Kembali ke Masa Sekolah 10

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Dalam dua sisi kehidupan

Beberapa bulan telah berlalu sejak Kaira terakhir kali menatap gerbang rumah Aldo dari balik jendela mobilnya. Dia hanya menatap sejenak, merenung, sebelum akhirnya berkata kepada sopirnya.

"Kita jalan lagi, Pak." Mobil itu pun perlahan melaju, meninggalkan bayangan rumah di belakangnya.

Sementara itu, di dalam rumah Aldo, suasana jauh berbeda dari ketegangan yang dirasakan Kaira. Aldo dan Farin duduk di ruang tamu, dikelilingi oleh buku-buku, catatan, dan lembar soal. Mereka berdua sedang mengulang pelajaran dengan tekun, mempersiapkan diri untuk ujian masuk universitas yang akan menentukan masa depan mereka. Meski mata mereka lelah dan kepala mereka dipenuhi oleh rumus dan teori, keduanya tampak bahagia, saling menyemangati untuk mencapai tujuan bersama.

"Aku yakin kita bisa masuk universitas yang sama, Rin," kata Aldo dengan penuh keyakinan. "Walaupun kita nantinya ambil jurusan yang berbeda, yang penting kita tetap bersama."

Farin tersenyum lebar, menatap Aldo dengan tatapan penuh cinta. "Aku juga berharap begitu, Do. Kita sudah melalui banyak hal bersama, dan aku ingin kita terus bersama, di mana pun itu."

...***...

Hari demi hari berlalu, hingga tiba saatnya pengumuman hasil ujian masuk universitas. Aldo dan Farin berdiri berdampingan di depan layar komputer, jantung mereka berdebar kencang. Mereka saling menggenggam tangan, merasakan ketegangan dan harapan yang membara di antara mereka.

Ketika hasilnya muncul di layar, mereka terpaku sejenak, memastikan bahwa mereka tidak salah lihat. Lalu, senyum lebar meledak di wajah mereka berdua. Mereka berhasil! Keduanya diterima di universitas yang sama!

"YES! Kita berhasil, Rin!" seru Aldo, melompat kegirangan. Farin tertawa lepas, air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. Mereka saling berpelukan erat, seolah tidak ingin melepaskan satu sama lain.

Kegembiraan itu menyebar ke seluruh rumah. Mama Aldo yang mendengar kabar baik itu langsung berlari mendekati mereka, lalu memeluk Farin dengan hangat.

"Terima kasih, Farin! Kamu membuat Aldo sangat bahagia!" katanya dengan penuh kasih.

Farin tersenyum lebar, merasa bahagia bisa berbagi momen indah ini dengan orang-orang yang dia sayangi. Setelah itu, Mama Aldo juga memeluk Aldo dan Farin bersama-sama, menunjukkan betapa dia bangga dan bahagia untuk mereka.

Namun, kebahagiaan itu sedikit terganggu oleh pikiran Farin.

"Aku harus memberi tahu ibu. Dia pasti senang mendengar kabar ini," kata Farin dengan semangat. "Aku akan pulang sekarang, Do. Aku ingin memberitahunya secara langsung."

Aldo mengangguk. "Aku akan mengantarmu, Rin. Kita harus merayakan ini bersama ibu Mega."

...***...

Mereka segera bergegas menuju rumah Farin. Sepanjang perjalanan, mereka berbicara tentang masa depan yang cerah, rencana-rencana mereka di universitas, dan semua hal yang akan mereka lakukan bersama. Farin merasa begitu bersemangat, membayangkan kebahagiaan yang akan dibagikan dengan ibunya.

Namun, ketika mereka sampai di rumah Farin, suasana berubah drastis. Farin dengan cepat memanggil ibunya, tetapi tidak ada jawaban.

"Ibu! Ibu, aku pulang! Aku punya kabar baik!" teriaknya, suaranya mulai bergetar dengan sedikit kekhawatiran.

Aldo merasakan ada yang tidak beres. Dia mengikuti Farin masuk ke dalam rumah, keduanya mulai mencari ibu Mega di seluruh ruangan. Ketika mereka mencapai kamar mandi, pemandangan yang mereka temukan membuat hati mereka terhenti.

Ibu Mega tergeletak di lantai kamar mandi, tak bergerak, dengan darah mengalir dari mulutnya. Farin menjerit, air matanya langsung mengalir deras.

"Ibu! Ibu!" teriaknya, berlari mendekati tubuh ibunya yang dingin. Aldo segera menghubungi ambulans, suaranya penuh dengan kepanikan dan kecemasan.

...***...

Mereka segera membawa ibu Mega ke rumah sakit, tetapi segalanya sudah terlambat. Dokter yang memeriksa ibu Mega kemudian memberikan kabar yang menghancurkan hati Farin—ibu Mega telah meninggal dunia karena kanker paru-paru yang sudah terlalu parah.

Farin terkejut, seolah dunia runtuh di hadapannya. Dia tidak pernah tahu bahwa ibunya mengidap kanker paru-paru. Selama ini, ibunya selalu terlihat kuat dan tidak pernah menunjukkan tanda-tanda sakit yang serius. Farin merasa tertampar oleh kenyataan bahwa dia tidak pernah benar-benar tahu apa yang sedang dihadapi ibunya.

"Kenapa Ibu tidak pernah memberitahuku?" bisiknya dalam keputusasaan.

"Kenapa Ibu harus menyembunyikan ini dariku?"

Ayah Farin, yang datang setelah mendengar kabar itu, terlihat sangat terpukul. Dia duduk di samping tempat tidur ibu Mega, menangis dalam diam, menyadari bahwa selama ini dia secara tidak langsung menjadi penyebab penderitaan istrinya. Tanpa disadari, ibu Mega menjadi perokok pasif karena kebiasaan merokok ayah Farin yang tidak pernah berhenti, meskipun ibu Mega sering memintanya untuk berhenti.

Rasa bersalah dan penyesalan menggerogoti hati ayah Farin. Dia tidak hanya kehilangan istri yang sangat dicintainya, tetapi juga harus menghadapi kenyataan bahwa kebiasaannya telah merenggut nyawa ibu Farin.

Hari-hari setelah kepergian ibu Mega terasa begitu berat bagi Farin. Dia merasa hampa, seolah-olah sebagian dari dirinya telah hilang. Kegembiraan yang dia rasakan saat diterima di universitas bersama Aldo kini tertutupi oleh duka yang mendalam.

Aldo dan keluarganya memberikan dukungan penuh kepada Farin selama masa-masa sulit ini. Mama Aldo sering datang mengunjungi Farin, membawakan makanan dan menemani Farin berbicara.

"Farin, kamu masih punya banyak orang yang peduli padamu. Kami semua ada di sini untukmu," kata Mama Aldo dengan lembut, berusaha memberikan penghiburan kepada Farin.

Aldo pun tidak pernah meninggalkan Farin sendirian. Dia selalu ada di sampingnya, menggenggam tangannya ketika Farin merasa terlalu berat untuk menanggung semuanya. Mereka sering berbicara tentang kenangan indah bersama ibu Mega, tentang cinta dan perhatian yang selalu dia berikan kepada Farin.

"Rin, aku tahu ini sangat berat bagimu. Tapi kamu harus kuat. Ibumu pasti ingin melihatmu bahagia dan melanjutkan hidupmu dengan baik," kata Aldo suatu hari ketika mereka duduk bersama di taman dekat rumah Farin.

Farin mengangguk pelan, menahan air matanya. "Aku tahu, Do. Tapi rasanya sulit untuk terus maju tanpa Ibu di sampingku. Aku merasa seperti kehilangan arah."

Aldo meraih tangan Farin dan menggenggamnya erat. "Kamu tidak sendirian, Rin. Aku akan selalu ada untukmu. Kita akan melalui ini bersama."

Farin merasa sedikit lega mendengar kata-kata Aldo. Dia tahu bahwa dia tidak sendirian, bahwa masih ada orang-orang yang mencintainya dan peduli padanya. Dukungan dari Aldo dan keluarganya memberikan kekuatan bagi Farin untuk perlahan bangkit dari kesedihannya.

Seiring berjalannya waktu, Farin mulai menemukan cara untuk menerima kenyataan yang pahit ini. Dia menyadari bahwa meskipun ibunya telah tiada, cinta dan kenangan yang mereka bagikan akan selalu hidup di dalam hatinya. Farin mulai lebih fokus pada persiapan untuk universitas, memutuskan untuk menghormati ibunya dengan menjalani hidup yang baik dan penuh makna.

...***...

Ketika akhirnya hari pertama di universitas tiba, Farin merasa sedikit cemas, tetapi dia tahu bahwa dia tidak sendirian. Aldo ada di sampingnya, memberikan dukungan dan semangat yang selalu dia butuhkan. Mereka berdua melangkah bersama ke dunia baru yang penuh dengan tantangan, tetapi juga dengan harapan dan kemungkinan yang tak terbatas.

Di balik semua duka dan kehilangan yang dialami Farin, dia belajar untuk menghargai setiap momen dalam hidupnya, dan untuk selalu mengingat bahwa meskipun orang yang kita cintai mungkin pergi, cinta mereka akan selalu bersama kita, memberikan kekuatan untuk terus maju.

Dengan Aldo di sisinya, Farin merasa bahwa dia bisa menghadapi apa pun yang ada di depan. Bersama-sama, mereka akan melangkah ke masa depan dengan penuh keyakinan, menghargai setiap kebahagiaan dan menghadapi setiap rintangan yang mungkin datang. Dan meskipun ibu Mega tidak lagi hadir secara fisik, Farin tahu bahwa ibunya akan selalu ada di hatinya, membimbingnya dengan cinta yang tak pernah pudar.

• Farin selalu mengingat surat dari ibunya.

...Hati yang Terluka, Jiwa yang Kuat...

Terpopuler

Comments

elze1

elze1

?

2024-08-29

1

elze1

elze1

For those of you who smoke, stop now

2024-08-29

1

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Awal yang Terasa Berbeda
2 Retak dalam Kepercayaan
3 Kembali ke Masa Sekolah 01
4 Kembali ke Masa Sekolah 02
5 Kembali ke Masa Sekolah 03
6 Kembali ke Masa Sekolah 04
7 Kembali Ke Masa Sekolah 05
8 Kembali Ke Masa Sekolah 06
9 Kembali Ke Masa Sekolah 07
10 Kembali ke Masa Sekolah 08
11 Kembali ke Masa Sekolah 09
12 Kembali ke Masa Sekolah 10
13 Awal Pertemuan yang Tak Terduga
14 Dilema yang Terpendam
15 Persimpangan Rasa
16 Hari Menuju Pengakuan Aldo
17 Meninggalkan Pertanyaan
18 Kebohongan di Antara Kita
19 Kehadiran yang Dirindukan
20 Di Antara Dua Hati
21 Kembali Curiga
22 Dibalik Kedekatan
23 Situasi yang Rumit
24 Keinginan Aldo
25 Persimpangan Hati
26 Cerita Dimulai
27 Puncak Kepedihan
28 Di Balik Senyum Farin
29 Gilang
30 Pertemuan Bermakna
31 Keputusan
32 Hati Bimbang
33 Cinta Terselubung
34 Dilema Cinta
35 Membenahi
36 Kekhawatiran
37 Dua Pilihan
38 Dua Hati
39 Tidak Terduga
40 Aldo, Gilang dan Hans
41 Tak Tergapai
42 Bab Baru
43 Ketenangan dan Dukungan
44 Kue Manis
45 Bergejolak
46 Bukti
47 Keberanian
48 Hari Jadi Ke-5
49 Malam Puncak
50 Berakhir
51 Salah Paham
52 Masalah
53 Dendam
54 Sulit
55 Kenyataan Hati
56 Melepas
57 Bagian-bagian
58 Ribut
59 Antara Kita
60 Menolak
61 Mestinya, Tidak Apa-apa
62 Persimpangan
63 Kita dan Perubahan
64 Cinta di Balik Kopi
65 Implusif
66 Menembus Batas Takdir
67 Pertolongan
68 Cinta di Tengah Penyesalan
69 Kue Manis Kisah Inspirasi
70 Perjalanan
71 Bahaya di Balik Pesta
72 Tenggelam
73 Cerita di Balik Senyum
74 Cerita Kita
75 Terbongkar
76 Realita
77 Terpuruk
78 Tak Terlihat
79 Telah Kembali
80 Pilihan Tak Terduga
81 Penembusan
82 Antara Keluarga
83 Arah Bersama
84 Love You
85 Diperjuangkan
86 Restu
87 Masih Panjang
88 Menyulam
89 Penolakan
90 Menimbang
91 Bintang Harapan Pagi
92 Mendapat Restu
93 Ujian Kedua dari Oma
94 Menuju Cinta dan Kesuksesan
95 Restu di Pagi Hari
96 Kebahagiaan Berganti Duka
97 Kembali ke Kota
98 Dibalik Layar dan Rasa
99 Bintang Sesungguhnya
100 Kebahagiaan yang Nyata
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Sebuah Awal yang Terasa Berbeda
2
Retak dalam Kepercayaan
3
Kembali ke Masa Sekolah 01
4
Kembali ke Masa Sekolah 02
5
Kembali ke Masa Sekolah 03
6
Kembali ke Masa Sekolah 04
7
Kembali Ke Masa Sekolah 05
8
Kembali Ke Masa Sekolah 06
9
Kembali Ke Masa Sekolah 07
10
Kembali ke Masa Sekolah 08
11
Kembali ke Masa Sekolah 09
12
Kembali ke Masa Sekolah 10
13
Awal Pertemuan yang Tak Terduga
14
Dilema yang Terpendam
15
Persimpangan Rasa
16
Hari Menuju Pengakuan Aldo
17
Meninggalkan Pertanyaan
18
Kebohongan di Antara Kita
19
Kehadiran yang Dirindukan
20
Di Antara Dua Hati
21
Kembali Curiga
22
Dibalik Kedekatan
23
Situasi yang Rumit
24
Keinginan Aldo
25
Persimpangan Hati
26
Cerita Dimulai
27
Puncak Kepedihan
28
Di Balik Senyum Farin
29
Gilang
30
Pertemuan Bermakna
31
Keputusan
32
Hati Bimbang
33
Cinta Terselubung
34
Dilema Cinta
35
Membenahi
36
Kekhawatiran
37
Dua Pilihan
38
Dua Hati
39
Tidak Terduga
40
Aldo, Gilang dan Hans
41
Tak Tergapai
42
Bab Baru
43
Ketenangan dan Dukungan
44
Kue Manis
45
Bergejolak
46
Bukti
47
Keberanian
48
Hari Jadi Ke-5
49
Malam Puncak
50
Berakhir
51
Salah Paham
52
Masalah
53
Dendam
54
Sulit
55
Kenyataan Hati
56
Melepas
57
Bagian-bagian
58
Ribut
59
Antara Kita
60
Menolak
61
Mestinya, Tidak Apa-apa
62
Persimpangan
63
Kita dan Perubahan
64
Cinta di Balik Kopi
65
Implusif
66
Menembus Batas Takdir
67
Pertolongan
68
Cinta di Tengah Penyesalan
69
Kue Manis Kisah Inspirasi
70
Perjalanan
71
Bahaya di Balik Pesta
72
Tenggelam
73
Cerita di Balik Senyum
74
Cerita Kita
75
Terbongkar
76
Realita
77
Terpuruk
78
Tak Terlihat
79
Telah Kembali
80
Pilihan Tak Terduga
81
Penembusan
82
Antara Keluarga
83
Arah Bersama
84
Love You
85
Diperjuangkan
86
Restu
87
Masih Panjang
88
Menyulam
89
Penolakan
90
Menimbang
91
Bintang Harapan Pagi
92
Mendapat Restu
93
Ujian Kedua dari Oma
94
Menuju Cinta dan Kesuksesan
95
Restu di Pagi Hari
96
Kebahagiaan Berganti Duka
97
Kembali ke Kota
98
Dibalik Layar dan Rasa
99
Bintang Sesungguhnya
100
Kebahagiaan yang Nyata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!