Caramel dan Vior sama-sama sudah menguap. "Aku sudah ngantuk, pulang dulu ah takut kesiangan besok," ucap Caramel.
"Sama, aku juga ngantuk. Masalah Kak Ayu, besok saja dipikirkan lagi," sahut Vior.
Kedua gadis cantik itu pun memilih masuk ke dalam rumah masing-masing untuk tidur. Vior terduduk di ujung ranjang. "Kak Ayu, jika kakak ingin aku menolongmu kasih aku petunjuk atau klu biar aku bisa memecahkan kasus ini," batin Vior.
Vior pun mulai naik ke atas ranjang dan mulai merebahkan tubuhnya. Perlahan tapi pasti, mata Vior mulai sayu dan tidak membutuhkan waktu lama, Vior pun masuk ke alam mimpinya. Tiba-tiba, di bawah alam sadar Vior, sebuah mimpi masuk ke dalam otak Vior dan mimpi itu berisi sebuah petunjuk dari Ayu.
***
Keesokan harinya....
Pagi ini Vior sangat bersemangat, dia sudah diberikan petunjuk oleh Ayu lewat mimpi. "Aku harus bisa memecahkan kasus ini," batin Vior.
Vior dan Caramel segera berangkat ke kampus, seperti biasa mereka menggunakan motor milik Vior. "Bagaimana Vi, apa rencana kamu hari ini?" tanya Caramel di sela-sela perjalanannya.
"Ada sesuatu yang nanti mau aku lakukan, kalau kamu mau ikut ayo, tapi kalau gak mau ikut juga gak apa-apa aku melakukannya sendiri saja," sahut Vior.
"Aku ikutlah, mana mungkin aku biarkan kamu melakukannya sendirian," timpal Caramel.
Tidak membutuhkan waktu lama, Vior dan Caramel pun sampai di kampus. Vior memarkirkan motornya dan bersamaan dengan Deril, Valdo, dan Deki yang sama-sama baru datang juga. Hanya bedanya mereka memarkirkan mobil mereka.
"Vior, Caramel, pagi!" sapa Valdo.
"Pagi, Kak Valdo," sahut Vior dan Caramel bersamaan.
"Bagaimana dengan kasus kampus ini? apa kamu sudah menemukan pelakunya?" tanya Valdo.
Vior melirik ke arah Deril dan Deril menatap Vior dengan tatapan dinginnya. "Sudah Kak," sahut Vior.
"Hebat kamu, siapa orang jahat itu?" tanya Deki.
"Aku belum bisa kasih tahu kakak, soalnya aku juga masih bingung bagaimana melaporkannya kepada Polisi karena gak ada bukti sama sekali," sahut Vior.
"Iya juga, itu 'kan waktunya sudah 59 tahun yang lalu," ucap Valdo.
"Oh iya, aku minta sama kalian jangan sampai ada yang tahu jika aku anak indigo soalnya aku gak mau dianggap gila. Anak-anak zaman sekarang mana percaya sama hal gituan, yang ada mereka akan menertawakan aku," ucap Vior.
"Siap, rahasia kamu aman ditangan kita, iya 'kan Val," ucap Deki meminta persetujuan Valdo.
"Yoi."
Sementara itu, Deril hanya diam saja dia sama sekali tidak mau bicara. "Kak, kalau begitu kita duluan," ucap Vior.
"Oh, silakan," sahut Valdo.
Vior dan Caramel pun pergi meninggalkan ketiga pemuda tampan itu. "Kalau sampai Vior bisa menemukan pelaku dan jasad arwah itu, aku akui dia hebat," ucap Valdo.
"Iya, sumpah dia memang cewek pemberani," sambung Deki.
Vior dan Caramel masuk ke dalam kelas, keduanya ambil jurusan Bisnis karena memang keduanya mempunyai cita-cita ingin menjadi pengusaha sukses biar bisa membahagiakan kedua orang tua mereka. Ini adalah hari pertama Vior dan Caramel belajar, tidak lama kemudian seorang dosen masuk. Seorang pria paruh baya sekitar umur 80 tahunan, namun kondisi fisiknya masih segar.
"Yaelah, aku pikir dosennya masih muda tapi nyatanya sudah bau tanah," bisik Caramel.
"Hus, kamu kalau ngomong sembarangan banget," sahut Vior dengan berbisik pula.
Mata pelajaran dimulai, semua anak mendengarkan penjelasan dosen dengan seksama. Hingga satu jam berlalu, Vior merasa jika dirinya ingin ke toilet. "Mel, aku ke toilet dulu ya," ucap Vior.
"Oke, jangan lama-lama," sahut Caramel.
Vior meminta izin kepada dosennya untuk ke toilet, Vior berlari kecil karena dia sudah tidak tahan. Suasana kampus sangat sepi karena di jam itu, kebanyakan semua Mahasiswa dan Mahasiswi sedang melakukan proses belajar mengajar. Hingga Vior pun hampir sampai di toilet, tapi dari kejauhan Vior melihat Dodo sedang berjongkok di pojok luar toilet, entah apa yang sedang ia lakukan.
"Pak Dodo lagi ngapain?" batin Vior.
Vior merasa sangat penasaran, dia pun bersembunyi di balik dinding dan mengintip apa yang sedang Dodo lakukan. Dodo membawa kantong kresek hitam yang isinya bunga-bungaan dan tanah merah seperti tanah kuburan. Dodo mulai duduk bersila, dan komat-kamit membuat Vior mengepalkan tangannya.
"Aku harus menguak kasus ini dan orang itu harus dihukum setimpal," batin Vior dengan geramnya.
Vior yang awalnya ingin ke toilet menjadi tidak ingin ke toilet karena masih penasaran dengan apa yang dilakukan Dodo. Seketika Mata Vior melotot kala melihat Dodo mengubur sesuatu di sana, sedangkan di sisi lain Vior melihat arwah Ayu sedang memperhatikan Dodo dengan tatapan penuh kebencian. "Pasti benda itu yang membuat arwah Kak Ayu tidak bisa keluar dari sana," batin Vior.
Semalam Vior mendapat petunjuk dari arwah Ayu, jika Dodo menyimpan suatu benda yang membuat arwahnya terkunci di sana dan tidak bisa ke mana-mana. Vior harus bisa membuang benda itu supaya arwah Ayu bisa keluar dan menemui para pelaku. Itu adalah cara satu-satunya untuk membuat Ayu bisa membalaskan dendamnya kepada mereka semua.
Dodo selesai dengan ritualnya, dia pun celingukan lalu segera pergi dari sana. Vior cepat-cepat melihat apa yang tadi dikubur oleh Dodo. "Ah, aku harus menggalinya tapi harus pakai apa aku menggalinya," batin Vior.
Rasa ingin ke toilet kembali muncul, dia pun dengan cepat masuk ke dalam toilet. Setelah selesai, dia keluar dan betapa terkejutnya Vior saat melihat arwah Ayu sudah berada di depan pintu toilet. Seketika Vior menutup mulutnya karena kaget.
"Astaga, bisa tidak Kak Ayu tidak usah mengagetkanku?" kesal Vior.
"Maaf. Tapi bagaimana, apa kamu sudah menemukan benda itu?" tanya arwah Ayu.
"Aku sudah tahu dimana Pak Dodo menguburnya, tapi aku butuh bantuan untuk mengambilnya. Nanti pulang kuliah aku mau coba minta bantuan sama Kak Valdo atau Kak Deki," sahut Vior.
"Jasad aku ada di sana," tunjuk arwah Ayu ke toilet nomor 2 yang tidak terpakai dan di gembok.
"Iya, aku sudah beritahukan semuanya kepada keluarga Kak Ayu," sahut Vior.
Vior kembali menatap mata merah Ayu, tubuh Vior kembali kejang-kejang. Seketika bayangan kedua pelaku lainnya mulai terlihat, mata Vior melotot saat tahu siapa kedua pelaku selanjutnya. Setelah tahu, bayangan itu menghilang bersamaan dengan arwah Ayu dan Vior lemas lalu terduduk di lantai.
"Pak Wisnu," gumam Vior.
Ternyata salah satu pelaku adalah dosen Vior dan Vior sangat terkejut. Satu pelaku lagi, belum bisa Vior temukan, entah siapa mungkin nanti Ayu akan memberitahukan lagi pelaku terakhirnya. Setelah cukup kuat, Vior pun segera pergi dari toilet itu dan kembali ke kelas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟℕ𝔸𝔹𝕀𝕃𝕃𝔸ˢ⍣⃟ₛ
sumpah perbuatan keji kok bisa tertutup dengan rapi selama puluhan tahun,, greget juga pingin secepatnya palaku dihukum
2025-02-20
1
awesome moment
tega bgts y. pelecehan sm.j bukti bhw pelakunya...b****. cemen. mokondo.
2024-12-14
1
Ekayadi
heran ya pelaku bejad bisa lolos j malah jd dosen kampus... ad uang semuanya beres
2024-09-08
1