Hari Menuju Pengakuan Aldo

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Aldo kini memilih langkah nya, Aldo menatap layar ponselnya, jarinya ragu-ragu di atas nama "Kaira" yang sudah ia simpan di kontak sejak lama. Ia menelan ludah, merasakan dadanya berdegup sedikit lebih cepat dari biasanya. Tanpa banyak berpikir lagi, dia menekan tombol panggil.

“Kak Aldo?” Suara Kaira terdengar ceria seperti biasa, meskipun ada sedikit nada kebingungan di baliknya. “Ada apa?”

Aldo tersenyum kecil. "Aku sedang di kampus. Kamu ada waktu makan siang? Aku berpikir kita bisa makan bersama."

Kaira terdiam sejenak. Makan siang bersama Aldo? Mereka memang dekat, tapi ajakan seperti ini cukup jarang terjadi. “Eh… Oke, Kak. Di mana?”

“Bagaimana kalau di kafe kecil dekat perpustakaan? Aku rasa tempatnya cukup nyaman,” jawab Aldo, mencoba terdengar santai.

“Baiklah, aku akan ke sana dalam lima belas menit, setelah selesai pertemuan ku dengan BEM.”

Sesampainya di kafe, Kaira melihat Aldo sudah menunggu di salah satu meja di sudut ruangan. Senyumnya merekah saat melihatnya, dan dia melambaikan tangan dengan antusias. Aldo berdiri, membalas senyumnya dengan hangat.

“Sudah lama menunggu?” tanya Kaira sambil duduk di kursi yang ditarikkan oleh Aldo.

“Tidak, aku baru saja sampai,” jawab Aldo, meskipun sebenarnya dia sudah di sana sekitar lima menit lebih awal, tapi itu tidak selama dia menunggu Farin. “Bagaimana kuliahmu hari ini?”

“Lancar. Tapi aku masih bingung dengan tugas dari Pak Handoko. Beliau memberi kita masalah yang cukup rumit kali ini,” Kaira meringis.

Aldo tertawa ringan. “Ah, tugas pak Handoko, Kalau kamu butuh bantuan, aku bisa mencoba membantumu nanti.”

Kaira mengangguk, “Aku akan sangat menghargainya, Kak Aldo. Terima kasih.”

Percakapan mereka mengalir dengan mudah, membahas segala hal dari tugas kuliah hingga kenangan mereka semasa SMP. Kaira menyadari betapa nyamannya dia berbicara dengan Aldo, sesuatu yang selalu dia rasakan tetapi baru sekarang lebih terasa.

“Eh, Kak Aldo,” Kaira tiba-tiba teringat sesuatu, “Kamu ingat waktu SMP, ketika aku jatuh dari sepeda di depan kantin?”

Aldo tertawa keras. “Tentu saja! Kamu menabrak tong sampah dan semua orang melihatnya. Tapi yang paling kuingat adalah wajahmu yang memerah saat itu. Kamu terlihat seperti tomat.”

Kaira menutupi wajahnya dengan tangan, tertawa malu. “Itu sangat memalukan! Aku berharap bisa melupakannya, tapi kamu mengingatkanku lagi!”

Mereka terus berbincang hingga waktu hampir habis. Saat Kaira beranjak pergi, dia merasakan perasaan hangat yang aneh di dadanya. Ada sesuatu yang berbeda hari ini. Aldo bukan hanya kakak yang dia kenal selama ini. Mungkin ada lebih dari itu.

Hari- hari telah berlalu, hari ketiga.

Dua hari kemudian, Aldo kembali menghubungi Kaira. Kali ini dia mengajaknya ke festival kampus yang sedang berlangsung. Kaira menerima ajakan itu dengan antusias, meskipun perasaan bingung masih tersisa dari pertemuan sebelumnya.

Festival kampus selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh semua mahasiswa. Stan-stan makanan, pertunjukan musik, dan berbagai permainan meramaikan suasana. Kaira dan Aldo berjalan beriringan, menikmati setiap momen.

“Aku ingin coba permainan lempar bola itu,” kata Aldo, menunjuk sebuah stan permainan yang menawarkan berbagai hadiah.

“Ah, itu kelihatannya sulit,” kata Kaira dengan keraguan.

Aldo mengangkat alisnya dengan senyum menantang. “Mau taruhan? Aku bisa memenangkan boneka untukmu.”

Kaira tertawa kecil, “Baiklah, Kak Aldo. Aku ingin lihat kamu berhasil.”

Aldo melangkah ke stan itu dengan percaya diri. Dia mengambil bola yang disediakan, menatap sasaran dengan fokus, lalu melempar. Satu, dua, tiga—bola-bola itu tepat mengenai sasaran. Petugas stan menyerahkan boneka kecil berbentuk beruang kepada Aldo, yang kemudian diserahkan kepada Kaira.

“Kamu menang!” seru Kaira sambil menerima boneka itu dengan senyum lebar. “Terima kasih, Kak Aldo. Ini sangat lucu.”

“Untukmu,” kata Aldo, senyum lembut terpatri di wajahnya. “Aku tahu kamu suka hal-hal seperti ini.”

Saat itu, Kaira merasakan sesuatu yang lebih dari sekedar persahabatan di antara mereka. Perhatian Aldo, cara dia tersenyum, semua itu mulai mengusik hatinya. Tapi, di balik senyumnya, ada sedikit rasa cemas yang merayap masuk. Apa sebenarnya maksud Aldo?

Langkah Kecil ke Arah yang Berbeda

Hari kelima, mereka bertemu di perpustakaan kampus untuk membantu mengerjakan tugas yang sempat dibahas. Aldo sudah menunggu di salah satu meja, dengan buku-buku dan catatan tertata rapi di depannya. Kaira datang dengan membawa laptopnya, merasa sedikit gugup.

“Aku bawa laptop, mungkin bisa membantu kita lebih cepat,” katanya sambil duduk.

Aldo mengangguk, “Bagus. Kita bisa mulai dari konsep dasar dulu.”

Mereka mulai bekerja dengan serius, Aldo menjelaskan setiap langkah dengan sabar. Kaira terkesan dengan kesabaran dan perhatian Aldo yang tidak pernah ia lihat sedetail ini sebelumnya. Setiap kali dia salah paham, Aldo dengan lembut mengoreksinya tanpa membuatnya merasa bodoh.

“Jadi, seperti ini, ya?” Kaira bertanya sambil menunjuk sebuah rumus yang baru saja dia tulis.

“Ya, tepat sekali,” jawab Aldo sambil tersenyum. “Kamu cepat sekali menangkapnya.”

Kaira tersenyum puas. “Itu karena kamu yang menjelaskannya dengan baik, Kak Aldo.”

Setelah beberapa jam bekerja, mereka akhirnya selesai. Kaira merasa lega, tetapi juga enggan untuk mengakhiri waktu bersama Aldo. “Terima kasih banyak, Kak Aldo. Tanpamu, aku tidak akan bisa menyelesaikannya.”

“Aku senang bisa membantu,” kata Aldo, kemudian melirik ke arah taman kampus yang terlihat dari jendela perpustakaan. “Mau jalan-jalan sebentar? Udara di luar sepertinya segar.”

Mereka berjalan keluar, menikmati angin sore yang sejuk. Pohon-pohon di taman bergoyang pelan di bawah hembusan angin. Suasana yang tenang membuat percakapan mereka lebih personal.

“Kaira,” kata Aldo setelah hening sejenak. “Apa yang sebenarnya ingin kamu capai setelah lulus nanti?”

Kaira menatap langit biru di atas mereka, merenung sejenak sebelum menjawab. “Aku ingin bekerja di bidang yang bisa membuat perbedaan, Kak. Mungkin di NGO atau sesuatu yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat. Aku ingin membantu orang-orang yang kurang beruntung.”

Aldo mendengarkan dengan seksama, merasa semakin kagum. “Itu sangat mulia, Kaira. Aku yakin kamu akan berhasil, dengan dedikasimu yang kuat.”

Kaira tersenyum, merasa hangat dengan dukungan yang diberikan Aldo. Tapi di balik itu, pikirannya kembali berkelana. Kenapa Aldo begitu perhatian akhir-akhir ini? Apa yang sebenarnya dia inginkan?

Makan Malam yang Meninggalkan Pertanyaan

Malam kedua puluh satu adalah langkah paling berani yang diambil Aldo sejauh ini. Dia mengajak Kaira untuk makan malam di sebuah restoran kecil yang dikenal romantis. Kaira merasa aneh menerima ajakan ini, tetapi dia setuju dengan sedikit keraguan di hatinya.

Restoran itu penuh dengan suasana hangat, lampu-lampu redup menciptakan kesan intim. Kaira merasa jantungnya berdebar saat mereka duduk di meja yang terletak di dekat jendela besar, di mana mereka bisa melihat taman kecil yang dihiasi lampu-lampu kecil.

“Aku tidak pernah ke tempat seperti ini,” kata Kaira sambil melihat sekeliling. “Kamu sering makan di sini, Kak?”

“Tidak terlalu sering,” jawab Aldo sambil tersenyum kecil. “Tapi aku pikir kamu akan suka tempat ini. Tenang dan nyaman.”

Mereka memesan makanan, dan percakapan mereka kembali mengalir, meskipun kali ini terasa lebih dalam. Aldo mulai berbicara tentang masa depan, tentang harapan dan impian yang dia simpan selama ini. Kaira mendengarkan dengan penuh perhatian, merasa semakin dekat dengan Aldo.

“Aku selalu berpikir, kehidupan ini singkat. Kita harus membuatnya berarti,” kata Aldo, suaranya rendah tapi penuh makna. “Dan aku ingin melakukan itu dengan orang-orang yang berarti bagiku.”

Kaira menatap Aldo dia merasakan ada hal yang sangat berbeda, kedekatan yang tidak biasa. "Apa setelah ini aku akan bersama nya?" pikir Kaira.

Terpopuler

Comments

Winner

Winner

l lg ngarep

2024-08-28

1

Mamah Tati

Mamah Tati

contrast y dede,, trs berkarya semangat nak.

2024-08-27

5

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Awal yang Terasa Berbeda
2 Retak dalam Kepercayaan
3 Kembali ke Masa Sekolah 01
4 Kembali ke Masa Sekolah 02
5 Kembali ke Masa Sekolah 03
6 Kembali ke Masa Sekolah 04
7 Kembali Ke Masa Sekolah 05
8 Kembali Ke Masa Sekolah 06
9 Kembali Ke Masa Sekolah 07
10 Kembali ke Masa Sekolah 08
11 Kembali ke Masa Sekolah 09
12 Kembali ke Masa Sekolah 10
13 Awal Pertemuan yang Tak Terduga
14 Dilema yang Terpendam
15 Persimpangan Rasa
16 Hari Menuju Pengakuan Aldo
17 Meninggalkan Pertanyaan
18 Kebohongan di Antara Kita
19 Kehadiran yang Dirindukan
20 Di Antara Dua Hati
21 Kembali Curiga
22 Dibalik Kedekatan
23 Situasi yang Rumit
24 Keinginan Aldo
25 Persimpangan Hati
26 Cerita Dimulai
27 Puncak Kepedihan
28 Di Balik Senyum Farin
29 Gilang
30 Pertemuan Bermakna
31 Keputusan
32 Hati Bimbang
33 Cinta Terselubung
34 Dilema Cinta
35 Membenahi
36 Kekhawatiran
37 Dua Pilihan
38 Dua Hati
39 Tidak Terduga
40 Aldo, Gilang dan Hans
41 Tak Tergapai
42 Bab Baru
43 Ketenangan dan Dukungan
44 Kue Manis
45 Bergejolak
46 Bukti
47 Keberanian
48 Hari Jadi Ke-5
49 Malam Puncak
50 Berakhir
51 Salah Paham
52 Masalah
53 Dendam
54 Sulit
55 Kenyataan Hati
56 Melepas
57 Bagian-bagian
58 Ribut
59 Antara Kita
60 Menolak
61 Mestinya, Tidak Apa-apa
62 Persimpangan
63 Kita dan Perubahan
64 Cinta di Balik Kopi
65 Implusif
66 Menembus Batas Takdir
67 Pertolongan
68 Cinta di Tengah Penyesalan
69 Kue Manis Kisah Inspirasi
70 Perjalanan
71 Bahaya di Balik Pesta
72 Tenggelam
73 Cerita di Balik Senyum
74 Cerita Kita
75 Terbongkar
76 Realita
77 Terpuruk
78 Tak Terlihat
79 Telah Kembali
80 Pilihan Tak Terduga
81 Penembusan
82 Antara Keluarga
83 Arah Bersama
84 Love You
85 Diperjuangkan
86 Restu
87 Masih Panjang
88 Menyulam
89 Penolakan
90 Menimbang
91 Bintang Harapan Pagi
92 Mendapat Restu
93 Ujian Kedua dari Oma
94 Menuju Cinta dan Kesuksesan
95 Restu di Pagi Hari
96 Kebahagiaan Berganti Duka
97 Kembali ke Kota
98 Dibalik Layar dan Rasa
99 Bintang Sesungguhnya
100 Kebahagiaan yang Nyata
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Sebuah Awal yang Terasa Berbeda
2
Retak dalam Kepercayaan
3
Kembali ke Masa Sekolah 01
4
Kembali ke Masa Sekolah 02
5
Kembali ke Masa Sekolah 03
6
Kembali ke Masa Sekolah 04
7
Kembali Ke Masa Sekolah 05
8
Kembali Ke Masa Sekolah 06
9
Kembali Ke Masa Sekolah 07
10
Kembali ke Masa Sekolah 08
11
Kembali ke Masa Sekolah 09
12
Kembali ke Masa Sekolah 10
13
Awal Pertemuan yang Tak Terduga
14
Dilema yang Terpendam
15
Persimpangan Rasa
16
Hari Menuju Pengakuan Aldo
17
Meninggalkan Pertanyaan
18
Kebohongan di Antara Kita
19
Kehadiran yang Dirindukan
20
Di Antara Dua Hati
21
Kembali Curiga
22
Dibalik Kedekatan
23
Situasi yang Rumit
24
Keinginan Aldo
25
Persimpangan Hati
26
Cerita Dimulai
27
Puncak Kepedihan
28
Di Balik Senyum Farin
29
Gilang
30
Pertemuan Bermakna
31
Keputusan
32
Hati Bimbang
33
Cinta Terselubung
34
Dilema Cinta
35
Membenahi
36
Kekhawatiran
37
Dua Pilihan
38
Dua Hati
39
Tidak Terduga
40
Aldo, Gilang dan Hans
41
Tak Tergapai
42
Bab Baru
43
Ketenangan dan Dukungan
44
Kue Manis
45
Bergejolak
46
Bukti
47
Keberanian
48
Hari Jadi Ke-5
49
Malam Puncak
50
Berakhir
51
Salah Paham
52
Masalah
53
Dendam
54
Sulit
55
Kenyataan Hati
56
Melepas
57
Bagian-bagian
58
Ribut
59
Antara Kita
60
Menolak
61
Mestinya, Tidak Apa-apa
62
Persimpangan
63
Kita dan Perubahan
64
Cinta di Balik Kopi
65
Implusif
66
Menembus Batas Takdir
67
Pertolongan
68
Cinta di Tengah Penyesalan
69
Kue Manis Kisah Inspirasi
70
Perjalanan
71
Bahaya di Balik Pesta
72
Tenggelam
73
Cerita di Balik Senyum
74
Cerita Kita
75
Terbongkar
76
Realita
77
Terpuruk
78
Tak Terlihat
79
Telah Kembali
80
Pilihan Tak Terduga
81
Penembusan
82
Antara Keluarga
83
Arah Bersama
84
Love You
85
Diperjuangkan
86
Restu
87
Masih Panjang
88
Menyulam
89
Penolakan
90
Menimbang
91
Bintang Harapan Pagi
92
Mendapat Restu
93
Ujian Kedua dari Oma
94
Menuju Cinta dan Kesuksesan
95
Restu di Pagi Hari
96
Kebahagiaan Berganti Duka
97
Kembali ke Kota
98
Dibalik Layar dan Rasa
99
Bintang Sesungguhnya
100
Kebahagiaan yang Nyata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!