Kembali ke Masa Sekolah 08

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Kenangan yang Kembali Hidup

Kaira berlari dengan semangat, rambutnya yang terurai ditiup angin. Hatinya berdebar-debar, bukan karena kelelahan, tetapi karena kegembiraan yang tak bisa ia sembunyikan. Hari ini, ketika melihat Farin dan Aldo tampak semakin jauh, ia merasa ada sedikit harapan dalam dirinya.

Namun, saat itu juga ia berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia tak akan merusak hubungan Aldo dan Farin. Ia tak akan menjadi penyebab hancurnya cinta mereka. Tapi di dalam hatinya, Kaira yakin bahwa suatu hari nanti, ketika Aldo menyadari bahwa cinta Farin mungkin tak sekuat yang ia pikirkan, ia akan berlari ke arahnya. Dan Kaira akan ada di sana, menunggunya dengan sabar.

Ketika ia sampai di parkiran sekolah, Aldo sedang bersiap untuk menghidupkan motor. Saat melihat Kaira yang tiba-tiba muncul di hadapannya, Aldo mengerutkan kening, namun tak lama kemudian, wajahnya yang tampak suram berubah menjadi cerah.

"Kaira? Ngapain kamu di sini? Ada yang perlu dibantu?" tanya Aldo sambil memasang helm.

Kaira tersenyum lebar. "Nggak, Kak. Aku cuma pengen ketemu Kak Aldo. Tiba-tiba ingat masa kecil kita. Dulu kita sering jalan-jalan bareng ke taman setelah pulang sekolah. Aku kangen masa-masa itu, Kak. Bagaimana kalau kita jalan-jalan lagi sekarang, seperti dulu?"

Aldo tertawa kecil. "Kamu ini, sudah besar masih ingat aja sama masa kecil. Tapi kenapa nggak? Ayo, kita ulang masa itu."

Aldo dengan senang hati menyambut ajakan Kaira. Dia berpikir bahwa mungkin ini juga bisa jadi cara untuk memperbaiki suasana hatinya yang sempat memburuk. Lagipula, Kaira selalu dianggapnya seperti adik sendiri, tak ada salahnya menghabiskan waktu bersamanya.

 

Perjalanan ke Masa Lalu

Mereka berdua segera melaju dengan motor Aldo, meninggalkan sekolah yang perlahan mulai sepi. Angin berhembus lembut, membawa kenangan masa lalu kembali ke permukaan. Dulu, mereka sering bersepeda bersama, melewati jalan-jalan kecil menuju taman bermain. Sekarang, dengan motor yang lebih cepat, mereka melintasi rute yang sama, namun dengan perasaan yang berbeda.

Kaira duduk di belakang Aldo, memegang erat pinggangnya, meski tak seerat dulu ketika mereka masih anak-anak. Aldo menoleh sejenak, memperhatikan senyum di wajah Kaira yang tampak sangat bahagia. “Gimana, Ra? Lebih seru naik motor daripada sepeda, kan?”

Kaira tertawa. “Iya, Kak. Tapi, rasanya beda aja. Dulu kita naik sepeda, lebih lambat tapi lebih terasa kebersamaannya. Sekarang, naik motor, cepet banget tapi kayak nggak ada waktu buat ngobrol.”

Aldo tersenyum, memahami maksud Kaira. Dia pun menurunkan kecepatan motornya, membuat perjalanan mereka terasa lebih santai. “Nah, gini gimana? Lebih enak buat ngobrol, kan?”

Kaira mengangguk. “Iya, Kak. Kayak dulu lagi. Tapi, aku senang banget bisa jalan-jalan sama Kak Aldo lagi. Rasanya kayak kembali ke masa kecil, nggak ada yang perlu dipikirin selain bersenang-senang.”

Mereka terus melaju, melintasi jalanan yang kini tampak asing namun akrab di waktu yang sama. Sesekali, Aldo mempercepat motornya, membuat Kaira tertawa keras karena kejutannya. Mereka tertawa bersama, berbagi kebahagiaan yang sederhana, tanpa perlu kata-kata yang berlebihan.

Mereka tiba di taman yang menjadi tujuan mereka sejak kecil. Meski sekarang taman itu tampak lebih kecil dan kurang terawat dibanding ingatan mereka, tapi tetap ada sesuatu yang istimewa di sana. Mereka duduk di bangku yang dulu sering mereka tempati, memandangi anak-anak yang bermain layaknya dulu mereka lakukan.

“Kak Aldo, ingat nggak waktu aku jatuh dari sepeda di sini?” Kaira menggodanya. “Aku nangis sampai nggak mau pulang.”

Aldo mengangguk, tertawa. “Ingat banget! Kamu nangis keras-keras, sampai orang-orang ngira aku yang bikin kamu jatuh. Tapi setelah itu, kamu nggak pernah kapok, malah makin semangat.”

Kaira tersenyum mengenang, tapi di balik senyumnya, ada perasaan yang lebih dalam. Dulu, dia hanya melihat Aldo sebagai kakak yang selalu ada di sampingnya, melindunginya. Tapi sekarang, perasaan itu tumbuh menjadi sesuatu yang lebih.

Namun, Kaira berusaha menahan diri. Dia tahu bahwa Aldo sedang dalam hubungan dengan Farin. Meskipun hubungannya dengan Farin tampak mulai goyah, dia tidak ingin mengambil kesempatan dari situasi tersebut.

“Terima kasih ya, Kak. Karena Kak Aldo, aku bisa tumbuh jadi seperti sekarang. Kamu selalu jadi pelindungku,” ucap Kaira dengan lembut.

Aldo menoleh, melihat ada keseriusan dalam mata Kaira. “Sama-sama, Ra. Kamu juga sudah banyak mengubah hidupku. Kamu selalu jadi adik yang baik, yang bikin aku semangat.”

Kaira merasa hangat mendengar kata-kata itu, meski di dalam hatinya, dia menginginkan lebih. Namun, dia tahu, saat ini bukan waktu yang tepat.

 

Menghidupkan Kembali

Setelah beberapa waktu berbicara dan mengingat kenangan masa kecil mereka, Aldo merasa semangatnya mulai kembali. Dia merasa lebih ringan setelah berbagi cerita dengan Kaira. Mungkin benar kata Kaira, terkadang kita perlu kembali ke masa lalu untuk menyegarkan kembali pikiran dan perasaan.

“Ayo, Ra, kita keliling lagi,” ajak Aldo sambil menghidupkan motornya.

Kaira setuju dengan antusias. “Yuk, Kak. Aku ingin kita jalan-jalan seperti dulu lagi.”

Aldo pun mulai melaju, kali ini dengan kecepatan yang sedikit lebih tinggi. Dia merasakan angin di wajahnya dan tawa Kaira di belakangnya, membuatnya merasa seperti anak-anak lagi. Mereka melewati jalanan kota, sesekali Aldo sengaja mempercepat motor untuk membuat Kaira berteriak kaget, lalu tertawa terbahak-bahak.

“Awas, Kak! Jangan kencang-kencang!” Kaira memukul pelan punggung Aldo sambil tertawa.

“Tenang aja, Ra. Aku tahu kamu suka kecepatan,” jawab Aldo sambil menggoda.

Kaira merasa waktu seakan berhenti saat itu. Bersama Aldo, dia bisa melupakan segalanya—bahkan rasa sakit karena perasaannya yang tak terbalas. Dia tahu bahwa Aldo menganggapnya hanya sebagai adik, tetapi saat ini, dia cukup bahagia dengan kebersamaan mereka.

Mereka akhirnya berhenti di sebuah kedai es krim yang dulu sering mereka kunjungi. Aldo memesan es krim favorit mereka dan duduk di bangku kayu di luar kedai.

“Sama kayak dulu, ya?” ucap Kaira sambil menyendok es krimnya.

“Iya, rasanya nggak pernah berubah. Selalu enak,” jawab Aldo sambil menikmati es krimnya. “Kita harus sering-sering begini, Ra. Biar nggak lupa sama kenangan kita.”

Kaira hanya tersenyum, berharap dalam hatinya bahwa Aldo akan selalu ingat masa-masa seperti ini, dan suatu saat nanti, mungkin Aldo akan menyadari perasaannya. Tapi untuk saat ini, dia puas hanya dengan menjadi teman dan adik yang bisa membuat Aldo bahagia.

Di perjalanan pulang, Kaira memeluk Aldo dengan erat, kali ini bukan karena ketakutan atau kecemasan, tapi karena rasa nyaman dan hangat yang ia rasakan. Meskipun hubungan Aldo dan Farin belum sepenuhnya membaik, Kaira tahu bahwa di hatinya, ia akan selalu menunggu Aldo.

Dia berbisik pelan dalam hati, “Aku akan selalu setia menunggumu, Kak. Hingga saat itu tiba, aku akan berada di sini, di sampingmu.”

Mereka tiba di depan rumah Kaira, dan Aldo menghentikan motornya. “Makasih, Kak Aldo. Hari ini menyenangkan banget. Aku senang kita bisa mengulang masa kecil kita.”

Aldo tersenyum hangat. “Aku juga senang, Ra. Kapan-kapan kita harus lakukan ini lagi.”

Kaira mengangguk. “Pasti, Kak. Selalu.”

Setelah berpamitan, Kaira masuk ke rumahnya, sementara Aldo melaju kembali ke rumahnya sendiri. Sementara itu, Kaira merasa hatinya tenang meskipun ada sedikit rasa sedih. Dia tahu bahwa mungkin Aldo tidak akan pernah melihatnya lebih dari seorang adik. Tapi untuk saat ini, itu sudah cukup baginya.

Kaira menatap ke luar jendela kamar, menyaksikan motor Aldo yang perlahan menghilang dari pandangan. Dalam hatinya, ia tetap berpegang pada janji yang ia buat untuk dirinya sendiri: "Aku akan tetap menunggu, Kak. Aku akan setia sampai kamu menyadari bahwa aku di sini, selalu untukmu."

Terpopuler

Comments

sihat dan kaya

sihat dan kaya

dan kau.... belum layak berpasangan..... berpacaran tu semua kau belum layak,kerana kau tak tau dimana letaknya KESETIAAN pada pasangan yg kau KASIH SAYANG CINTA. . Kau dgn Farin mahukan perhatian lebih je.. kau tak sama² memperjuangkan ikatan PACARAN kamu tu.... hahahahahhaha adoiiiii.

2024-11-30

0

sihat dan kaya

sihat dan kaya

dia suka "menangguk air yg keruh"...... disitulah dia ada celah seolah dia yg menjernihkan air itu. Puuiihhhhh.... aku sakit hati... hahahhahahaha gggrrrrrrrr

2024-11-30

0

sihat dan kaya

sihat dan kaya

licik.... jahat yang tersembunyi dalam watak baiknya ...

2024-11-30

0

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Awal yang Terasa Berbeda
2 Retak dalam Kepercayaan
3 Kembali ke Masa Sekolah 01
4 Kembali ke Masa Sekolah 02
5 Kembali ke Masa Sekolah 03
6 Kembali ke Masa Sekolah 04
7 Kembali Ke Masa Sekolah 05
8 Kembali Ke Masa Sekolah 06
9 Kembali Ke Masa Sekolah 07
10 Kembali ke Masa Sekolah 08
11 Kembali ke Masa Sekolah 09
12 Kembali ke Masa Sekolah 10
13 Awal Pertemuan yang Tak Terduga
14 Dilema yang Terpendam
15 Persimpangan Rasa
16 Hari Menuju Pengakuan Aldo
17 Meninggalkan Pertanyaan
18 Kebohongan di Antara Kita
19 Kehadiran yang Dirindukan
20 Di Antara Dua Hati
21 Kembali Curiga
22 Dibalik Kedekatan
23 Situasi yang Rumit
24 Keinginan Aldo
25 Persimpangan Hati
26 Cerita Dimulai
27 Puncak Kepedihan
28 Di Balik Senyum Farin
29 Gilang
30 Pertemuan Bermakna
31 Keputusan
32 Hati Bimbang
33 Cinta Terselubung
34 Dilema Cinta
35 Membenahi
36 Kekhawatiran
37 Dua Pilihan
38 Dua Hati
39 Tidak Terduga
40 Aldo, Gilang dan Hans
41 Tak Tergapai
42 Bab Baru
43 Ketenangan dan Dukungan
44 Kue Manis
45 Bergejolak
46 Bukti
47 Keberanian
48 Hari Jadi Ke-5
49 Malam Puncak
50 Berakhir
51 Salah Paham
52 Masalah
53 Dendam
54 Sulit
55 Kenyataan Hati
56 Melepas
57 Bagian-bagian
58 Ribut
59 Antara Kita
60 Menolak
61 Mestinya, Tidak Apa-apa
62 Persimpangan
63 Kita dan Perubahan
64 Cinta di Balik Kopi
65 Implusif
66 Menembus Batas Takdir
67 Pertolongan
68 Cinta di Tengah Penyesalan
69 Kue Manis Kisah Inspirasi
70 Perjalanan
71 Bahaya di Balik Pesta
72 Tenggelam
73 Cerita di Balik Senyum
74 Cerita Kita
75 Terbongkar
76 Realita
77 Terpuruk
78 Tak Terlihat
79 Telah Kembali
80 Pilihan Tak Terduga
81 Penembusan
82 Antara Keluarga
83 Arah Bersama
84 Love You
85 Diperjuangkan
86 Restu
87 Masih Panjang
88 Menyulam
89 Penolakan
90 Menimbang
91 Bintang Harapan Pagi
92 Mendapat Restu
93 Ujian Kedua dari Oma
94 Menuju Cinta dan Kesuksesan
95 Restu di Pagi Hari
96 Kebahagiaan Berganti Duka
97 Kembali ke Kota
98 Dibalik Layar dan Rasa
99 Bintang Sesungguhnya
100 Kebahagiaan yang Nyata
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Sebuah Awal yang Terasa Berbeda
2
Retak dalam Kepercayaan
3
Kembali ke Masa Sekolah 01
4
Kembali ke Masa Sekolah 02
5
Kembali ke Masa Sekolah 03
6
Kembali ke Masa Sekolah 04
7
Kembali Ke Masa Sekolah 05
8
Kembali Ke Masa Sekolah 06
9
Kembali Ke Masa Sekolah 07
10
Kembali ke Masa Sekolah 08
11
Kembali ke Masa Sekolah 09
12
Kembali ke Masa Sekolah 10
13
Awal Pertemuan yang Tak Terduga
14
Dilema yang Terpendam
15
Persimpangan Rasa
16
Hari Menuju Pengakuan Aldo
17
Meninggalkan Pertanyaan
18
Kebohongan di Antara Kita
19
Kehadiran yang Dirindukan
20
Di Antara Dua Hati
21
Kembali Curiga
22
Dibalik Kedekatan
23
Situasi yang Rumit
24
Keinginan Aldo
25
Persimpangan Hati
26
Cerita Dimulai
27
Puncak Kepedihan
28
Di Balik Senyum Farin
29
Gilang
30
Pertemuan Bermakna
31
Keputusan
32
Hati Bimbang
33
Cinta Terselubung
34
Dilema Cinta
35
Membenahi
36
Kekhawatiran
37
Dua Pilihan
38
Dua Hati
39
Tidak Terduga
40
Aldo, Gilang dan Hans
41
Tak Tergapai
42
Bab Baru
43
Ketenangan dan Dukungan
44
Kue Manis
45
Bergejolak
46
Bukti
47
Keberanian
48
Hari Jadi Ke-5
49
Malam Puncak
50
Berakhir
51
Salah Paham
52
Masalah
53
Dendam
54
Sulit
55
Kenyataan Hati
56
Melepas
57
Bagian-bagian
58
Ribut
59
Antara Kita
60
Menolak
61
Mestinya, Tidak Apa-apa
62
Persimpangan
63
Kita dan Perubahan
64
Cinta di Balik Kopi
65
Implusif
66
Menembus Batas Takdir
67
Pertolongan
68
Cinta di Tengah Penyesalan
69
Kue Manis Kisah Inspirasi
70
Perjalanan
71
Bahaya di Balik Pesta
72
Tenggelam
73
Cerita di Balik Senyum
74
Cerita Kita
75
Terbongkar
76
Realita
77
Terpuruk
78
Tak Terlihat
79
Telah Kembali
80
Pilihan Tak Terduga
81
Penembusan
82
Antara Keluarga
83
Arah Bersama
84
Love You
85
Diperjuangkan
86
Restu
87
Masih Panjang
88
Menyulam
89
Penolakan
90
Menimbang
91
Bintang Harapan Pagi
92
Mendapat Restu
93
Ujian Kedua dari Oma
94
Menuju Cinta dan Kesuksesan
95
Restu di Pagi Hari
96
Kebahagiaan Berganti Duka
97
Kembali ke Kota
98
Dibalik Layar dan Rasa
99
Bintang Sesungguhnya
100
Kebahagiaan yang Nyata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!