Persimpangan Rasa

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Di kantin kampus yang ramai, Aldo dan teman-temannya duduk di meja sudut, tempat biasa mereka nongkrong setiap hari. Suara tawa dan obrolan mengisi udara, tetapi Aldo tampak terpisah dari semuanya. Pikirannya masih terjebak pada pertemuan dengan Kaira dan percakapannya dengan Farin sebelumnya.

Bima, dengan ekspresi frustasi, memulai obrolan tentang Kaira. "Gila, cewek itu benar-benar sulit didekati. Baru saja aku mau ngajak ngobrol lebih jauh, dia langsung menolak mentah-mentah. Kayak ada tembok besar yang nggak bisa ditembus."

Kilas Balik Bima dan Kaira

Di luar kelas, Bima menunggu Kaira keluar dari ruangan. Ketika dia melihat Kaira melangkah keluar, dia segera mendekatinya dengan senyum penuh percaya diri.

Bima menyapa, dan memulai obrolan, "Hai, Kaira! Aku Bima senior mu...."

"Lagi sibuk, ya? Gimana kalau kita makan siang bareng? Aku tahu tempat yang enak di sekitar kampus."

Kaira berhenti sejenak, mengangkat alis dengan sedikit terkejut. Dia menatap Bima dengan tenang, kemudian tersenyum sopan.

"Terima kasih, kak Bima. Tapi aku masih banyak tugas yang harus diselesaikan. Mungkin lain kali, ya?"

Bima dengan sedikit kecewa tapi mencoba tetap ceria, "Oh, gitu... Oke, kalau ada waktu, kabarin aku aja."

Kaira mengangguk singkat, lalu melanjutkan langkahnya. Bima hanya bisa menatap punggungnya, merasa tertolak namun tersadar bahwa Kaira bukanlah gadis yang mudah ditaklukkan.

Kemudian Rival yang duduk di sebelah Bima ikut mengangguk setuju. "Iya, gue juga ngerasain hal yang sama. Dia bener-bener kayak punya perisai, salah kata sedikit aja, udah deh, gagal total. Bener-bener nggak ada celah."

Dion, yang biasanya lebih kalem, juga ikut angkat bicara. "Sama, gue juga nggak banyak berhasil. Rasanya kayak dia udah pasang alarm anti cowok."

Di tengah cengkerama mereka, Alan malah tersenyum puas, berbeda dengan yang lainnya. "Mungkin karena kalian nggak tahu cara yang tepat. Gue malah berhasil buat permulaan yang baik. Gue berhasil bantuin dia waktu di perpustakaan, dan dia nggak ragu buat nerima nomor kontak gue. Ini baru permulaan yang bagus. Gue rasa ini bakal berkembang."

Alan tertawa kecil, puas dengan pencapaiannya. "Siapa tahu, nanti dia bakal ngehubungin gue duluan. Hahaha!"

Kilas Balik Alan dan Kaira

Di depan perpustakaan, Kaira sedang berjuang membawa setumpuk buku. Alan melihat ini dari kejauhan dan segera bergegas membantunya.

"Kaira! Boleh aku bantu? Itu pasti berat banget."

Kaira terkejut tapi tersenyum lembut ketika melihat Alan mendekat.

"Oh, Kak... Makasih banyak, aku memang butuh bantuan."

Alan mengambil sebagian buku dari tangan Kaira, lalu mereka berjalan bersama menuju perpustakaan.

"Ngapain bawa buku sebanyak ini? Kamu nggak ada kuliah?"

"Aku lagi cari bahan buat tugas besar. Thanks banget udah bantuin."

"Nggak masalah, senang bisa bantu. Kalau ada yang lain, kamu bisa hubungi aku. Ini, simpan kontakku aja, Alan."

Kaira menerima kontak Alan dengan senyum tulus. "Terima kasih, kak Alan. Aku akan hubungi kalau butuh bantuan lagi."

"Anytime." Alan merasa senang karena berhasil membuat kemajuan dengan Kaira. Dia yakin ini adalah awal yang baik untuk lebih dekat dengan Kaira.

Obrolan di meja itu terus berlanjut, tapi Aldo masih terdiam, tenggelam dalam pikirannya sendiri. Dia tahu bahwa bertaruh untuk mendapatkan hati Kaira ini adalah keputusan yang keliru. Apalagi, dia sudah memiliki Farin, yang selama ini setia di sampingnya. Tetapi, perasaan lama yang terpendam dan kini kembali muncul membuatnya bimbang.

Ica, yang memperhatikan Aldo sejak tadi, menggertak nya dengan nada menggoda. "Eh, Aldo, lo kenapa diem aja? Jangan-jangan lo udah dapet hati Kaira tapi nggak mau ngasih tahu kita?"

Aldo terkejut dan langsung mendongak. Dia tersenyum kecil, mencoba menyembunyikan kegelisahannya. "Ah, nggak, gue cuma mikir aja. Kayaknya nggak sesimpel itu, apalagi dengan Kaira. Gue cuma takut ini semua bakal berpengaruh ke hubungan gue sama Farin."

Suasana mendadak hening sejenak. Bima, yang biasanya lebih blak-blakan, menyahut dengan santai, "Ya, bisa jadi. Tapi, bro, lo bisa pilih salah satu kalau ada yang lebih cocok buat lo, kan? Itu kan nggak ada salahnya."

Aldo terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Dia tahu bahwa Farin sangat berarti baginya, tetapi bayangan Kaira yang sudah lama menghilang, tiba-tiba kembali dalam hidupnya, membuatnya bingung.

Dion, yang juga sering bercanda, kali ini setuju dengan Bima. "Ya, mungkin Kaira bisa jadi pilihan yang lebih baik. Farin kan sering sibuk. Siapa tahu, Kaira bisa ngasih perhatian yang lebih lo butuhin."

Aldo menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya sendiri. Dia tahu bahwa pendapat teman-temannya tidak sepenuhnya salah, tetapi hatinya masih bimbang. Dia tidak ingin mengkhianati Farin, tetapi perasaan terhadap Kaira yang mulai tumbuh membuat nya bingung, meskipun ia tidak menginginkannya.

Eva, yang sejak tadi sibuk memeriksa ponselnya, tiba-tiba mengangkat tangan dan menghentikan percakapan mereka. "Hei, guys, gue baru dapet pesan dari grup kelas. Kelas sama Pak Arya udah mulai dari tadi!"

Semua orang di meja langsung terperanjat. "Sial, kita telat!" Bima berseru, cepat-cepat meraih tasnya.

Tanpa berpikir panjang, mereka semua langsung bangkit dari kursi dan berlari menuju kelas, meninggalkan kantin yang semakin ramai dengan para mahasiswa yang baru saja selesai kelas. Aldo berusaha mengikuti teman-temannya, tetapi pikirannya masih terpaku pada Kaira dan Farin.

Saat mereka tiba di kelas, Aldo masih merasakan konflik di hatinya. Ia berusaha fokus pada pelajaran, tetapi bayangan senyum Kaira dan tatapan khawatir Farin terus menghantuinya. Kaira mungkin telah berubah menjadi gadis yang lebih dewasa dan mandiri, tetapi kenangan masa lalu dan janji yang pernah dibuatnya dulu tetap ada di dalam hati Aldo.

Saat Aldo menatap ke depan kelas, dia tahu bahwa dia berada di persimpangan yang sulit. Di satu sisi, ada Kaira yang baru saja kembali dalam hidupnya dengan penuh kejutan dan perasaan yang tak terduga. Di sisi lain, ada Farin, kekasih yang setia, yang selalu mendukungnya tanpa pamrih. Aldo tahu bahwa dia harus membuat keputusan—tetapi untuk saat ini, dia hanya bisa mengikuti arus, berharap waktu dan keadaan akan membantunya menemukan jawaban.

Perasaan bersalah dan bimbang menyelimuti Aldo saat dia menatap ke luar jendela, melihat pemandangan kampus yang ramai. Dia tahu bahwa apapun yang akan dia putuskan nanti, semuanya akan membawa konsekuensi. Namun, apa yang sebenarnya ia inginkan dan apa yang terbaik untuk semua orang masih menjadi pertanyaan besar yang belum bisa ia jawab.

Terpopuler

Comments

sihat dan kaya

sihat dan kaya

maksudnya memang dia ada rasa dgn Kaira dr awal.... kasihan Farin.....

2024-12-01

0

sihat dan kaya

sihat dan kaya

mudahnya main² dgn perasaan org... takut

2024-12-01

0

Winner

Winner

bjir l ngapain ikuti trhn astaga be

2024-08-28

3

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Awal yang Terasa Berbeda
2 Retak dalam Kepercayaan
3 Kembali ke Masa Sekolah 01
4 Kembali ke Masa Sekolah 02
5 Kembali ke Masa Sekolah 03
6 Kembali ke Masa Sekolah 04
7 Kembali Ke Masa Sekolah 05
8 Kembali Ke Masa Sekolah 06
9 Kembali Ke Masa Sekolah 07
10 Kembali ke Masa Sekolah 08
11 Kembali ke Masa Sekolah 09
12 Kembali ke Masa Sekolah 10
13 Awal Pertemuan yang Tak Terduga
14 Dilema yang Terpendam
15 Persimpangan Rasa
16 Hari Menuju Pengakuan Aldo
17 Meninggalkan Pertanyaan
18 Kebohongan di Antara Kita
19 Kehadiran yang Dirindukan
20 Di Antara Dua Hati
21 Kembali Curiga
22 Dibalik Kedekatan
23 Situasi yang Rumit
24 Keinginan Aldo
25 Persimpangan Hati
26 Cerita Dimulai
27 Puncak Kepedihan
28 Di Balik Senyum Farin
29 Gilang
30 Pertemuan Bermakna
31 Keputusan
32 Hati Bimbang
33 Cinta Terselubung
34 Dilema Cinta
35 Membenahi
36 Kekhawatiran
37 Dua Pilihan
38 Dua Hati
39 Tidak Terduga
40 Aldo, Gilang dan Hans
41 Tak Tergapai
42 Bab Baru
43 Ketenangan dan Dukungan
44 Kue Manis
45 Bergejolak
46 Bukti
47 Keberanian
48 Hari Jadi Ke-5
49 Malam Puncak
50 Berakhir
51 Salah Paham
52 Masalah
53 Dendam
54 Sulit
55 Kenyataan Hati
56 Melepas
57 Bagian-bagian
58 Ribut
59 Antara Kita
60 Menolak
61 Mestinya, Tidak Apa-apa
62 Persimpangan
63 Kita dan Perubahan
64 Cinta di Balik Kopi
65 Implusif
66 Menembus Batas Takdir
67 Pertolongan
68 Cinta di Tengah Penyesalan
69 Kue Manis Kisah Inspirasi
70 Perjalanan
71 Bahaya di Balik Pesta
72 Tenggelam
73 Cerita di Balik Senyum
74 Cerita Kita
75 Terbongkar
76 Realita
77 Terpuruk
78 Tak Terlihat
79 Telah Kembali
80 Pilihan Tak Terduga
81 Penembusan
82 Antara Keluarga
83 Arah Bersama
84 Love You
85 Diperjuangkan
86 Restu
87 Masih Panjang
88 Menyulam
89 Penolakan
90 Menimbang
91 Bintang Harapan Pagi
92 Mendapat Restu
93 Ujian Kedua dari Oma
94 Menuju Cinta dan Kesuksesan
95 Restu di Pagi Hari
96 Kebahagiaan Berganti Duka
97 Kembali ke Kota
98 Dibalik Layar dan Rasa
99 Bintang Sesungguhnya
100 Kebahagiaan yang Nyata
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Sebuah Awal yang Terasa Berbeda
2
Retak dalam Kepercayaan
3
Kembali ke Masa Sekolah 01
4
Kembali ke Masa Sekolah 02
5
Kembali ke Masa Sekolah 03
6
Kembali ke Masa Sekolah 04
7
Kembali Ke Masa Sekolah 05
8
Kembali Ke Masa Sekolah 06
9
Kembali Ke Masa Sekolah 07
10
Kembali ke Masa Sekolah 08
11
Kembali ke Masa Sekolah 09
12
Kembali ke Masa Sekolah 10
13
Awal Pertemuan yang Tak Terduga
14
Dilema yang Terpendam
15
Persimpangan Rasa
16
Hari Menuju Pengakuan Aldo
17
Meninggalkan Pertanyaan
18
Kebohongan di Antara Kita
19
Kehadiran yang Dirindukan
20
Di Antara Dua Hati
21
Kembali Curiga
22
Dibalik Kedekatan
23
Situasi yang Rumit
24
Keinginan Aldo
25
Persimpangan Hati
26
Cerita Dimulai
27
Puncak Kepedihan
28
Di Balik Senyum Farin
29
Gilang
30
Pertemuan Bermakna
31
Keputusan
32
Hati Bimbang
33
Cinta Terselubung
34
Dilema Cinta
35
Membenahi
36
Kekhawatiran
37
Dua Pilihan
38
Dua Hati
39
Tidak Terduga
40
Aldo, Gilang dan Hans
41
Tak Tergapai
42
Bab Baru
43
Ketenangan dan Dukungan
44
Kue Manis
45
Bergejolak
46
Bukti
47
Keberanian
48
Hari Jadi Ke-5
49
Malam Puncak
50
Berakhir
51
Salah Paham
52
Masalah
53
Dendam
54
Sulit
55
Kenyataan Hati
56
Melepas
57
Bagian-bagian
58
Ribut
59
Antara Kita
60
Menolak
61
Mestinya, Tidak Apa-apa
62
Persimpangan
63
Kita dan Perubahan
64
Cinta di Balik Kopi
65
Implusif
66
Menembus Batas Takdir
67
Pertolongan
68
Cinta di Tengah Penyesalan
69
Kue Manis Kisah Inspirasi
70
Perjalanan
71
Bahaya di Balik Pesta
72
Tenggelam
73
Cerita di Balik Senyum
74
Cerita Kita
75
Terbongkar
76
Realita
77
Terpuruk
78
Tak Terlihat
79
Telah Kembali
80
Pilihan Tak Terduga
81
Penembusan
82
Antara Keluarga
83
Arah Bersama
84
Love You
85
Diperjuangkan
86
Restu
87
Masih Panjang
88
Menyulam
89
Penolakan
90
Menimbang
91
Bintang Harapan Pagi
92
Mendapat Restu
93
Ujian Kedua dari Oma
94
Menuju Cinta dan Kesuksesan
95
Restu di Pagi Hari
96
Kebahagiaan Berganti Duka
97
Kembali ke Kota
98
Dibalik Layar dan Rasa
99
Bintang Sesungguhnya
100
Kebahagiaan yang Nyata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!