Kembali ke Masa Sekolah 03

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Aldo di Sekolah

Di sekolah, Aldo mencoba fokus pada pelajaran, tetapi matanya selalu tanpa sadar mencari sosok Farin di kerumunan. Dia tidak bisa menghindari perasaan cemburu ketika melihat beberapa anak laki-laki dari organisasi yang sama mendekati Farin.

Bahkan kakak kelas yang populer, yang dikenal karena pesonanya, sering terlihat berbicara dengan Farin di lorong sekolah. Aldo merasa kecil hati setiap kali melihat mereka bersama.

"Bagaimana mungkin aku bisa bersaing dengan mereka? Farin jelas punya banyak pilihan."

Merasa tidak ada harapan, Aldo mulai menjauh. Dia memilih untuk menyibukkan diri dengan teman-temannya yang lain, berusaha untuk mengalihkan perhatian dari perasaan yang semakin berat di dadanya.

Namun, hatinya tetap tidak bisa tenang. Meskipun dia mencoba menjauh, setiap kali melihat Farin tersenyum atau tertawa, ada dorongan kuat dalam dirinya untuk mendekat.

Pertemuan Tak Terduga di Rumah Aldo

Hari itu, setelah pulang sekolah, Aldo merasa lelah dan sedikit putus asa. Dia masuk ke rumah dengan pikiran yang penuh, tidak mengharapkan apapun yang spesial. Namun, begitu dia membuka pintu ruang tamu, dia terkejut melihat Farin duduk di sofa, berbicara dengan ibunya, Mama Sarah. Farin tersenyum hangat ke arah Aldo, sementara Mama Sarah menatap anaknya dengan tatapan penuh arti.

"Farin? Kamu... ngapain di sini?" Aldo berusaha menyembunyikan kegugupannya, meskipun hatinya melompat kegirangan melihat Farin di rumahnya.

Mama Sarah, "Oh, kamu sudah pulang, Aldo. Aku sengaja nggak bilang biar jadi kejutan. Mulai hari ini, Farin akan menjadi tutor kamu. Dia akan membantu kamu belajar di rumah, supaya nilaimu bisa lebih baik lagi."

Aldo berdiri terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi tersebut. Matanya melebar, tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Ini adalah kesempatan yang selama ini ia impikan, untuk bisa lebih dekat dengan Farin tanpa harus khawatir tentang para pesaingnya di sekolah.

"Tutor... aku?" Aldo akhirnya bicara dengan suara yang penuh harapan.

Farin menjawab, "Iya, Aldo. Mama Sarah meminta aku untuk bantu kamu dalam beberapa pelajaran. Aku harap kita bisa belajar bareng dan saling membantu."

Aldo menatap Farin dengan senyum yang tidak bisa ia sembunyikan. Rasanya semua beban yang ia rasakan sebelumnya langsung terangkat. "Itu... itu keren banget, Farin. Terima kasih, ya. Aku akan berusaha keras."

Mulai Belajar Bersama

Malam itu, Aldo dan Farin memulai sesi belajar mereka di ruang tamu. Farin mengatur beberapa buku di meja, sementara Aldo mencoba untuk tetap tenang. Mereka mulai dengan mata pelajaran matematika, di mana Aldo sering kesulitan.

"Jadi, masalahnya di bagian ini, Aldo. Kalau kita lihat rumus ini, sebenarnya nggak terlalu sulit kalau kita pahami satu per satu. Coba kamu pecahkan langkah-langkahnya."

Aldo berusaha mengikuti instruksi Farin, tetapi dia sedikit teralihkan oleh kehadiran Farin yang begitu dekat. "Ah, iya, aku coba," katanya dengan sedikit gugup.

Farin menyadari kegugupan Aldo, dan dengan sabar menjelaskan setiap langkah. Dia sangat profesional, meskipun mereka sudah cukup akrab. Aldo merasa nyaman seiring berjalannya waktu, mulai merasa bahwa mereka bisa menjadi tim yang baik.

Setelah Sesi Belajar

Setelah hampir dua jam belajar, Farin menutup bukunya dan tersenyum. "Kayaknya kita cukup produktif malam ini. Kamu udah ngerti kan, Aldo?"

"Iya, berkat kamu. Terima kasih, Farin. Aku nggak tahu gimana bisa belajar semua ini tanpa bantuanmu."

Farin tertawa kecil. "Nggak apa-apa, senang bisa membantu."

"Ngomong-ngomong, kamu suka main game? Aku punya beberapa game di sini, kalau kamu mau coba."

"Oh, aku nggak terlalu sering main game, tapi aku mau coba kalau kamu ngajarin." Jawab Farin.

Aldo merasa sangat senang mendengar itu. Dia mengambil konsol dan mengajak Farin untuk bermain game balap mobil favoritnya. Farin sedikit kikuk pada awalnya, tapi dia cepat belajar, dan Aldo dengan senang hati mengajarinya trik-trik dasar.

Keseruan Bermain Game

Aldo menjelaskan, "Oke, jadi kalau kamu mau ngebut, tekan tombol ini. Dan kalau mau belok tajam, jangan lupa rem dulu, baru gas lagi."

Farin mengangguk sambil mencoba mengendalikan mobilnya. "Sepertinya aku agak lambat dibandingkan kamu. Kamu jago banget!"

"Tenang aja, lama-lama kamu juga pasti bisa ngelewatin aku."

Mereka terus bermain, tertawa bersama setiap kali Farin membuat kesalahan lucu atau ketika Aldo sengaja kalah agar Farin merasa lebih baik. Mereka mulai terbiasa dengan kebersamaan ini, dan tanpa mereka sadari, jarak yang dulu terasa mulai menghilang.

Kak Yura Menyusup

Saat malam semakin larut, Kak Yura masuk ke ruang tamu setelah pulang dari kegiatannya. Dia melihat Aldo dan Farin bermain game bersama. Melihat adiknya yang biasanya serius kini tampak begitu santai dan bahagia, Kak Yura tidak bisa menahan senyum.

Kak Yura, "Cieee... Aldo sekarang main game bareng tutor-nya ya? Ini pasti belajar yang seru banget nih!"

Aldo langsung merasa canggung dan sedikit merah wajahnya. "Ah, Kak, jangan ganggu deh. Kita habis belajar, terus Farin cuma mau coba main game aja."

Farin juga tertawa kecil, merasa sedikit canggung tapi senang. "Iya, Kak Yura. Ini cuma refreshing setelah belajar."

Kak Yura, "Ah, gitu ya? Kakak lihat kalian cocok banget belajar bareng. Terus, jangan lupa, besok Farin harus belajar lagi sama Aldo, ya? Biar makin pintar."

Aldo merasa lega karena Farin tampak menikmati situasi ini. Mereka melanjutkan permainan mereka, dan Kak Yura sesekali datang ke ruang tamu hanya untuk mengolok-olok Aldo dengan gurauan kecil.

Setiap kali Farin pulang, Kak Yura selalu mengantar sampai pintu, lalu memberikan "cieee" pada Aldo yang membuat adiknya semakin canggung.

Hari-Hari Berlanjut

Hari-hari berikutnya, Farin terus datang ke rumah Aldo untuk belajar bersama. Mereka menjadi semakin dekat, tidak hanya sebagai teman belajar, tetapi juga sebagai sahabat.

Aldo merasa bahwa hubungan mereka semakin kuat, dan dia tidak lagi merasa canggung di sekitar Farin. Mereka berbicara tentang banyak hal, dari pelajaran, hobi, hingga impian masa depan.

Farin, "Aldo, kamu punya cita-cita apa setelah lulus nanti?"

Aldo merenung sejenak. "Aku sebenarnya pengen jadi insinyur, tapi kadang aku ragu. Aku takut nggak cukup pintar untuk mencapai itu."

Farin, "Jangan ragu, Aldo. Aku yakin kamu bisa, asal kamu mau berusaha. Dan aku akan selalu ada untuk bantu kamu."

Kata-kata Farin memberikan semangat baru bagi Aldo. Dia merasa lebih percaya diri, bukan hanya karena prestasi akademisnya yang mulai membaik, tapi juga karena dukungan tulus dari Farin.

Malam itu, setelah sesi belajar yang panjang, Aldo dan Farin duduk di teras rumah, menikmati angin malam yang sejuk. Mereka tidak banyak bicara, tetapi keheningan itu terasa nyaman.

Aldo merasa bahwa, meskipun dia masih belum sepenuhnya mengerti perasaannya, dia tahu satu hal pasti—Farin adalah seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya, dan dia tidak akan membiarkan rasa takut atau keraguan menghalanginya untuk menjaga hubungan mereka tetap erat.

Ketika Farin akhirnya pulang, seperti biasa, Kak Yura muncul dengan senyum lebar di wajahnya.

"Ciee... Aldo, hati-hati jatuh cinta nih!"

Aldo hanya tersenyum, tetapi di dalam hatinya, dia tahu bahwa mungkin Kak Yura ada benarnya. Mungkin, perlahan-lahan, dia memang jatuh cinta pada Farin. Dan untuk saat ini, dia tidak keberatan dengan itu.

Terpopuler

Comments

Mamah Tati

Mamah Tati

wih bkn seru LG k Yura.

2024-11-09

0

Teteh Lia

Teteh Lia

Yura dan Aldo pasti salting ini mah di ledekin kak Yura

2024-08-23

2

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Awal yang Terasa Berbeda
2 Retak dalam Kepercayaan
3 Kembali ke Masa Sekolah 01
4 Kembali ke Masa Sekolah 02
5 Kembali ke Masa Sekolah 03
6 Kembali ke Masa Sekolah 04
7 Kembali Ke Masa Sekolah 05
8 Kembali Ke Masa Sekolah 06
9 Kembali Ke Masa Sekolah 07
10 Kembali ke Masa Sekolah 08
11 Kembali ke Masa Sekolah 09
12 Kembali ke Masa Sekolah 10
13 Awal Pertemuan yang Tak Terduga
14 Dilema yang Terpendam
15 Persimpangan Rasa
16 Hari Menuju Pengakuan Aldo
17 Meninggalkan Pertanyaan
18 Kebohongan di Antara Kita
19 Kehadiran yang Dirindukan
20 Di Antara Dua Hati
21 Kembali Curiga
22 Dibalik Kedekatan
23 Situasi yang Rumit
24 Keinginan Aldo
25 Persimpangan Hati
26 Cerita Dimulai
27 Puncak Kepedihan
28 Di Balik Senyum Farin
29 Gilang
30 Pertemuan Bermakna
31 Keputusan
32 Hati Bimbang
33 Cinta Terselubung
34 Dilema Cinta
35 Membenahi
36 Kekhawatiran
37 Dua Pilihan
38 Dua Hati
39 Tidak Terduga
40 Aldo, Gilang dan Hans
41 Tak Tergapai
42 Bab Baru
43 Ketenangan dan Dukungan
44 Kue Manis
45 Bergejolak
46 Bukti
47 Keberanian
48 Hari Jadi Ke-5
49 Malam Puncak
50 Berakhir
51 Salah Paham
52 Masalah
53 Dendam
54 Sulit
55 Kenyataan Hati
56 Melepas
57 Bagian-bagian
58 Ribut
59 Antara Kita
60 Menolak
61 Mestinya, Tidak Apa-apa
62 Persimpangan
63 Kita dan Perubahan
64 Cinta di Balik Kopi
65 Implusif
66 Menembus Batas Takdir
67 Pertolongan
68 Cinta di Tengah Penyesalan
69 Kue Manis Kisah Inspirasi
70 Perjalanan
71 Bahaya di Balik Pesta
72 Tenggelam
73 Cerita di Balik Senyum
74 Cerita Kita
75 Terbongkar
76 Realita
77 Terpuruk
78 Tak Terlihat
79 Telah Kembali
80 Pilihan Tak Terduga
81 Penembusan
82 Antara Keluarga
83 Arah Bersama
84 Love You
85 Diperjuangkan
86 Restu
87 Masih Panjang
88 Menyulam
89 Penolakan
90 Menimbang
91 Bintang Harapan Pagi
92 Mendapat Restu
93 Ujian Kedua dari Oma
94 Menuju Cinta dan Kesuksesan
95 Restu di Pagi Hari
96 Kebahagiaan Berganti Duka
97 Kembali ke Kota
98 Dibalik Layar dan Rasa
99 Bintang Sesungguhnya
100 Kebahagiaan yang Nyata
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Sebuah Awal yang Terasa Berbeda
2
Retak dalam Kepercayaan
3
Kembali ke Masa Sekolah 01
4
Kembali ke Masa Sekolah 02
5
Kembali ke Masa Sekolah 03
6
Kembali ke Masa Sekolah 04
7
Kembali Ke Masa Sekolah 05
8
Kembali Ke Masa Sekolah 06
9
Kembali Ke Masa Sekolah 07
10
Kembali ke Masa Sekolah 08
11
Kembali ke Masa Sekolah 09
12
Kembali ke Masa Sekolah 10
13
Awal Pertemuan yang Tak Terduga
14
Dilema yang Terpendam
15
Persimpangan Rasa
16
Hari Menuju Pengakuan Aldo
17
Meninggalkan Pertanyaan
18
Kebohongan di Antara Kita
19
Kehadiran yang Dirindukan
20
Di Antara Dua Hati
21
Kembali Curiga
22
Dibalik Kedekatan
23
Situasi yang Rumit
24
Keinginan Aldo
25
Persimpangan Hati
26
Cerita Dimulai
27
Puncak Kepedihan
28
Di Balik Senyum Farin
29
Gilang
30
Pertemuan Bermakna
31
Keputusan
32
Hati Bimbang
33
Cinta Terselubung
34
Dilema Cinta
35
Membenahi
36
Kekhawatiran
37
Dua Pilihan
38
Dua Hati
39
Tidak Terduga
40
Aldo, Gilang dan Hans
41
Tak Tergapai
42
Bab Baru
43
Ketenangan dan Dukungan
44
Kue Manis
45
Bergejolak
46
Bukti
47
Keberanian
48
Hari Jadi Ke-5
49
Malam Puncak
50
Berakhir
51
Salah Paham
52
Masalah
53
Dendam
54
Sulit
55
Kenyataan Hati
56
Melepas
57
Bagian-bagian
58
Ribut
59
Antara Kita
60
Menolak
61
Mestinya, Tidak Apa-apa
62
Persimpangan
63
Kita dan Perubahan
64
Cinta di Balik Kopi
65
Implusif
66
Menembus Batas Takdir
67
Pertolongan
68
Cinta di Tengah Penyesalan
69
Kue Manis Kisah Inspirasi
70
Perjalanan
71
Bahaya di Balik Pesta
72
Tenggelam
73
Cerita di Balik Senyum
74
Cerita Kita
75
Terbongkar
76
Realita
77
Terpuruk
78
Tak Terlihat
79
Telah Kembali
80
Pilihan Tak Terduga
81
Penembusan
82
Antara Keluarga
83
Arah Bersama
84
Love You
85
Diperjuangkan
86
Restu
87
Masih Panjang
88
Menyulam
89
Penolakan
90
Menimbang
91
Bintang Harapan Pagi
92
Mendapat Restu
93
Ujian Kedua dari Oma
94
Menuju Cinta dan Kesuksesan
95
Restu di Pagi Hari
96
Kebahagiaan Berganti Duka
97
Kembali ke Kota
98
Dibalik Layar dan Rasa
99
Bintang Sesungguhnya
100
Kebahagiaan yang Nyata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!