Kembali Ke Masa Sekolah 07

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Kebersamaan yang Terbatas

Di sudut baca yang biasanya menjadi tempat favorit para siswa untuk mengerjakan tugas atau sekadar menikmati waktu luang dengan membaca buku, hari ini terasa berbeda.

Di pojok ruangan itu, Aldo dan Farin duduk berdekatan, buku-buku terbuka di hadapan mereka, namun mata mereka sering kali saling menatap, bukan pada buku di tangan mereka.

“Farin, aku senang sekali kita bisa belajar di sini hari ini,” kata Aldo dengan senyum yang sulit disembunyikan.

“Rasanya seperti kita punya waktu untuk diri kita sendiri, tanpa perlu berpikir soal sekolah atau hal-hal lainnya.”

Farin tersenyum tipis, menatap Aldo dengan kelembutan yang tak bisa disembunyikannya. “Aku juga senang, Do. Tapi kamu tahu kan, akhir-akhir ini aku benar-benar sibuk. Ada banyak tugas, rapat organisasi, dan urusan lainnya yang harus aku selesaikan.”

Aldo mengangguk. “Aku mengerti, Rin. Tapi aku harap kita bisa punya lebih banyak waktu bersama. Aku sering membayangkan kita bisa jalan-jalan, makan di luar, atau sekadar duduk santai di taman. Rasanya kita selalu saja bertemu untuk belajar, dan aku ingin lebih dari itu.”

Farin menghela napas pelan, merasa berat untuk menolak keinginan Aldo yang sederhana itu. “Aku juga ingin, Do. Aku ingin kita bisa menghabiskan waktu bersama seperti pasangan lain. Tapi kamu tahu kan, situasi kita tidak memungkinkan. Aku punya banyak hal yang harus diselesaikan, dan waktu kita memang terbatas.”

Aldo terdiam, memandangi buku di hadapannya tanpa benar-benar membacanya.

“Aku tahu, Rin. Aku tahu kamu sibuk. Tapi rasanya seperti kita tidak pernah benar-benar bersama, kecuali saat belajar. Aku hanya ingin sesekali kita bisa melupakan semua itu, dan menikmati waktu kita.”

Farin merasakan kehangatan dari kata-kata Aldo, tapi juga ada kepedihan yang tak bisa diabaikan. Dia menatap Aldo, melihat raut wajahnya yang sedikit murung.

“Aku mengerti perasaanmu, Do. Aku janji, begitu semua ini selesai, kita akan punya banyak waktu untuk itu. Kita akan jalan-jalan, makan di luar, dan melakukan semua hal yang kamu inginkan.”

Aldo tersenyum kecil, mencoba mengusir rasa kecewanya. “Baiklah, Rin. Aku akan menunggu.”

Mereka kembali fokus pada buku di hadapan mereka, mencoba melanjutkan sesi belajar. Tapi ada sesuatu yang berubah. Sebuah keheningan yang tidak nyaman, seperti ada jarak yang tiba-tiba tumbuh di antara mereka.

Farin merasa canggung, seolah-olah setiap kata yang diucapkannya bisa semakin memperlebar jarak itu.

Bayang-bayang keraguan

Beberapa menit berlalu dalam keheningan. Farin mencoba fokus pada materi pelajaran, tapi pikirannya terus kembali ke percakapan singkat dengan Aldo. Ada sesuatu yang terasa salah, meskipun dia tidak bisa menjelaskan apa itu.

Aldo, di sisi lain, merasakan kekosongan di dalam dirinya. Keinginannya untuk bersama Farin tidak pernah sebesar ini, tapi situasi yang ada membuatnya terjebak dalam lingkaran yang sulit dipecahkan.

“Aldo,” Farin memecah keheningan.

“Apakah kamu pernah merasa... kita mungkin sedang kehilangan sesuatu?”

Aldo menoleh, menatap Farin dengan bingung. “Maksudmu apa, Rin?”

“Aku tidak tahu pasti,” Farin mengakui, “tapi kadang aku merasa kita terlalu fokus pada hal-hal lain, sampai lupa bahwa kita ini pasangan. Aku takut kalau suatu saat nanti, kita akan merasa asing satu sama lain.”

Aldo terdiam, merenungkan kata-kata Farin. Ada kebenaran dalam ucapannya, sebuah kebenaran yang sulit diterima tapi juga tidak bisa diabaikan.

“Aku juga merasakannya, Rin,” kata Aldo akhirnya.

“Tapi aku yakin kita bisa melewatinya. Aku percaya pada kita.”

Farin mengangguk, meski hatinya masih diliputi keraguan. “Aku juga percaya pada kita, Do. Tapi kita harus berusaha lebih keras. Bukan hanya tentang mengerti satu sama lain, tapi juga tentang menemukan waktu dan cara untuk tetap bersama, meski dengan semua kesibukan kita.”

Aldo tersenyum, sebuah senyum yang lebih meyakinkan daripada sebelumnya. “Kamu benar, Rin. Kita harus berusaha. Aku akan mencoba lebih sabar, dan kamu juga harus menjaga dirimu. Jangan sampai kamu kelelahan.”

Farin merasakan kelegaan kecil mendengar kata-kata Aldo, tapi bayangan ketidakpastian masih membayang di benaknya. “Aku akan coba, Do. Dan aku akan pastikan kita punya waktu bersama, meski hanya sebentar.”

Pergolakan Dalam Hati

Hari itu berlalu dengan pelajaran yang berjalan setengah hati. Aldo dan Farin akhirnya selesai belajar, tapi perasaan canggung masih menghantui mereka. Saat mereka berjalan keluar dari sudut baca, Aldo menggenggam tangan Farin dengan lembut.

“Rin, aku tahu ini berat untuk kita berdua. Tapi aku ingin kita tetap kuat, apapun yang terjadi,” ucap Aldo.

Farin menatap Aldo, matanya penuh dengan emosi yang bercampur aduk. “Aku juga, Do. Kita harus tetap kuat. Aku tidak ingin kita hancur karena hal-hal seperti ini.”

Aldo mengangguk. “Aku janji akan berusaha lebih baik. Aku hanya ingin kita tetap bersama, dan aku akan mendukungmu dalam segala hal.”

Farin tersenyum, sebuah senyum yang mencoba menyembunyikan kegelisahannya.

“Terima kasih, Do. Aku sangat menghargai itu.”

Setelah mereka keluar dari sudut baca, Aldo menawarkan untuk mengantar Farin pulang, tapi Farin menolak dengan halus.

“Kamu duluan saja, Do. Aku masih ada yang harus dikerjakan di sini.”

“Baiklah, Rin...”

Farin hanya mengangguk, melihat Aldo pergi dengan langkah berat. Saat Aldo hilang dari pandangan, Farin menghela napas panjang. Dia merasakan berat beban di hatinya yang semakin menggunung, tapi dia tahu bahwa ini adalah sesuatu yang harus dia hadapi, bukan dihindari.

Farin kembali ke sudut baca, duduk di tempat yang sama di mana dia dan Aldo baru saja menghabiskan waktu bersama. Ruangan itu terasa hampa tanpa kehadiran Aldo, dan Farin merasa kekosongan itu semakin menekan dirinya.

Dia memikirkan semua hal yang terjadi, semua percakapan, semua perasaan yang tertahan.

“Apa yang sebenarnya aku cari?” gumam Farin pelan pada dirinya sendiri.

“Apakah ini yang aku inginkan? Atau ada sesuatu yang lebih yang belum aku temukan?”

Saat itu, Kaira muncul di sudut pandangannya. Kaira yang selama ini selalu muncul di saat yang tidak terduga, kali ini juga tampak seperti bayang-bayang yang mengintai kebahagiaan Farin.

“Kamu masih di sini, Farin?” suara Kaira terdengar datar, namun ada nada sinis yang tersirat di dalamnya.

Farin mengangkat kepalanya, mencoba tersenyum meski hatinya sedang tidak menentu. “Ya, aku masih punya beberapa hal yang harus dikerjakan.”

Kaira mendekat, menatap Farin dengan tatapan yang sulit dibaca. “Kamu tahu, Farin, kadang aku berpikir kamu terlalu keras pada dirimu sendiri. Kamu terlalu berusaha untuk menjadi sempurna, sampai-sampai kamu lupa untuk menikmati hidup.”

Farin terdiam, tidak tahu harus merespon seperti apa. Kata-kata Kaira memang sering kali terasa menusuk, tapi kali ini ada sesuatu yang berbeda. Seperti ada kejujuran yang tersembunyi di balik kata-kata itu, meskipun Farin sulit mempercayainya.

“Kamu pikir aku tidak menikmati hidup, Kaira?” tanya Farin akhirnya.

Kaira mengangkat bahu. “Aku tidak tahu, itu hanya pendapatku. Tapi lihat saja dirimu sekarang, kamu terlihat kelelahan, tertekan, dan aku ragu apakah kamu benar-benar bahagia dengan apa yang kamu jalani sekarang.”

Farin menatap Kaira, mencoba mencari makna di balik kata-katanya. “Aku bahagia, Kaira. Mungkin bukan dengan cara yang sama seperti orang lain, tapi aku bahagia dengan apa yang aku lakukan.”

Kaira mengangguk, tapi tatapannya masih penuh dengan keraguan.

“Baiklah, Farin. Aku harap kamu benar. Tapi ingatlah, hidup ini bukan hanya tentang mencapai kesempurnaan. Kadang, kita perlu memberi ruang bagi diri kita sendiri untuk bernafas, untuk merasakan, dan untuk menikmati setiap momen yang ada.”

Farin terdiam, merasa seperti Kaira baru saja menyentuh sesuatu yang sangat dalam di hatinya. Mungkin benar apa yang dikatakan Kaira, bahwa dia terlalu keras pada dirinya sendiri. Tapi dia tidak bisa membiarkan semua itu menghalangi tujuannya.

Terpopuler

Comments

sihat dan kaya

sihat dan kaya

mengejar masa depan... jika kita nikmatinya, disitulah letaknya kebahagiaan..kita nikmati masa² berjuang... tidak semestinya pacaran itu harus saja pelukan,ciuman...jln² berdua.... enjoy hura hura.... enjoylah dengan cara yang lazim... tentukan tmpt diri kita ditmpt yg baik²... nikmatilah..... bahagia itu ADA... .

2024-11-30

0

sihat dan kaya

sihat dan kaya

kau mcm aku..... kita dh jelaskan dgn cara paling lembut,teratur.... kebelakangnya jd tak enak hati ,... kepikiran ... hahhhh untung aku tak suka pacar pacaran di usia remaja... BERAT nk jaga perasaan org tau... haaa aku memahami kau Farin....

2024-11-30

0

sihat dan kaya

sihat dan kaya

laki² jika kelilingnya ramai saudara perempuan memang lambat matang dlm urusan pacar pacaran.... hahahahhahahahahaha .. segelintir...

2024-11-30

0

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Awal yang Terasa Berbeda
2 Retak dalam Kepercayaan
3 Kembali ke Masa Sekolah 01
4 Kembali ke Masa Sekolah 02
5 Kembali ke Masa Sekolah 03
6 Kembali ke Masa Sekolah 04
7 Kembali Ke Masa Sekolah 05
8 Kembali Ke Masa Sekolah 06
9 Kembali Ke Masa Sekolah 07
10 Kembali ke Masa Sekolah 08
11 Kembali ke Masa Sekolah 09
12 Kembali ke Masa Sekolah 10
13 Awal Pertemuan yang Tak Terduga
14 Dilema yang Terpendam
15 Persimpangan Rasa
16 Hari Menuju Pengakuan Aldo
17 Meninggalkan Pertanyaan
18 Kebohongan di Antara Kita
19 Kehadiran yang Dirindukan
20 Di Antara Dua Hati
21 Kembali Curiga
22 Dibalik Kedekatan
23 Situasi yang Rumit
24 Keinginan Aldo
25 Persimpangan Hati
26 Cerita Dimulai
27 Puncak Kepedihan
28 Di Balik Senyum Farin
29 Gilang
30 Pertemuan Bermakna
31 Keputusan
32 Hati Bimbang
33 Cinta Terselubung
34 Dilema Cinta
35 Membenahi
36 Kekhawatiran
37 Dua Pilihan
38 Dua Hati
39 Tidak Terduga
40 Aldo, Gilang dan Hans
41 Tak Tergapai
42 Bab Baru
43 Ketenangan dan Dukungan
44 Kue Manis
45 Bergejolak
46 Bukti
47 Keberanian
48 Hari Jadi Ke-5
49 Malam Puncak
50 Berakhir
51 Salah Paham
52 Masalah
53 Dendam
54 Sulit
55 Kenyataan Hati
56 Melepas
57 Bagian-bagian
58 Ribut
59 Antara Kita
60 Menolak
61 Mestinya, Tidak Apa-apa
62 Persimpangan
63 Kita dan Perubahan
64 Cinta di Balik Kopi
65 Implusif
66 Menembus Batas Takdir
67 Pertolongan
68 Cinta di Tengah Penyesalan
69 Kue Manis Kisah Inspirasi
70 Perjalanan
71 Bahaya di Balik Pesta
72 Tenggelam
73 Cerita di Balik Senyum
74 Cerita Kita
75 Terbongkar
76 Realita
77 Terpuruk
78 Tak Terlihat
79 Telah Kembali
80 Pilihan Tak Terduga
81 Penembusan
82 Antara Keluarga
83 Arah Bersama
84 Love You
85 Diperjuangkan
86 Restu
87 Masih Panjang
88 Menyulam
89 Penolakan
90 Menimbang
91 Bintang Harapan Pagi
92 Mendapat Restu
93 Ujian Kedua dari Oma
94 Menuju Cinta dan Kesuksesan
95 Restu di Pagi Hari
96 Kebahagiaan Berganti Duka
97 Kembali ke Kota
98 Dibalik Layar dan Rasa
99 Bintang Sesungguhnya
100 Kebahagiaan yang Nyata
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Sebuah Awal yang Terasa Berbeda
2
Retak dalam Kepercayaan
3
Kembali ke Masa Sekolah 01
4
Kembali ke Masa Sekolah 02
5
Kembali ke Masa Sekolah 03
6
Kembali ke Masa Sekolah 04
7
Kembali Ke Masa Sekolah 05
8
Kembali Ke Masa Sekolah 06
9
Kembali Ke Masa Sekolah 07
10
Kembali ke Masa Sekolah 08
11
Kembali ke Masa Sekolah 09
12
Kembali ke Masa Sekolah 10
13
Awal Pertemuan yang Tak Terduga
14
Dilema yang Terpendam
15
Persimpangan Rasa
16
Hari Menuju Pengakuan Aldo
17
Meninggalkan Pertanyaan
18
Kebohongan di Antara Kita
19
Kehadiran yang Dirindukan
20
Di Antara Dua Hati
21
Kembali Curiga
22
Dibalik Kedekatan
23
Situasi yang Rumit
24
Keinginan Aldo
25
Persimpangan Hati
26
Cerita Dimulai
27
Puncak Kepedihan
28
Di Balik Senyum Farin
29
Gilang
30
Pertemuan Bermakna
31
Keputusan
32
Hati Bimbang
33
Cinta Terselubung
34
Dilema Cinta
35
Membenahi
36
Kekhawatiran
37
Dua Pilihan
38
Dua Hati
39
Tidak Terduga
40
Aldo, Gilang dan Hans
41
Tak Tergapai
42
Bab Baru
43
Ketenangan dan Dukungan
44
Kue Manis
45
Bergejolak
46
Bukti
47
Keberanian
48
Hari Jadi Ke-5
49
Malam Puncak
50
Berakhir
51
Salah Paham
52
Masalah
53
Dendam
54
Sulit
55
Kenyataan Hati
56
Melepas
57
Bagian-bagian
58
Ribut
59
Antara Kita
60
Menolak
61
Mestinya, Tidak Apa-apa
62
Persimpangan
63
Kita dan Perubahan
64
Cinta di Balik Kopi
65
Implusif
66
Menembus Batas Takdir
67
Pertolongan
68
Cinta di Tengah Penyesalan
69
Kue Manis Kisah Inspirasi
70
Perjalanan
71
Bahaya di Balik Pesta
72
Tenggelam
73
Cerita di Balik Senyum
74
Cerita Kita
75
Terbongkar
76
Realita
77
Terpuruk
78
Tak Terlihat
79
Telah Kembali
80
Pilihan Tak Terduga
81
Penembusan
82
Antara Keluarga
83
Arah Bersama
84
Love You
85
Diperjuangkan
86
Restu
87
Masih Panjang
88
Menyulam
89
Penolakan
90
Menimbang
91
Bintang Harapan Pagi
92
Mendapat Restu
93
Ujian Kedua dari Oma
94
Menuju Cinta dan Kesuksesan
95
Restu di Pagi Hari
96
Kebahagiaan Berganti Duka
97
Kembali ke Kota
98
Dibalik Layar dan Rasa
99
Bintang Sesungguhnya
100
Kebahagiaan yang Nyata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!