Episode 15 Teluh Part I

Vior, Muna, dan beberapa warga menuju jembatan itu dan ternyata benar saja, tanah longsor itu sudah menutupi jembatan yang belum rampung.

"Astagfirullah, ternyata benar. Terus, yang selama ini pulang ke rumah korban itu siapa?" Pak RW merasa tidak percaya dengan yang dia lihat.

"Tadi saya sudah jelaskan Pak, itu adalah arwah para korban," sahut Vior.

Akhirnya tanpa menunggu lagi, Pak RW meminta bantuan warga untuk menggali tanah longsor itu. Yuni yang hendak pergi menjadi buruh cuci merasa kaget saat melihat warga berlarian. Yuni pun menghampiri salah satu warga dan menghentikannya.

"Pak ada apa berlarian seperti itu?" tanya Yuni panik.

"Yun, kamu yang sabar ya," ucap tetangganya.

"Yang sabar, memangnya ada apa?" tanya Yuni kembali.

"Ternyata jembatan tempat suami dan yang lainnya bekerja sudah longsor dan katanya kejadian itu sudah dua hari yang lalu. Para pekerja semuanya tertimbun tanah longsor dan sekarang warga sedang berusaha mencari para korban," jelas tetangganya itu.

Yuni menutup mulut saking terkejutnya. "Tidak mungkin Pak, Kang Wahyu tadi malam pulang ke rumah masa iya longsor nganjuk sudah dua hari yang lalu." Yuni benar-benar tidak percaya dengan ucapan tetangganya.

"Ya sudah, saya mau ke sana dulu."

Tetangga Yuni itu langsung berlari, sedangkan Yuni merasa sangat lemas. Yuni terduduk di kursi kayu yang ada di depan rumahnya, dia kembali mengingat suaminya dua hari yang lalu. Yuni akui, Wahyu memang bersikap aneh dari baju yang kembali dia pakai padahal baju itu basah dan kotor, lalu Wahyu juga berangkat bekerja sebelum subuh pada saat dirinya belum bangun padahal awalnya dia bilang jika awal bekerja itu dimulai pukul 07.00 pagi.

"Tidak mungkin," batin Yuni dengan deraian air mata.

Tiba-tiba terdengar Kirana menangis, Yuni tersentak dan dia pun dengan cepat kembali masuk ke dalam rumahnya. "Ayah.... Ayah.... "

Kirana menangis sembari memanggil ayahnya. "Ayah sedang bekerja sayang, ini Mama," sahut Yuni dengan deraian air matanya.

Yuni menggendong Kirana dan memeluknya sangat erat, dia benar-benar belum siap jika kalau berita itu benar adanya. Butuh berjam-jam, hingga satu persatu korban pun bisa ditemukan. Yang bekerja di sana itu hanya 5 orang, dan kelima orang itu semuanya meninggal termasuk mandor dan juga Wahyu.

Semua korban langsung dibawa pulang, Pak RW mengetuk pintu rumah Yuni. "Assalamualaikum, Yuni ini Pak RW!" teriaknya.

Yuni yang sedang melamun sembari memeluk anaknya itu kaget dan dengan cepat membuka pintu rumahnya. "Pak RW, ada apa?" tanya Yuni dengan bibir yang bergetar.

"Ternyata apa yang dikatakan oleh Neng Vior benar, semua tukang bangunan yang bekerja di jembatan itu meninggal tertimbun tanah longsor termasuk suami kamu, Wahyu," jelas Pak RW.

"Tidak mungkin Pak RW, tadi malam Kang Wahyu masih pulang ke rumah," ucap Yuni mulai histeris.

"Kamu yang sabar Yuni, nah, itu jasad Wahyu dan sebentar lagi kami akan memandikan para korban secara bersamaan," ucap Pak RW.

Yuni menoleh ke arah tandu yang dibawa oleh warga, tubuh kaku itu sudah tertutup oleh sarung salah satu warga. Perlahan dengan deraian air mata, Yuni pun menghampiri jasad Wahyu. Tangan Yuni terulur untuk membuka penutup wajah itu dengan tangan yang bergetar.

"Astagfirullah, Akang!" Yuni berteriak histeris saat membuka penutup wajah itu bahkan Yuni sampai pingsan.

***

Menjelang sore, kelima korban itu langsung dimakamkan secara bersamaan. Sore itu, kampung mereka terasa sangat sedih karena harus kehilangan lima orang warganya sekaligus. Setelah pemakaman selesai, Vior dan yang lainnya menemani Yuni di rumahnya bahkan Vior menggendong Kirana.

"Kamu yang sabar ya, Yun. Ini sudah menjadi suratan takdir dari yang Maha Kuasa," ucap Mama Rose menguatkan Yuni.

"Aku tidak menyangka Teh, kalau Kang Wahyu akan meninggalkan aku dan Kirana secepat ini. Padahal tadi malam Kang Wahyu pulang, hanya saja Kang Wahyu terlihat pendiam dan pucat," sahut Yuni dengan deraian air matanya.

"Kita juga lihat kok Teh, saat Kang Wahyu pulang karena dia sempat menyapa kita, iya 'kan Vi?" ucap Caramel.

Vior hanya menganggukkan kepalanya. "Oh iya Teh, tadi malam Kang Wahyu mendatangi aku dan dia bilang, dia menyimpan uang tabungan untuk Kirana sekolah. Dia menyimpannya di bawah dipan di dalam kantong kresek hitam," ucap Vior.

Yuni tersentak, tanpa banyak berpikir dia pun segera masuk ke dalam kamarnya dan mencari uang itu. Ternyata benar saja, Yuni menemukan kantong kresek berwarna hitam dan dia pun segera membawanya keluar. Yuni mulai membuka kantong kresek itu dan ternyata isinya uang dengan pecahan sepuluh ribuan.

Yuni kembali menangis dengan memeluk uang itu. "Jadi selama ini kamu menabung uang ini," gumam Yuni dengan pundak yang bergetar hebat.

"Kamu yang sabar Yun, ikhlaskan Wahyu dan do'akan saja dia," ucap Muna dengan mengusap punggung sahabatnya itu.

Cukup lama Yuni menangis, hingga dia pun mulai terasa tenang dan Kirana pun sudah tertidur. Malam itu terasa sangat sunyi, Muna memutuskan untuk menginap di rumah Yuni dan menemani Yuni. Bahkan Vior dan Caramel pun belum kembali ke rumah neneknya, mereka masih di rumah Yuni.

"Kang Wahyu ternyata sangat memikirkan masa depan Kirana, dia rela berbohong demi mengumpulkan uang ini," ucap Yuni.

"Maksud kamu apa, Yun?" tanya Muna.

"Selama kita menikah, setiap Kang Wahyu gajihan dia suka minta jatah sepuluh ribu katanya untuk membeli rokok. Aku pikir, memang uang itu dia pakai untuk membeli rokok, tapi nyatanya dia simpan untuk Kirana," sahut Yuni dengan deraian air matanya.

"Kamu beruntung Yun, mempunyai suami seperti Wahyu," ucap Muna.

"Aku do'akan, semoga kamu segera mendapatkan jodoh," sahut Yuni.

"Entahlah Yun, apa yang salah dalam diri aku sampai-sampai tidak ada satu orang pria pun yang mau sama aku," keluh Muna dengan tatapan menerawang.

"Padahal Bi Muna cantik loh, tapi memang aneh sih jika gak ada yang suka sama Bi Muna," sambung Caramel.

"Belum waktunya kali ya, jadi Bibi harus lebih bersabar lagi," sahut Muna dengan raut sedihnya.

Vior hanya diam saja, dia memperhatikan wajah Muna itu sangat berbeda seperti suram saja walaupun memang Muna mempunyai wajah yang cantik. Tidak terasa, waktu sudah menunjukan pukul 22.00 malam, Vior dan Caramel pun memutuskan untuk pulang. Vior dan Caramel hendak masuk ke rumah Nenek, tapi seketika Vior terhenti di halaman rumah, sebuah bola api melayang di atas rumah neneknya lalu jatuh di halaman belakang rumah.

"Astagfirullah, apaan tuh?" batin Vior kaget.

Vior pun dengan cepat masuk ke dalam rumah, entah kenapa untuk pertama kalinya dia merasa was-was.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟℕ𝔸𝔹𝕀𝕃𝕃𝔸ˢ⍣⃟ₛ

☠ᵏᵋᶜᶟℕ𝔸𝔹𝕀𝕃𝕃𝔸ˢ⍣⃟ₛ

owalah mungkin muna diguna guna orang makanya belum laku

2025-02-20

1

awesome moment

awesome moment

d yg ngirim santet buat muna tu

2024-12-14

1

☠☀💦Adnda🌽💫

☠☀💦Adnda🌽💫

jangan " bi muna dikawinin sama pohon jengkol ,biar nggak ada yg mau y🤭

2024-09-20

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Pengenalan Tokoh
2 Episode 2 Teror Kampus Part I
3 Episode 3 Teror Kampus Part II
4 Episode 4 Bertemu Arwah Ayu
5 Episode 5 Menguak Misteri Kematian Ayu
6 Episode 6 Bertemu Keluarga Korban
7 Episode 7 Kesedihan Keluarga Korban
8 Episode 8 Menemukan Titik Terang
9 Episode 9 Pembalasan Ayu
10 Episode 10 Akhir Kasus Ayu
11 Episode 11 Kembali Tenang
12 Episode 12 Menjenguk Nenek
13 Episode 13 Keresahan Yuni
14 Episode 14 Arwah Tukang Bangunan
15 Episode 15 Teluh Part I
16 Episode 16 Teluh Part II
17 Episode 17 Kiriman Seseorang
18 Episode 18 Senjata Makan Tuan
19 Episode 19 Kembali Aman
20 Episode 20 Dosen Baru
21 Episode 21 Kontrakan Hantu
22 Episode 22 Mulai Diganggu
23 Episode 23 Mahasiswa Baru
24 Episode 24 Cafe Deril
25 Episode 25 Sosok Di Samping Bombom
26 Episode 26 Pesugihan Tuyul
27 Episode 27 Kontrakan Baru Dodi
28 Episode 28 Setan Introvert
29 Episode 29 Mencoba Bernegosiasi
30 Episode 30 Akhir Dari Pesugihan Tuyul
31 Episode 31 Kunjungan Industri
32 Episode 32 Pabrik Angker
33 Episode 33 Hantu Kamelia Part I
34 Episode 34 Hantu Kamelia Part II
35 Episode 35 Misteri Ruangan Basement
36 Episode 36 Cerita Basement
37 Episode 37 Penyelesaian Masalah
38 Episode 38 Kebahagiaan Dodi
39 Episode 39 Siapa Mira?
40 Episode 40 Datang Ke Kontrakan
41 Episode 41 Sebuah Janji
42 Episode 42 Selamat Tinggal Mira
43 Episode 43 Tetangga Baru
44 Episode 44 Siapa Wanita Itu?
45 Episode 45 Teror Wanita Cacat Part I
46 Episode 46 Teror Wanita Cacat Part II
47 Episode 47 Asal-usul Marni
48 Episode 48 Menyelesaikan Masalah
49 Episode 49 Teror Pocong Hitam Part 1
50 Episode 50 Teror Pocong Hitam Part 2
51 Episode 51 Teror Pocong Hitam Part 3
52 Episode 52 Teror Pocong Hitam Part 4
53 Episode 53 Teror Pocong Hitam Part 5
54 Episode 54 Penyelesaian
55 Episode 55 Dosen Ghaib Part I
56 Episode 56 Dosen Ghaib Part 2
57 Episode 57 Dosen Ghaib Part 3
58 Episode 58 Dosen Ghaib Part 4
59 Episode 59 Liburan Bersama
60 Episode 60 Mulai Ada Gangguan
61 Episode 61 Ada Apa Dengan Wawan?
62 Episode 62 Jasad Ratna Ditemukan
63 Episode 63 Ketegaran Wawan
64 Episode 64 Sahabat Lama
65 Episode 65 Perasaan Aneh
66 Episode 66 Kuntilanak Merah Part I
67 Episode 67 Kuntilanak Merah Part 2
68 Episode 68 Kuntilanak Merah Part 3
69 Episode 69 Katakan Cinta
70 Episode 70 Mendaki Gunung
71 Episode 71 Mulai Ada Keanehan
72 Episode 72 Gangguan
73 Episode 73 Pasar Ghaib
74 Episode 74 Dodi Menghilang
75 Episode 75 Akhir Yang Tragis
76 Episode 76 Wisuda
77 Episode 77 KKN Di Desa Mati Part I
78 Episode 78 KKN Di Desa Mati Part II
79 Episode 79 Misteri Desa Mati
80 Episode 80 Suara Misterius
81 Episode 81 Gelang Mustika Biru
82 Episode 82 Bangkitnya Sang Ratu
83 Episode 83 Musnahnya Sang Ratu
84 Episode 84 Lamaran
85 Episode 85 END
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1 Pengenalan Tokoh
2
Episode 2 Teror Kampus Part I
3
Episode 3 Teror Kampus Part II
4
Episode 4 Bertemu Arwah Ayu
5
Episode 5 Menguak Misteri Kematian Ayu
6
Episode 6 Bertemu Keluarga Korban
7
Episode 7 Kesedihan Keluarga Korban
8
Episode 8 Menemukan Titik Terang
9
Episode 9 Pembalasan Ayu
10
Episode 10 Akhir Kasus Ayu
11
Episode 11 Kembali Tenang
12
Episode 12 Menjenguk Nenek
13
Episode 13 Keresahan Yuni
14
Episode 14 Arwah Tukang Bangunan
15
Episode 15 Teluh Part I
16
Episode 16 Teluh Part II
17
Episode 17 Kiriman Seseorang
18
Episode 18 Senjata Makan Tuan
19
Episode 19 Kembali Aman
20
Episode 20 Dosen Baru
21
Episode 21 Kontrakan Hantu
22
Episode 22 Mulai Diganggu
23
Episode 23 Mahasiswa Baru
24
Episode 24 Cafe Deril
25
Episode 25 Sosok Di Samping Bombom
26
Episode 26 Pesugihan Tuyul
27
Episode 27 Kontrakan Baru Dodi
28
Episode 28 Setan Introvert
29
Episode 29 Mencoba Bernegosiasi
30
Episode 30 Akhir Dari Pesugihan Tuyul
31
Episode 31 Kunjungan Industri
32
Episode 32 Pabrik Angker
33
Episode 33 Hantu Kamelia Part I
34
Episode 34 Hantu Kamelia Part II
35
Episode 35 Misteri Ruangan Basement
36
Episode 36 Cerita Basement
37
Episode 37 Penyelesaian Masalah
38
Episode 38 Kebahagiaan Dodi
39
Episode 39 Siapa Mira?
40
Episode 40 Datang Ke Kontrakan
41
Episode 41 Sebuah Janji
42
Episode 42 Selamat Tinggal Mira
43
Episode 43 Tetangga Baru
44
Episode 44 Siapa Wanita Itu?
45
Episode 45 Teror Wanita Cacat Part I
46
Episode 46 Teror Wanita Cacat Part II
47
Episode 47 Asal-usul Marni
48
Episode 48 Menyelesaikan Masalah
49
Episode 49 Teror Pocong Hitam Part 1
50
Episode 50 Teror Pocong Hitam Part 2
51
Episode 51 Teror Pocong Hitam Part 3
52
Episode 52 Teror Pocong Hitam Part 4
53
Episode 53 Teror Pocong Hitam Part 5
54
Episode 54 Penyelesaian
55
Episode 55 Dosen Ghaib Part I
56
Episode 56 Dosen Ghaib Part 2
57
Episode 57 Dosen Ghaib Part 3
58
Episode 58 Dosen Ghaib Part 4
59
Episode 59 Liburan Bersama
60
Episode 60 Mulai Ada Gangguan
61
Episode 61 Ada Apa Dengan Wawan?
62
Episode 62 Jasad Ratna Ditemukan
63
Episode 63 Ketegaran Wawan
64
Episode 64 Sahabat Lama
65
Episode 65 Perasaan Aneh
66
Episode 66 Kuntilanak Merah Part I
67
Episode 67 Kuntilanak Merah Part 2
68
Episode 68 Kuntilanak Merah Part 3
69
Episode 69 Katakan Cinta
70
Episode 70 Mendaki Gunung
71
Episode 71 Mulai Ada Keanehan
72
Episode 72 Gangguan
73
Episode 73 Pasar Ghaib
74
Episode 74 Dodi Menghilang
75
Episode 75 Akhir Yang Tragis
76
Episode 76 Wisuda
77
Episode 77 KKN Di Desa Mati Part I
78
Episode 78 KKN Di Desa Mati Part II
79
Episode 79 Misteri Desa Mati
80
Episode 80 Suara Misterius
81
Episode 81 Gelang Mustika Biru
82
Episode 82 Bangkitnya Sang Ratu
83
Episode 83 Musnahnya Sang Ratu
84
Episode 84 Lamaran
85
Episode 85 END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!