Kembali ke Masa Sekolah 09

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Lupa di hari istimewa

sore itu, di sela-sela latihan gerak jalan, Farin melihat Aldo berdiri di ujung lapangan, tersenyum padanya. Meskipun keringat mengucur di dahinya, Aldo tetap menunggu hingga latihan selesai.

Setelahnya, Farin menghampirinya. "Aldo, kamu datang lagi? Aku sudah bilang, kamu nggak perlu repot-repot nungguin aku setiap hari."

Aldo tersenyum, menatap Farin dengan penuh perhatian. "Aku tahu kamu sibuk, Rin. Tapi aku cuma ingin memastikan kamu baik-baik saja. Aku senang melihatmu, meskipun hanya dari jauh."

Farin tersenyum kecil, merasa bersalah. "Aku selalu merasa nggak enak, Aldo. Kamu selalu ada di sini untukku, sementara aku jarang punya waktu untuk kita."

Aldo menggeleng, menenangkan hati Farin.

"Jangan merasa begitu. Aku mengerti kamu punya banyak tanggung jawab. Aku bangga melihat kamu berprestasi dan aktif di banyak kegiatan. Itu juga bagian dari kenapa aku sayang sama kamu."

Farin menghela napas, matanya berkaca-kaca.

"Kamu terlalu baik, Do. Kadang aku takut nggak bisa jadi pacar yang baik buat kamu. Apalagi ada Yasmin di sana yang selalu menggoda kamu. Aku takut kamu bosan dengan aku."

Aldo tersenyum, menggenggam tangan Farin dengan lembut. "Farin, kamu nggak perlu khawatir tentang Yasmin atau siapa pun. Aku nggak pernah tergoda. Yang aku inginkan cuma kamu. Kamu itu yang paling penting buat aku, nggak peduli sesibuk apa pun kamu."

Farin terdiam sejenak, merasakan kehangatan dari genggaman Aldo. Dia tahu Aldo tulus dalam setiap kata yang diucapkannya. "Terima kasih, Aldo. Aku beruntung punya kamu. Aku janji, aku akan coba lebih meluangkan waktu buat kita."

Aldo tersenyum, matanya penuh kasih sayang. "Kita jalanin ini bareng-bareng, Rin. Aku akan selalu ada di sini, untuk kamu."

Dengan hati yang lebih tenang, Farin menyandarkan kepalanya di bahu Aldo. Keduanya menikmati momen kebersamaan itu, tanpa banyak kata, namun penuh makna.

Setelah momen kehangatan di lapangan, Aldo menatap Farin dengan tatapan serius. Tangannya tetap menggenggam tangan Farin, seolah ingin menyampaikan sesuatu yang penting.

Aldo. "Rin, malam ini... jangan lupa, ya. Ada acara penting yang kamu nggak boleh lewatin."

Farin menatap Aldo dengan kebingungan. Dia mencoba mengingat apa yang dimaksud Aldo, namun pikirannya seakan kosong. "Acara penting? Maksud kamu apa, Do?"

Aldo menghela napas panjang, wajahnya seketika berubah menjadi muram.

"Rin, kamu serius? Kamu lupa lagi? Ini sudah kedua kalinya, loh."

Saat itu juga, Farin tersadar. Wajahnya memucat ketika ingat bahwa hari ini adalah hari jadi mereka yang ke-2 tahun.

"Ya ampun, Do... Maaf banget. Aku... aku benar-benar lupa."

Aldo menarik tangannya, sedikit kecewa. Ekspresi wajahnya berubah cemberut, menandakan kekecewaannya. "Kamu selalu sibuk dengan segala kegiatan kamu, Rin. Dan setiap kali hari ini datang, kamu selalu lupa. Apa aku nggak cukup penting buat kamu?"

Farin merasa sangat bersalah. Hatinya diliputi penyesalan mendalam. "Do, aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf. Aku janji, ini yang terakhir kali. Aku nggak akan ulangi lagi."

Aldo menatap Farin, berusaha memahami situasinya, meski rasa kecewa tetap tersirat di wajahnya.

"Aku sudah siapin sesuatu yang luar biasa buat kita nanti malam, Rin. Tolong, jangan lupa kali ini."

Sebelum Farin sempat menjawab, seorang teman dari laboratorium datang menghampiri mereka dengan tergesa-gesa.

Teman Lab (Zahra) "Farin, ibu guru di lab nyariin kamu. Ada sesuatu yang penting, kamu harus datang sekarang."

Farin merasa berat meninggalkan Aldo, terutama setelah apa yang baru saja terjadi. Namun, dia tahu tugas di laboratorium tidak bisa diabaikan. Dengan hati-hati, dia melepaskan genggaman tangannya dari Aldo.

"Do, aku harus pergi sekarang. Tapi aku janji, malam ini aku akan ada di sana, untuk kita."

Aldo hanya mengangguk pasrah, masih menahan rasa kecewanya. Saat Farin mulai beranjak pergi, Aldo berteriak pelan dari kejauhan.

"Jangan lupa nanti malam, Rin! Aku tunggu."

Farin berlari menuju laboratorium dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, dia tahu tugas di laboratorium penting, tapi di sisi lain, dia merasa bersalah karena melupakan momen spesial dengan Aldo. Dalam hati, Farin bertekad untuk membuat malam ini istimewa, sebagai bentuk permintaan maafnya kepada Aldo.

...***...

Aldo duduk di sebuah meja di sudut restoran yang dikelilingi oleh cahaya lilin temaram. Tempat yang dipilihnya adalah salah satu restoran paling romantis di kota, dengan pemandangan yang memukau ke arah sungai yang memantulkan cahaya lampu-lampu kota. Semua sudah siap—makan malam, bunga, dan bahkan musik lembut yang mengalun dari pianis di sudut ruangan. Dia memandangi jam tangannya yang sudah menunjuk pukul 20.36, namun Farin belum juga tiba.

Rasa khawatir mulai menyelimuti pikiran Aldo. Dengan perasaan gelisah, dia mencoba menghubungi Farin, tetapi panggilannya tidak dijawab.

"Apa yang terjadi? Kenapa Farin belum juga datang?" pikirnya. Tidak ingin berprasangka buruk, Aldo memutuskan untuk menghubungi ibu Mega, ibunya Farin, berharap mendapatkan sedikit kejelasan.

"Ibu, Farin sudah berangkat, kan? Kami ada janji malam ini, tapi dia belum sampai juga," tanya Aldo dengan nada khawatir.

"Oh, Aldo, tadi Farin sudah pergi sekitar jam delapanan. Mungkin dia sedang dalam perjalanan. Jangan khawatir ya," jawab ibu Mega dengan suara lembut.

Namun, waktu terus berjalan, dan kekhawatiran Aldo semakin meningkat. Dia menatap ponselnya, berharap ada pesan atau panggilan dari Farin. Tapi tidak ada apa-apa. Ketika Aldo menutup telepon dengan ibu Mega, perasaannya campur aduk antara cemas dan takut.

Tiba-tiba, suara pintu restoran terbuka, dan Aldo menoleh. Pandangannya seketika tertuju pada sosok yang berdiri di pintu masuk. Farin, dengan gaun anggun berwarna biru tua yang memeluk lekuk tubuhnya dengan sempurna, melangkah masuk.

Rambutnya yang panjang digelung rapi dengan beberapa helai jatuh menghias lehernya yang jenjang. Cahaya lilin di sekitar mereka memantulkan kilauan lembut dari perhiasan kecil yang menghiasi leher dan telinganya.

Aldo merasa seolah waktu berhenti sejenak. Kekhawatirannya seketika sirna, tergantikan oleh perasaan kagum yang mendalam. "Farin..." bisiknya, setengah tak percaya.

Farin tersenyum malu-malu saat melihat kekaguman di mata Aldo. Dia mendekat, membawa sebuah kotak kecil yang dia sembunyikan di balik punggungnya.

"Maaf, aku terlambat, Aldo. Aku sempat khawatir nggak bisa sampai tepat waktu. Tapi lihat, aku berhasil bawa ini," katanya, seraya memperlihatkan kue manis yang dia buat sendiri.

Aldo tak bisa menyembunyikan senyumnya. "Kamu membuatnya sendiri? Untuk kita?" tanyanya dengan nada kagum.

Farin mengangguk. "Ya, aku ingin malam ini jadi spesial, walaupun aku tahu mungkin tidak sesempurna yang kamu rencanakan."

Aldo menggeleng pelan. "Farin, kamu tidak pernah mengecewakanku. Kamu terlihat sangat cantik malam ini, dan aku senang kamu datang."

Mereka duduk bersama di meja, menghabiskan waktu yang tersisa dengan menikmati kue buatan Farin dan secangkir teh hangat. Meskipun waktu di restoran itu terbatas, mereka berdua sepakat bahwa momen singkat ini lebih berarti daripada apa pun.

"Maaf ya, Do. Aku tahu kita tidak punya banyak waktu di sini," kata Farin sambil menatap Aldo dengan penuh penyesalan.

Aldo tersenyum, lalu meraih tangan Farin. "Tidak apa-apa, Rin. Yang penting kita bersama. Dan aku senang bisa merayakan ini dengan kamu. Tapi... aku ada satu ide lain untuk kita."

Farin menatap Aldo dengan penasaran. "Ide apa?"

"Kita ke pasar malam. Bagaimana? Ini akan jadi malam yang berbeda untuk kita."

Mata Farin berbinar mendengar ide itu. "Pasar malam? Aku suka ide itu! Ayo kita pergi!"

Mereka segera meninggalkan restoran dan menaiki motor Aldo. Jalanan yang sepi membuat perjalanan menuju pasar malam terasa singkat, namun menyenangkan. Setibanya di sana, suasana ramai dan meriah menyambut mereka. Lampu-lampu warna-warni, aroma makanan yang menggugah selera, serta suara riuh dari permainan membuat suasana pasar malam menjadi hidup.

Aldo dan Farin mencoba berbagai permainan, mulai dari komedi putar hingga rumah hantu yang membuat Farin berteriak geli. Mereka berdua tertawa lepas, melupakan semua kekhawatiran dan tekanan yang mereka rasakan sebelumnya. Malam itu terasa sempurna, penuh dengan tawa dan kebahagiaan.

Waktu berjalan cepat, dan tak terasa sudah hampir pukul 22.01 Aldo mengantar Farin pulang tepat waktu. Saat mereka sampai di depan rumah Farin, Aldo menatap kekasihnya dengan penuh kasih sayang.

"Terima kasih untuk malam ini, Rin. Aku senang kita bisa merayakan hari jadi ini dengan cara yang berbeda."

Farin tersenyum dan memeluk Aldo erat. "Aku juga, Do. Maafkan aku jika sering sibuk, tapi aku janji, aku akan selalu meluangkan waktu untuk kita."

Aldo membalas pelukan Farin, kemudian melepaskannya dengan senyum hangat. "Aku percaya kamu, Rin. Selamat malam, dan semoga kita selalu bahagia seperti ini."

Farin mengangguk, lalu melangkah masuk ke dalam rumah dengan hati yang tenang dan penuh kebahagiaan. Aldo menatapnya hingga pintu tertutup, kemudian berlalu pergi dengan senyum puas di wajahnya, merasa lega bahwa malam spesial mereka berakhir dengan kebahagiaan yang tidak ternilai.

Terpopuler

Comments

sihat dan kaya

sihat dan kaya

iyaaaa... laki² juga ada begini ... jika ikut kemahuan perempuan,laki² gini juga perempuan akan kecil hati juga .. positif negatif tu memang ada dlm pola hidup... bagaimana kesudahannya hidup kita (didunia)? KEMATIAN. ... ok sudah aku faham watak² mereka.... aku mau menikmati hasil karya mu ini Thor... terima kasih kerana berkarya ,saya numpang baca... semangat dan selamat berkarya .. 🫰🏻

2024-11-30

1

sihat dan kaya

sihat dan kaya

biasa ayat ini wataknya selalu cewek.... hahahahahhahahahaha ... ya begitulah baik laki² atau perempuan memang tiada bedanya bila dh memang begitu jati dirinya... sama aja.. bedanya alat kelamin.

2024-11-30

0

sihat dan kaya

sihat dan kaya

salah org tu Rin.... tuhhhh si Kaira nya Rin ... (aku sudah tumbuh tanduk ni) 🤣

2024-11-30

0

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Awal yang Terasa Berbeda
2 Retak dalam Kepercayaan
3 Kembali ke Masa Sekolah 01
4 Kembali ke Masa Sekolah 02
5 Kembali ke Masa Sekolah 03
6 Kembali ke Masa Sekolah 04
7 Kembali Ke Masa Sekolah 05
8 Kembali Ke Masa Sekolah 06
9 Kembali Ke Masa Sekolah 07
10 Kembali ke Masa Sekolah 08
11 Kembali ke Masa Sekolah 09
12 Kembali ke Masa Sekolah 10
13 Awal Pertemuan yang Tak Terduga
14 Dilema yang Terpendam
15 Persimpangan Rasa
16 Hari Menuju Pengakuan Aldo
17 Meninggalkan Pertanyaan
18 Kebohongan di Antara Kita
19 Kehadiran yang Dirindukan
20 Di Antara Dua Hati
21 Kembali Curiga
22 Dibalik Kedekatan
23 Situasi yang Rumit
24 Keinginan Aldo
25 Persimpangan Hati
26 Cerita Dimulai
27 Puncak Kepedihan
28 Di Balik Senyum Farin
29 Gilang
30 Pertemuan Bermakna
31 Keputusan
32 Hati Bimbang
33 Cinta Terselubung
34 Dilema Cinta
35 Membenahi
36 Kekhawatiran
37 Dua Pilihan
38 Dua Hati
39 Tidak Terduga
40 Aldo, Gilang dan Hans
41 Tak Tergapai
42 Bab Baru
43 Ketenangan dan Dukungan
44 Kue Manis
45 Bergejolak
46 Bukti
47 Keberanian
48 Hari Jadi Ke-5
49 Malam Puncak
50 Berakhir
51 Salah Paham
52 Masalah
53 Dendam
54 Sulit
55 Kenyataan Hati
56 Melepas
57 Bagian-bagian
58 Ribut
59 Antara Kita
60 Menolak
61 Mestinya, Tidak Apa-apa
62 Persimpangan
63 Kita dan Perubahan
64 Cinta di Balik Kopi
65 Implusif
66 Menembus Batas Takdir
67 Pertolongan
68 Cinta di Tengah Penyesalan
69 Kue Manis Kisah Inspirasi
70 Perjalanan
71 Bahaya di Balik Pesta
72 Tenggelam
73 Cerita di Balik Senyum
74 Cerita Kita
75 Terbongkar
76 Realita
77 Terpuruk
78 Tak Terlihat
79 Telah Kembali
80 Pilihan Tak Terduga
81 Penembusan
82 Antara Keluarga
83 Arah Bersama
84 Love You
85 Diperjuangkan
86 Restu
87 Masih Panjang
88 Menyulam
89 Penolakan
90 Menimbang
91 Bintang Harapan Pagi
92 Mendapat Restu
93 Ujian Kedua dari Oma
94 Menuju Cinta dan Kesuksesan
95 Restu di Pagi Hari
96 Kebahagiaan Berganti Duka
97 Kembali ke Kota
98 Dibalik Layar dan Rasa
99 Bintang Sesungguhnya
100 Kebahagiaan yang Nyata
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Sebuah Awal yang Terasa Berbeda
2
Retak dalam Kepercayaan
3
Kembali ke Masa Sekolah 01
4
Kembali ke Masa Sekolah 02
5
Kembali ke Masa Sekolah 03
6
Kembali ke Masa Sekolah 04
7
Kembali Ke Masa Sekolah 05
8
Kembali Ke Masa Sekolah 06
9
Kembali Ke Masa Sekolah 07
10
Kembali ke Masa Sekolah 08
11
Kembali ke Masa Sekolah 09
12
Kembali ke Masa Sekolah 10
13
Awal Pertemuan yang Tak Terduga
14
Dilema yang Terpendam
15
Persimpangan Rasa
16
Hari Menuju Pengakuan Aldo
17
Meninggalkan Pertanyaan
18
Kebohongan di Antara Kita
19
Kehadiran yang Dirindukan
20
Di Antara Dua Hati
21
Kembali Curiga
22
Dibalik Kedekatan
23
Situasi yang Rumit
24
Keinginan Aldo
25
Persimpangan Hati
26
Cerita Dimulai
27
Puncak Kepedihan
28
Di Balik Senyum Farin
29
Gilang
30
Pertemuan Bermakna
31
Keputusan
32
Hati Bimbang
33
Cinta Terselubung
34
Dilema Cinta
35
Membenahi
36
Kekhawatiran
37
Dua Pilihan
38
Dua Hati
39
Tidak Terduga
40
Aldo, Gilang dan Hans
41
Tak Tergapai
42
Bab Baru
43
Ketenangan dan Dukungan
44
Kue Manis
45
Bergejolak
46
Bukti
47
Keberanian
48
Hari Jadi Ke-5
49
Malam Puncak
50
Berakhir
51
Salah Paham
52
Masalah
53
Dendam
54
Sulit
55
Kenyataan Hati
56
Melepas
57
Bagian-bagian
58
Ribut
59
Antara Kita
60
Menolak
61
Mestinya, Tidak Apa-apa
62
Persimpangan
63
Kita dan Perubahan
64
Cinta di Balik Kopi
65
Implusif
66
Menembus Batas Takdir
67
Pertolongan
68
Cinta di Tengah Penyesalan
69
Kue Manis Kisah Inspirasi
70
Perjalanan
71
Bahaya di Balik Pesta
72
Tenggelam
73
Cerita di Balik Senyum
74
Cerita Kita
75
Terbongkar
76
Realita
77
Terpuruk
78
Tak Terlihat
79
Telah Kembali
80
Pilihan Tak Terduga
81
Penembusan
82
Antara Keluarga
83
Arah Bersama
84
Love You
85
Diperjuangkan
86
Restu
87
Masih Panjang
88
Menyulam
89
Penolakan
90
Menimbang
91
Bintang Harapan Pagi
92
Mendapat Restu
93
Ujian Kedua dari Oma
94
Menuju Cinta dan Kesuksesan
95
Restu di Pagi Hari
96
Kebahagiaan Berganti Duka
97
Kembali ke Kota
98
Dibalik Layar dan Rasa
99
Bintang Sesungguhnya
100
Kebahagiaan yang Nyata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!