Kebohongan di Antara Kita

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Keesokan harinya, Farin merasa perlu untuk berbicara langsung dengan Aldo. Setelah malam yang gelisah, dia memutuskan untuk mengirimkan pesan kepada Aldo. Dia menulis dengan hati-hati, memastikan kata-katanya tidak terkesan menuduh, tetapi lebih menunjukkan kepeduliannya.

Farin: "Aldo, aku ingin bertemu siang ini. Ada hal penting yang ingin aku tanyakan. Bisa kita bertemu?"

Pesan itu terkirim, dan Farin menunggu dengan cemas. Tak lama kemudian, ponselnya bergetar, menandakan balasan dari Aldo.

Aldo: "Maaf, Farin. Aku mungkin akan sibuk mengerjakan tugas proyek hari ini, jadi tidak bisa bertemu."

Farin membaca pesan itu dengan perasaan yang campur aduk. Ada sesuatu yang tidak benar. Aldo biasanya selalu punya waktu untuknya, apalagi jika Farin mengatakan ada hal penting yang ingin dibicarakan. Namun, dia mencoba untuk mengerti.

Farin: "Baiklah, Aldo. Aku mengerti. Semoga tugas proyekmu lancar. Semangat ya!"

Aldo membalas dengan cepat, tetapi ada rasa bersalah yang tidak bisa ia hilangkan dari dalam dirinya.

Aldo: "Terima kasih, Farin. Kamu juga semangat dengan kegiatanmu hari ini."

Namun, di balik pesan itu, Aldo tahu dia tidak jujur. Sebenarnya, dia sudah memiliki janji dengan Kaira, seseorang yang selama ini dia temui diam-diam. Aldo merasa terjebak dalam situasi yang membuatnya tertekan, tetapi dia tetap berusaha menyingkirkan rasa bersalah itu, setidaknya untuk sementara.

Siang itu, tanpa disangka, Farin mendapat tugas mendadak untuk menghadiri seminar yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dengan beberapa fakultas lain. Sebagai salah satu perwakilan dari fakultasnya, Farin tidak bisa menolak dan harus bergegas ke lokasi seminar.

Di perjalanan menuju seminar, Farin berpapasan dengan teman-teman Aldo—Eva, Ica, Rival, Alan, Doni dan Bima. Mereka tampak asyik berbicara, tetapi tidak ada Aldo di antara mereka. Farin, yang sejak pagi sudah merasa ada yang tidak beres, memutuskan untuk mendekati mereka.

"Hai, kalian," sapa Farin dengan senyum, meskipun hatinya gelisah. "Aldo di mana? Aku tadi sudah coba hubungi dia, tapi dia bilang sibuk dengan tugas proyek."

Keenam teman Aldo saling bertukar pandang, terlihat sedikit terkejut dengan kedatangan Farin. Alan, yang biasanya paling cerewet, hanya bisa menggelengkan kepala tanpa berkata apa-apa. Ica melirik ke arah Eva, seolah berharap ada yang menjawab pertanyaan Farin. Rival, dengan gaya biasanya yang sinis, hanya menyeringai.

Farin bisa merasakan ada yang tidak beres dari ekspresi mereka. Dia menunggu dengan sabar, berharap seseorang akan memberinya penjelasan.

Akhirnya, Bima, yang terlihat paling tenang, berkata, "Kami berpisah dengan Aldo tadi. Dia bilang neneknya menelepon, jadi dia harus pulang lebih cepat."

Teman-teman Aldo mengangguk setuju, tetapi Farin bisa merasakan kebohongan dalam kata-kata Bima. Hati Farin semakin gelisah. Dalam pesannya tadi, Aldo mengatakan dia sibuk dengan tugas proyek, tetapi sekarang teman-temannya mengklaim bahwa Aldo pulang lebih awal karena alasan yang berbeda.

Dengan tegas, Farin menjawab, "Bukankah Aldo sedang mengerjakan tugas proyek? Kenapa dia bilang akan sibuk kalau sebenarnya dia pulang?"

Semua terdiam mendengar pertanyaan Farin yang jelas penuh kebingungan. Eva, yang biasanya pendiam, akhirnya berbicara, meskipun dengan nada yang ragu, "Sebenarnya, Aldo memang seharusnya mengerjakan tugas, tapi karena dia tidak bisa... ya, tugasnya tidak jadi dikerjakan."

Farin menatap Eva dengan tajam, mencoba mencari kebenaran di balik kata-katanya. Dia merasa ada yang disembunyikan, tetapi tidak tahu harus memaksa atau pergi begitu saja. Akhirnya, dia hanya mengangguk perlahan, berusaha menerima penjelasan mereka meskipun hatinya menolak.

"Baiklah, kalau begitu. Aku hanya ingin memastikan Aldo baik-baik saja," kata Farin, mencoba tersenyum meskipun hatinya mulai merasa sesak.

Setelah mengucapkan selamat tinggal, Farin melanjutkan langkahnya menuju seminar. Tapi pikiran dan hatinya tidak bisa tenang. Perasaan yang sama seperti malam sebelumnya kembali muncul, membebani setiap langkahnya. Sesuatu jelas tidak beres, tetapi Farin mencoba fokus pada tugasnya hari itu.

Selama seminar, Farin berusaha untuk tetap tenang dan berkonsentrasi pada presentasi yang disampaikan oleh para pembicara. Namun, pikirannya terus-menerus kembali kepada Aldo. Setiap kali dia melihat ponselnya, berharap ada pesan dari Aldo, tapi layar tetap kosong.

Dalam hati, Farin tahu bahwa dia tidak bisa terus mengabaikan perasaannya. Setelah seminar selesai, dia memutuskan untuk mencari tahu kebenaran. Tidak peduli seberapa sulit atau menyakitkan itu, dia harus menghadapi apa yang sebenarnya terjadi di antara dirinya dan Aldo.

Sore itu, Farin mengirim pesan lagi kepada Aldo, kali ini dengan nada yang lebih serius.

Farin: "Aldo, aku merasa ada sesuatu yang tidak beres. Aku tidak ingin berasumsi atau menuduh, tapi aku butuh kejelasan. Bisakah kita berbicara dengan jujur?"

Aldo, yang saat itu sedang bersama Kaira, merasakan jantungnya berdebar ketika membaca pesan Farin. Dia tahu saatnya telah tiba, saat di mana dia harus memilih antara kebenaran yang pahit atau terus bersembunyi di balik kebohongan. Dengan tangan gemetar, Aldo menatap Kaira yang tampak tenang di sampingnya. Kaira tahu segalanya, dan dia sudah lama siap menghadapi konsekuensinya.

Aldo menarik napas panjang sebelum membalas pesan Farin, dengan perasaan bersalah yang semakin membebani hatinya.

Aldo: "Farin, aku akan menemui kamu. dimana kita perlu bicara, ditempat biasa saja ya."

Aldo : "Jam 19.30 sudah di tempat"

Farin membaca pesan itu dengan perasaan campur aduk. Dia tahu ini adalah momen penting yang mungkin akan mengubah segalanya, tetapi dia siap. Farin bersiap-siap untuk bertemu Aldo, kali ini dengan tekad yang kuat untuk mendapatkan jawaban atas semua keraguannya.

Di sisi lain, Aldo berusaha mengumpulkan keberanian untuk jujur kepada Farin. Di dalam dirinya, ada perasaan bersalah yang terus menerus menghantui, tetapi dia tahu bahwa kebenaran tidak bisa lagi dihindari.

...***...

Malam itu, Farin berdiri di depan cermin kamarnya, menatap bayangannya dengan penuh keraguan. Ada pertemuan penting dengan anggota partai yang ternyata harus dia hadiri, tetapi pikirannya terus dipenuhi oleh satu hal: Aldo. Sikapnya yang mulai dingin belakangan ini tidak bisa diabaikan, dan Farin tahu dia tidak bisa menunda lagi untuk mendapatkan jawaban.

Dengan perasaan gelisah, Farin memutuskan untuk menemui Aldo lebih dulu, sebelum pergi ke pertemuan partai. Dia mengenakan jaket dan meraih tas kecilnya, kemudian berjalan keluar menuju lokasi di dekat kampus tempat mereka biasa bertemu. Malam itu udara terasa dingin, dan langit dipenuhi bintang-bintang yang tampak bersinar redup, seolah mencerminkan perasaannya yang tidak menentu.

Aldo sudah menunggu di bangku taman yang berada di dekat gedung fakultas. Ketika Farin mendekat, Aldo menoleh dan tersenyum tipis. Namun, di balik senyum itu, Farin bisa merasakan ada sesuatu yang disembunyikan.

"Hai," sapa Farin dengan suara pelan saat dia duduk di samping Aldo. Mereka terdiam sejenak, hanya mendengar deru angin malam yang lembut menyentuh dedaunan di sekitar mereka.

"Hai," balas Aldo, suaranya terdengar sedikit gugup.

Episodes
1 Sebuah Awal yang Terasa Berbeda
2 Retak dalam Kepercayaan
3 Kembali ke Masa Sekolah 01
4 Kembali ke Masa Sekolah 02
5 Kembali ke Masa Sekolah 03
6 Kembali ke Masa Sekolah 04
7 Kembali Ke Masa Sekolah 05
8 Kembali Ke Masa Sekolah 06
9 Kembali Ke Masa Sekolah 07
10 Kembali ke Masa Sekolah 08
11 Kembali ke Masa Sekolah 09
12 Kembali ke Masa Sekolah 10
13 Awal Pertemuan yang Tak Terduga
14 Dilema yang Terpendam
15 Persimpangan Rasa
16 Hari Menuju Pengakuan Aldo
17 Meninggalkan Pertanyaan
18 Kebohongan di Antara Kita
19 Kehadiran yang Dirindukan
20 Di Antara Dua Hati
21 Kembali Curiga
22 Dibalik Kedekatan
23 Situasi yang Rumit
24 Keinginan Aldo
25 Persimpangan Hati
26 Cerita Dimulai
27 Puncak Kepedihan
28 Di Balik Senyum Farin
29 Gilang
30 Pertemuan Bermakna
31 Keputusan
32 Hati Bimbang
33 Cinta Terselubung
34 Dilema Cinta
35 Membenahi
36 Kekhawatiran
37 Dua Pilihan
38 Dua Hati
39 Tidak Terduga
40 Aldo, Gilang dan Hans
41 Tak Tergapai
42 Bab Baru
43 Ketenangan dan Dukungan
44 Kue Manis
45 Bergejolak
46 Bukti
47 Keberanian
48 Hari Jadi Ke-5
49 Malam Puncak
50 Berakhir
51 Salah Paham
52 Masalah
53 Dendam
54 Sulit
55 Kenyataan Hati
56 Melepas
57 Bagian-bagian
58 Ribut
59 Antara Kita
60 Menolak
61 Mestinya, Tidak Apa-apa
62 Persimpangan
63 Kita dan Perubahan
64 Cinta di Balik Kopi
65 Implusif
66 Menembus Batas Takdir
67 Pertolongan
68 Cinta di Tengah Penyesalan
69 Kue Manis Kisah Inspirasi
70 Perjalanan
71 Bahaya di Balik Pesta
72 Tenggelam
73 Cerita di Balik Senyum
74 Cerita Kita
75 Terbongkar
76 Realita
77 Terpuruk
78 Tak Terlihat
79 Telah Kembali
80 Pilihan Tak Terduga
81 Penembusan
82 Antara Keluarga
83 Arah Bersama
84 Love You
85 Diperjuangkan
86 Restu
87 Masih Panjang
88 Menyulam
89 Penolakan
90 Menimbang
91 Bintang Harapan Pagi
92 Mendapat Restu
93 Ujian Kedua dari Oma
94 Menuju Cinta dan Kesuksesan
95 Restu di Pagi Hari
96 Kebahagiaan Berganti Duka
97 Kembali ke Kota
98 Dibalik Layar dan Rasa
99 Bintang Sesungguhnya
100 Kebahagiaan yang Nyata
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Sebuah Awal yang Terasa Berbeda
2
Retak dalam Kepercayaan
3
Kembali ke Masa Sekolah 01
4
Kembali ke Masa Sekolah 02
5
Kembali ke Masa Sekolah 03
6
Kembali ke Masa Sekolah 04
7
Kembali Ke Masa Sekolah 05
8
Kembali Ke Masa Sekolah 06
9
Kembali Ke Masa Sekolah 07
10
Kembali ke Masa Sekolah 08
11
Kembali ke Masa Sekolah 09
12
Kembali ke Masa Sekolah 10
13
Awal Pertemuan yang Tak Terduga
14
Dilema yang Terpendam
15
Persimpangan Rasa
16
Hari Menuju Pengakuan Aldo
17
Meninggalkan Pertanyaan
18
Kebohongan di Antara Kita
19
Kehadiran yang Dirindukan
20
Di Antara Dua Hati
21
Kembali Curiga
22
Dibalik Kedekatan
23
Situasi yang Rumit
24
Keinginan Aldo
25
Persimpangan Hati
26
Cerita Dimulai
27
Puncak Kepedihan
28
Di Balik Senyum Farin
29
Gilang
30
Pertemuan Bermakna
31
Keputusan
32
Hati Bimbang
33
Cinta Terselubung
34
Dilema Cinta
35
Membenahi
36
Kekhawatiran
37
Dua Pilihan
38
Dua Hati
39
Tidak Terduga
40
Aldo, Gilang dan Hans
41
Tak Tergapai
42
Bab Baru
43
Ketenangan dan Dukungan
44
Kue Manis
45
Bergejolak
46
Bukti
47
Keberanian
48
Hari Jadi Ke-5
49
Malam Puncak
50
Berakhir
51
Salah Paham
52
Masalah
53
Dendam
54
Sulit
55
Kenyataan Hati
56
Melepas
57
Bagian-bagian
58
Ribut
59
Antara Kita
60
Menolak
61
Mestinya, Tidak Apa-apa
62
Persimpangan
63
Kita dan Perubahan
64
Cinta di Balik Kopi
65
Implusif
66
Menembus Batas Takdir
67
Pertolongan
68
Cinta di Tengah Penyesalan
69
Kue Manis Kisah Inspirasi
70
Perjalanan
71
Bahaya di Balik Pesta
72
Tenggelam
73
Cerita di Balik Senyum
74
Cerita Kita
75
Terbongkar
76
Realita
77
Terpuruk
78
Tak Terlihat
79
Telah Kembali
80
Pilihan Tak Terduga
81
Penembusan
82
Antara Keluarga
83
Arah Bersama
84
Love You
85
Diperjuangkan
86
Restu
87
Masih Panjang
88
Menyulam
89
Penolakan
90
Menimbang
91
Bintang Harapan Pagi
92
Mendapat Restu
93
Ujian Kedua dari Oma
94
Menuju Cinta dan Kesuksesan
95
Restu di Pagi Hari
96
Kebahagiaan Berganti Duka
97
Kembali ke Kota
98
Dibalik Layar dan Rasa
99
Bintang Sesungguhnya
100
Kebahagiaan yang Nyata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!