Abid POV
—Ranggaaa—
📞 Rangga; Akhirnya lu angkat juga telepon guee. Lo dimana monyet?!
Abid; Selloo mamennn. Gue lagi kaburr.
📞 Tio; jangan gila deh! Lu kemana dua hari ngilang? Udah kayak buronan, dicariin mulu sama pak Dayat.
Abid; you know lah kenapa.
Abid; kalian dimana?
📞 Jefri; Sekolah. Sini dah lu. Pak Dayat nyariin nih.
📞 Eldi; kenapa lagi sok sok an ngilang gini?!
Abid; isss kelen ni la, udah la sini. Samperin gue aja.
📞 ( Bersamaan ); DIMANAA
Abid; Duh ah, bisa tuli gue. Lu denger aja gue lagi ngapain. Abistu lu susul. Atau lu lacak. Simple kan? Oke sip. Thank you bye. Assalamualaikum ( mematikan teleponnya )
Halo!
Kali ini, gue jadi pengecut dengan hilang dadakan:v
Gue di sini, Eidi Ailectro. Berkutat dengan komputer.
Selama gue hilang, gue ada suatu ide untuk membuat keamanan lebih tinggi buat gue dan temen-temen gue.
Sebenarnya agak mencurigakan. Setelah adegan penusukan Heon waktu itu, Abiyyu gak pernah nongol lagi. Dan, anak buah Johan yang selalu celakain gue sama temen temen gue udah jarang beraksi.
Gue yakin seratus persen, pasti dia ngerencanain sesuatu yang gak gue ketahui.
Heran sih, kenapa ada aja orang yang gak bersyukur mirip Abiyyu.
Tok tok tok
Siapa ni?!
"Masuk"
"Tuan muda, di depan ada delivery ayam panggang" ujar Dewi, sekretaris bagian gue. Umurnya diatas gue sekitar lima tahunan, tapi masih cakep dan yaaa gitulah.
Gue sebelas, ayah dua belas. Jadi gue sama ayah punya kedudukan sebelas dua belas.
Gue sering kesini makanya di kenal karyawan.
"B2, tolong bawa kemari" gue gak liat si Dewi, tapi sibuk dengan komputer.
Oiya, gue tadi di panggil tuan muda karena, gue pimpinan ke dua. Bisa di katakan penerusnya ayah. Sedangkan Dewi gue panggil B2 karena dia sekretaris pimpinan kedua.
"Baik, akan saya ambilkan" dia pun pergi. Dan, gak lama kemudian, Dewi masuk dengan Ayam panggang di tangannya.
Kali ini gue liat dia. Dewi itu cantik, putih, penurut dan juga.... sexy.
Oh ayolah, Abid. Nama lu keren dan mengandung sedikit unsur islami, tapi kenapa otak lu kek begini sih?!
"Emm.. B2. Anda sudah punya pacar?" Dewi malu malu. Apa dia salah faham??
"Emm.. belom tuan, terakhir waktu itu.. saya ditinggal rabi sama pacar saya" curhatnya.
"Kalau begitu bisa temenin saya makan? Saya pesan porsi lebih tadi" tawar gue.
"Ahh tidak usah," jawabnya gak enak.
"Jangan menolak" Dia pun manggut-manggut setuju. Gue sama Dewi pergi ke meja makan dalam ruangan.
Makan sama gue itu impian dari setiap karyawan. Mungkin jika karyawan lain tau, dia bisa iri.
Bruk...
Masuk ruangan asal ajaaaa, siapa sih?!
"Ah.."
"Siapa?!" tanya gue kesal.
"Ma- maafkan saya tuan muda." ujarnya sambil nunduk.
Jabatan wanita ini adalah sekretarisnya Dewi. Ah gatau gue juga bingung, pokoknya gitu.
"Kamu tau apa yang saya tidak suka?!" bentak gue.
"Diganggu" jawabnya.
"Lagi?"
"Diganggu"
"Dan.."
"Diganggu"
"Lantas MENGAPA KAMU MENGGANGGU SAYA?!" bentak gue kesel.
Sumpah, gue hampir keselek tadi.
"Ma- maaf tuan muda. Saya kira tuan muda tidak ada di ruangan karena saya tidak melihat keberadaan anda di meja anda. Jadi saya kesini untuk mencari B2" jawabnya.
"Jadi, ada perlu apa?"
"Ah.. i- ini tuan. Tadi di depan ada beberapa anak pakai baju SMA menerobos masuk. Security sudah melarang, namun mereka memaksa masuk sehingga terjadi perkelahian"
Gue letakkan sendok lalu keluar. Dengan gaya sok cool! Garis bawahi. SOK COOL. Weka weka:^
Aslinya gue cool kok. Cool pake banget.
Di jalan, gue di sapa para karyawan. Jadi malu, di sapa sama yang lebih tua:v
"Waagilaaasiii" ledek gue saat melihat pertarungan itu didepan mata. Pertarungan mereka terhenti.
"Kita dah berapa kali kesini sih? Kenapa gak kenal?!" tanya Eldi.
"Berapa kali apanya, baru tiga kali sama ini woi. Lagian, ini security baru. Maklum aja, udah ayok masuk"
Jefri menatap sinis security itu, begitupun teman gue yang lain. Gue ketawa.
"Annaya cari dua teman kamu yang bisa bantu obatin teman saya" suruh gue.
"A- a iya pak" jawabnya. Di ruangan ada Dewi sama si Fira, tinggal nambah tiga orang.
Gue anggukin Anna sambil senyum. Dia merona. Ajigilee, gue senyum aja pada melting:^
--
Gue lanjutin makan sambil liatin mereka yang di obatin.
"Bid bid, kita anti banting ngapain diobatin gini?!" tanya Heon.
"Gak usah nolak deh ah" protes gue cengengesan.
Lukanya sih gak parah, karena baku hantamnya juga gak pala kayak orang perang. Tapikan, gue gak enak gituloh. Wkwk.
Skip..
Mereka selesai, gue juga selesai makan. B2 dan yang lain kembali kerja.
"Dimana lo dua hari?" tanya Tio.
"Di sini lah"
"Pantesan betahh, karyawan cewek semua. Pada sexy body aduhai" balas Rangga.
Fyi, Rangga itu sebelas dua belas sama gue. Otak sengklek, mereng dikit.
"Kalian ya bener bener gak ada akhlak" cela Jefri. Gue sama Rangga ketawa.
"Jadi, kenapa lu ngilang?" tanya Tio.
"You know lah Yo. Gue gak mau ke Bali tetap dipaksa kan"
"Ya tapi gak gitu la woi, ngilang dadakan. Mana keluarga lo gak ada yang mau kasih tau. Gue kira udah mati" sahut Eldi.
"Anjirr omongan lo. Di filter dulu di ah" Eldi cengengesan, si luknut.
"Lagian gak mau kenapa di paksa sih?" tanya Heon.
"Ah, lu gak tau. Kepala sekolah SMA kan cewek. Cenderung gengsian. Dia gengsi lah, sekolah lain pasti ngadain perwakilan" jelas Jefri.
"Kenapa harus Abid?" tanya Heon lagi.
"Karena cuma Abid yang sanggup" jawab Eldi.
Gue jalan ke meja gue, kembali ke komputer.
"Apa rencana lo?" tanya Rangga.
"Gue bisa pergi kalau kalian juga dikasih izin. Gue minta pinjam helikopter pribadi bokap, terus bawa kalian, bokap nyokap, kembar, sama Fany maybe. Sekaligus kita holiday"
"Gila lu?! Gak bakal dikasih njirr" protes Tio.
"Kalau gak bisa, yaaa gue gak ikut. Lagian ibu itu kan butuh gue" Gue jawab masih fokus di komputer.
"Gue gak yakin sih, tapi ide lo cemerlang juga" balas Jefri.
"Kan kemaren kalian pengen liburan, nah ini kesempatan"
"Good idea, jadi kita liat yang body sexy aduhai bersamaan" sahut Rangga.
"Jakpot! Gue tu mau berbagi" gue arahin kursi ke Rangga lalu bertos ria.
"Otak lo bid, kotor banget sih" protes Eldi.
"Tandai lo ya, awas aja gak liat" balas gue.
"Rezeki gak boleh di tolak, liat gituan anggep aja rezeki. Ye gak bid" ujar Rangga.
"Yoi" Gue cengengesan. Yang lain geleng geleng kepala.
Setelahnya gue kembali ke komputer.
"Temen lo siapa? Cewek?" tanya Jefri.
"Iya cewek, katanya sih kelas XI di MIPA 2. Siapa ya?"
"Aaaaaaaaa...."
"Balqis"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
nisafdlla
lanjuut😍
2020-09-21
0
icha.
dahlah, otw liat ke uwuan abid😉😉😉
2020-09-18
4