Episode 17 Kiriman Seseorang

Muna berlari sekuat tenaga dari tempat kerja kala mendengar ibunya meninggal. Sesampainya di rumah, Muna langsung memeluk jasad ibunya itu dan menangis sejadi-jadinya. "Ibu, jangan tinggalkan Muna," ucap Muna dengan deraian air mata.

"Kamu harus sabar Muna, semua ini sudah takdir," ucap Mama Rose menguatkan adiknya itu.

"Teh, dari dulu aku merasa ada yang aneh, aku yakin kalau ada seseorang yang mengirim teluh kepada ibu dan juga aku," sahut Muna sembari sesenggukan.

Warga yang pada saat itu sedang melayat, langsung terkejut mendengar penuturan Muna. Rose memeluk Muna dan membawanya masuk ke dalam kamar. "Muna, kamu tidak boleh bicara seperti itu, kamu jangan suuzan takutnya kamu salah paham dan akan menimbulkan kegaduhan di kampung ini," ucap Mama Rose.

"Memang itu kenyataannya Teh, aku sudah lama merasakan hal aneh itu tapi aku tidak berani untuk mengatakannya," sahut Muna dengan deraian air matanya.

Rose langsung memeluk adiknya itu. "Sudah ya, jangan bicara seperti itu dulu sekarang kita urus saja jenazahnya ibu," ucap Mama Rose.

Warga bergantian berdatangan ke rumah Muna untuk melayat Warsih, hingga tiba Sinta dan Badrun pun datang melayat. Semua orang langsung tertuju kepada pasangan suami istri itu. Vior menatap Sinta dengan sangat tajam, dia melihat jika Sinta dipenuhi dengan aura hitam pekat.

"Aku turut berduka cita atas meninggalnya Mama kamu, Muna," ucap Sinta pura-pura sedih.

"Terima kasih, Sinta," sahut Mama Rose.

Rose membantu menjawab karena Muna sama sekali tidak bisa bicara, dia terus saja menangis. Sedangkan Badrun, menatap dalam ke arah Muna namun tatapan Badrun masih terlihat kosong.

"Mereka siapa?" bisik Caramel.

"Itu Kang Badrun, kekasih Bi Muna dulu yang tiba-tiba memutuskan Bi Muna tanpa alasan dan langsung menikahi Teh Sinta yang merupakan sahabat Bi Muna itu," sahut Vior dengan berbisik pula.

"Kok rasanya beda banget, pas kedatangan mereka suasana di rumah menjadi panas," bisi Caramel.

Vior tidak memperdulikan ucapan Caramel, dia pun terus memperhatikan Sinta membuat Sinta sadar dan merasa kesal. "Keponakan si Muna ngapain lihatin aku terus?" batin Sinta.

Setelah mengucapkan bela sungkawa, Sinta dan Badrun pun berpamitan. Menjelang sore, Warsih pun dimakamkan, suasana duka kembali terasa saat tangisan Muna kembali pecah. Muna benar-benar tidak terima ibunya meninggal dengan cara seperti itu.

"Ayo kita pulang Muna, kita ikhlaskan saja kepergian ibu biarkan ibu pergi dengan tenang," ucap Mama Rose.

"Tapi, bagaimana dengan aku Teh? aku tidak mau tinggal sendirian di sini, aku takut," sahut Muna dengan deraian air matanya.

"Kita jual saja rumah ibu, dan kamu ikut sama Teteh tinggal di kota," ucap Mama Rose.

"Iya, Bi. Bibi ikut kita saja ke kota," timpal Vior.

Mereka pun akhirnya pulang ke rumah, Yuni dan Kirana sudah menunggu di depan rumah Warsih. "Teh, tadi pada saat aku ingin membustkan sesuatu untuk kalian, aku menemukan ini di bawah kompor," ucap Yuni.

Yuni memberikan gumpalan kain berwarna putih sebesar jempol tangan yang diikat menggunakan benang. Vior mengambilnya lalu membuka ikatan kain itu, ternyata isinya adalah segumpal rambut. "Apaan ini?" ucap Vior.

"Kain itu sepertinya kain kafan, Vi," ucap Caramel.

"Astagfirullah." Rose kaget melihat benda itu.

"Aku sudah bilang, jika aku dan ibu itu terkena teluh tapi kalian tidak percaya," ucap Muna.

"Tapi siapa yang teluh kamu dan ibu? jangan sampai kamu suudzon kepada orang lain," tanya Mama Rose.

Muna duduk, lalu menatap menerawang. "Entah kenapa aku curiga sama Sinta, perasaanku mengatakan jika dia yang melakukan ini," sahut Muna.

"Jangan suudzon Muna, jika tidak ada bukti takutnya justru kamu memfitnah dia," ucap Mam Rose.

"Kamu yang sabar ya, Muna. Aku yakin, jika lambat laun kebenaran akan terungkap," ucap Yuni sembari mengusap punggung Muna.

***

Setelah shalat maghrib bersama, Vior memutuskan untuk ke luar mencari angin karena malam itu terasa sangat panas. Vior berdiri di halaman rumah neneknya dan memperhatikan sekeliling rumah itu, tiba-tiba angin berhembus membuat Vior semakin waspada. Bola api itu kembali datang, kali ini bola api itu berputar-putar di atas genting setelah itu masuk ke dalam rumah dan bersamaan terdengar teriakan Muna.

"Bi Muna." Vior segera berlari masuk ke dalam rumah, terlihat Muna sedang mengeliat sembari berteriak kepanasan.

"Panas, tolong aku!" teriak Muna.

"Astagfirullah, bagaimana ini?" Mama Rose sangat panik.

"Teh, aku panggilkan Pak Ustadz dulu," ucap Yuni.

"Iya, Yun."

Caramel menggendong Kirana, sedangkan Yuni segera berlari ke rumah salah satu ustadz di kampung itu. Vior dan Rose bingung harus melakukan apa, Muna terus saja berontak merasakan kepanasan di seluruh tubuhnya. Tidak membutuhkan waktu lama, Yuni dan Pak Ustadz pun datang.

"Astagfirullah, kenapa dengan Muna?" tanya Pak Ustadz.

"Tidak tahu Pak Ustadz, tiba-tiba saja Muna berteriak kepanasan," sahut Mama Rose.

"Ambilkan satu gelas air putih," titah Pak Ustadz.

Vior segera ke dapur mengambil air putih lalu memberikannya kepada Pak Ustadz. Pak Ustadz duduk bersila dan membacakan doa sembari memegang gelas itu. "Minumkan air ini kepada Muna," ucap Pak Ustadz.

"Baik, Pak Ustadz." Rose pun meminumkan air itu dan beberapa saat kemudian, Muna pun mulai tenang dan lemas.

"Mun, kamu baik-baik saja 'kan? jangan buat Teteh takut," ucap Mama Rose sembari meneteskan air matanya.

Muna terlihat sangat lemah, Rose dan Yuni pun membawa Muna masuk ke dalam kamarnya. "Tolong kamu jaga Muna," ucap Mama Rose.

"Baik, Teh," sahut Yuni.

Rose dan Vior duduk di hadapan Pak Ustadz, sedangkan Caramel masuk ke dalam kamar Muna dan ikut menidurkan Kirana. "Sejak kapan Muna seperti itu?" tanya Pak Ustadz.

"Saya kurang tahu Pak Ustadz karena saya baru pulang lagi ke kampung ini, tapi Muna selalu bilang kalau dia dan ibu terkena teluh oleh seseorang," sahut Mama Rose.

"Muna benar, memang ada yang mengirim teluh untuk Muna. Saya lihat, ada yang benci kepada Muna tapi saya tidak tahu siapa orang itu. Apa selama ini Muna punya musuh?" Pak Ustadz kembali bertanya.

Lagi-lagi Rose hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Saya kurang tahu Pak Ustadz, tapi setahu saya Muna itu tidak punya musuh," sahut Mama Rose.

"Pak Ustadz, saya sudah dua kali melihat bola api berputar-putar di atas rumah ini dan tadi sore, Teh Yuni menemukan segumpal rambut yang di bungkus oleh sebuah kain kafan di bawah kompor," ucap Vior.

Ustadz itu mengangguk-anggukkan kepalanya. Setelah itu, ia pun kembali berdoa. Ustadz itu lumayan sakti karena dia juga mempunyai ilmu yang sudah dia pelajari selama ini.

"Saya sudah pasang pagar gaib di seluruh rumah ini, untuk malam ini Muna akan aman. Besok saya kembali lagi ke sini, dan saya akan mencoba mengobati Muna dan menghilangkan teluh itu," ucap Pak Ustadz.

"Terima kasih, Pak Ustadz," ucap Mama Rose dan Vior bersamaan.

"Sama-sama."

Ustadz itu pun pamit pulang, Rose dan Vior tidak menyangka jika selama ini ada orang jahat yang mengirim hal-hal seperti itu kepada adik dan ibunya.

Terpopuler

Comments

Dana Kristiana

Dana Kristiana

knp vior TDK mempelajari ilmu kebatinan,biar dia bisa menolong,seperti pak ustadz Thor,ug cuma dsebut indigo doank

2025-01-16

1

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

serem ya 😣

2024-12-24

1

awesome moment

awesome moment

tumbal yg dipake sinta p an y? smp bisa ngambil nyawa nenek vior

2024-12-14

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Pengenalan Tokoh
2 Episode 2 Teror Kampus Part I
3 Episode 3 Teror Kampus Part II
4 Episode 4 Bertemu Arwah Ayu
5 Episode 5 Menguak Misteri Kematian Ayu
6 Episode 6 Bertemu Keluarga Korban
7 Episode 7 Kesedihan Keluarga Korban
8 Episode 8 Menemukan Titik Terang
9 Episode 9 Pembalasan Ayu
10 Episode 10 Akhir Kasus Ayu
11 Episode 11 Kembali Tenang
12 Episode 12 Menjenguk Nenek
13 Episode 13 Keresahan Yuni
14 Episode 14 Arwah Tukang Bangunan
15 Episode 15 Teluh Part I
16 Episode 16 Teluh Part II
17 Episode 17 Kiriman Seseorang
18 Episode 18 Senjata Makan Tuan
19 Episode 19 Kembali Aman
20 Episode 20 Dosen Baru
21 Episode 21 Kontrakan Hantu
22 Episode 22 Mulai Diganggu
23 Episode 23 Mahasiswa Baru
24 Episode 24 Cafe Deril
25 Episode 25 Sosok Di Samping Bombom
26 Episode 26 Pesugihan Tuyul
27 Episode 27 Kontrakan Baru Dodi
28 Episode 28 Setan Introvert
29 Episode 29 Mencoba Bernegosiasi
30 Episode 30 Akhir Dari Pesugihan Tuyul
31 Episode 31 Kunjungan Industri
32 Episode 32 Pabrik Angker
33 Episode 33 Hantu Kamelia Part I
34 Episode 34 Hantu Kamelia Part II
35 Episode 35 Misteri Ruangan Basement
36 Episode 36 Cerita Basement
37 Episode 37 Penyelesaian Masalah
38 Episode 38 Kebahagiaan Dodi
39 Episode 39 Siapa Mira?
40 Episode 40 Datang Ke Kontrakan
41 Episode 41 Sebuah Janji
42 Episode 42 Selamat Tinggal Mira
43 Episode 43 Tetangga Baru
44 Episode 44 Siapa Wanita Itu?
45 Episode 45 Teror Wanita Cacat Part I
46 Episode 46 Teror Wanita Cacat Part II
47 Episode 47 Asal-usul Marni
48 Episode 48 Menyelesaikan Masalah
49 Episode 49 Teror Pocong Hitam Part 1
50 Episode 50 Teror Pocong Hitam Part 2
51 Episode 51 Teror Pocong Hitam Part 3
52 Episode 52 Teror Pocong Hitam Part 4
53 Episode 53 Teror Pocong Hitam Part 5
54 Episode 54 Penyelesaian
55 Episode 55 Dosen Ghaib Part I
56 Episode 56 Dosen Ghaib Part 2
57 Episode 57 Dosen Ghaib Part 3
58 Episode 58 Dosen Ghaib Part 4
59 Episode 59 Liburan Bersama
60 Episode 60 Mulai Ada Gangguan
61 Episode 61 Ada Apa Dengan Wawan?
62 Episode 62 Jasad Ratna Ditemukan
63 Episode 63 Ketegaran Wawan
64 Episode 64 Sahabat Lama
65 Episode 65 Perasaan Aneh
66 Episode 66 Kuntilanak Merah Part I
67 Episode 67 Kuntilanak Merah Part 2
68 Episode 68 Kuntilanak Merah Part 3
69 Episode 69 Katakan Cinta
70 Episode 70 Mendaki Gunung
71 Episode 71 Mulai Ada Keanehan
72 Episode 72 Gangguan
73 Episode 73 Pasar Ghaib
74 Episode 74 Dodi Menghilang
75 Episode 75 Akhir Yang Tragis
76 Episode 76 Wisuda
77 Episode 77 KKN Di Desa Mati Part I
78 Episode 78 KKN Di Desa Mati Part II
79 Episode 79 Misteri Desa Mati
80 Episode 80 Suara Misterius
81 Episode 81 Gelang Mustika Biru
82 Episode 82 Bangkitnya Sang Ratu
83 Episode 83 Musnahnya Sang Ratu
84 Episode 84 Lamaran
85 Episode 85 END
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1 Pengenalan Tokoh
2
Episode 2 Teror Kampus Part I
3
Episode 3 Teror Kampus Part II
4
Episode 4 Bertemu Arwah Ayu
5
Episode 5 Menguak Misteri Kematian Ayu
6
Episode 6 Bertemu Keluarga Korban
7
Episode 7 Kesedihan Keluarga Korban
8
Episode 8 Menemukan Titik Terang
9
Episode 9 Pembalasan Ayu
10
Episode 10 Akhir Kasus Ayu
11
Episode 11 Kembali Tenang
12
Episode 12 Menjenguk Nenek
13
Episode 13 Keresahan Yuni
14
Episode 14 Arwah Tukang Bangunan
15
Episode 15 Teluh Part I
16
Episode 16 Teluh Part II
17
Episode 17 Kiriman Seseorang
18
Episode 18 Senjata Makan Tuan
19
Episode 19 Kembali Aman
20
Episode 20 Dosen Baru
21
Episode 21 Kontrakan Hantu
22
Episode 22 Mulai Diganggu
23
Episode 23 Mahasiswa Baru
24
Episode 24 Cafe Deril
25
Episode 25 Sosok Di Samping Bombom
26
Episode 26 Pesugihan Tuyul
27
Episode 27 Kontrakan Baru Dodi
28
Episode 28 Setan Introvert
29
Episode 29 Mencoba Bernegosiasi
30
Episode 30 Akhir Dari Pesugihan Tuyul
31
Episode 31 Kunjungan Industri
32
Episode 32 Pabrik Angker
33
Episode 33 Hantu Kamelia Part I
34
Episode 34 Hantu Kamelia Part II
35
Episode 35 Misteri Ruangan Basement
36
Episode 36 Cerita Basement
37
Episode 37 Penyelesaian Masalah
38
Episode 38 Kebahagiaan Dodi
39
Episode 39 Siapa Mira?
40
Episode 40 Datang Ke Kontrakan
41
Episode 41 Sebuah Janji
42
Episode 42 Selamat Tinggal Mira
43
Episode 43 Tetangga Baru
44
Episode 44 Siapa Wanita Itu?
45
Episode 45 Teror Wanita Cacat Part I
46
Episode 46 Teror Wanita Cacat Part II
47
Episode 47 Asal-usul Marni
48
Episode 48 Menyelesaikan Masalah
49
Episode 49 Teror Pocong Hitam Part 1
50
Episode 50 Teror Pocong Hitam Part 2
51
Episode 51 Teror Pocong Hitam Part 3
52
Episode 52 Teror Pocong Hitam Part 4
53
Episode 53 Teror Pocong Hitam Part 5
54
Episode 54 Penyelesaian
55
Episode 55 Dosen Ghaib Part I
56
Episode 56 Dosen Ghaib Part 2
57
Episode 57 Dosen Ghaib Part 3
58
Episode 58 Dosen Ghaib Part 4
59
Episode 59 Liburan Bersama
60
Episode 60 Mulai Ada Gangguan
61
Episode 61 Ada Apa Dengan Wawan?
62
Episode 62 Jasad Ratna Ditemukan
63
Episode 63 Ketegaran Wawan
64
Episode 64 Sahabat Lama
65
Episode 65 Perasaan Aneh
66
Episode 66 Kuntilanak Merah Part I
67
Episode 67 Kuntilanak Merah Part 2
68
Episode 68 Kuntilanak Merah Part 3
69
Episode 69 Katakan Cinta
70
Episode 70 Mendaki Gunung
71
Episode 71 Mulai Ada Keanehan
72
Episode 72 Gangguan
73
Episode 73 Pasar Ghaib
74
Episode 74 Dodi Menghilang
75
Episode 75 Akhir Yang Tragis
76
Episode 76 Wisuda
77
Episode 77 KKN Di Desa Mati Part I
78
Episode 78 KKN Di Desa Mati Part II
79
Episode 79 Misteri Desa Mati
80
Episode 80 Suara Misterius
81
Episode 81 Gelang Mustika Biru
82
Episode 82 Bangkitnya Sang Ratu
83
Episode 83 Musnahnya Sang Ratu
84
Episode 84 Lamaran
85
Episode 85 END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!