aja lu kampret?!" tanya Eldi.
"Untung aja belum masuk pak Nur" sahut Tio.
"Gue kalau bisa gak sekolah udah bolos. Nyatanya gak bisa" Abid duduk di kursinya dengan kaki diatas meja.
"Gue bolos ya, pada mau ikut gak?" tanya Abid.
"Parah lo" balas Jefri. Abid tertawa.
Tok tok tok
"Kak Abid? Dipanggil pak Dayat" ujar seseorang dari depan pintu kelasnya.
"Orang penting tuh gini, selalu dipanggil. Gue pergi dulu!!" Abid pergi.
"Dasar makhluk NARSISS!!!" Teriak mereka dari dalam kelas.
-–—–-
Tok tok tok
"Ada perlu apa Abid?" tanya Guru di kelas XI IPA 2.
"Manggil bidadari Bu" jawab Abid asal.
"Mau panggil saya?" tanya ibu itu.
"Buset dah Bu, inget suami Bu" kata Abid. Kelas XI IPA 2 tertawa.
"Ya sudah, kamu mau panggil siapa?" Abid mengedarkan pandangannya. Sampai dia bertemu dengan satu siswi.
"Dia Bu" Abid menunjuk orangnya.
"Balqis?" tanya ibu itu. Abid mengangguk.
"Di suruh pak Dayat bu"
"Balqis, gue tunggu dikantin. Dalam sepuluh menit harus udah sampe kantin"
"Makasih Bu" Abid pergi.
Balqis bergegas mengambil buku matematikanya, dia pamit ke guru yang mengajar lalu pergi mengejar Abid.
"Mereka... Ada hubungan apa?"
∆∆
"Astagaa! Bolos ngajak anak orang lo ya?!" sindir Rangga. Abid tertawa.
"Udah jam istirahat?" tanya Abid.
"Ya kami keluar duluan lah" jawab Jefri.
"Astaga, sesat. Ajaran siapa sih?!" tanya Abid lagi.
"Ajaran lo ogeb!!" mereka serentak. Abid tertawa.
"Gue mau keluar sekolah, beli Earpiece untuk besok. Biar lebih gampang komunikasi" ujar Abid.
"Emang kamu punya duit?" tanya Fany.
"Kalau gak punya gak gue beli sayang" jawab Abid.
"Balqis, disini aja dulu. Gabung sama mereka ya. Gue mau pergi" Balqis mengangguk kaku.
"Kunci motor?" Heon mengeluarkan kunci motornya.
"Oke, thank you" Abid berlari menuju motor Heon lalu pergi keluar sekolah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Pengagummu⚘
sa ae sikembar ama ulfa
2021-09-26
0
icha.
si kembar ama ulfa sa ae🙂🙂🙂
namanya jodoh mo gmn lagi. keselek aja barengan🤣🤣🤣
lanjut thorrrr, smangatttttt. tugas jan lupa kerjain.wkwk
2020-09-29
8
nisafdlla
uwuw lanjuta kak😍
2020-09-28
6