Malam ini, Vior duduk di teras rumahnya sembari memakan singkong goreng yang diberikan oleh Mamanya. "Aku semakin penasaran dengan kasus di kampus. Arwah yang aku lihat di toilet itu mirip sama orang yang bernama Ayu Amira, dan dia lulusan tahun 1965 kalau dihitung-hitung, tragedi itu sudah terjadi 59 tahun yang lalu. Gila, selama itu dan arwahnya masih belum tenang," batin Vior.
Vior tersentak kaget kala Caramel datang dengan diam-diam dan mengagetkannya. "Astaga, untung jantung aku sehat kalau aku punya penyakit jantung, sudah Inalillahi aku," kesal Vior.
"Lagian siapa suruh kamu melamun malam-malam," ucap Caramel sembari mencomot singkong goreng dari atas piring.
"Aku penasaran sama kasus pembunuhan di kampus itu, Mel," ucap Vior.
"Jangan macam-macam kamu, Vi. Aku gak mau berurusan sama setan, jangankan sama setan sama manusia saja aku malas," keluh Caramel.
"Tapi kasihan Mel, coba bayangin dari tahun 1965 sampai sekarang jasadnya gak ditemukan bahkan pelakunya bisa dengan bebasnya melakukan kegiatannya tanpa memikirkan arwah penasaran itu yang ingin jasadnya disempurnakan," sahut Vior.
"Iya, aku tahu. Tapi resikonya nyawa Vi, taruhannya nyawa," ucap Caramel mencoba menasihati Vior.
"Besok adalah hari terakhir buat Janet, jika Janet tidak bisa membantu arwah itu untuk mendapatkan pelakunya, maka nyawa Janet akan melayang. Aku tidak bisa diam begitu saja, pokoknya besok aku harus bisa berkomunikasi dengan arwah itu supaya semuanya selesai, dan arwah itu tidak mengganggu penghuni kampus lagi," sahut Vior.
"Terserah kamu sajalah, meskipun aku larang tapi kamu pasti tidak akan menurutinya," kesal Caramel.
***
Keesokan harinya....
Sore ini Vior dan Caramel sudah siap-siap dengan tas ransel mereka. Malam ini mereka akan melaksanakan kemping sebagai masa berakhirnya OSPEK. Vior dan Caramel sudah menyiapkan mental dan fisik yang sehat, dan mereka sangat bahagia karena mulai besok mereka sudah menjadi seorang Mahasiswi.
"Vi, kamu yang bawa motornya," ucap Caramel.
"Oke."
Setelah berpamitan kepada kedua orang tua mereka, kedua gadis cantik itu pun mulai meninggalkan rumah menuju kampus. Semalam Vior tidak bisa tidur, dia benar-benar penasaran dengan arwah penasaran itu. "Malam ini aku harus bisa memecahkan misteri kematian Ayu Amira, biar kampus tidak diteror terus," batin Vior.
Tidak membutuhkan waktu lama, Vior dan Caramel pun sudah sampai di kampus. Ternyata sebagian sudah datang dan sedang mendirikan tenda di lapangan. Vior dan Caramel pun mulai membuat tenda, tapi mereka bingung cara buatnya bagaimana.
"Vior, Caramel, pasti kalian tidak bisa membuat tenda ya," ucap salah satu Mahasiswa baru yang bernama Linda itu.
"Iya, Lin. Kita belum pernah bikin tenda sebelumnya," sahut Vior.
"Aku bantu."
"Terima kasih, Linda," ucap Caramel.
"Sama-sama," sahut Linda.
Ketiganya mulai bekerja sama untuk membuat tenda, hingga beberapa saat kemudian tenda Vior dan Caramel pun jadi. "Aduh, aku ingin ke toilet. Mel, anter yuk!" ajak Vior.
"Vi, sebentar lagi maghrib takut ah ke toiletnya," tolak Caramel.
"Ngapain takut? sebenarnya aku gak takut, cuma biar ada teman ngobrol saja jadi nanti jika aku ketemu dengan setan, aku bisa pura-pura ngobrol sama kamu buat mengalihkan perhatian mereka," sahut Vior.
"Idih ogah," tolak Caramel.
"Ya sudah kalau gak mau, aku sendirian saja soalnya aku sudah kebelet." Vior segera berlari menuju toilet.
"Hai, teman kamu mau ke mana?" tanya Sandra.
"Mau ke toilet, Kak," sahut Caramel.
"Astaga, kenapa ke toilet pas mau masuk maghrib mana sendirian pula," ucap Sandra sedikit khawatir.
Vior memang sama sekali tidak pernah takut akan setan, selain dia sudah bisa melihatnya sejak kecil, entah kenapa dia sama sekali tidak merasa takut kepada para makhluk tak kasat mata itu. Vior sudah terbiasa melihat mereka, bahkan mereka muncul dengan wajah menyeramkan pun tidak membuat Vior ketakutan. Sesampainya di toilet, suasananya begitu sangat sepi dan hening.
"Mudah-mudahan aku bisa bertemu dengan setannya Ayu," batin Vior.
Vior mulai masuk ke dalam toilet karena dia sudah merasa tidak kuat. Setelah selesai, Vior pun keluar dan betapa terkejutnya Vior saat melihat Ayu sudah berada di depan pintu toilet.
"Astagfirullah." Vior reflek mengucap istighfar membuat setan Ayu menyunggingkan senyumannya.
"Saya tahu, dari awal kamu bisa melihat saya hanya saja kamu pura-pura tidak mau melihat," ucap Ayu.
"Apa yang kamu inginkan?" tanya Vior.
"Tolong saya, saya ingin para pelaku dihukum yang setimpal. Saya tidak tenang, sebelum para bajingan itu menerima hukuman yang setimpal dan saya juga ingin jasad saya disempurnakan," sahut Ayu.
"Siapa yang sudah membunuh kamu?" tanya Vior.
Baru saja Ayu ingin berbicara, tiba-tiba Caramel datang bersama Deki membuat Ayu seketika menghilang. "Astaga Vi, aku takut kamu kenapa-napa soalnya kamu lama banget," ucap Caramel panik.
"Aku tidak apa-apa, baru saja aku mau kembali," sahut Vior.
"Vi, lebih baik kita cepat kembali ke lapangan. Di sini terlalu menyeramkan dan kalian tidak tahu masalah kasus di kampus ini," ucap Deki.
"Kasus apa, Kak?" tanya Vior pura-pura tidak tahu.
"Sudah ah, jangan banyak nanya. Buruan kita kembali ke tenda, aku sudah merinding ini," ajak Deki dengan mengusap tengkuknya sendiri.
Akhirnya Vior pun ikut kembali ke tenda, dia sempat menoleh ke belakang dan Ayu terlihat meneteskan air mata namun bukan air mata yang keluar melainkan darah. Maghrib pun tiba, bagi yang muslim segera menuju mushala untuk shalat maghrib berjama'ah, sedangkan yang non muslim di perintahkan untuk menjaga tenda. Setelah selesai shalat, tiba-tiba seorang Mahasiswa baru berlari terengah-engah.
"Kak Deril, Janet kesurupan lagi malahan sekarang dia muntah darah," ucapnya.
"Apa?"
Semuanya langsung berlari menuju tenda dan benar saja keadaan Janet sudah sangat parah. "Panggil ambulance sekarang!" teriak Deril.
"Baik."
Valdo segera menghubungi ambulance, sedangkan Vior terlihat sangat panik. "Aku harus bertemu dengan arwah itu," batin Vior.
Vior segera berlari menuju ruangan dimana tersimpan banyak foto itu. Tidak ada yang sadar akan kepergian Vior, hanya Deril yang melihat Vior berlari. "Mau ke mana dia?" batin Deril.
Tidak membutuhkan waktu lama, ambulance pun sampai dan Janet segera dibawa ke rumah sakit dengan ditemani oleh salah satu senior. "Kalian kembali fokus, Janet sudah ditangani jadi kita lanjutkan acara kempingnya," ucap Deril.
Deril menghampiri Valdo dan Deki lalu dia membisikan sesuatu kepada mereka. "Temani aku, tadi aku lihat si Vior pergi ke arah sana."
Valdo memberikan isyarat kepada Sandra dan Vanila untuk menjaga semuanya, lalu ketiga pemuda tampan itu segera pergi mencari keberadaan Vior.
"Astaga, Vior ke mana?" gumam Caramel.
Caramel baru sadar jika Vior tidak ada di sampingnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟℕ𝔸𝔹𝕀𝕃𝕃𝔸ˢ⍣⃟ₛ
kalo jasadnya dikubur didalam tembok kok yang punya kampus bisa gak tahu ya? katanya cewek yg meninggal diperkaos itu anak pemilik kampus?🤔
2025-02-19
1
☠☀💦Adnda🌽💫
semoga vior bisa tlng ayu ,biar nggak JD arwah penasaran trs
2024-09-20
1
Bunda Elsha
semoga Vior bisa membantu Ayu
2024-08-26
1